PERANAN POSYANDU LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KERTOSARI, KECAMATAN BABADAN, KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terarah sesuai dengan tujuan yang dicapai. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB III METODE PENELITIAN. bebagai fenomena yang sedang diteliti dan dianalisis. 54 Seorang peneliti yang. A. Pendekatan dan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang sesuai, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bebagai fenomena yang sedang diteliti dan dianalisis. 33 Seorang peneliti yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006) mendefinisikan metodologi kualitatif

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

PERANAN KELUARGA DALAM PROSES PENANAMAN KEDISIPLINAN TERHADAP REMAJA DI DUSUN KRAJAN, DESA GEMBONG, KECAMATAN ARJOSARI, KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.kegiatan ilmiah tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. terlaksananya kegiatan komunitas IBLBC yang dilakukan di sekitaran Panahan,

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan deskripsi dari objek penelitian. Metodologi penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

IMPLEMENTASI FUNGSI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) TERHADAP PEMBANGUNAN DESA PELEM, KECAMATAN KARANGREJO, KABUPATEN MAGETAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Latar belakang dan Masalah Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Jumlah penduduk usia lanjut di dunia cenderung meningkat, oleh karena terjadin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.60. Setia, 2002), hlm.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengadaan Cek Kesehatan Gratis (Lansia) Untuk Menciptakan Masyarakat Yang Sadar & Peduli Terhadap Kesehatan di Jali, Gayamharjo, Prambanan, Sleman

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara mengadakan penelitian. 1 Jenis penelitian yang

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEAKTIFAN POSYANDU LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang akan penulis gunakan untuk melakukan penelitian tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERANAN POSYANDU LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KERTOSARI, KECAMATAN BABADAN, KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015 Mey Yustinasari Abstrak Posyandu lansia berperan meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya para lansia sehingga lansia memiliki jiwa yang sehat dan sejahtera. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesehatan lansia, pelaksanaan dan peranan Posyandu Lansia di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo selama empat bulan, yaitu pada Maret sampai dengan Juni 2015.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan lansia di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo ada yang sadar kesehatan dan ada yang tidak sehingga lansia yang tidak sadar kesehatan banyak mengalami masalah kesehatan. Para lansia tersebut rutin mendatangi Posyandu Lansia yang diadakan setiap satu bulan sekali pada Rabu minggu pertama mulai pukul 07:00 WIB. Di sini, para lansia tidak hanya dapat memeriksakan kesehatan tetapi juga menghibur diri karena Posyandu Lansia berperan sebagai pelayanan kesehatan, tempat konseling, dan tempat bersilaturahmi. Kata Kunci : Kesehatan, Posyandu, dan Lansia Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 380

PENDAHULUAN Menurut Fatmah, data 2010 populasi lansia di Indonesia rata-rata 7,5% dari jumlah total penduduk dan dalam waktu 20 tahun lagi jumlah lansia Indonesia akan melebihi balita. WHO mengatakan bahwa milenium ini ditandai dengan pergeseran gerontologis (gerontologocal shift), jumlah lansia dengan permasalahannya akan jauh lebih besar, lebih serius dan lebih kompleks (Fatmah, 2010: 3). Lansia sering dianggap sebagai golongan yang lemah tetapi sesungguhnya lansia memiliki peran yang berarti bagi masyarakat. Lansia memiliki penalaran moral yang bagus untuk generasi dibawahnya. Lansia memiliki semacam gairah yang tinggi karena secara alami, manusia akan cenderung memanfaatkan masa-masa akhirnya secara optimal untuk melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal ini justru mempermudah untuk membina moral anak-anak. Mengingat kondisi dan permasalahan lansia tersebut, penanganan masalah lansia harus menjadi prioritas, karena permasalahannya terus berpacu dengan pertambahan jumlahnya. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lansia yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia dalam mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Masalah kesehatan yang sering ditemukan di Indonesia perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang menimbulkan berbagai masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi dan penyakit-penyakit menular maupun tidak menular. Masalah kesehatan tersebut dapat terjadi pada masyarakat secara umum atau komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi, balita dan ibu), kelompok lanjut usia dan kelompok pekerja (Nengah, 2012: 1). Undang-Undang Dasar 1945 Bab XA tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28H Ayat (1) dijelaskan bahwa 381

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan Oleh karena itu, pelayanan kesehatan bagi masyarakat perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Winslow (dalam Soekidjo, 2005: 17-18) memberikan pendapat bahwa kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu, seni atau upayaupaya untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan serta masalah-masalah yang mengganggu kesehatan masyarakat melalui usahausaha pengorganisasian masyarakat. Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dengan sasarannya terutama untuk kelompok masyarakat (Wahid, 2009: 141). Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 139, dikatakan bahwa pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh karena itu, diperlukan upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia dengan membentuk Posyandu Lansia, (Majelis Permusyawaratan Rakyat 2009: 26). Sebagai wujud nyata dari usaha pemerintah ini adalah dengan pelayanan kesehatan Posyandu Lansia. Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan nonpemerintah, swasta, organisasi sosial, dan lain-lain (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010: 5). Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah puskesmas dan pelayanan tingkat lanjutan adalah rumah sakit.bentuk pelayanan pada Posyandu Lansia tidak hanya 382

mencankup upaya kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) tetapi juga meliputi upaya sosial dan karya serta pendidikan. Hal ini dikarenakan permasalahan yang dihadapi lanjut usia bersifat kompleks, tidak hanya masalah kesehatan namun juga masalah sosial, ekonomi dan pendidikan yang saling terkait satu sama lainnya, (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010: 21). Dengan demikian, Posyandu Lansia sangat diperlukan. Posyandu Lansia ini dapat membantu lansia dengan kebutuhannya sehingga para lansia tidak merasa terabaikan di dalam masyarakat. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatifyang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang yang sebenarnya terjadi dan sesuai dengan yang ada di lapangan. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono(2013: 9) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data secara trianggulasi, analisa data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi. Penelitian lebih menggunakan pendekatan antarpersonal. Artinya selama proses penelitian, akan lebih banyak mengadakan kontak atau berhubungan langsung dengan masyarakat, lansia, dan tenaga kesehatan di sekitar lokasi penelitian. Sumber data di dalam penelitian kualitatif menurut Lofland (dalam Moleong, 2002: 112) ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sementara itu, Sugiyono (2013: 225) menyebutkan bahwa sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu data yang langsung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang berupa dokumen yang secara tidak langsung 383

memberikan informasi kepada peneliti. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogoselama empat bulan, yaitu pada Maret sampai dengan Juni 2015. Rincian kegiatan secara garis besar meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian kualitatif memerlukan teknik keabsahan data (validitas data). Oleh karena itu, dibutuhkan cara untuk dapat memenuhi kriteria kredibilitas data. Teknik keabsahan data pada penelitian ini,menggunakan triangulasi data (yaitu triangulasisumber) yang berfungsi mengumpulkan data dari berbagai sumberdata. Data yang sama akan terlihat kebenarannya apabila digali dari berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, dan hasil observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data interaktif. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013: 246-253) analisis data interaktif mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sampai akhir penelitian sehingga datanya jenuh. Rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses analisis interaktif berbentuk interaksi antar komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kesehatan Masyarakat di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo memiliki jumlah penduduk sangat banyak dan setiap tahunnya selalu meningkat dengan adanya kelahiran yang tinggi dibandingkan dengan kematian. Jumlah masyarakat perempuan dan laki-laki hampir sama. Agama yang paling mendominasi masyarakat Kelurahan Kertosari adalah Islam. 384

Penduduk Kelurahan Kertosari memiliki pekerjaan yang bervariasi. Dengan adanya jumlah penduduk yang sangat banyak dan wilayah yang luas, membuat sebagian wilayahnya berupa perumahan dan rumah yang padat penduduk. Lingkungan masyarakat yang bersih karena setiap RT selalu mengadakan kerja bakti untuk mencegah atau menghindari penyakit musiman seperti demam berdarah. Masyarakat Kelurahan Kertosari sebagian sadar akan kesehatan mereka sendiri, kesehatan masyarakatnya, dan kesehatan lingkungannya. Sebaliknya, masyarakat yang kurang sadar akan kesehatannya seperti acuh kepada kesehatan, cenderung menutup diri kepada lingkungan atau individualis. Masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan, sering mengalami masalah-masalah kesehatan. Masyarakat yang memiliki masalah kesehatan dapat mendatangi puskesmas, atau polindes dan Posyandu Lansia atau Posyandu Balita yang telah disediakan oleh pihak Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Semua masyarakan seharusnya sadar akan kesehatannya tanpa diingatkan oleh orang lain. Menjaga kesehatan sangat penting karena di dalam jiwa yang sehat dapat melakukan kegiatan seharihari dengan mudah dan lancar. 2. Pelaksanaan Posyandu Lansia di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 Kegiatan Posyandu Lansia diselenggarakan satu bulan sekali pada Rabu minggu pertama mulai pukul 07:00 WIB. Kegiatan ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya para lansia dan memberikan fasilitas kepada lansia untuk lebih berdaya guna di dalam kehidupannya. Hal ini karena lansia sering dianggap sebagai orang tua yang tidak mampu melakukan apa-apa. Dengan jiwa yang sehat dan kuat, lansia dapat melakukan aktivitas sebagaimana seharusnya. Kesehatan masyarakat sangatlah penting untuk meningkatkan pembangunan. Banyak 385

masyarakat yang mengabaikan kesehatanya dan lebih memilih acuh sebelum masalah kesehatan yang dialaminya parah. Kegiatan Posyandu Lansia yang pertama dilakukan yaitu kegiatan senam lansia yang dimulai pukul 07:00 WIB di halaman Balai Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Peserta yang mengikuti senam lansia diberikan baju olahraga yang seragam untuk meningkatkan kemauan para lansia mengikuti senam lansia dan berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Lansia. Para kader juga mengikuti senam dengan para lansia sehingga lansia dan kader dapat menjalin hubungan yang baik satu sama lain. Tidak ada kecanggungan dari semuanya. 3. Peranan Posyandu Lansia dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2015. Peranan Posyandu Lansia di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo ada tiga yaitu sebagai pelayanan kesehatan, tempat konseling, dan tempat bersilaturahmi. Peranan Posyandu Lansia yang pertamasebagai pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan dalam kegiatan Posyandu Lansia dikhususkan untuk para lansia namun tidak ada larangan apabila ada masyarakat yang ingin ikut serta. Pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia meliputi pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah atau tensi, pemeriksaan gula darah dan kolesterol, pelayanan konseling sesuai kebutuhan lansia, penyuluhan kesehatan, dan senam serta pemberian vitamin atau Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Peranan Posyandu Lansia yang kedua yaitu sebagai tempat konseling bagi masyarakat atau lansia. Setelah semua kegiatan pelayanan kesehatan selesai, peserta yang ikut Posyandu Lansia dapat berkonseling atau curhat kepada tenaga Posyandu Lansia yang bertanggung jawab untuk memberikan konseling kepada peserta Posyandu Lansia. 386

Konseling diberikan kepada lansia untuk dapat mengurangi beban yang dirasakan oleh lansia.pada kegiatan konseling, lansia tidak hanya berkonsultasi masalah kesehatan melainkan juga masalah keadaan sosial, ekonomi ataupun masalah keluarga. Peranan Posyandu Lansia yang ketiga sebagai tempat bersilaturahmi. Maksudnya bahwa dalam kegiatan Posyandu Lansia, masyarakat dapat berkumpul untuk saling bersilaturahmi satu sama lain sehingga yang tidak kenal menjadi kenal, banyak memiliki teman yang seusia, dan dapat berkumpul antarlansia, kader maupun tenaga kesehatannya. SIMPULAN Masyarakat Kelurahan Kertosari sebagian sadar akan kesehatan mereka sendiri, kesehatan masyarakatnya, dan kesehatan lingkungannya. Sebaliknya, masyarakat yang kurang sadar akan kesehatannya seperti acuh kepada kesehatan, cenderung menutup diri kepada lingkungan atau individualis. Masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan, sering mengalami masalah-masalah kesehatan. Masyarakat yang memiliki masalah kesehatan dapat mendatangi puskesmas, atau polindes dan Posyandu Lansia atau Posyandu Balita yang telah disediakan oleh pihak Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Kegiatan Posyandu Lansia diselenggarakan satu bulan sekali pada Rabu minggu pertama mulai pukul 07:00 WIB.Kegiatan ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya para lansia dan memberikan fasilitas kepada lansia untuk lebih berdaya guna di dalam kehidupannya. Peranan Posyandu Lansia di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo ada tiga yaitu sebagai pelayanan kesehatan, tempat konseling, dan tempat bersilaturahmi. 387

DAFTAR PUSTAKA Erfandi.2008. Pengelolaan Posyandu Lansia (Online), (http://puskesmasoke.blogspot.com/2009/0 4/pengelolaan-posyandulansia.html, diunduh 3 Maret 2015). Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga. H. Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika. Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta. 583444.html, diunduh 3 Maret 2015). S. Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Wahid I. Mubarak dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat:Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Lexy J. Moleong. 2002. Metodologo Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nengah A. Oka. 2012. Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia. (Online),(https://aaknasio nal.wordpress.com/2012/ 03/12/masalah-masalahkesehatan-masyarakat-diindonesia/, diunduh 3 Maret 2015). Sinta A. Anggraini. 2013. Mengatasi Problematika Kesehatan Masyarakat, (Online), (http://edukasi.kompasia na.com/2013/08/11/meng atasi-problematika- kesehatan-masyarakat- 388