BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih cepat tumbuh dan berkembang meramaikan industri perbankan nasional

ANALISIS PERTUMBUHAN TOTAL ASSET PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sarana untuk mengelola dananya. Adapun pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuka islamic division di bank tersebut. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan memainkan peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. muslim dihadapkan pada sutu pilihan, yaitu penyimpanan dananya di bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

I PENDAHULUAN. Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari. perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum)

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. 1 Mei 1992, ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI). beberapa bank yang bersaing ketat (Infobank, No. 28).

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut (Todaro dan Smith, 2003). Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi merupakan sisi yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat manusia. Bank syariah adalah salah satu instrumen ekonomi yang kemunculannya diyakini oleh pakar Islam mampu mengganti dan memperbaiki sistem ekonomi konvensional yang berbasis pada bunga, karena itulah sistem Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam operasionalnya. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sejak tahun 1980-an mulai merintis usaha pendirian Bank Islam guna memenuhi permintaan masyarakat yang membutuhkan alternatif jasa perbankan yang sesuai dengan syariah Islam. Setelah melalui proses yang cukup panjang, atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya didirikanlah Bank Syariah pertama di Indonesia dengan nama Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991. Berdirinya BMI ini, Perbankan Syariah mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun, sejak beroperasi 1 Mei 1992, Bank Syariah belum mendapatkan perhatian optimal dalam tatanan perbankan nasional, sehingga pertumbuhannya terbilang cukup lambat. Hal ini dikarenakan belum adanya landasan hukum operasional bank yang menggunakan sistem syariah yang terlihat jelas dalam uraian UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, dimana perbankan dengan sistem bagi hasil hanya disisipkan saja. 1

2 Setelah tahun 1998 pemerintah mempertegas kembali melalui Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan amandemen dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ini, secara tegas membedakan bank berdasarkan pada pengelolaannya terdiri dari Bank Konvensional dan Bank Syariah, baik itu bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat. Kemudian disusul dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah, dimana Perbankan Konvensional diijinkan untuk membuka Unit Usaha Syariah (Dual Banking System). Adanya Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang perbangkan merupakan jawaban atas permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang selain menyediakan jasa perbankan/ keuangan yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah. Bank Syariah mulai menunjukkan perkembangannya, terlebih setelah pada tanggal 16 Desember 2003 MUI mengeluarkan fatwa tentang keharaman bunga bank yang kemudian disusul dengan diberlakukannya kebijakan pembukaan layanan syariah (office chaneling). Pada tahun 2006 eksistensi Perbankan Syariah semakin kukuh dengan dikeluarkannya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada tanggal 16 Juli 2008 yang secara rinci mengatur Perbankan Syariah di Indonesia. Jika dilihat dari pemunculannya hingga akhir saat ini, pertumbuhan asset Perbankan Syariah memang semakin membaik dari rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional dari tahun ke tahun.

3 Sesuai Peraturan Bank Indonesia yang dimaksud dengan Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sesuai dengan prinsip syariah dan unit Usaha Syariah adalah unit kerja di kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan atau unit syariah. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Sebenarnya prinsip bagi hasil dalam lembaga keuangan telah dikenal luas baik di negara Islam maupun non Islam. Bank syariah tidak berkaitan dengan kegiatan ritual keagamaan (Islam) tapi lebih merupakan konsep pembagian hasil usaha antara pemilik modal dengan pihak pengelola modal. Dengan demikian pengelolaan bank dengan prinsip syariah dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang berminat secara tidak terbatas. Dilihat dari aspek ini, peluang pengembangan Bank Syariah di Indonesia cukup besar, karena Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk muslim paling besar. Bank Syariah dapat berkembang dengan baik bila mengacu pada demand masyarakat akan produk dan jasa Bank Syariah, untuk itu Bank Syariah telah melakukan terobosan-terobosan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan permintaan pasar tersebut. Khususnya sesuai dengan pelayananpelayanan di berbagai produk dengan memberikan kemudahan-kemudahan bagi para nasabahnya untuk bertransaksi dengan berbagai aktivitas. Pesatnya pertumbuhan Perbankan Syariah yang relatif cepat ini dapat dilihat pada indikator

4 keuangan, seperti jumlah aktiva maupun total asset Bank Syariah yang terus mengalami peningkatan, sebagaimana diperlihatkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Data Pertumbuhan Total Asset Perbankan Syariah Tahun Total Asset (Trilyun) Persen (%) 2004 15,33 9,19 2005 20,88 11,70 2006 26,72 4,84 2007 36,54 9,76 2008 49,56 2,14 2009 66,01 2,72 2010 97,51 3,24 2011 145.47 3,98 2012 195.02 4,58 2013 242.28 4,89 Sumber Statistik Perbankan Syariah, diolah 2014 Berdasarkan laporan perkembangan keuangan syariah tahun 2013 disebutkan bahwa pertumbuhan tertinggi dapat dilihat pada tahun 2005 yang mencapai 11,70% meningkat dari tahun sebelumnya tahun 2004 9,19%, faktor kenaikan total asset tersebut karena dalam rentang waktu 2004-2013 terjadi peningkatan yang cukup pesat perihal pertumbuhan jumlah unit kantor Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia. Menurut pakar keuangan syariah Adiwarman Karim, meningkatnya pangsa pasar disebabkan, karena saat ini banyak nasabah yang sudah tertarik menggunakan Bank Syariah untuk bertransaksi hingga dana pihak ketiga (DPK) tahun 2005 yang mencapai Rp.15,6 Triliun juga memicu tingginya pertumbuhan total asset Bank Syariah di Indonesia dan memperluas pangsa pasar lembaga keuangan syariah lainnya.

5 Nilai total asset Bank Syariah secara absolute terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun bersifat fluktuasi yang mengalami perlambatan secara pertumbuhannya. Perlambatan pertumbuhan total asset Bank Syariah tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan asset perbankan secara nasional. Secara persentase perlambatan pertumbuhan total asset Bank Syariah di Indonesia dari tahun 2004 sampai 20013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 300,000,000.00 250,000,000.00 200,000,000.00 150,000,000.00 100,000,000.00 50,000,000.00 0.00 9.19% 11.70% 4.84% 9.76% 4.58% 4.89% 3.98% 3.24% 2.72% 2.14% 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total Asset Bank Syariah % (Persen) 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% Gambar 1.1 Persentase Pertumbuhan Total Asset Bank Syariah di Indonesia Tahun 2004-2013 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, diolah 2014 Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan total asset Bank Syariah terus mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2006 Bank Indonesia dalam web resminya mengumumkan bahwa tingkat suku bunga naik menjadi 12,75% yang mengakibatkan pertumbuhan pertumbuhan total asset Perbankan Syariah di Indonesia anjlok kembali dari 11,70% menjadi 4,84%.

6 Kemudian tingkat suku bunga turun kembali pada tahun 2007 menjadi 9,50% dan total asset Bank Syariahpun naik kembali. Laporan tahunan untuk tahun 2007 pertumbuhan total asset Bank Syariah di Indonesia memang kembali naik. Akan tetapi kenaikan tersebut hanya berlangsung setahun saja karena pada tahun 2008 pertumbuhan total asset Bank Syariah turun kembali menjadi 2,14% sangat jauh berbeda dengan tahun sebelumnya mencapai 9,76%. Mulai tahun 2008 hingga laporan akhir Otoritas Jasa Keuangan tahun 2013 pertumbuhan total asset Bank Syariah selalu dibawah target Bank Indonesia sebesar 5 persen. Faktor yang menjadi sumber pendapatan utama Bank Syariah sampai saat ini adalah asset produktif dalam bentuk pembiayaan, karena Bank Syariah penghimpun dana dari para pemilik modal dan penyalur dana kepada masyarakat. Semakin minim dana yang bisa disalurkan dalam bentuk pembiayaan berarti semakin rendah juga pertumbuhan total asset yang dilaporkan setiap periodenya. Percepatan pertumbuhan sektor rill nasional juga mempengaruhi pertumbuhan total asset Perbankan Syariah, begitu juga pada peningkatan pembiayaan yang diberikan. Asset Perbankan Syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) secara pertumbuhan total pembiayaan yang diberikan Bank Syariah kepada masyarakat khususnya usaha produktif lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini:

7 Tabel 1.2 Total Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia (Juta Rupiah) Tahun Pembiayaan yang diberikan (Trilyun) 2004 11,49 2005 15,23 2006 20,44 2007 27,94 2008 38.20 2009 46.89 2010 68.19 2011 102.66 2012 147.51 2013 184.12 Sumber Statistik Perbankan Syariah, Juni 2014 Selain sektor pembiayaan Bank Syariah yang cukup besar pengaruhnya terhadap melambatnya pertumbuhan total asset Bank Syariah, Bank Indonesia juga menyebutkan bahwa sejalan kondisi industri perbankan nasional selain pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat perlambatan pertumbuhan ekonomi juga mempengaruhi laju pertumbuhan total asset Perbankan Syariah di Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2004-2013 dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini : Tabel 1.3 PDB Indonesia (Milyar Rupiah) Tahun PDB Persen (%) 2004 1.656.516.8 5,03 2005 1.750.815.2 5.69 2006 1.847.126,7 5.50 2007 1.964.327,3 6.35 2008 2.082.456,1 6.01 2009 2.178.850,4 4.63 2010 2.314.458,8 6.22 2011 2.464.566,1 6.49 2012 2.618.932,0 6.26 2013 2.769 053,0 5,73 Sumber BPS Tahun 2014

8 Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan dalam laporan tahunan perkembangan Bank Syariah bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi juga mempengaruhi pertumbuhan Perbankan Syariah, artinya perlambatan pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh terhadap melambatnya perkembangan pertumbuhan total asset Bank Syariah di Indonesia. Faktor penyebab lainnya yang dapat menyebabkan melambatnya perkembangan pertumbuhan total asset Bank Syariah di Indonenesia menurut Muhammad Surya dalam harian umum Republika (2005:15) adalah : 1. Aturan investasi dan perpajakan masih dinilai mengganjal berkembangnya bisnis syariah; 2. Tahapan birokrasi di level pemerintahan dan hubungan antar departemen terkait. Semisal terkait penggandaan proyek infrastruktur di daerah masih menjadi hambatan investasi syariah; 3. Peraturan untuk membuat iklim investasi di industri syariah masih kurang fleksibel. Aturan yang fleksibel diberlakukan di negara lain seperti Malaysia, Singapura, Cina, dan Jepang yang aktif mengembangkan layanan syariah; 4. Keterbatasan sumber daya manusia yang memahami produk dan sistem syariah. Disektor Perbankan Syariah saja masih membutuhkan tambahan sumberdaya manusia sebanyak 14.458 orang (selama tahun 2008, Perbankan Syariah menyerap SDM sebanyak sekitar 8.063 orang. Apabila pangsa pasar Perbankan Syariah bertumbuh menjadi 5%, maka dibutuhkan SDM sebanyak 22.521 orang, dengan demikian masih ada kekurangan

9 atau gap sebanyak 14.458 orang untuk mendorong bisnis Perbankan Syariah bergulir cepat); 5. Pemahaman masyarakat terhadap Bank Syariah belum optimal dan menyeluruh. Hal ini mungkin disebabkan karena diseminasi atau sosialisasi masih kurang untuk memaparkan keunggulan produk syariah; 6. Masih ada kesan di sebagian masyarakat bahwa Bank syariah bersifat ekslusif dalam artian bahwa Bank Syariah hanya ditujukan untuk masyarakat muslim dan melibatkan kaum yang beragama muslim saja. 7. Ada pandangan dari sebagian masyarakat yang memandang bahwa pada umumnya sistem, kegiatan dan produk Bank Syariah masih mengekor pada Bank Konvensional. Hal pokok yang menjadi pembedanya hanyalah pada ditiadakannya unsur riba atau bunga yang diharamkan dalam hukum Islam. Salah satu contoh, perbedaan istilah seperti, kalau di Bank Konvensional ada tabungan dan deposito, maka di Bank Syariah ada tabungan syariah dan deposito syariah; 8. Menurut Adiwarman Karim ketika menjadi juri dalam penyusun pringkat institusi syariah terbaik tahun 2008 versi majalah investor, tidaklah mudah menilai kinerja institusi syariah. Pasalnya, sampai saat ini, banyak perusahaan syariah belum menyajikan data keuangan yang standar, lengkap dan transparan. Beberapa indikator keuanga tidak tercantum di laporan keuangan unit usaha syariah; 9. Masih kurangnya modal yang dimiliki Perbankan Syariah; 10. Infrastruktur Perbankan Syariah yang belum memadai;

10 Perbankan Syariah sudah berada pada posisi berkembang dan dapat berdiri sendiri sebagai lembaga keuangan syariah meskipun di Indonesia masih ada Perbankan Syariah yang berada di bawah naungan bank induknya sebagai Bank Konvensional. Perlambatan yang terjadi pada total asset Perbankan Syariah berpengaruh terhadap sektor keuangan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Banyak faktor penyebab yang menjadikan perlambatan total asset Bank Syariah di Indonesia, namun faktor yang paling memberikan pengaruh berdasarkan laporan tahunan Otoritas Jasa Keuangan adalah pembiayaan yang diberikan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kedua variabel tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menguji pengaruh variabel pembiayaan dan pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan total asset Bank Syariah di Indonesia periode 2003-2014. Oleh karena itu judul yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah Analisis Pertumbuhan Total Asset Perbankan Syariah di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini, yaitu: Apakah jumlah pembiayaan yang diberikan Bank Syariah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan total asset Perbankan Syariah di Indonesia dan Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan total asset Perbankan Syariah di Indonesia.

11 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan yang diberikan Bank Syariah terhadap pertumbuhan total asset Perbankan Syariah di Indonesia dan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan total asset Perbankan Syariah di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan tambahan bagi mahasiswa/i PPs Ilmu Ekomi Universitas Negeri Medan. Begitu juga dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan perbandingan bagi ilmuwan yang ingin mengembangkan atau tertarik melakukan studi penelitian lebih lanjut dengan topik sama.