Marketing Analysys of Catfish (Pangasius sutchi) from Kampar Sub district to Rantau Prapat City, Nort Sumatera Province. Eni Yulinda 1) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2009, hlm ISSN

Marketing Efficiency carp seed (Cyprinus carpio) in Kenagarian Lansek Kadok South Rao Pasaman District of West Sumatra Province ABSTRACT

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN PATIN SEGAR DESA KOTO MESJID KE DAERAH TUJUAN PEMASARAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN PATIN ASAP

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

PEMASARAN IKAN ASAP DI PASAR LANGGAM KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU. Oleh

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

ABSTRACT. Eni Yulinda^\ Lamun Bathara^^

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Yonda Defrianti Putri 1), Lamun Bathara 2), Hendrik 2) ABSTRAK

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS TATANIAGA KELINCI (Orictolagus, Spp.) DI KABUPATEN KARO ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS SALURAN, MARGIN, DAN EFISIENSI PEMASARAN ITIK LOKAL PEDAGING MARKETING CHANNEL, MARGIN, AND EFFICIENCY ANALYSIS OF LOCAL BROILER DUCK

PEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEGAR DI PASAR BINAYA KOTA MASOHI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Mastaulina Siagian 1) M. Ramli 2) and Firman Nugroho 2) ABSTRACT

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

EFISIENSI PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA KANDANGSEMANGKON KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

IV. METODOLOGI PENELITIAN

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

Oleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK

ANALISIS TATANIAGA KEPITING HASIL PRODUKSI DESA PANTAI GADING, KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

ANALYSIS EFFICIENCY MARKETING SYSTEM OF FRESH LAYANG FISH (Decapterus russeli) ON PELABUHAN FISH AUCTION PLACE IN TEGAL CITY

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

Pemasaran Ikan Hias pada Usaha Kelompok Diamond Fish Club di Kelurahan Tampan Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS SALURAN TATANIAGA SAWI DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya

By: ABSTRACT. Kata Kunci : Attitude, Government assistance, Aquaculture.

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

IV. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM.

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH ORGANIK DI KABUPATEN DELI SERDANG

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. ekor/tahun dan terdiri dari 240 jenis ikan hias air laut (marine ornamental fish)

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN (Kasus Usaha Soleha Berseri di Air Tiris Kampar)

PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI PASAR TERATAK BULUH KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU. Oleh ABSTRAK

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²

Transkripsi:

Marketing Analysys of Catfish (Pangasius sutchi) from Kampar Sub district to Rantau Prapat City, Nort Sumatera Province (Analisis Pemasaran Ikan Patin Dari Kabupaten Kampar ke Kota Rantau Prapat Sumatra Utara). Eni Yulinda 1) ABSTRACT This research was conducted in Kampar Sub district and Rantau Prapat city, Nort Sumatera Province and aimed to know volumes of catfish have sold to Rantau Prapat city, marketing institution, marketing cost and profit, marketing margin and efficiency of marketing strategy that was applied in this area. The research methode was survey. Data were obtained by interviewing respondents based on questionaires provided. Populations were fish farmers, merchant, agent and retailer of Rantau Prapat city. Results shown that volumes of catfish have sold to Rantau Prapat city was 6.000 kg/month. Marketing institution consist of fish farmers, merchant, agent and retailer of Rantau Prapat city. Marketing cost of merchant from Kampar Sub district to Rantau Prapat city was Rp.63.694.000/month and profit accepted was Rp.2.306.000, marketing cost of agent was Rp.68.634.200 and profit Rp.6.365.800, marketing cost of retailer was Rp.20.738.100 and profit Rp.1.661.900. Marketing margin value was 33,57% and fish farmer share value was 66,43%. Based on data obtained, it can be concluded that the marketing of catfish (Pangasius sutchi) from Kampar Sub district to Rantau Prapat city was efficient, as the marketing margin value was less than the fish farmer share value. 1). Lecturer of Fishery and Marine Science Faculty, Riau University Key word: Catfish (Pangasius sutchi), marketing, margin, efficient. PENDAHULUAN Kecamatan Kampar termasuk sentra produksi ikan Patin di Kabupaten Kampar yang memiliki potensi perikanan cukup bagus terutama budidaya ikan Patin dalam kolam. Selanjutnya dalam pemasaran ikan Patin (Pangasius sutchi) dari Kecamatan Kampar melalui beberapa pedagang perantara sehingga rantai pemasaran semakin panjang dan biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi tinggi. Hasil produksi petani dibeli oleh pedagang pengumpul di Kecamatan Kampar namun jangkauan pemasarannya masih sangat terbatas, umumnya hanya menjangkau pasar lokal sehingga pasar-pasar lokal di Kecamatan Kampar kelebihan daya tampung.oleh karena itu, dibutuhkan daerah pemasaran baru berupa pasarpasar antar daerah dalam Propinsi Riau maupun luar Propinsi. 1

Daerah pemasaran yang dijadikan tujuan pemasaran ikan Patin ke luar Kecamatan Kampar antara lain Pekanbaru, Rengat, Belilas, Air Molek, Sorek, Duri, Rantau Prapat, dan Solok. Diantara tujuan pemasaran tersebut Kota Rantau Prapat adalah daerah pemasaran luar Propinsi Riau yang jaraknya cukup jauh dari Kecamatan Kampar (± 360 km), karena itu dibutuhkan biaya pemasaran yang cukup tinggi. Fenomena tersebut menarik untuk dikaji dalam Pemasaran Ikan Patin (Pangasius sutchi) asal Kecamatan Kampar tujuan Kota Rantau Prapat. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui volume penjualan ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat, mengetahui jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, biaya pemasaran yang dikeluarkan lembaga pemasaran, tingkat keuntungan (profit margin) yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran, marketing margin, serta melihat efisiensi pemasarannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi bagi lembaga pemasaran dan sumbangan pemikiran terhadap pembangunan perikanan yang menyangkut pengembangan pemasaran dengan memanfaatkan potensi daerah pada masa akan datang. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2008 di Kecamatan Kampar sebagai daerah produsen dan Kota Rantau Prapat sebagai daerah konsumen. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survey, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek di lapangan melalui wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuisioner yang telah disediakan. Penentuan Responden Populasi dalam penelitian ini adalah petani ikan Patin, pedagang pengumpul, agen Rantau Prapat, dan pedagang pengecer Rantau Prapat. Pengambilan responden dilakukan dengan metode sampling. Untuk responden petani teknik penentuan sampel dilakukan pendekatan Snowball, sehingga diperoleh responden petani sebanyak 10 orang yang selalu menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul (Zamri Moli), sedangkan teknik penentuan sampel untuk responden pedagang pengumpul, agen Rantau Prapat dan pedagang pengecer Rantau Prapat dilakukan secara sensus. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu mengamati pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat dengan mengetahui volume penjualan, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, biaya pemasaran yang dikeluarkan, tingkat keuntungan (profit margin) yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran, menghitung besar marketing margin, serta melihat efisiensi pemasaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN Volume Penjualan Pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat dilakukan oleh pedagang pengumpul (Zamri Moli). Volume penjualan yang dikirim 6 ton per bulan dengan frekuensi pengiriman 4 kali. Pengiriman ikan dilakukan dengan mobil Cold Diesel milik sendiri yang dibawa oleh 2 orang anggotanya. Adapun jarak dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat ± 360 km yang ditempuh sekitar 10 jam perjalanan. Lembaga Pemasaran Hanafiah dan Saefuddin (1983) mengemukakan bahwa lembaga pemasaran adalah bada-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dimana barang-barang bergerak dari produsen ke konsumen. Jumlah lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan ikan Patin (Pangasius sutchi) asal Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat sebanyak 4 lembaga yaitu: petani ikan Patin (produsen), pedagang pengumpul, agen Rantau Prapat, dan pedagang pengecer Rantau Prapat. Petani Ikan Patin (Produsen) Jumlah petani (produsen) yang menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul untuk di pasarkan ke Rantau Prapat ± 100 orang, namun petani yang selalu menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul berjumlah 10 orang, bertempat tinggal di Desa Padang Mutung dan Rumbio Padat tebar ikan rata-rata 14 ekor/m 2, benih diperoleh dari BBI Sei Tibun Kampar, BBI Lokal Bangkinang, dan Sukabumi (Jawa). Harga benih ikan Patin per ekor Rp.170 dengan ukuran 1,5 inci. Pakan yang diberikan berasal dari pakan pabrik (pophan) dan pakan buatan dengan lama pemeliharaan ikan Patin rata-rata 7 bulan. Sistem jual-beli dilakukan dengan sistem bon dimana ikan Patin dijual ke pedagang pengumpul (Zamri Moli) kemudian uangnya dibayar 1-3 kali dengan lama waktu 1 s/d 2 bulan. Adapun tingkat mortalitas ikan Patin di Kecamatan Kampar berkisar antara 10-20% dengan berat ikan rata-rata 0,8 kg/ekor. Pedagang Pengumpul Berdasarkan data sekunder, Pedagang pengumpul di Kecamatan Kampar berjumlah 20 orang. Namun yang melakukan pemasaran ikan Patin ke Rantau Prapat hanya 1 orang (Zamri Moli). Selain ke Rantau Prapat Zamri Moli juga melakukan pemasaran ikan Patin ke pasar-pasar antar daerah dalam Propinsi Riau sepertisorek, Sorek,Ukui, Air Molek, Belilas, Rengat, dan Solok. Persentase volume penjualan ikan Patin per bulan yang dilakukan pedagang pengumpul (Zamri Moli) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Volume Penjualan Ikan Patin Per Bulan Yang Dilakukan Pedagang Pengumpul ke Rantau Prapat Serta ke Daerah Pemasaran Luar Rantau Prapat No Daerah Pemasaran Volume Ikan Patin 1 Kali Kirim (kg) Frekuensi Pengiriman Per Bulan (kali) Volume Penjualan Per Bulan (kg) Persen tase 1 Rantau Prapat 1.500 4 6.000 9,68 2 Sorek 100 30 3.000 4,84 3 Ukui 150 30 4.500 7,26 4 Air Molek 400 30 12.000 19,35 5 Belilas 550 30 16.500 26,62 6 Rengat 400 30 12.000 19,35 7 Solok 1.000 8 8.000 12,90 Jumlah 4.100-62.000 100,00 Pada Tabel 1 dapat dilihat Pedagang pengumpul memasarkan ikan Patin ke Rantau Prapat sebanyak 6.000 kg atau 9,68% dari total keseluruhan ikan Patin yang dikumpulkan per bulannya. Jumlah ikan Patin yang dibutuhkan pedagang pengumpul per bulan 62.000 kg, sementara produksi petani (responden) yang dikumpulkan per bulannya hanya 32.784 kg (52,88%). Untuk melengkapi kekurangan 29.216 kg (47,12%) pedagang pengumpul membeli ikan Patin dari daerah-dearah lain di Kecamatan Kampar maupun luar Kecamatan Kampar antara lain Desa Kampar, Air Tiris, Salo, Pulo Gadang, Sungai Pinang, Bangkinang, dan Kuok. Agen Rantau Prapat Agen Rantau Prapat berprofesi sebagai agen ikan sejak tahun 1996. Jenis-jenis ikan yang dikumpulkan adalah Patin, Mas, Nila, dan Lele. Ikan Patin didatangkan dari Kampar (Riau) dan Deli Serdang (Sumatera Utara), ikan Mas dari Rao (Sumatera Barat), ikan Nila dari Danau Toba, serta ikan Lele dari Binjai, Langkat, dan Lipat Kain (Riau). Ikan-ikan yang dikumpulkan tidak hanya dijual ke pedagang pengecer Rantau Prapat melainkan juga dijual ke pedagang pengecer daerah lain di sekitar Rantau Prapat yaitu pedagang pengecer Sigambal, Aek Nabara, Kota Pinang, Negeri Lama, Marbau, dan Aek Kota Batu dengan jumlah pedagang pengecer 15 orang. Sistem jual-beli yang dilakukan, agen Rantau Prapat membeli ikan Patin dari pedagang pengumpul dengan sistem bon kemudian dijual ke pedagang pengecer dengan sistem cucuk cabut artinya ikan yang dibeli hari ini bayarnya menyusul sampai waktu pembelian ikan berikutnya. Jumlah pedagang pengecer di luar Rantau Prapat sebanyak 15 orang. Pedagang pengecer terbanyak beserta volume pembeliannya terdapat di daerah Aek Nabara (5 orang) dengan jumlah ikan Patin yang dibeli 400 kg. (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Pedagang Pengecer Luar Rantau Prapat Serta Jumlah Ikan Patin Yang Diambil Masing-Masing Pedagang Pengecer Daerah Jumlah Pedagang Jumlah Ikan Patin Yang Dibeli Pengecer (orang) (kg) Sigambal 1 150 Aek Nabara 5 400 Kota Pinang 1 250 Negeri Lama 2 50 Marbau 3 150 Aek Kota Batu 3 100 Jumlah 15 1.100 Pedagang pengecer luar Rantau Prapat membeli ikan Patin ke agen Rantau Prapat dengan menjemput sendiri kecuali pedagang pengecer Kota Pinang. Pedagang pengecer Kota Pinang adalah satusatunya pedagang pengecer diluar Ratau Prapat yang selalu membeli ikan Patin ke agen Rantau Prapat dengan jumlah yang banyak (250 kg), dengan demikian ada kesepakatan diantara mereka untuk pengiriman ikan Patin ke Kota Pinang dilakukan oleh agen Rantau Prapat. Pedagang Pengecer Rantau Prapat Pedagang pengecer Rantau Prapat menjual ikan Patin asal Kecamatan Kampar di Pasar Baru Rantau Prapat. Pedagang pengecer ikan segar di Pasar ini berjumlah 5 orang namun yang khusus menjual ikan Patin asal Kecamatan Kampar hanya 1 orang dengan volume penjualan per bulan 1.600 kg. Jenisjenis ikan selain Patin yang dijual di Pasar Baru oleh pedagang pengecer Rantau Prapat adalah ikan Mas, Nila, dan Lele. Ikan tersebut juga diperoleh dari agen Rantau Prapat. Biaya dan Keuntungan Pemasaran Besarnya biaya yang dikeluarkan masing-masing pedagang perantara berbeda begitu juga dengan keuntungan atau laba yang diperoleh. Untuk pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat total biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul (Zamri Moli) per bulan Rp.63.694.000 dengan keuntungan bersih yang diperoleh Rp.2.306.000, total biaya yang dikeluarkan agen Rantau Prapat Rp.68.634.200 dengan keuntungan bersih per bulan Rp.6.365.800, serta total biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer Rantau Prapat Rp.20.738.100 dengan keuntungan bersih per bulan Rp.1.661.900. Berdasarkan biaya pemasaran yang dikeluarkan masing-masing pedagang perantara maka biaya pemasaran pada tingkat pedagang pengumpul lebih besar daripada biaya pemasaran pada tingkat agen Rantau Prapat dan pedagang pengecer Rantau Prapat. Hal ini disebabkan pedagang Pengumpul lebih banyak mengeluarkan biaya pengangkutan (transportasi) dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat. Keuntungan bersih yang diterima lembaga pemasaran terbesar adalah agen Rantau Prapat daripada keuntungan bersih yang diterima pedagang pengumpul dan pedagang pengecer Rantau Prapat. Ini disebabkan karena agen Rantau Prapat mengeluarkan biaya pemasaran yang lebih rendah. Selain itu agen Rantau Prapat membeli ikan Patin dari Kecamatan Kampar diantar sendiri oleh pedagang pengumpul (Zamri Moli), sementara agen Rantau Prapat

tidak mengantarkan ikan Patin ke pedagang pengecer. Dengan demikian agen Rantau Prapat mengeluarkan biaya pemasaran yang lebih rendah sehingga dapat meningkatkan keuntungan bersih yang diterima. Marketing Margin dan Fisherman Share Marketing margin adalah perbedaan harga pada tingkat konsumen dengan harga ikan pada tingkat produsen. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1983), margin pemasaran terdiri dari komponen biaya pemasaran dan laba yang diterima oleh pedagang. Artinya besarnya margin pemasaran bukan hanya disebabkan oleh laba yang diambil pedagang, tetapi disebabkan pula oleh biaya yang dikeluarkan pedagang bersangkutan. Biasanya pedagang menetapkan harga penjualan yang dapat memberikan sejumlah laba tertentu baginya atas dasar harga pokok penjualan. Dalam hal ini jumlah pengeluaran pedagang perantara dalam arti biaya pemasaran merupakan komponen yang sangat menentukan besar kecilnya margin pemasaran. Dalam pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat masing-masing lembaga pemasaran mempunyai harga yang berbeda. Harga ikan Patin per kg ditingkat petani (produsen) Rp.9.300, sedangkan harga per kg ditingkat konsumen Rantau Prapat Rp.14.000. Keadaan Harga ikan Patin, Nilai Marketing Margin Serta Fisherman Share Pada Masing-Masing Pedagang Perantara dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4 dibawah ini. Tabel 3. Harga Beli dan Harga Jual Ikan Patin Serta Perbedaan Harga Pada Masing- Masing Lembaga Pemasaran No Lembaga Pemasaran Harga Beli Harga Jual Margin (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp) 1 Petani ikan (produsen) - 9.300-2 Pedagang pengumpul 9.300 11.000 1.700 3 Agen Rantau Prapat 11.000 12.500 1.500 4 Pedagang pengecer Rantau Prapat 12.500 14.000 1.500 Tabel 4. Keadaan Harga Jual Ikan Patin, Nilai Marketing Margin Serta Fisherman Share Pada Masing-Masing Pedagang Perantara No Harga Jual (Rp/kg) 1 Petani ikan Pdg. Pengumpul 9.300 11.000 2 Petani ikan Agen 9.300 12.500 3 Petani ikan Pdg. Pengecer 9.300 14.000 Marketing Margin (%) Fisherman Share (%) 15,45 84,55 25,6 74,4 33,57 66,43 Margin terbesar pada masingmasing lembaga pemasaran terdapat pada pedagang pengumpul (Rp.1.700). Hal ini disebabkan pedagang (Zamri Moli) lebih banyak mengeluarkan biaya pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat sehingga Zamri Moli membeli ikan Patin dari petani per kg Rp.9.300 kemudian menjualnya ke agen Rantau Prapat per kg Rp.11.000,-. Berdasarkan nilai marketing margin dan fisherman share pada masing-masing pedagang perantara

maka diperoleh nilai fisherman share lebih besar dari marketing margin, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar pada masingmasing pedagang perantara sudah efisien. Pada Tabel 4 diatas terlihat bahwa persentase marketing margin pada masing-masing pedagang perantara semakin besar sementara persentase fisherman share semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa nilai marketing margin dipengaruhi oleh panjangnya rantai pemasaran yang dilalui dimana tiap lembaga pemasaran ingin mendapatkan keuntungan lebih sehingga menjual ikan Patin dengan harga yang lebih tinggi, serta harga jual masing-masing lembaga ditentukan oleh harga beli dan biaya pemasaran (biaya pengangkutan). Kenyataan ini sesuai menurut Hanafiah (1983) yang mengatakan perbedaan nilai marketing margin dengan fisherman share dipengaruhi oleh jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak dari produsen ke konsumen maka semakin besar nilai marketing margin dan nilai fisherman share semakin kecil, selain itu perbedaan nilai ini juga disebabkan oleh biaya pengangkutan. Efisiensi Pemasaran Jika dilihat dari marketing margin dan fisherman share maka pemasaran ikan Patin (Pangasius sutchi) dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat sudah efisien karena nilai fisherman share (66,43%) lebih besar dari nilai marketing margin (33,57%). Hal ini sesuai dengan pendapat Djamaan (dalam Darwis, 1998) yang menyatakan jika nilai fisherman share lebih besar dari nilai marketing margin maka pemasaran dikatakan efisien. Besarnya nilai marketing margin dalam pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1). Harga beli ikan Patin, 2). Jarak dari produsen ke konsumen Rantau Prapat, 3). Serta biaya pemasaran yang dikeluarkan. Hal ini sesuai menurut pendapat Sofyani (1985) yang menyatakan bahwa besar kecilnya nilai marketing margin dalam suatu sistem pemasaran mempengaruhi efisiensi pemasaran. Semakin kecil nilai marketing margin maka pemasaran semakin efisien, demikian juga sebaliknya semakin besar nilai marketing margin maka pemasaran semakin tidak efisien. Keuntungan atau laba yang diambil oleh masing-masing pedagang perantara dapat mempengaruhi nilai marketing margin karena masingmasing pedagang perantara akan mengambil untung dari usaha yang telah dilakukan dan biaya yang telah mereka keluarkan. Sehingga semakin banyak pedagang perantara yang dilalui maka semakin besar marketing margin atau laba yang diambil pedagang dari harga ikan Patin pada tingkat konsumen. Selanjutnya perbedaan laba yang diterima masingmasing pedagang perantara dipengaruhi oleh biaya yang dikeluarkan. Apabila pedagang dapat menekan biaya pemasaran maka akan menambah keuntungan bersih yang diterima. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemasaran ikan Patin (Pangasius sutchi) dari Kampar ke Rantau Prapat berjalan lancar.

Lembaga pemasaran yang perperan yaitu petani ikan Patin (produsen), pedagang pengumpul Kampar, agen Rantau Prapat, dan pedagang pengecer Rantau Prapat. Volume penjualan ikan Patin dari Kecamatan Kampar ke Rantau Prapat yang dilakukan pedagang pengumpul (Zamri Moli) sebanyak 6 ton/bulan dengan frekuensi pengiriman per bulan 4 kali. Total biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul Rp.63.694.000 dengan keuntungan bersih yang diperoleh per bulan Rp.2.306.000, total biaya yang dikeluarkan agen Rantau Prapat Rp.68.634.200 dengan keuntungan bersih per bulan Rp.6.365.800, serta total biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer Rantau Prapat Rp.20.738.100 dengan keuntungan bersih yang diperoleh per bulan Rp.1.661.900,-. Nilai marketing margin pada tingkat pedagang pengumpul 15,45% dengan fisherman share 84,55%, nilai marketing margin ditingkat agen Rantau Prapat 25,6% dengan fisherman share 74,4%, dan nilai marketing margin ditingkat pedagang pengecer Rantau Prapat 33,57% dengan fisherman share sebesar 66,43%. Bila dilihat nilai marketing margin dan fisherman share pada masing-masing pedagang perantara maka diperoleh nilai fisherman share lebih besar daripada nilai marketing margin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar pada masingmasing pedagang perantara sudah efisien. Begitu juga pemasaran ikan Patin dari Kecamatan Kampar sampai ke konsumen akhir Rantau Prapat sudah efisien karena nilai fisherman share 66,43% lebih besar dari nilai marketing margin 33,57%. Saran Untuk mendapatkan volume penjualan yang maksimal padagang Pengumpul (Zamri Moli) disarankan lebih memperluas relasi (langganan petani), tidak hanya di Kecamatan atau Kabupaten Kampar melainkan ke daerah-daerah lain di luar Kabupaten Kampar. Dengan demikian apabila volume ikan Patin yang dikumpulkan banyak maka stok/ persediaan ikan untuk dikirim ke Rantau Prapat maupun ke daerah pemasaran lainnya tetap ada dan terhindar dari kekosongan ikan DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M., 1993. Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengembangan Perikanan. Makalah disampaikan pada Seminar dalam Rangka Kongres Nasional II Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia pada Tanggal 12 Mei 1993 di UNRI, Pekanbaru. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta, 17 hal. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bina Aksara. Jakarta, 76 hal. Badan Pusat Statistik Propinsi Riau, 2006. Laporan Tahunan Badan Pusat Statistik Daerah Tingkat I Propinsi Riau. Pekanbaru. Dinas Perikanan Propinsi Riau, 2006. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Propinsi Riau. Pekanbaru Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, 2007. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2007. Bangkinang.

Djamaan, 1995. Analisa Pemasaran Komoditi Kentang dan Kubis Di Propinsi Jawa Timur, Pasca Sarjana IPB Bogor. Dudi Anandya, Heru Suprihhadi. 2005. Bayumedia. Malang. 250 hal. Hanafiah, A.M. dan A.M. Saefudin, 1983. Tataniaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. 208 hal. Kartasapoetra, G., dkk, 1985. Manajemen Pertanian (Agribisnis). PT. Bina Aksara, Jakarta. 207 hal.. Kotler, P. 1988. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta. 546 hal. Lingga, P., 1999. Ikan Mas Dalam Kolam Air Deras. Penebar Swadaya. Jakarta. 62 hal. Lubis, B. 1983. Program Peningkatan Produksi Perikanan Indonesia. Pusat Pengembangan Pertania. Jakarta. 63-75 hal. Mujiman, A., 1995. Makanan Ikan. Cetakan ke-7. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI, Jakarta. 190 hal. Rahardi. F., R, Kristiawaty dan Nazaruddin, 1997. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. 63 hal. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. 335 hal.