BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan tenaga pengajar di sekolah mengemban tiga tugas pokok, yaitu mendidik, membimbing dan mengajar/melatih siswa (Depdiknas: 2002). Menurut PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru pasal 1 yang dimaksud dengan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, tenaga kependidikan harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya. Sehingga hasil kerja dapat ditunjukkan secara maksimal. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja. Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional (Naim, 2009). 1
2 Kinerja (job performance) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2011:67). Dengan demikian, Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberi motivasi. Faktor lain yang mempengaruhi tercapainya peningkatan kinerja pegawai adalah dengan menumbuhkan motivasi dikalangan Guru dan Karyawan. Motivasi kerja adalah suatu pendorong bagi pegawai untuk mau bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi diperlukan bagi setiap orang untuk melakukan aktivitas atau pekerjaannya. Motivasi timbul dengan adanya beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan tekanan atau rasa ketidakpuasan tersendiri sehingga mendorong terciptanya kinerja pegawai yang tinggi. SMK Budi Mulia Ciledug menuntut Tenaga Pendidik untuk berkinerja secara optimal sesuai dengan kompetensi dan profesionalitas di bidangnya, atau setidaknya harus dapat melaksanakan hal-hal pokok seperti berikut ini 1) Mampu berinteraksi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai kompetensi pendagogis dan professional pada mata pelajaran yang diampuhnya.
3 2) Mampu melaksanakan disiplin diri dan bertindak profesional, menciptakan dan melaksanakan tugas pekerjaannya, guna menciptakan keteladanan terhadap peserta didiknya dan meningkatkan profesionalitas keguruanya. 3) Mampu melakukan tugas administratif sesuai dengan bidang studinya, juga bertindak sebagai sumber informasi yang kreatif, agen perubahan pengetahuan dan dapat mengarahkan sikap perilaku siswa yang lebih berkarakter. Oleh karena itu Guru harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya dalam mendidik peserta didiknya secara kreatif dan inovatif, terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Namun berdasarkan pengamatan peneliti tidak semua tuntunan di atas dilakukan oleh semua guru. Masih banyaknya guru yang belum mengembangkan kemampuanya serta motivasi untuk bekerja secara maksimal. Begitupun juga dari perilaku kedisiplinan guru baik kedisiplinan waktu maupun kedisiplinan tugas masih kurang. Kehadiran tepat waktu di kelas merupakan sesuatu hal yang sangat sulit dilaksanakan.tingginya tingkat ketidakhadiran guru menjadikan proses belajar menjadi tidak maksimal. Kedisiplinan guru di dalam menyelesaikan pembuatan perangkat mengajar merupakan kendala lainnya yang harus segera dibenahi agar perencanaan dan pelaksanaan berjalan dengan baik. Berdasarkan pada pengamatan peneliti tersebut di atas maka guru perlu melakukan pembenahan kedisiplinan baik yang berkaitan kedisiplinan waktu maupun kedisiplinan tugas pokok yang meliputi perencanaan, pelaksanaan proses belajar mengajar dengan motivasi yang tinggi.
4 Prosentase Hasil Supervisi Range nilai 0-70 Range nilai 71-80 Range nilai 81-100 14% 14% 72% Gambar 1.1. Prosentase hasil supervisi kepala sekolah SMK Budi Mulia Tahun Pelajaran 2013/2014 Sumber SMK Budi Mulia Hasil supervisi ( penilaian kinerja guru ) dari 57 guru SMK Budi Mulia menunjukan bahwa untuk range nilai 0 70 adalah 8 guru ( 14% ), untuk range nilai 71 80 adalah 41 guru ( 72% ), dan untuk range nilai 81 100 adalah 8 guru ( 14% ) dari data tersebut Kinerja Guru SMK Budi Mulia masih dalam tahap yang sedang yaitu antara range 71 80. Metode penilaian yang digunakan adalah metode ceklist dengan skor nilai 0 sampai 4 dan criteria yang dinilai adalah kehadiran, persiapan mengajar, Pelaksanaan tugas mengajar, penampilan dan kepribadian, dan pengembangan profesi. Gambar diatas adalah hasil supervisi kepala sekolah dan ketua program keahlian, supervisi yang dilakukan oleh Kepala sekolah biasanya para guru Normatif dan adaptif karena untuk guru yang mengampuh mata pelajaran normatif dan adaptif ada beberapa matapelajaran yang di laksanakan Ujian
5 Nasional sehingga dibutuhkan guru yang benar benar teruji kompetensinya, adapun untuk mata pelajaran produktif yang melakukan supervisi adalah ketua program keahlianya masing masing karena biasanya ketua program keahlian memahami kompetensi matapelajaran yang harus dicapai. Supervisi yang telah dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan Nopember dan dilaksanakan pada masing masing bidang keahlian, yaitu Bidang keahlian Manajemen Bisnis yang dilaksanakan pada pagi harinya dan Bidang keahlian Teknik Komputer dan Informatika dilaksanakan pada siang harinya. Sertifikasi Guru SMK Budi Mulia Telah Sertifikasi Belum Tersertifikasi 34% 66% Gambar 1.2. Diagram prosentase jumlah guru SMK Budi Mulia Tangerang berdasarkan kepemilikan sertifikat pendidik tahun 2013 Sumber : SMK Budi Mulia Tangerang Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa guru SMK Budi Mulia yang sudah memiliki sertifikat profesional lebih rendah dibandingkan dengan guru yang belum memiliki sertifikat profesional. Prosentase guru yang
6 telah tersertifikasi adalah 34% sedangkan yang belum tersertifikasi 66%. Kompetensi guru SMK Budi Mulia perlu ditingkatkan dengan harapan dapat meningkatkan Kinerja guru. prosentase 90% 88% 86% 84% 82% 80% 78% 76% 74% 72% 70% Kehadiran Guru September Oktober Nopember NORMATIF 85% 88% 84% ADAPTIF 78% 87% 80% PRODUKTIF 77% 81% 78% Gambar 1.3. Diagram prosentase Kehadiran guru SMK Budi Mulia Tangerang periode September sampai Nopember tahun pelajaran 2013/2014 Sumber : SMK Budi Mulia Tangerang Pada diagram diatas terlihat bahwa kehadiran guru belum mencapai kehadiran yang diharapkan, Untuk mencapai Hasil pembelajaran yang maksimal pihak yayasan Pendidikan Budi Mulia mentargetkan untuk kehadiran guru minimal 90%, Namun fakta dilapangan belum mencapai 90% karena tertinggi pada bulan Nopember baru mencapai 88% kelompok guru matapelajaran Normatif dan terendah 77% kelompok matapelajaran Produktif. Ada tiga
7 kelompok guru matapelajaran di tingkat SMK yaitu Normatif, Adaptif, dan Produktif. Guru sebagai salah satu unsur dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) memiliki banyak peran, tidak hanya terbatas sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi, mengembangkan alternatif dan memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis dalam mengajar, namun guru juga dituntut untuk menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Tugas dan tanggung jawab yang kompleks itulah menuntut guru untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan paparan diatas, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah Kompetensi dan Motivasi kerja guru. Mengingat cukup beratnya tugas-tugas yang diemban oleh seorang guru, maka sudah sepantasnya guru mendapatkan banyak hal yang dapat membangkitkan semangatnya (motivasi) dan rasa puas terhadap kerjanya. Hal ini penting, karena seorang guru akan menghasilkan kinerja yang baik jika mereka memiliki kemampuan kerja (kompetensi) tinggi dan memiliki motivasi kerja tinggi. Program sertifikasi yang dilaksanakan bagi guru yang telah di mulai tahun 2006, seharusnya dapat meningkatkan kedisiplinan dan kemampuan guru dibidangnya masing-masing serta meningkatkan motivasi guru untuk berkinerja
8 lebih tinggi lagi. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti Unit SMK Budi Mulia Ciledug yang ada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Budi Mulia yang beralamat di Jalan H.O.S. Cokroaminoto No. 1 kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang - Banten untuk mengetahui kinerja tenaga pendidik di SMK Budi Mulia Ciledug dikaitkan dengan faktor Kompetensi Guru dan motivasi kerja. Peneliti akan melibatkan sejumlah tenaga pendidik yang ada di SMK Budi Mulia Ciledug untuk menjadi responden pada penelitian ini. Uraian diatas menjadi dasar bahwa penting untuk meningkatkan kompetensi dan motivasi guru agar kinerja guru lebih meningkat. Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan mengambil judul Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Budi Mulia Tangerang 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1) Kompetensi guru masih rendah yang ditunjukkan dengan persentasi jumlah guru yang memiliki sertifikat pendidik dan profesional. 2) Masih kurang motivasi mengajar guru dengan ditunjukan masih banyaknya guru tidak hadir dikelas, masih banyak guru yang datang terlambat dan juga keluar masuknya guru produktif. 3) Banyaknya guru yang kurang menyiapkan perangkat dan bahan ajar seperti RPP dan silabus
9 1.3. Perumusan Masalah Dari beberapa permasalahan yang muncul di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Seberapa besar pengaruh Kompetensi guru terhadap kinerja guru SMK Budi Mulia Tangerang. 2) Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Budi Mulia Tangerang. 3) Seberapa besar pengaruh kompetensi guru dan motivasi kerja secara bersama sama terhadap kinerja guru SMK Budi Mulia Tangerang. 1.4. Batasan Masalah Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk keperluan penelitian ini, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi kinerja hanya dua variabel yaitu : Kompetensi Guru dan Motivasi Kerja. Melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh Kompetensi Guru terhadap kinerja, ada tidaknya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dan ada tidaknya pengaruh secara simultan antara Kompetensi Guru dan Motivasi Kerja terhadap kinerja. 1.5. Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur: 1) Pengaruh Kompetensi guru terhadap Kinerja guru di SMK Budi Mulia Tangerang.
10 2) Pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Budi Mulia Ciledug. 3) Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMK Budi Mulia Ciledug. 1.6. Manfaat dan Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Sebagai bahan masukan bagi manajemen SMK Budi Mulia Ciledug khususnya dan Yayasan Pendidikan Budi Mulia Ciledug pada umumnya sebagai landasan kebijakan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kinerja guru. 2) Sebagai bahan masukan bagi sekolah-sekolah swasta lainnya di Tangerang dalam menentukan kebijakan berkaitan dengan pengelolaan SDM agar mendukung kinerja guru dan pada akhirnya dapat diciptakan prestasi yang optimal. 3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap penelitian sejenis yang telah diadakan sebelumnya serta dapat memperkaya hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan pada umunya dan khususnya yang berkaitan dengan rnasalah peningkatan kinerja guru.