BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha yang meningkat pesat dan diiringi persaingan usaha yang semakin kompetitif mengakibatkan banyak perusahaan yang membutuhkan tambahan modal cukup besar untuk menjalankan usahanya. Salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan modal yaitu dengan penerbitan saham. Bagi perusahaan yang sudah berskala besar akan mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar modal bukan hanya menguntungkan bagi perusahaan yang membutuhkan dana tetapi pasar modal juga memberikan wahana investasi bagi investor untuk dapat menginvestasikan uangnya dengan harapan memperoleh return. Investor akan memutuskan kepada perusahaan mana mereka menanamkan uangnya agar memperoleh keuntungan maksimal. Perusahaan yang memiliki prospek baik, sahamnya akan sangat diminati oleh para investor. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi besarnya permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham tersebut. Apabila harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaan akan berkurang. Sebaliknya, bila pasar menilai terlalu rendah, jumlah permintaan akan meningkat. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru. Salah satu cara 1 1
2 yang dilakukan emiten untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal adalah dengan melakukan pemecahan saham. Pemecahan saham (stock split) adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil, misalnya dari nominal Rp 1.000 per saham menjadi Rp 250 per saham yang berarti disini satu saham lama dipecah menjadi 4 lembar saham baru (Paulus, 2008:150). Tujuan utama perusahaan yang melakukan stock split adalah agar harga saham lebih murah dan jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak, sehingga investor lebih mudah melakukan pembelian ( likuid ). Dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagangannya. Menurut Tambunan (2007), Pemecahan saham (stock split) adalah memecah nilai nominal ( per value ) saham dengan rasio tertentu. Harga saham sering kali menjadi sangat mahal sehingga tidak likuid lagi sehingga investor pun menjadi tidak bergairah untuk memperdagangkannya. Pemecahan saham merupakan kosmetika saham, dalam arti bahwa tindakan tersebut merupakan upaya pemolesan saham agar kelihatan lebih menarik di mata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran bagi investor. Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham lebih banyak. Jadi pemecahan saham merupakan tindakan yang tidak memiliki nilai ekonomis. Namun banyak peristiwa pemecahan saham di pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan
3 saham merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal. Apabila stock split tidak memiliki nilai ekonomis, pertanyaannya: mengapa banyak perusahaan dan emiten melakukan stock split? motivasi apa yang mendorong mereka melakukannya? Banyak sekali hipotesis yang sudah diajukan untuk menjelaskan mengapa perusahaan melakukan stock split. Hasil penelitian sebelumnya memberikan hasil yang tidak konsisten. Sebagian peneliti menyimpulkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai dampak terhadap saham, namun ada sebagian peneliti yang menyimpulkan bahwa ternyata stock split mempunyai pengaruh yang signifikan. Menurut Baker dan Gallangher (dikutip dari Marwata, 2001) salah satu tujuan stock split adalah untuk mengembalikan harga per lembar saham pada tingkat perdagangan yang optimal sehingga meningkatkan likuiditas. Dampak stock split terhadap keuntungan investor dijelaskan pula oleh Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) menyatakan bahwa disekitar pengumuman split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang abnormal. Hal ini bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa stock split hanya merupakan kosmetika serta tidak memiliki nilai ekonomis. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999), mereka melakukan penelitian terhadap 40 perusahaan yang melakukan pemecahan saham. Mereka menyimpulkan bahwa pemecahan saham mempunyai pengaruh yang negatif signifikan terhadap perubahan harga saham relatif. Mereka juga menemukan deviden dan perubahannya berpengaruh positif signifikan pada perubahan harga saham
4 relatif. Namun laba per saham dan perubahannya tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Sementara itu, variabel indeks harga saham industri dan perubahannya tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini mengambil data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan studi empiris pada perusahaan go public yang melakukan pemecahan saham antara tahun 2007- Maret 2011. Mengacu pada berbagai penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak pemecahan saham terhadap harga saham yang difokuskan pada perbedaan actual return saham sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Berdasarkan pandangan di atas maka penelitian ini berjudul Analisis Perbandingan Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (2007-2011). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan secara nyata return saham sebelum stock split dengan return saham sesudah stock split?
5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah aktifitas stock split membawa dampak yang signifikan terhadap return saham setelah pemecahan saham. 2. Kegunaan Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Penulis Untuk memperluas ilmu pengetahuan tentang pemecahan saham, perubahan harga saham dan perubahan return saham. b. Bagi Emiten Memberikan masukan kepada perusahaan ketika akan melakukan proses pemecahan saham sehingga sahamnya tetap likuid. c. Bagi Pembaca Dapat menjadi referensi dan pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan masalah pemecahan saham.