ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
Leo Amran 1), Eliza 2), Suardi Tarumun 2) Hp: ;

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA

INFLASI KOTA BALIKPAPAN BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA DUMAI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

Tabel 1 IHK, Inflasi, Laju Inflasi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan November 2015 (2012= 100)

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2016 DEFLASI 1,08 PERSEN

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,60 PERSEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

KONSUMSI CONSUMPTION

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2016 INFLASI 1,02 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2017 INFLASI 0,77 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Konsumsi/ Consumption


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer


BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

Habitat Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 ISSN:

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

Transkripsi:

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU ANALYSIS OF HOUSEHOLD INCOME AND EXPENDITURE IN HOME SUSTAINABLE FOODS HOUSE FARMER AREA (KRPL) IN PEKANBARU Muhammad Syaifullah 1 Eliza, 2 Suardi Tarumun 2 Program Studi Agribisnis, Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru Syaifullah1992.ms@gmail.com ABSTRACT Sustainable Foods Household (KRPL) is a government program to improve food consumption based on the additional income of farmers. The purpose of this research are (1) to analyze the level of household income and farm income of farmers Sustainable Foods Household (KRPL) in Pekanbaru (2) to analyze the total expenditure and the proportion of household food to total expenditure of farmers Sustainable Food Household program in Pekanbaru. The method used in sampling is disproportionate random sampling method, the number of samples in the study was 62 samples member KRPL. Analysis of the data used is the analysis of farm income and the proportion of household expenditure analysis. The total amount of household income was Rp.194.845.500, which consists of the husbands income (Rp.137.050.000), KRPL farm incomes (Rp.8.685.500), the wives income (Rp.41.350.000), and other income (Rp7.760.000). KRPL program contribution to total family income amounted to 4.46%. Total amount of household expenditure were Rp.175.263.667, which consists of food expenditure Rp.97.876.067 and Rp.77.387.600 non-food expenditure. The proportion of household food expenditure KRPL agricultural groups were smaller than the proportion of non-food expenditure, which equal to 44.15%. Keywords: KRPL Program, Household Income, Household Expenditure, Pekanbaru City. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian berperan dalam penyedia pangan bagi konsumsi masyarakat, penyedia lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan serta kesejateraan masyarakat. Sedangkan untuk pembangunan perekonomian pertanian juga ikut andil di dalamnya. 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 1

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, sumber tenaga kerja, menjadi basis ekonomi lokal (faktor utama pengembangan pertanian). Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak saja berada di pedesaan. (Suryani, 2012). Pemerintah sangat berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu dengan membuat program-program yang berbasis mensejahterakan masyarakat. Berbagai program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat. Salah satunya program pemerintah yang dibuat pada tahun 2012, yaitu program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Prinsip dasar KRPL adalah: (i) pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan serta kemandirian pangan, (ii) diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, (iii) konservasi sumberdaya genetik pangan (tanaman, ternak, ikan), (iv) menjaga kelestariannya melalui kebun bibit desa dan (v) peningkatan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat (Kementrian Pertanian 2012). Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) mulai direalisasikan di Kota Pekanbaru pada tahun 2012 yang dinaungi oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian dibawah Kementrian Pertanian. Kelompok KRPL di Kota Pekanbaru terdapat lima kelompok yang masih aktif dalam berpartisipasi menjalankan program yaitu kelompok wanita tani kurnia harapan, perdana limbungan, bunga kapas, tuah bestari, sago indah. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat pendapatan rumah tangga dan pendapatan usahatani petani Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Pekanbaru. dan menganalisis pengeluaran total dan proporsi pengeluaran pangan rumah tangga petani pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Kota Pekanbaru. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Pekanbaru, terdapat lima kelurahan yaitu: (i) Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai, (ii) Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir, (iii) Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, (iv) Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan dan (v) Kelurahan Sago, Kecamatan Senapelan. Alasan pemilihan lokasi penelitian yaitu dengan mempertimbangkan kelima daerah tersebut telah menjalankan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada tahun 2013 hingga saat ini. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014. Metode Pengambilan Sampel dan Data Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei, pengambilan sampel dilakukan dengan cara disproportional random sampling yaitu pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak dimana setiap kelompok wanita tani 2

KRPL dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih sebagai sampel. Sampel pada penelitian yaitu anggota kelompok yang mengikuti program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Pekanbaru. Jumlah populasi adalah 162 orang tersebar pada lima kelompok tani, pengambilan sampel untuk setiap kelompok menggunakan rumus slovin dengan toleransi terjadinya galad 10% pada masing-masing kelompok maka didapatkan sampel dari penelitian sebanyak 62 orang. Adapun besar atau jumlah pembagian sampel untukmasingmasing kelompok yaitu menggunakan rumus menurut Sugiyono (2007). Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Kelompok Tani KRPL di Kota Pekanbaru Tahun 2012 NAMA KELOMPOK ANGGOTA KELOMPOK SAMPEL Kurnia Harapan 34 13 Perdana Limbungan 31 12 Bunga Kapas 35 13 Tuah Bestari 31 12 Sago Indah 31 12 JUMLAH 162 62 Sumber: Ketua kelompok wanita tani KRPL Kota Pekanbaru Tahun 2012 Penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Data primer diperoleh secara langsung dari narasumber dengan cara wawancara langsung kepada petani Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan menggunakan kuesioner yang diberikan. Data primer meliputi: identitas petani (umur, pendidikan, pengalaman berusahatani dan jenis kelamin), faktor produksi dan sumber pendapatan rumah tangga. Data sekunder diperoleh dari literaturliteratur yang relevan dengan penelitian seperti buku, majalah pertanian, internet, Dinas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian di Kota Pekanbaru dan instansi-instansi lainnya yang dapat membantu untuk ketersedian data. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian antara lain, adalah: a. Analisis Pendapatan Usahatani Analisis pendapatan usahatani digunakan rumus menurut Soekartawi (1995). TR = P x Q Keterangan: TR = Pendapatan (Rupiah/bulan) P = Harga (Rupiah) Q = Jumlah Produksi(Kg/bulan) b. Analisis Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran rumah tangga adalah nilai belanja yang dikeluarkan untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam tempo waktu tertentu (bulan). Total pengeluaran 3

rumah tangga petani dapat diketahui dengan menghitung pengeluaran pangan dan nonpangan. Rumus yang digunakan adalah (Amaliyah, 2011): TP = Pp + Pn Keterangan: TP : Total pengeluaran rumah tangga petani (Rupiah)/bulan Pp : Pengeluaran pangan (Rupiah)/bulan Pn : Pengeluaran nonpangan (Rupiah)/bulan Proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total rumah tangga petani dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Amaliyah, 2011): Keterangan: PF: Proporsi pengeluaran pangan(%) PP: Pengeluaran pangan (Rupiah) TP: Total pengeluaran (Rupiah) HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Rumah Tangga Petani Sampel Responden yang menjadi objek penelitian adalah anggota kelompok tani Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada tahun 2013, yang terdiri dari lima kelompok tani yang tersebar di lima kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru. Identitas yang diamati yaitu semua hal yang berkaitan dengan petani KRPL seperti: (i) Tingkat umur, adapun tingkat umur responden dengan jumlah jiwa terbanyak berkisar 33-40 tahun yang berjumlah 23 jiwa dan terkecil berkisar 57-64 tahun yang berjumlah 3 jiwa, (ii) Tingkat pendidikan, adapun tingkat pendidikan responden rata-rata adalah tamatan SLTA, (iii) Jumlah tanggungan, adapun jumlah tanggungan responden rata-rata berkisar 4-6 jiwa. Analisis Pendapatan Rumah Tangga a. Pendapatan Usahatani KRPL Pendapatan usahatani KRPL merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi usahatani program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Adapun komoditi yang dibudidayakan pada program ini yaitu cabe rawit, cabe merah, sawi, terong hijau/ungu, tomat, bawang daun, kacang panjang, kangkung, bayam, selada, dan saledri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tingkat Pendapatan Usahatani Anggota Kelompok Tani KRPL di Lima Lokasi Penelitian (Tuah Karya, Sago, Limbungan, Kulim, dan Palas) Selama 1 Bulan. No Tingkat Pendapatan KRPL (Rupiah) KWT KRPL Pekanbaru Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 59.500-106.000 14 22,58 2 106.001-152.000 23 37,10 3 152.001-198.000 21 33,87 4 198.001-244.000 4 6,45 Jumlah 62 100 4

Tabel 2 menunjukkan tingkat pendapatan usahatani yang memiliki jumlah jiwa terbesar adalah Rp.106.001 s/d Rp.152.000 berjumlah 23 jiwa atau 37,10%. Sedangkan tingkat pendapatan usahatani yang memiliki jumlah jiwa terkecil adalah Rp.198.001 s/d Rp.244.000 berjumlah 4 jiwa atau 6,45%. Pada tabel 3 menjelaskan tentang pendapatan rata-rata usahatani berdasarkan komoditi yang ditanam oleh anggota kelompok tani KRPL di Kota Pekanbaru. Tabel 3. Pendapatan Rata-rata Usahatani Anggota Kelompok Tani KRPL di Lima Lokasi Penelitian (Tuah Karya, Sago, Limbungan, Kulim, dan Palas) Selama 1 Bulan. No Komoditi Rata-rata produksi (Kg/Ikat) Harga (Rp) Rata-rata pendapatan (Rp) Persentase (%) 1 Cabe rawit 1,25 55.000 68.839 48,74 2 Cabe merah 0,28 75.000 20.685 14,65 3 Sawi 1,79 1.500 2.685 1,9 4 Terong hijau/ungu 1,52 10.000 15.210 10,77 5 Tomat 1,09 10.000 10.919 7,73 6 Bawang daun 0,42 15.000 6.266 4,44 7 Kacang panjang 0,23 5.000 1.137 0,81 8 Kangkung 1,42 1.500 2.129 1,51 9 Bayam 2,35 2.000 4.710 3,33 10 Selada 0,52 2.000 1.032 0,73 11 Saledri 0,38 20.000 7.613 5,39 Jumlah 141.226 100 Tabel 3 menjelaskan komoditi yang paling banyak diusahakan oleh kelompok tani KRPL yaitu cabe rawit. Cabe rawit mayoritas ditanam pada semua kelompok tani KRPL di lima kelurahan. Besarnya pendapatan rata-rata cabe rawit yaitu Rp.68.839,00- atau 48,74% dari total pendapatan keseluruhan komoditi. Sedangkan tanaman yang paling kecil diusahakan oleh kelompok tani KRPL adalah selada. Besarnya kontribusi pendapatan selada adalah 0,73%. digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam keluarga (Rp). Adapun tingkat pendapatan rumah tangga anggota kelompok tani KRPL di Kota Pekanbaru mulai dari Rp.1.009.500 s/d Rp.7.187.500. Untuk jelasnya lihat Tabel 4. Pendapatan Rumah Tangga Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga yang 5

Tabel 4. Pendapatan rumah Tangga Anggota Kelompok Tani KRPL di Lima Lokasi Penelitian (Tuah Karya, Sago, Limbungan, Kulim, dan Palas) Selama 1 Bulan. No Pendapatan Rumah Tangga (Rp) KWT KRPL Pekanbaru Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 1.009.500-2.924.500 32 51,61 2 2.924.501-4.345.500 21 33,87 3 4.345.501-5.766.500 3 4,84 4 5.766.501-7.187.500 6 9,68 Jumlah 62 100,00 Tingkat pendapatan rumah tangga anggota KRPL di Kota Pekanbaru yang dijelaskan Tabel 4 adalah jumlah jiwa terbesar berkisar Rp.1.009.500 s/d Rp.2.924.500 berjumlah 32 jiwa atau 51,61%. Sedangkan tingkat pendapatan rumah tangga yang memiliki jumlah jiwa terkecil adalah Rp.4.345.501 s/d Rp.5.766.500 berjumlah 3 jiwa atau 4,84%. Sedangkan kontribusi pendapatan usahatani program KRPL dalam pendapatan rumah tangga anggota KRPL di Kota Pekanbaru dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5. Kontribusi Pendapatan Usahatani Anggota Kelompok Tani KRPL di Lima Lokasi Penelitian (Tuah Karya, Sago, Limbungan, Kulim, dan Palas) Selama 1 Bulan. No Sumber Pendapatan Jumlah (Rp) Rata-rata (Rp) Persentase (%) 1 Pendapatan suami 137.050.000 2.210.484 70,34 2 Pendapatan KRPL 8.685.500 140.089 4,46 3 Pendapatan istri 41.350.000 666.935 21,22 4 Pendapatan Lain-lain 7.760.000 125.161 3,98 Jumlah 194.845.500 3.142.669 100,00 Kontribusi pendapatan usahatani KRPL terhadap total pendapatan rumah tangga sebesar Rp.8.685.500 dengan rata-rata Rp.140.089 (4,46%). Menurut Efriyani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Program Pemanfaatan Lahan Pekarangan Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan, rata-rata pendapatan rumah tangga KWT 3 sebelum menjalankan program adalah Rp.2.177.731,00 per bulan meningkat menjadi Rp.2.279.651,00 per bulan (4,47%). Artinya, tidak jauh berbeda kontribusi Program KRPL. Pengeluaran Pangan Pengeluaran rumah tangga untuk pangan adalah susunan dan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata yang umum dikonsumsi penduduk dalam jangka waktu tertentu. Menurut BPS (2012), yang termasuk dalam konsumsi pangan yaitu padipadian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, 3) Kelompok Wanita Tani 6

minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan, tembakau dan sirih, dan konsumsi lainnya, seperti makanan dan minuman jadi. Pola pengeluaran/konsumsi pangan sangat ditentukan oleh faktor sosial ekonomi rumah tangga seperti tingkat pendapatan, harga bahan pangan dan karakteristik rumah tangga yaitu jumlah anggota rumah tangga, umur, jenis pekerjaan, pendidikan, dan juga lapangan pekerjaan. Pola pengeluaran rumah tangga anggota kelompok tani KRPL di Kota Pekanbaru tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata dan Persentase Pengeluaran Pangan Per Bulan Anggota Kelompok Tani KRPL di Lima Lokasi Penelitian (Tuah Karya, Sago, Limbungan, Kulim, dan Palas). No Pengeluaran Pangan Rata-rata pengeluaran (Rp) Persentase (%) 1 Padi-padian (Beras) 251.556 20,15 2 Umbi-umbian 25.661 2,06 3 Ikan 168.484 13,50 4 Daging 68.129 5,46 5 Telur dan susu 79.587 6,38 6 Sayur-sayuran 141.582 11,34 7 Kacang-kacangan 29.918 2,40 8 Buah-buahan 56.153 4,50 9 Minyak dan lemak 49.544 3,97 10 Bahan minuman 49.148 3,94 11 Bumbu-bumbuan 25.492 2,04 12 Tembakau dan sirih 227.879 18,26 13 Konsumsi lainnya 75.053 6,01 Jumlah 1.248.187 100,00 Tabel 6 menjelaskan pengeluaran pangan rata-rata rumah tangga sebesar Rp.1.248.187 dengan rincian rata-rata jenis pengeluaran terbesar adalah jenis padi-padian sebesar Rp.251.556 (20,15%). Artinya, mayoritas anggota kelompok tani KRPL di Kota Pekanbaru setiap harinya mengkonsumsi padi-padian untuk keperluan hidup. Sedangkan konsumsi pangan terkecil adalah pengeluran umbi-umbian sebesar Rp.25.661,00- (2,06%). pengeluaran untuk nonpangan seperti perumahan, listrik, bahan bakar, barang (peralatan mandi, baterai, anti nyamuk, alat kosmetik, media cetak dan lain-lain), jasa, pendidikan, kesehatan, pakaian, alas kaki, penutup kepala, kredit, barang tahan lama, pajak, asuransi, cicilan motor, cicilan mobil, dan lain-lain) dijelaskan pada Tabel 7. Pengeluaran Nonpangan Pengeluaran nonpangan adalah pengeluaran untuk kebutuhan atau pemenuhan kebutuhan rumah tangga diluar pangan. Adapun 7

Tabel 7. Rata-rata dan Persentase Pengeluaran Nonpangan Per Bulan Anggota Kelompok Tani KRPL di Lima Lokasi Penelitian (Tuah Karya, Sago, Limbungan, Kulim, dan Palas). No Pengeluaran Nonpangan Rata-rata pengeluaran (Rp) Persentase (%) 1 Perumahan, listrik, dan bahan bakar 419.568 26,58 2 Barang dan jasa 267.560 16,95 3 Biaya pendidikan 156.071 9,89 4 Biaya kesehatan 72.379 4,58 5 Pakaian, Alas kaki dan Penutup Kepala 205.645 13,03 6 Kredit 368.040 23,31 7 Barang tahan lama 23.484 1,49 8 Pajak dan asuransi 65.899 4,17 Jumlah 1.578.646 100,00 Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat pengeluaran nonpangan rata-rata rumah tangga sebesar Rp.1.578.646 dengan rincian rata-rata jenis pengeluaran terbesar terdapat pada perumahan, listrik dan bahan bakar sebesar Rp.419.568 (26,58%). Artinya, mayoritas anggota kelompok tani KRPL di Kota Pekanbaru setiap harinya mengeluarkan biaya untuk keperluan perumahan, listrik dan bahan bakar. Sedangkan konsumsi nonpangan terkecil adalah pengeluran untuk barang tahan lama sebesar Rp.23.484,00- (1,49%). Proporsi Pengeluaran Proporsi pengeluaran konsumsi pangan merupakan persentase banyaknya pengeluaran pengeluaran pangan dibanding dengan besarnya pengeluaran total. Berikut ini merupakan proporsi pengeluaran rata-rata rumah tangga anggota kelompok tani KRPL di Kota Pekanbaru selama satu bulan. Tabel 8. Proporsi Pengeluaran Rata-rata Rumah Tangga Anggota Kelompok Tani KRPL di Lima Lokasi Penelitian (Tuah Karya, Sago, Limbungan, Kulim, dan Palas) Dalam 1 Bulan. Pengeluaran Jumlah rata-rata (Rp/bulan) Proporsi (%) Pengeluaran pangan 1.248.187 44,15 Pengeluaran Nonpangan 1.578.646 55,85 Pengeluaran total 2.826.833 100,00% Pengeluaran total adalah pengeluaran untuk konsumsi pangan ditambah pengeluaran untuk nonpangan. Tabel 8 menjelaskan pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk pangan sebesar Rp.1.248.187 (44,15%) dari pengeluaran total dan pengeluaran nonpangan sebesar Rp.1.578.646 (55,85%). Proporsi antara pengeluaran pangan dan nonpangan digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Dari proporsi pengeluaran pangan dapat diungkapkan bahwa semakin 8

tinggi proporsi pengeluaran pangan berarti tingkat kesejahteraan rumah tangga semakin rendah, sebaliknya semakin rendah proporsi pengeluaran pangan berarti tingkat kesejahteraan rumah tangga semakin tinggi. Berdasarkan data dari Tabel diatas pengeluaran pangan rata-rata rumah tangga petani anggota kelompok tani KRPL lebih kecil dari daripada pengeluaran nonpangan, ini berarti tingkat kesejahteraan rumah tangga responden anggota kelompok tani KRPL tergolong tinggi (sejahterah). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitan tentang analisis pendapatan dan pengeluaran rumah tangga pada Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Pekanbaru maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jenis tanaman yang dibudidayakan di lima kelompok tani KRPL di Kota Pekanbaru adalah cabai rawit, cabai merah, sawi, terong, tomat, bawang daun, kacang panjang, kangkung, bayam, selada, dan saledri. 2. Jumlah pendapatan rumah tangga anggota kelompok tani KRPL per bulan di Kota Pekanbaru sebesar Rp.194.845.500,00- dengan ratarata sebesar Rp.3.142.669,00- per bulan, yang terdiri dari pendapatan suami sebesar Rp.137.050.000,00- per bulan atau 70,34% dari total pendapatan rumah tangga dengan rata-rata pendapatan suami sebesar Rp.2.210.484,00- per bulan, pendapatan usahatani KRPL sebesar Rp.8.685.500,00- per bulan atau 4,46% dari total pendapatan rumah tangga dengan rata-rata pendapatan usahatani KRPL sebesar Rp.141.226,00- per bulan, pendapatan istri sebesar Rp.41.350.000,00- per bulan atau 21,22% dari total pendapatan rumah tangga dengan rata-rata pendaptan istri sebesar Rp.666.935,00- per bulan, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp.7.760.000,00- per bulan atau 3,98% dari total pendapatan rumah tangga denga rata-rata sebesar Rp.125.161,00- per bulan. 3. Adapun jumlah pengeluaran rumah tangga anggota kelompok tani KRPL per bulan di Kota Pekanbaru sebesar Rp.175.263.667,00- per bulan dengan rata-rata sebesar Rp.2.826.833,00- per bulan, yang terdiri dari pengeluaran pangan sebesar Rp.77.387.600,00- per bulan dengan rata-rata sebesar Rp.1.248.187,00- per bulan dan pengeluaran nonpangan sebesar Rp.97.876.067,00- per bulan dengan rata-rata sebesar Rp.1.578.646,00- per bulan. 4. Proporsi pengeluaran pangan rumah tangga kelompok tani KRPL lebih kecil daripada proporsi pengeluaran nonpangan yaitu sebesar 44,15%. Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Usahatani dengan pemanfaatan lahan pekarangan merupakan potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Perlunya peran penyuluh untuk meningkatkan kegiatan yang menambah pengetahuan dan skil petani seperti: pelatihan-pelatihan dalam berusahatani (bercocok tanam yang baik) dan pelatihan dalam menghadapi permasalahan usahatani. Adanya pelatihan tersebut maka petani 9

mampu menerima informasi dan inovasi terbaru sebagai motivasi mereka dalam melakukan kegiatan usahatani KRPL tersebut. 2. Melihat hasil penelitian bahwa pendapatan petani meningkat setelah mengikuti program KRPL, (petani mampu menekan angka pengeluaran konsumsi sayur-sayuran), maka diharapkan pihak pemerintah Kota Pekanbaru untuk lebih mengoptimalkan program KRPL tersebut dengan tujuan agar program KRPL lebih berkembang dan tetap terus berkelanjutan. Pada dasarnya program KRPL ini dapat dilakukan dengan mudah khususnya bagi anggota kelompok dan umumnya bagi masyarakat sekitar. Ekonomi Fakultas Pertanian UNRI. Kementrian Pertanian. 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Sugiyono.2007. Statistik Untuk Penelitian.Bandung: CV.Alfabeta. Suryani. 2012. Analisis Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Petani Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Tanaman Pangan Pada Lahan Kering di Kabupaten Wonogiri. Surakarta: Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. DAFTAR PUSTAKA Amaliyah, Husnul. 2011. Analisis Hubungan Proporsi Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi di Kabupaten Klaten. Surakarta: Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2012. Pengeluaran Pangan dan Nonpangan. Efriyani, Ika. 2010. Peranan Program Pemanfaatan Lahan Pekarangan Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Pekanbaru: Skripsi Jurusan Sosial 10