Risk Factors for Hyperbilirubinemia in Infants of Diabetic Mothers

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal ini tanpa melihat mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

BAYI DARI IBU DIABETES

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

Relationship between Gestational Age and Incident of Macrosomia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Insidens bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

SINDROM DOWN HIPERBILIRUBINEMIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEPSIS PADA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT MOEHAMMAD HOESIN PALEMBANG. Enderia Sari 1), Mardalena 2)

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar

BAB I PENDAHULUAN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

Hubungan Kategori Berat Badan Lahir Rendah dengan Nilai Apgar di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari- Desember 2013

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

Feeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam darah atau hiperglikemia. Kemampuan tubuh pada orang dengan diabetes

HUBUNGAN USIA GESTASI DAN JENIS PERSALINAN DENGAN KADAR BILIRUBINEMIA PADA BAYI IKTERUS DI RSUP NTB. Syajaratuddur Faiqah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan ekstrauterin. Secara normal, neonatus aterm akan mengalami

BULAN. Oleh: J DOKTER

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Hasil Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi September hingga

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan.

Hubungan antara Apgar Score Dengan Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2014

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

FAKTOR RISIKO NEONATUS BERGOLONGAN DARAH A ATAU B DARI IBU BERGOLONGAN DARAH O TERHADAP KEJADIAN HIPERBILIRUBINEMIA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil

PROFIL PNEUMONIA NEONATAL DI SUB BAGIAN NEONATOLOGI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2009-JULI 2011

HYPERTENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKONYA Dl INDONESIA

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, badan kurang 2500 gram (Surasmi dkk, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Ikterus merupakan perubahan warna kuning pada kulit, jaringan mukosa,

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan

TIDAK ADA PERBEDAAN BERAT BAYI LAHIR ANTARA IBU DIABETISI DAN IBU NON-DIABETISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

PERBANDINGAN KEJADIAN ASFIKSIA ANTARAPERSALINAN PRETERM DAN ATERM PADA PREEKLAMSIA BERAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

GAMBARAN BAYI BARU LAHIR DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RSUP H.ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh : PRIYA DARISHINI GUNASEGARAN

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Kematian Neonatal

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

Correlation between Fetal Maturity and Asphyxia on Babies in Neonatology Room of Dr. H Abdul Moeloek Hospital Province Lampung

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Hipoglikemia atau kadar gula darah di bawah nilai. normal, bila terjadi berlarut-larut dan berulang dapat

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. Berat lahir bayi merupakan salah satu indikator penting yang berkaitan dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB 1 I. PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Transkripsi:

Faktor Risiko Hiperbilirubinemia pada Bayi Lahir dari Ibu Diabetes Melitus Dio R. Biade,* Tunjung Wibowo, Setya Wandita, Ekawaty L. Haksari, Madarina Julia Bagian Ilmu Kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM)/ RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta Latar belakang. Bayi yang lahir dari ibu diabetes mellitus (IDM) memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai morbiditas pada masa neonatus. Metabolisme bilirubin merupakan salah satu sistem yang mungkin terganggu. Tujuan. Mengetahui faktor risiko hiperbilirubinemia pada bayi IDM dan hubungannya dengan faktor risiko hiperbilirubinemia yang lain. Metode. Studi kohort retrospektif pada 1 IDM dan 1 bayi ibu tidak diabetes melitus (ITDM) yang lahir di RSUP Dr.Sardjito antara Januari 200 - Desember 2014. Data diperoleh dari register neonatal-perinatal WHO-SEARO. Hasil. Risiko hiperbilirubinemia lebih tinggi pada bayi IDM dibandingkan ITDM (42% vs 1%) (RR=2,5 IK5% 1,4-4,5). Analisis stratifikasi menunjukkan bahwa risiko dipengaruhi oleh usia kehamilan, berat lahir, polisitemia, dan inisiasi menyusu dini. Sepsis meningkatkan risiko pada IDM (RR=11,5 IK5% 3,-36,0), sedangkan inisiasi menyusu dini merupakan faktor pencegah (RR=0,6, KI 5% 0,3-0,). Kesimpulan. Ibu diabetes melitus meningkatkan risiko hiperbilirubinemia pada masa neonatus. Risiko ini dipengaruhi oleh berat lahir, usia kehamilan, kondisi sepsis, dan inisiasi menyusu dini. Sari Pediatri 2016;18(1):6-11 Kata kunci: bayi baru lahir, ibu diabetes melitus, hiperbilirubinemia Risk Factors for Hyperbilirubinemia in Infants of Diabetic Mothers Dio R.Biade, Tunjung Wibowo, Setya Wandita, Ekawaty L. Haksari, Madarina Julia Background. Infants of diabetic mothers (IDM) have higher risk for morbidities in neonatal period, including problems due to bilirubin metabolism. Objective. To assess the risk for hyperbilirubinemia in IDM and its associations with other risk factors for hyperbilirubinemia. Methods. Retrospective cohort study on 1 IDM and 1 infants of non-diabetic mother (NIDM) who were born at Dr. Sardjito hospital between January 200 and December 2014. Data were collected from the WHO-SEARO Neonatal - Perinatal Database. Results. Hyperbilirubinemia was more common in IDM than in NIDM (42% vs 1%), RR=2.5, 5%CI 1.4 to 4.5. Further stratification showed that risk for hyperbilirubinemia was modified by birth weight, gestational age, sepsis, polycythemia and initial breastfeeding. Sepsis increased risk for hyperbilirubinemia, i.e. combined RR (5%CI) of 11.5 (3.-36.0). Initial breastfeeding protected IDM from hyperbilirubinemia (RR= 0.6, 5%CI 0.3 to 0.). Conclusion. Infants of diabetic mothers has increased risk for hyperbilirubinemia. The risk is modified by birth weight, gestational age, sepsis and initial breast feeding. Sari Pediatri 2016;18(1):6-11 Keyword: infant, diabetic mother, hyperbilirubinemia polysitemia Alamat korespondensi: Dio Rakhmat Biade, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Jalan Kesehatan No. 1 Sekip Yogyakarta 55284, Indonesia. Tel +62 (24) 561616, +62821 63561, Fax +62 (24) 58345. E-mail: dio.biade@yahoo.com 6

Diabetes mellitus (DM) dalam kehamilan ialah gangguan toleransi glukosa yang terjadi dan atau baru diketahui pada saat kehamilan. Hal ini tanpa mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan toleransi glukosa yang mendahului kehamilan. 1,2 Prevalensi prediabetes di Indonesia pada tahun 200 sebesar 10%, sedangkan diabetes melitus gestasional 1,%-3,6%. 3 Bayi dari ibu yang mengalami DM dalam kehamilannya akan mengalami peningkatan morbi ditas pada saat konsepsi, fetal, neonatal, dan perkembang an selanjutnya. Risiko morbiditas pada bayi yang lahir dari ibu diabetes melitus dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan, metabolisme glukosa, kalsium dan magnesium, status hematologi, fungsi jantung, fungsi respirasi, metabolisme bilirubin, dan fungsi neurologi. 2,4,5 Pada bayi baru lahir, kejadian hiperbilirubinemia disebabkan oleh banyak hal, proses konjungasi yang tidak efektif karena sistem enzim glucuronosyltransferase belum sempurna menyebabkan terjadi peningkatan konsentrasi serum birirubin yang belum terkonjunggasi. 2,4 Pada bayi yang lahir dari IDM, keadaan tersebut dapat semakin diperberat dengan kondisi polisitemia, makrosomia, dan sepsis. Pada penelitian yang dilakukan oleh Opara dkk 6 kejadian hiperbilirubinemia pada bayi IDM lebih ting gi bila dibandingkan pada bayi TIDM, yaitu 5,4%. Pada penelitian lain dikatakan kejadian polisitemia secara signifikan akan meningkat pada bayi yang lahir dari IDM. Bayi dari ibu DM juga diduga memiliki sumber bilirubin lain yang berasal dari proses eritropoesis yang belum efektif. Kondisi tersebut diduga akan meningkat kan risiko hiperbilirubinemia pada bayi ibu DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya kondisi hiperbilirubinemia pada bayi dari IDM. Metode Penelitian prospektif kohort yang merupakan kerjasama antara World Health Organization South-East Asia Region (WHO-SEARO) dan Divisi Neonatal FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito dilakukan pada 1 Januari 200-31 Desember 2014 di Instalasi Maternal Perinatal (IMP). Data mortalitas dan morbiditas neonatal dikumpulkan dengan menggunakan pre-coded kuesioner. Analisis dilakukan pada sebagian data bayi yang lahir dari ibu DM dengan kriteria inklusi bayi baru lahir dan dirawat di IMP RSUP Dr. Sardjito. Ibu penderita DM saat kehamilan pada kelompok terpapar atau ibu yang tidak menderita DM pada kelompok tidak terpapar. Subjek dieksklusi bila pulang dari rumah sakit atas keinginan sendiri atau data yang didapat tidak lengkap. Besar sampel 1 bayi untuk setiap kelompok. Setiap bayi dari ibu DM yang diidentifikasi dipilih secara acak bayi dari ibu bukan DM yang dilahirkan pada minggu yang sama. Hiperbilirubinemia adalah kejadian peningkatan kadar bilirubin serum di atas kurva normal sesuai usia bayi pada saat pengukuran. Variabel lain yang dicatat adalah kejadian sepsis, hipoglikemia, berat lahir, usia kehamilan, dan inisiasi menyusu dini. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS-for-Window. Hasil Data yang lengkap menunjukkan 1 bayi lahir dari ibu DM dan 10.56 bayi lahir dari ibu tidak DM. Bayi yang lahir dari ibu tidak DM dilakukan random sample untuk mendapatkan jumlah data yang sama dengan bayi yang lahir dari ibu DM sebanyak 1 bayi. Dengan demikian, didapatkan 1 bayi lahir dari ibu DM dan 1 bayi yang lahir dari ibu tidak DM yang dilakukan analisis data. Pada Tabel 2 tertera risiko hiperbilirubinemia pada bayi ibu DM RR 3,5 (RR 3,5 IK5%: 1,-,4). Keadaan lain yang merupakan faktor risiko hiperbilirubinemia adalah kehamilan kurang bulan (RR 1, IK5%:1,1-3,1), sepsis (RR 3,5 IK5%: 2,1-5,), hipoglikemia (RR 4,5 IK5%: 2,6-,8), polisitemia (RR 2,8 IK5%: 1,4-5,5), dan inisiasi menyusui dini (RR 0,6 IK5%: 0,2-1,5). Pada Tabel 3 tertera peningkatan risiko hiperbilirubinemia pada bayi ibu DM, terutama terjadi pada bayi DM yang lahir cukup bulan (RR 4,8 IK5%: 1,-11,) berat lahir cukup (RR 8,8 IK5%: 2,2-35,), polisitemia (RR 4,2 IK5%: 1,2-14,). Dapat dilihat juga bahwa faktor yang dapat mencegah hiperbilirubinemia pada bayi ibu DM adalah inisiasi menyusu dini (RR 0,6 IK5%: 0,3-0,). Pembahasan Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa bayi dengan ibu diabetes melitus mempunyai risiko

Tabel 1. Karakteristik dasar subyek penelitian Karakteristik Ibu DM n = 1 (%) Jenis kelamin Laki-laki 43 (60) Perempuan 28 (40) Usia kehamilan (bulan) Kurang Cukup Cara persalinan Normal Tindakan Antenatal care Rutin rutin Apgar menit 5 < 4 >4 *diabetes melitus, **Fisher exact test 16 (23) 55 () 15 (21) 56 () 0 () 1 (1) 3 (4) 68 (6) Ibu tidak DM n = 1 (%) 3 (55) 32 (45) 14 (20) 5 (80) 35 (4) 36 (51) 1 (100) 0 (0) 2 (3) 6 () p 0,4 0,68 < 0,001 0,4** 0,3 Tabel 2: Analisis bivariat faktor risiko hiperbilirubinemia Variabel Hiperbilirubinemia RR p Ibu DM 30 (42) 12 (1) 41 (58) 5 (83) 2,5 (1,4-4,5) 0,001 Usia kehamilan Preterm Aterm Sepsis Hipoglikemia Berat lahir (gram) >4000 2500-300 <2500 IMD Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Polisitemia *Diabetes melitus 14 (4) 28 (25) 25 (60) 1 (1) 2 (62) 13 (14) 6 (32) 18 (22) 18 (44) 4 (1) 38 (32) 23 (28) 1 (32) 2 (100%) 40 (2%) 16 (53) 84 (5) 1 (40) 83 (83) 18 (38) 82 (86) 13 (68) 64 (8) 23 (56) 18 (83) 82 (68) 5 (2) 41 (68) 0 (0%), 100 (1%) 1, (1,1-3,1) 0,02 3,5 (2,1-5,) <0,001 4,5 (2,6-,8) <0,001 1,1 (0,5-2,2) 1,0 (Referrence) 2 (1,2-3,4) 0,04 0,01 0,6 (0,2-1,5) 0,31 0, (0,5-1,4) 0,64 2,8 (1,4-5,5) 0,04 8

Tabel 3: Stratifikasi faktor risiko hiperbilirubinemia pada ibu diabetes melitus Variabel Ibu DM Hiperbilirubinemia RR MH (IK5%) Berat lahir (gram) <2500 6 11 Undefined 3,0 (1,6-5,); 0 2 2500-4000 16 23 8,8* 2 41 (2,2-35,) >4000 8 10 16 1,4 (0,-2,) Usia kehamilan (minggu) < 3 0, (0,4-1,) 2,4 (1,4-4,3); 3-40 Sepsis IMD Polisitemia *Diabetes melitus **Exact Fisher test tidak 23 5 16 14 3 4 0 26 12 1 2 1 11 32 52 8 32 51 5 13 36 44 0 41 0 5 4,8* (1,-11,) 1,2 (0,-2,1) 5,5* (1,8-1,) 0,5* (0,31-0,) 2,0* (1,1-3,6) 1,6 (0,5-5,1) 4,2 (1,2-14,) 2,1 (1,3-3,5); 2,3 (1,3-4,1); 2,3 (1,0-5,4) lebih tinggi terjadi hiperbilirubinemia. Kejadian hiperbilirubinemia akan meningkat pada bayi IDM. Hal tersebut disebabkan proses konjugasi yang tidak efektif karena sistem enzim glucuronosyltransferase belum sempurna sehingga konsentrasi serum bilirubin yang belum terkonjugasi meningkat. Selain itu, bayi IDM memiliki sumber bilirubin lain yang berasal dari proses eritropoesis yang belum efektif. Prekursor sel darah merah yang beredar di pembuluh darah terjebak di lien dan dihancurkan. Pemecahan sel darah merah ini memberikan konstribusi terhadap beban bilirubin tambahan ke hati. Sistem proses bilirubin yang tidak efektif pada bayi baru lahir dari ibu DM menghasilkan kenaikan yang lebih cepat dari konsentrasi puncak serum bilirubin pada bayi. 2 Analisis stratifikasi mendapatkan bahwa bayi IDM berat badan lahir >4000 g merupakan faktor proteksi terjadinya hiperbilirubinemia, tetapi risiko meningkat pada bayi dengan berat lahir cukup. Hal tersebut menunjukkan bahwa berat lahir pada bayi dengan IDM merupakan faktor yang dapat memengaruhi kejadian hiperbilirubinemia. Namun demikian, hasil tersebut tidak sama dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa kejadian hiperbilirubinemia pada makrosomia akan meningkat pada bayi yang lahir dari IDM. Hasil stratifikasi analisis lain menunjukkan bahwa bayi IDM yang lahir kurang bulan tidak memengaruhi hiperbilirubinemia. Sementara bayi yang lahir cukup bulan meningkatkan risiko hiperbilirubinemia. Usia

kurang bulan maupun bayi ibu DM merupakan faktor risiko hiperbilirubinemia. Bayi kurang bulan, dari ibu DM atau bukan DM, mempunyai risiko lebih tinggi mengalami hiperbilirubinemia bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan dari ibu bukan DM. Hal tersebut disebabkan karena semakin lama bayi berada di dalam kandungan maka hiperglikemia kronis akan berpengaruh pada janin yang diikuti hiperinsulinemia. Kondisi ini akan meningkatkan kebutuhan oksigen. Janin akan meningkatkan kosentrasi serum eritropoetin untuk memenuhi kebutuhan oksigen tersebut sehingga menyebabkan terjadinya polisitemia dan gangguan distribusi besi. 2 Polisitemia merupakan faktor risiko hiperbilirubinemia, pada kondisi ini terjadi pemecahan sel darah merah yang berlebih, proses eritropoesis yang tidak efektif dan kemampuan hepar yang belum matang untuk mengonjungasi dan mengeksresi bilirubin. Jumlah sel darah merah yang berlebih menyebabkan peningkatan 30% dari bilirubin yang harus dikonjungasi dan dieksresi oleh hati. 2 Secara teori, sepsis merupakan faktor risiko untuk terjadinya hiperbilirubinemia. 10 Sepsis maupun bayi ibu DM merupakan faktor risiko sepsis. Bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu bukan DM dan tidak sepsis sebagai kelompok rujukan, bayi ibu DM yang mengalami sepsis mempunyai risiko paling tinggi untuk mengalami hiperbilirubinemia. Bayi yang mengalami sepsis bukan dari ibu DM atau bayi dari ibu DM yang tidak sepsis mempunyai risiko ditengahnya. Kemungkinan hiperbilirubinemia dapat terjadi pada semua bayi dengan atau tanpa risiko IDM, tetapi ketika bayi tidak sepsis kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi dengan IDM akan meningkat. Pada kondisi sepsis terjadi infeksi sistemik yang dapat memengaruhi sistem metabolisme tubuh termasuk metabolisme bilirubin. 10 Secara teori, polisitemia merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia. 2 Polisitemia maupun bayi ibu DM merupakan faktor risiko sepsis. Bayi dengan ibu DM dan tidak DM yang mengalami polisitemia tidak mengalami perbedaan kejadian hiperbilirubinemia.sebaliknya, bayi dengan ibu DM yang tidak memiliki polisitemia bila dibandingkan dengan bayi ibu tidak DM maka didapatkan peningkatan kejadian hiperbilirubinemia. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu DM dan polisitemia merupakan faktor risiko kejadian hiperbilirubinemia. Pada bayi dari ibu DM akan mengalami kejadian hiperinsulinemia pada saat kehamilan sehingga akan menyebabkan kondisi asfiksia pada janin saat usia kehamilan >30 minggu yang akan dikompensasi dengan pembentukan eritrosit yang lebih tinggi. Hal tersebut menyebabkan kondisi polisitemia pada bayi pada saat dilahirkan dan merupakan risiko kejadian hiperbilirubinemia pada saat pemecahan eritrosit. Pemberian ASI awal merupakan faktor protektif yang dapat menurunkan risiko hiperbilirubinemia pada bayi IDM. Pemberian ASI sejak awal dapat membersihkan mekonium dengan segera sehingga dapat mencegah penyerapan kembali bilirubin yang tinggi pada mekonium. Selain itu, ASI dapat melapisi mukosa usus dan dapat mengikat bilirubin yang terkonjugasi untuk dikeluarkan bersama kotoran sehingga tidak terjadi penyerapan kembali bilirubin oleh usus. 11 Hipoglikemia pada penelitian ini terlihat sebagai faktor independen yang dapat menyebabkan hiperbilirubinemia tanpa adanya kondisi ibu diabetes melitus pada bayi. Kesimpulan Ibu diabetes melitus merupakan faktor risiko untuk terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi. Hal tersebut juga dapat tergantung pada kondisi berat badan pada saat lahir, usia kehamilan, sepsis, dan inisiasi menyusu dini. Daftar pustaka 1. Mimouni FB, Mimouni G, Bental Y. Neonatal management of the infant of diabetic mother. Pediat therapeut 2013;4:1-4. 2. Nold JL, Michael K, Georgieff MD. Infant of diabetic mothers. Pediatr Clin N Am 2004;61-3. 3. Soewondo P, Pramono LA. Prevalence, characteristics, and predictors of pre-diabetes in Indonesia. Med J Indones 2011;20:283. 4. Edward S, Ogata MD. Problems of the infant of the diabetic mother. Neoreviews 2010;11:e62-31. 5. Fallucca F. Pathophysiology of diabetes in pregnancy. Ann.1 st. super sanita 1;3:353-60 6. Opara P, Jaja T, Onubogu U. Morbidity and mortality amongst infans of diabetic mothers admitted into a special care baby unit in port harcouurt, Nigeria. Ital J of Ped 2010;36:1-.. Cordero L, Rath K, Zheng K, Lando M, Nankervis C. Delivery room triage of large for gestational age infants 10

of diabetic mothers. SAGE open medicine, 2004. 8. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto HS. Dalam: Sastroasmoro S, dan Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi keempat. Jakarta: CV Sagung Seto;2011.h.348-81.. Mahmood CB, Kayes MI. Problems and immediate outcome of infants of diabetic mothers. Bangladesh J Physc Surg 2008;26:68-2. 10. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG. Neonatology management, procedures, on-call problems, disease, and drugs. Seventh edition. United State of America: Lange Mc Graw Hill Education;2013. 11. Rulina S, debby L. Buku bedah ASI IDAI. 2013. Diunduh pada 2 Februari 2016. Didapat dari: http:// idai.or.id/public-articles/klinik/asi/air-susu-ibu-danikterus,html 12. Fallucca F. Pathophysiology of diabetes in pregnancy. Ann Ist Super Sanita 1;3:353-60. 11