BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

dokumen-dokumen yang mirip
TRADISI MEMBANGUN RUMAH DI DESA SUNGAI RANGAS ULU KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

DAFTAR PUSTAKA. Ali Syaikh bin Nayif Asy-Syuhud, Shahih Fadhillah Amal terj Yasir Solo : Aqwam,

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tergabung dalam suku-suku, baik suku yang besar maupun. kepercayaan yang melandasi tata aturan hidup keseharian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

UPACARA KIDUNG DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA TIMUR DI KELURAHAN PEKAPURAN RAYA KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Iman adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perbuatan batin (hati)

BAB I PENDAHULUAN. bangsanya, karena sejarah merupakan barometer langkah generasi-generasi yang

TINJAUAN PUSTAKA. manusia senantiasa mengalami suatu perubahan-perubahan pada kehidupan. tak terbatas (Muhammad Basrowi dan Soenyono, 2004: 193).

Makalah dengan judul PROGRAM PEMBELAJARAN DI TK PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL. Oleh : Joko Pamungkas.M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. menuju kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. dan mengembangkan potensi atau kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang

PENERAPAN TAHFIZH AL-QUR AN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BABY-QU PELAIHARI

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

Dampak Perubahan Sosial Budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. bandingkan dengan makhluk yang lain, baik dalam bentuk fisik maupun dalam

ا وا األهن األخالق هابقيت إى ذ بت أخالق ن ذ ب ا BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MULUTAN DI DESA BINTANG NINGGI II KECAMATAN TEWEH SELATAN KABUPATEN BARITO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN PADA PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI SAMPIT

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

PELAKSANAAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

UPAYA GURU RUMPUN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

PENERAPAN METODE DICTATION DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV PADA MI MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM QS. LUQMAN MENURUT KAJIAN TAFSIR AL-MISHBAH

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1. saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas berdiri

PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MIN KEBUN BUNGA BANJARMASIN. Oleh NILAM SARI RAHMAH

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi

MASALAH SISWA YANG MEROKOK DI SMP NEGERI 3 KERTAK HANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Tim Peneliti Jurusan Tafsir Hadis. Drs. H. Ahd. Zamani, M.Ag. (Ketua) Samsuni, M.A. (Anggota) Muhammad Arabi, M.A.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajaran islam tidak hanya dalam persoalan aqidah, tauhid. persoalan hubungan antar sesama manusia (muamalat).

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR. Skripsi. Diajukan Oleh : J A S M A N I

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Islam masuk ke Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan masyarakatnya sudah menganut agama dan kepercayaan tertentu, seperti memeluk agama Budha, Hindu dan Kepercayaan Keharingan, termasuk di dalamnya animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh gaib yang memiliki kekuatan mengendalikan kehidupan sekitar kepercayaan seperti itu disebut animisme. 1 Setelah Islam masuk dan berkembang maka terjadilah pergeseran dan perubahan nilai dari kepercayaan, tetapi sekalipun mereka memeluk Islam. Kepercayaan yang sifatnya turun-temurun masih mereka yakini dan jalankan dalam kehidupan. Dengan adanya keyakinan terhadap suatu kebiasaan dari nenek moyang untuk melakukan sesuatu hal, meskipun kebiasaan itu kadang bertentangan dengan aqidah Islam. Sehingga benarlah pernyataan Sayyid Sabiq dalam bukunya Aqidah Islam yang menyatakan bahwa akidah Islam itu sudah tercampuri oleh pemikiran-pemikiran yang diadakan oleh manusia. 2 Tetapi dalam Alquran di jelaskan kalau suatu tradisi itu ma ruf banyak mengandung kebaikan maka tradisi itu boleh dilaksanakan. 1 Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar: Deskripsi dan Analisis Kebudayaan Banjar, Disertasi, (Jakarta : IAIN Syarif Hidayatullah, 1990), hlm. 42 2 Sayyid Sabiq, Akidah Islam, (Bandung; CV. Diponegoro, 1995), hlm 8. 1

2 Sebagaimana dalam Q.S Al-A raaf ayat 199 Dalam ayat di atas Allah memerintahkan Nabi Saw agar menyuruh umatnya mengerjakan yang ma ruf. Maksudnya mengerjakan tradisi yang yang baik dan tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian ke-budayaan dapat diartikan: hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Budaya adalah daya dan budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Dalam istilah antropologi-budaya perbedaan itu ditiadakan. Kata budaya di sini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari kebudayaan dengan arti yang sama. 3 Kata culture merupakan kata asing yang sama artinya dengan kebudayaan. Berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam. 4 Di samping istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal yang terakhir adalah sama dengan istilah Inggris civilization. Istilah tersebut biasa dipakai untuk menyebut bagian dan unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan-santun pergaulan, 146. 3 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 4 Ibid., hlm. 146.

3 kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dari masyarakat kota yang maju dan kompleks. 5 Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 6 Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya. 7 Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat baik berwujud sebagai komunitas desa, kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat oleh orang di luar warga masyarakat bersangkutan. Seorang warga dari suatu kebudayaan yang telah hidup dari hari ke hari di dalam lingkungan kebudayaannya tetangganya, ia dapat melihat corak khas itu. Sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat corak khasnya, terutama mengenai unsur-unsur yang berbeda mencolok dengan kebudayaannya sendiri. 8 Di antara tradisi daerah yang masih dilakukan dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah tradisi Baauyun Anak, Tapung Tawar, Batumbang Apam dan banyak lagi tradisi lainnya yang berasal dari nenek moyang. 5 Ibid., hlm. 146 6 Ibid., hlm. 144. 7 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 150. 8 Koentjaraningrat, op.cit., Hlm. 214.

4 Berdasarkan penjajakan awal yang penulis angkat di sini adalah tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang sudah menjadi kebiasaan atau tradisi masyarakat. Tradisi batumbang apam ini adalah selamatan dengan kue apam setinggi anak yang diselamati Tempat pelaksanaan tradisi batumbang apam ini adalah di Masjid Al-A la, masjid tertua Kedua di kota Barabai setelah Masjid Keramat Desa Pelajau, karena masjid dan desa ini banyak mempunyai sejarah, makanya itu menjadi salah satu latar belakang adanya tradisi batumbang apam. Alat yang dipersiapkan untuk pelaksanaan tradisi batumbang apam ini adalah kue apam. Masjid Al-A la tidak menetapkan peraturan alat-alat apa saja yang dipersiapkan untuk pelaksanaan tradisi tersebut. Tata cara melaksanakan tradisi batumbang apam adalah membawa kue apam yang diletakkan di atas kepala si anak dibacakan shalawat dan surah alfatihah, kemudian di bacakan doa selamat, sebagai pelengkap tata cara tradisi batumbang apam ini adalah, uang receh yang di bagikan pada anak-anak yang ada di sekitar Masjid Al-A la dengan cara dihamburkan di muka masjid dan dibacakan shalawat, selain uang receh, menaikkan anak ke mimbar khatib yang lima tangga dan memeluk tiang guru di dalam masjid Al-A la. Menurut masyarakat tujuan mereka melaksanakan tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la ini sebagai rasa syukur kepada Allah Swt karena mereka telah diberikan seorang anak, karena tidak semua orang bisa mendapatkan seorang

5 anak, selain rasa syukur mereka juga menepati nazar kepada Allah dan sebagai rasa syukur juga karena terhindar dari bahaya atau masalah. Waktu pelaksanaan tradisi batumbang apam itu adalah pada Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha tapi pada hari-hari biasa juga ada, walaupun pada Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha itu banyak masyarakat yang melaksanakan tradisi tersebut. Dalam tradisi batumbang apam nilai-nilai pendidikan Islam yang ingin saya gali dalam bidang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Dengan demikian penulis merasa ingin menggali pengetahuan lebih jauh lagi tentang Tradisi Batumbang Apam, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BATUMBANG APAM DI MASJID AL-A LA DESA JATUH KECAMATAN PANDAWAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH B. Rumusan Masalah. 1. Bagaimana pelaksanaan tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah? 2. Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah? C. Tujuan Penelitian. 1. Untuk mengetahui pelaksanaan tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

6 2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. D. Alasan Memilih Judul. Adapun keinginan yang mendasari penulis tertarik dalam memilih judul di atas adalah: 1. Untuk menggali nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 2. Tradisi batumbang apam merupakan tradisi yang masih dilaksanakan di Desa Jatuh dari nenek moyang dulu sampai sekarang. 3. Tradisi batumbang apam dilaksanakan di Masjid Al-A la yang memiliki banyak sejarah dan masjid tertua kedua di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 4. Judul yang saya ingin teliti belum ada yang menulis tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi Batumbang Apam.

7 E. Definisi Operasional Adapun untuk mengertikan judul di atas, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut : 1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) penting atau berguna bagi kemanusian. 9 Nilai adalah kapasitas manusia yang dapat diwujudkan dalam bentuk gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan yang berharga (nilai subjek), serta berharganya sebuah gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan (nilai objek) berdasarkan standar agama, filsafat (etika dan estetika) serta norma-norma masyarakat (rujukan nilai) yang oleh individu dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat (value system). 10 Pendidikan Islam menurut Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatnya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan, perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai Islami. 11 Nilai-nilai pendidikan Islam yang penelitian maksud di sini adalah nilainilai pendidikan Islam dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. 9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 2001), hlm 783. 10 Shapiah, dkk, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Kelahiran pada Adat Banjar, (Banjarmasin: Institut Agama Islam Negeri Antasari Pusat Penelitian dan Publikasi, 2014), hlm. 5. 11 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) hlm 14.

8 2. Tradisi Tradisi adalah adat kebiasaan (budaya) turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di masyarakat. 12 Adapun tradisi yang dimaksud adalah tradisi batumbang apam. 3. Batumbang apam Batumbang apam adalah selamatan dengan kue apam (setinggi anak yang diselamati). 13 Batumbang apam merupakan tradisi yang dilaksanakan turuntemurun oleh sebagian masyarakat suku Banjar khususnya masyarakat Barabai. Dalam skripsi ini penulis ingin mencari data tentang a. Bagaimana pelaksanaan tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang meliputi: Asal Usul timbulnya tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la, pelaksanaan tradisi batumbang apam di Masjid Al- A la Desa Jatuh, motif dan tujuan melaksanakan tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh dan manfaat tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh b. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang meliputi Nilai Aqidah, Ibadah, Akhlak dan Muamalah. 12 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 2001), hlm. 1208 13 Abdul Djebar Hapip, Kamus Bahasa Banjar-Indonesia, Banjarmasin: PT Grafika Wangi Kalimantan, 1997), hlm. 193.

9 F. Signifikasi Penelitian. Manfaat yang diinginkan dari adanya penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 2. Sumbangan pemikiran yang mengungkap nilai-nilai pendidikan Islam Dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 3. Sebagai bahan informasi kepada pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan Islam Dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 4. Sebagai bahan rekomendasi dalam memperkuat ketahanan tradisi dalam menghadapi tantangan budaya global. G. Sistematika Penulisan. Agar mempermudah dalam memahami pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika penelitian sebagai berikut : BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, definisi operasional, signifikasi penelitian sistematika penulisan, dan telaah pustaka. BAB II Landasan Teori, sebagai landasan teori permasalahan meliputi Pengertian pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan Agama Islam,

10 nilai-nilai pendidikan agama Islam, nilai-nilai pendidikan Islam dalam bidang aqidah, akhalk, ibadah dan muamalah, pengertian Tradisi dan batumbang apam BAB III Metode Penelitian yang berisi jenis dan pendekatan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data dan analisis data dan prosedur penelitian. BAB IV Laporan Hasil Penelitian yang berisi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. BAB V Penutup yang berisi simpulan dan saran. H. Telaah Pustaka Pada dasarnya urgensi dari adanya telaah pustaka adalah sebagai bahan kritik terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya. Dari tinjauan penulis, sudah ada yang meneliti tentang tradisi batumbang apam antara lain: 1. Skripsi yang berjudul Upacara Batumbang Anak di Desa Jambu Raya Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar. Oleh: Magfirah, Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama IAIN Antasari Banjarmasin, di buat : 2001 yang mana peneliti menyoroti tentang tata cara atau proses pelaksanaan tradisi batumbang di Desa Jambu Raya Kec Aluh-Aluh Kab Banjar.

11 2. Skripsi yang berjudul Tradisi Batumbang Anak di Desa Jatuh Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Oleh Mahfuzah, Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama IAIN Antasari Banjarmasin, di buat : 2001 yang mana peneliti menyoroti tentang bagaimana tata cara tradisi tersebut dan dasar kepercayaan apa yang mendasarinya. 3. Skripsi yang berjudul Tradisi Batumbang di Desa Pelajau Barabai dan di Desa Danau Caramin Amuntai (Studi Perbandingan). oleh Yumnah, Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama IAIN Antasari Banjarmasin, di buat : 2014 yang mana peneliti menyoroti tentang tata cara Pelaksanaan tradisi batumbang, motivasi yang mendorong dan tujuan masyarakat melaksanakan tradisi batumbang dan membandingkan tradisi batumbang di Desa Pelajau Barabai dan di Desa Danau Caramin Amuntai. 4. Laporan Hasil Penelitian Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Kelahiran Pada Adat Banjar oleh Dra. Hj. Shapiah, M.Pd.I, dkk, Institut Agama Islam Negeri Antasari Pusat Penelitian Dan Publikasi Banjarmasin, di buat: 2014 yang mana peneliti menyoroti tentang nilai-nilai pendidikan Islam Dalam tradisi Kelahiran Pada Adat Banjar, tradisi Kelahiran Pada Adat Banjar yang Beliau dkk teliti ada 6 Tradisi yaitu : tradisi Mandi Badudus, Mengazani Anak, Mentaknik, Tasmiyah dan Akikah, Batindik dan Baayun. Berdasarkan tinjauan di atas maka ada perbedaan dengan Skripsi yang saya tulis, saya meneliti tentang bagaimana pelaksanaan tradisi batumbang Apam dan

12 nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam tradisi batumbang apam di Masjid Al-A la Desa Jatuh Kec Pandawan Kab Hulu Sungai Tengah.