III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan

dokumen-dokumen yang mirip
III.METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto dkk (2009:) menjelaskan penelitian tindakan kelas

III. METODE PENELITIAN. sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. kelas. Suharsimi Arikunto dkk (2002:11) menjelaskan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Pargito (2011: 20) menyatakan bahwa

III. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan class room action research

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT. (Jurnal) Oleh. Ahmad Fatih Khakikudin

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. dan 12 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

ABSTRAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV B MI Ismaria Al-

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Learning Tipe The Power Of Two Topik Lingkungan Hidup telah terlaksana dengan menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

Wari Prastiti SMA Negeri 5 Metro

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. B. Lokasi, Subyek, dan Obyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksananakan di SMA YP Unila Bandar Lampung. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX IPS 1 SMA YP Unila Bandar Lampung sebanyak 37 siswa.

25 3. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Two Stay Two Stray pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di SMA YP Unila Bandar lampung. C. Definisi Operasinal Tindakan Operasional tindakan menjelaskan variabel yang akan diteliti agar dalam proses penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana. 1. Two Stay Two Stray Two Stay Two Stray adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Dengan tujuan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Dalam pembelajaran ini siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota

26 kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak materi pada siswa. Tipe pembelajaran Two Stay Two Stray ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk mengembangkan hasil informasi dengan kelompok lainnya. Selain itu, struktur Two Stay Two Stray ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil kepada kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya. 2. Aktivitas Belajar Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya. Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang

27 mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi di manapun dan kapanpun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena itulah, berikut ini ada beberapa aktivitas belajar (Djamarah Syaiful Bahri, 2008: 38) yaitu: a. Mendengarkan b. Memandang c. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap d. Menulis dan mencatat e. Membaca f. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi g. Mengamati tabel, diagram dan bagan h. Menyusun paper atau kertas kerja i. Mengingat j. Latihan atau praktek Aktivitas belajar tidak hanya mendengarkan ataupun mencatat, melainkan membuat siswa untuk beraktivitas dalam proses pembelajaran. Siswa dikatakan aktif belajar jika siswa tersebut mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan dan menanggapi suatu peristiwa dan mengalami sesuatu dalam sebuah proses pembelajaran.

28 Data aktivitas siswa diperoleh dari proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama aktivitas berlangsung selama pembelajaran dan dicatat dalam lembar observasi. Aktivitas yang diamati adalah aktivitas on task. Lembar observasi diisi oleh observer. Seorang observer tidak hanya mengisi lembar observasi, tetapi juga mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati adalah aktivitas on task. Pengamatan aktivitas oleh observer harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut: a. Memperhatikan penjelasan guru. b. Berdiskusi/bertanya antara siswa dalam kelompok. c. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau Tes Akhir Siklus. d. Menanggapi pertanyaan siswa/kelompok lain pada saat presentasi. e. Bertanya kepada siswa/kelompok yang presentasi. 3. Hasil Belajar Menurut Oemar Hamalik (2008: 159) evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan

29 tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sebuah kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan. D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data dan Jenis Data 1.1 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Siswa Kelas XI IPS 1 SMA YP Unila Bandar Lampung 2) Seorang peneliti 3) Seorang guru mata pelajaran atau guru mitra yaitu guru geografi di SMA YP Unila Ibu Nurul Ilmi Kurnia, S.Pd. 1.2 Jenis Data Jenis data yang diperoleh selama penelitian meliputi data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari: 1) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 2) Hasil belajar siswa

30 2. Teknik Pengumpulan Data 2.1 Teknik Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran geografi. Lembar observasi ini dibuat oleh peneliti dan guru mata pelajaran geografi. Observasi ini mengamati kegiatan aktivitas on task dari siswa. Observasi dijadikan oleh peneliti sebagai penilaian proses kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mengamati: 1) Peningkatan tingkat aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan hasil diskusi/tugas dalam pembelajaran geografi. 2) Perubahan-perubahan yang terjadi di kelas. 3) Ketepatan penerapan model pembelajaraan Cooperative Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2.2. Teknik Tes Tes diberikan pada setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari pembelajaran setelah diterapkannya tipe pembelajaran Two Stay Two Stray. Dilihat dari persiklus, dari siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa tipe pembelajaran Two Stay Two Stray

31 dalam pembelajaran dapat meningkatan hasil belajar pada mata pelajaran geografi. E. Indikator Keberhasilan Dalam penelitian ini akan dilihat indikator keberhasilan ditinjau dari: 1. Aktivitas belajar siswa dikatakan aktif jika dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya meningkat dengan kegiatan aktivitas on task meliputi memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi/bertanya antara siswa, mengerjakan lembar kerja siswa, menanggapi pertanyaan siswa lain pada saat presentasi, dan bertanya kepada siswa yang presentasi. 2. Hasil belajar siswa tuntas (dengan nilai 75) meningkat tiap siklusnya dan pada akhir siklus sebesar 70 % atau lebih sebelum dilakukan remidial. F. Prosedur Penelitian Tindakan Mengikuti alur desain merupakan salah satu ciri dari penelitian tindakan kelas yang di praktekan di kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan 3 siklus. Pada siklus I jika aktivitas dan hasil pembelajaran masih belum mencapai indikator keberhasilan maka dilakukan refleksi untuk pelaksanaan siklus II. Jika pada siklus II sudah terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dan sudah mencapai indikator keberhasilan maka cukup sampai siklus II saja, tetapi jika masih belum mencapai indikator keberhasilan maka dilakukan refleksi untuk melanjutkan ke siklus III. Pada siklus III jika sudah

32 mencapai indikator keberhasilan, maka dicukupkan sampai pada siklus III saja penelitian tindakan kelas ini. Perencanaan Pembelajaran Refleksi SIKLUS I Tindakan dan Observasi Evaluasi/Analisis Refleksi Perencanaan Pembelajaran SIKLUS II Tindakan dan Observasi Evaluasi/Analisis Perencanaan Pembelajaran SIKLUS III Tindakan dan Observasi Hasil Penelitian Evaluasi/Analisis fyss Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Arikunto, Suharsimi dkk. 2008 : 16

33 1. Tahap Rencana Tindakan Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan dengan rincian sebagai berikut: a) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan materi yang akan diajarkan dengan menggunakan tipe pembelajaran Two Stay Two Stray. RPP ini akan disusun secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. RPP disesuaikan dengan silabus yang ada. b) Mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pada tahap ini diterapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe pembelajaran Two Stay Two Stray dengan rincian kegiatan sebagai berikut: a) Menyusun tujuan pembelajaran. b) Menyajikan materi pokok yang akan disampaikan dengan menggunakan metode ceramah pada awal pembelajaran. c) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dan siswa diharapkan juga mencari informasi lain dari berbagai sumber yang ada. d) Siswa dibagi menjadi kelompok yang berjumlah 4 orang untuk mendiskusikan kerja kelompok lalu 2 orang menjadi bertamu ke kelompok yang lain dan 2 orang lagi tinggal didalam kelompok untuk menyambut tamu yang datang dari kelompok lain. e) Setiap kelompok mendiskusikan hasil kerja kelompok ke depan kelas.

34 f) Dilakukan tes akhir setiap siklus agar guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi. 3. Tahap Evaluasi dan Analisis Pada tahap ini dilakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa dengan diberikan soal tes akhir siklus. Pada tahap ini guru mitra dan peneliti menganalisis hasil dari aktivitas belajar siswa dan melihat hasil dari tes akhir siklus yang dikerjakan oleh siswa. 4. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mendikusikan apa yang menjadi kendala sehingga diketahui adanya masalah yang terjadi pada proses pembelajaran. Masalah tersebut harus diberikan tindakan. Jika pada siklus I hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan, maka pada siklus ke II hanya dilakukan pemantapan hingga siklus ke III. Jika pada siklus I hasil belajar siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan, maka pada siklus ke II dilakukan perbaikan agar hasil belajar siswa dapat mencapai indikator dan jika pada siklus ke II hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan, pada siklus ke III dilakukan pemantapan agar hasil belajar lebih meningkat.

35 G. Analisis Data 1. Data Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi. Setiap siswa diamati aktivitasnya dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda pada lembar observasi jika aktivitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Setelah selesai observasi dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa lalu dinyatakan dalam bentuk persen dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001: 69), yaitu sebagai berikut: Keterangan: %Ai = Presentase aktivitas siswa Na N = Banyaknya aktivitas yang terkategori aktif = Banyaknya siswa yang diamati Siswa dikategorikan aktif apabila persentase aktivitasnya mencapai 80% atau lebih. Selanjutnya, untuk menetukan persentasi siswa yang aktif digunakan rumus yaitu sebagai berikut:

36 Keterangan % As : Persentase siswa aktif As : Banyaknya siswa yang aktif N : Banyaknya siswa yang hadir 2. Data Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan tipe pembelajaran Two Stay Two Stray yang diambil dari persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Menurut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang diterapkan di SMA YP Unila, siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai 75 atau lebih. Untuk menentukan persentase siswa tuntas setiap siklusnya digunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001 : 69), yaitu sebagai berikut : At % At x100% N Keterangan : % At = Persentase siswa tuntas belajar At = Banyaknya siswa yang tuntas belajar N = Banyaknya siswa yang hadir.

37 Selanjutnya, untuk menentukan rata-rata kelas digunakan rumus : Ns x N Keterangan : x = Nilai rata-rata kelas Ns N = Jumlah nilai tes seluruh siswa = Banyaknya siswa yang hadir