BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan serta metode apa pun harus benar-benar efektif. Proses. pembelajaran dalam suasana proses belajar yang baik.

BABI PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

Ludfi Arya Wardana, S.Pd., M.Pd Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo (diterima: , direvisi:

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB I PENDAHULUAN. agar menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia dan bertaqwa

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran kepada anak sejak dini. Selain itu pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. situasi kelas yang termotivasi menurut Brown(1994) pengajar hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengemban tugas yang sangat penting. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan kehidupan suatu bangsa. Begitu penting tugasnya, pendidikan senantiasa harus mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia, baik secara teknologi maupun budaya. Pemerintah telah mengupayakan pendidikan untuk semua. Dimulai dengan pendidikan nonformal seperti PAUD dan Taman Kanak-Kanak serta dengan pendidikan formal yang dimulai dengan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga Perguruan Tinggi. Bahkan pendidikan bagi mereka yang menyandang cacat pun telah ada. Sekolah kini telah tersebar dimana-mana dengan berbagai sarana dan prasarana pula. Sekolah memberikan berbagai ilmu akademik yang juga berbasis karakter yang nantinya dapat membentuk manusia yang dapat memiliki ilmu akademik yang ditunjang dengan karakter yang baik. Sekolah memberikan berbagai macam pelajaran dalam mendidik peserta didiknya. Salah satu pelajaran yang penting adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan dalam interaksi belajar mengajar. Dalam dunia pendidikan bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang harus dipergunakan. Hal ini mengandung makna yang sangat dalam bahwa bahasa Indonesia tidak bisa tergantikan oleh bahasa apa pun selama penyelenggaraan pendidikan masih dilakukan di bumi Indonesia. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa upaya menyelenggarakan pendidikan yang baik, satuan pendidikan perlu didukung oleh sumber daya pendidikan yang baik, satuan pendidikan perlu didukung adanya sumber daya pendidikan yang baik, satuan pendidikan pendidikan perlu didukung oleh sumber daya pendidikan yang memadai. Sedangkan pada Undang Undang No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya 1

2 cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem buku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka ( UU No.43/2007 Bab I pasal 1 ayat 1). Jadi jelaslah bahwa perpustakaan adalah sebuah tempat yang memang disedikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan modal untuk berinteraksi dengan sesama. Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan informasi, perasaan, pikiran, dan pengalamannya kepada orang lain. Dalam penggunaannya, akan lebih mudah dipahami maksudnya bila menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam meningkatkan mutu komunikasi. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang utuh yang disebut dengan catur tunggal. Setiap aspek keterampilan memiliki katerkaitan yang sangat erat satu sama lain. Untuk itu, keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut perlu diajarkan sejak dini di Sekolah Dasar. Peserta didik harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil dalam berbahasa, khususnya keterampilan membaca pemahaman. Karena dengan terampil membaca peserta didik dapat mengetahui arti dalam suatu bacaaan. Terdapat semboyan dengan membaca kau akan menggenggam dunia. Itu berarti bahwa keterampilan membaca pemahaman sangatlah penting diajarkan oleh peserta didik yang dimulai dengan kelas rendah yang disebut dengan membaca permulaan. Sedangkan di kelas tinggi keterampilan membaca pemahaman difokuskan dengan membaca pemahaman. Pengajaran membaca sangat tepat digunakan sebagai sarana untuk membimbing peserta didik menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan minat baca. Melalui pengajaran membaca bersuara, guru dapat menjadikan barang cetak (mati) menjadi hidup. Melalui kegiatan ini guru dapat memberikan contoh cara membaca dengan kecepatan, irama, intonasi, suara yang tepat. Selain itu guru dapat mengajak peserta didik untuk dapat memasuki dunia buku, menjadikan anak lebih dekat dengan bahasa tulis.

3 Kemampuan guru yang kurang dalam penguasaan materi dan monoton dalam menyampaikan materi serta ruangan kelas yang cukup membosankan membuat pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang tersedia di perpustakaan akan menjadi sangat percuma bila tidak dimanfaatkan dan di dukung metode yang tepat dalam pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode sesuai dengan kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan peserta didik, fasilitas, serta situasi kelas. Guru yang selalu senang dengan menggunakan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah kegiatan belajar mengajar yanng kondusif. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode. Guna mengaktifkan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, guru harus menggunakan metode yang bervariasi. Saat dianjurkan bagi guru untuk menggunakn kombinasi metode pembelajaran setiap kali mengajar. Metode mengajar sangat banyak sekali jenisnya, masing-masing metode memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Kekurangan suatu metode dapat ditutup dengan model mengajar yang lain dan juga dengan kreatifitas guru itu sendiri. Pemilihan suatu metode perlu memperhatikan beberapa hal seperi materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia dan peserta ddik serta halhal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Salah satu upaya kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pendekatan kooperatif adalah model pembelajaran yang lebih menekankan kerja sama antar peserta didik. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok belajar yang terdiri dari beberapa peserta didik yang bekerja sama dalam satu perencanaan kegiatan mengajar. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat saling bekerja sama secara sportif satu sama lain dan tanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun pada anggota dalam satu kelompok (Lie, 2008:24). Usaha-usaha guru dalam membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan

4 serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardani (2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itumemuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik selama belajar. Dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran, diharapkan adanya perubahan dari mengingat (memorizing) atau menghapal (rote learning) ke arah berpikir (thinking) dan pemahaman (understanding), dari model ceramah ke pendekatan discovery learning atau inquiry learning, dari belajar individual ke kooperatif, serta dari subject centered ke clearer centered atau terkonstruksinya pengetahuan peserta didik. Maka dari itu, untuk mewujudkan belajar individu ke belajar kelompok diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik belajar ke dalam kelompok-kelompok. Model pembelajaran yang dimaksud yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pemebelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe yang semuanya adalah model pembelajaran yang melatih peserta didik unutuk belajar berkelompok. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe jigsaw. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social peserta didik sangat diperlukan. Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diharapkan peserta didik dapat menganalisis data dan merumuskan masalah yang sumbernya tidak hanya berasal dari guru saja tetapi peseta didik, cerpen, buku, dan karya sastra lain. Penerapan model pembelajaran kooperatif akan mempengaruhi pembelajaran tersebut yang semula pasif menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar.

5 Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam peningkatan keterampilan membaca pemahaman dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat untuk belajar. Penggunakan pembelajaran yang kooperatif menjadikan pembelajaran lebih bermakna, dengan begitu anak dapat mudah belajar mencintai buku dan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Sesuai dengan tugas seorang guru yakni melaksanakan pembelajaran di kelas, merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik. Namun kegiatan pembelajaran tidah harus di dalam kelas, karena dengan pembelajaran yang monoton, peserta didik akan mudah jenuh. Guru sebisa mungkin pintar dalam menyajikan pembelajaran hingga anak merasa senang ketika sedang belajar. Memanfaatkan sumber belajaran perpustakaan yang sudah ada adalah salah satu cara yang tepat untuk memberikan pengajaran bahasa Indonesia. Pemerintah telah mengupayakan sarana dan prasarana sekolah dengan memberikan bantuan pengadaan perpustakaan di sekolah. Sebagai ketentuan umum berdasarkan pasal 20 Ayat 6 pada Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dinyatakan bahwa sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk mengembangkan perpustakaan. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang mengemban tugas dan fungsi yang sangat mulia, strategis dan juga ekonomis dalam usaha mencerdaskan anak bangsa. Di dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 pun telah disebutkan bahwa bangsa Indonesia mengupayakan kecerdasan bangsa. Salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa dengan adanya perpustakaan. Perpustakaan sebagai wadah belajar sepanjang hayat memberikan tempat untuk mengkaji, menimba ilmu dari bulu dan juga fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan itu sendiri. Mengacu pada hasil observasi yang dilakukan peneliti, SDN Yosodipuro 104 memiliki sarana dan prasarana yang lengkap. Salah satunya adalah gedung perpustakaan. Gedung perpustakaan milik sekolah ini berisi macam-macam buku pelajaran dari kelas 1 sampai kelas 6, buku fiksi maupun non fiksi. Sarana dan pasarana ini berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat memudahkan peserta

6 didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Di dalam perpustakaan ini, peserta didik dapat membaca buku pelajaran, buku cerita dan juga komik sesuai dengan keinginan anak untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Perpustakaan yang dimiliki oleh SDN Yosodipuro 104 belum dioptimalkan dalam kegiatan pembelajaran khususnya untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Guru masih berfokus pada pembelajaran di dalam kelas saja. Hal ini bedampak pada peserta didik mengalami rasa bosan dan jenuh karena setiap harinya hanya belajar di dalam kelas saja. Pemanfaatan perpustakaan dalam kegiatan pembelajaran adalah cara awal menciptakan budaya membaca kepada peserta didik. Budaya baca ini harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik, karena dapat dikatakan bahwa perpustakaan adalah jantungnya pendidikan. Namun sayangnya, perpustakaan yang ada di sekolah tersebut menurut salah satu guru di SDN Yosodipuro menyatakan perpustakaan di sekolah ini masih belum dimanfaatkan secara khusus dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam kegiatan pembelajaran membaca. Membaca merupakan salah satu keterampilan dalam mata pelajaran bahasa, selain menulis, mendengar dan berbicara. Tempat membaca yang paling baik ketika peserta didik berada di sekolah adalah perpustakaan, karena di perpustakaan terdapat koleksi buku yang beraneka ragam. Peserta didik dapat memilih koleksi buku-buku sesuai dengan yang mereka sukai. Kondisi riil proses belajar mengajar di SDN 104 Yusodipuro saat ini masih berfokus di kelas, guru tidak mengajak peserta didik ke perpustakaan. Padahal, perpustakaan yang dimiliki sekolah tersebut cukup lengkap. Tentu, kegiatan pembelajaran membaca akan menjadi lebih menarik apabila kegiatan pembelajaran dilakukan di perpustakaan khususnya materi membaca pemahaman serta didukung oleh pembelajaran kooperatif. Ini menjadikan nilai pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam membaca pemahaman masih sangat jauh dari nilai standar keberhasilan. Dalam hal ini nilai standar keberhasilan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman adalah 70. Dari hasil nilai Ujian Tengan Semester pun, dalam memahami suatu bacaan, anak masih merasa

7 kesulitan, yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar Bahasa Indonesia. Dari 37 peserta didik yaitu terdiri dari 17 perempuan dan 19 laki-laki, hanya 25% atau 9 peserta didik saja yang mencapai nilai standar keberhasilan. Sedangkan 28 peserta didik atau 75% anak masih di bawah nilai standar keberhasilan. Selain itu peneliti juga melakukan tes pratindakan, hasilnya hanya 27% atau 9 peserta didik yang dapat menguasai materi keterampilan membaca pemahaman pemahanan. Untuk itulah perlu adanya suatu strategi baru yang dapat meninngkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik, yaitu dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada serta memadukannya dengan pembelajaran yang kooperatif. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Kemampuan peserta didik dalam keterampilan membaca pemahaman masih sangat kurang. 2. Peserta didik kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia 3. Peserta didik bosan ketika diminta untuk membaca sebuah cerita pendek. 4. Prestasi belajar Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan membaca pemahaman pemahanan masih rendah dibawah KKM. 5. Guru masih menggunakan metode ceramah ketika menyampaikan materi. 6. Kurangnya pemanfaatan sarana dan prasana yang telah ada di sekolah khususnya perpustakaan. 7. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan peserta didik dalam keterampilan membaca pemahaman masih sangat kurang. 2. Peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.

8 3. Guru masih menggunakan metode ceramah ketika menyampaikan materi. 4. Kurangnya pemanfaatan sarana dan prasana yang telah ada di sekolah khususnya perpustakaan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keterampilan membaca peserta didik kelas V SDN Yosodipuro 104 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan perpustakaan? 2. Bagaimana aktifitas guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan perpustakaan? 3. Bagaimana keterampilan membaca kelas V SDN Yosodipuro 104 pada materi membaca pemahaman setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan perpustakaan? 4. Bagaimana dampak perpustakaan bagi peserta didik dalam pembelajaran? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini yaitu untuk: 1. Mendeskripsikan keterampilan membaca peserta didik kelas V SDN Yosodipuro 104 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan perpustakaan. 2. Mendeskripsikan aktifitas guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan perpustakaan. 3. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca kelas V SDN Yosodipuro 104 pada materi membaca isi cerita anak setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan perpustakaan. 4. Mendeskripsikan dampak perpustakaan bagi peserta didik dalam pembelajaran.

9 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta meningkatkan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara efektif di sekolah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta didik Penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik yaitu dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman khususnya dalam membaca pemahaman. Selain itu peserta didik juga terhindar dari kejenuhan saat pembelajaran sehingga lebih bermakna bagi peserta didik, karena peserta didik tidak lagi belajar di dalam kelas saja, tetapi juga di perpustakaan sekolah. b. Bagi Guru Penelitian ini memberikan masukan bagi guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif serta lebih memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yaitu perpustakaan sekolah yang nantinya anak tidak jenuh hanya belajar di dalam kelas saja. c. Bagi Sekolah Penelitian ini memberikan informasi kepada sekolah untuk melihat sejauh mana keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbatuan perpustakaan selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menerapkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan sumber belajar yang lain. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran dapat meningkatkan kaulitas pendidikan di sekolah tersebut.

10 d. Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan baru bagi peneliti tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbatuan perpustakaan terhadap peningkatan keterampilan membaca pemahaman. Dengan demikian peneliti memiliki banyak referensi untuk mengajar Bahasa Indonesia di kemudian hari.