BAB I PENDAHULUAN. Demi tercapainya kualitas hidup yang lebih baik di butuhkan upaya-upaya dari berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perbaikan bangsa ini. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar

1.1 Latar Belakang Masalah

Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya

oleh Sandi Aria Wakil Kepala Bidang Kajian BK MWA UI UM 2015

Semakin banyak praktikum yang dilaksanakan selama perkuliahan, UKT yang dibebankan akan semakin besar, ujarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. masih terus menjadi dambaan, ketika sosok yang sesungguhnya belum lagi

Biaya Kuliah Tunggal. oleh Ali Zainal Abidin (Staf Kajian BK MWA UI UM 2016)

BAB I PENDAHULUAN. (PT BHMN), dan kemudian disusul dengan 3 (tiga) Perguruan Tinggi Negeri

2015 PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PENETAPAN KLASIFIKASI UANG KULIAH TUNGGAL PER SEMESTER DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 11 provinsi, keterlambatan paket soal, kekurangan lembar soal dan lembar jawaban,

UKT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa diharapkan memiliki prinsip yang kuat. Mahasiwa juga diharapkan memiliki

UANG KULIAH TUNGGAL PERMENDIKBUD

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 30/I/KEP/SA/2003. tentang KEBIJAKAN DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

KELUARGA BESAR MAHASISWA TEKNIK BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jl. M T Haryono 167 Telp. (0341) Psw.

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 320/UN7.P/HK/2018

Ada Apa Dengan BOPTN?

Oleh: Ir. Agus Pambagio, M.Eng.Mgt., CPN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

IONAL AL PT P N (TRANSISI ME

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kancah internasional. Kemajuan PT berimbas pada kemajuan dunia ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. bebas seperti sekarang ini. Fasilitas hidup mahasiswa sebenarnya secara teoritis ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TENTANG REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO,

PENDAHULUAN. bangsa agar salah satu tujuan Negara Indonesia tercapai. Berdasarkan visi dalam

RESPON MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP PROGRAM UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)

Bidikmisi UNS: Anugerah dan Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Aset merupakan salah satu direktorat di Universitas Gadjah Mada

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 34/PJ/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Aset merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, organisasi, atau institusi

Tunjangan Kinerja pada PTN Badan Hukum. Dialog Bersama Rektor IPB Bogor, 17 Februari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JAWA POS, 24/7/03 PT-BHMN KELUAR DARI CUL-DE-SAC

PIDATO KUNCI REKTOR PADA PEMBUKAAN SEMINAR TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN (BHP) SEBAGAI PENYELENGGARA PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran dalam suatu pendidikan. Dalam arti lain, penilaian

STATUS AKREDITASI. dibaptis secara Katolik. dan Bahasa Bimbingan dan Konseling Berakreditasi IPA, IPS, Bahasa, SMK Pendidikan Guru SD Berakreditasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

Pedoman Teknis Audit BOPTN BPPTN BH dan Beasiswa Mahasiswa Tahun Rakor Pengawasan Bersama BPKP-Inspektorat Jenderal Kemristekdikti 2017, Solo

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR: 436/SK/UN7/2013 TENTANG

KENAPA HARUS ADA BIDIKMISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. baik (good governance). Menurut Thoha dalam Jurnal Pendayagunaan Aparatur

TINGGI NEGERI (SNMPTN) PANITIA SNMPTN 2014 BANDUNG, 11 DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki fungsi dalam. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

DATA DUKUNG CALON MAHASISWA BARU JALUR SNMPTN, SBMPTN DAN PSSB DIPLOMA III TAHUN AKADEMIK 2017/2018

UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 272/SK/R/UI/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM BEASISWA BIDIK MISI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 489/SK/R/UI/2008 TENTANG ADDENDUM SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 432A/SK/R/UI/2008

Prof. Dr. Ari Purbayanto. Ketua Tim Penyusun Statuta IPB Sekber 7 PT BHMN Sekretaris Komisi C SA IPB Ketua Komisi D Senat FPIK IPB

Evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru Kementrian Advokasi Kebijakan Kampus KM-ITB 2011/2012

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang

R. Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang telah disyahkan. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2 Agustus 2012

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

MENEROPONG PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Hari Pendidikan Nasional*

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

Siaran Pers Kemristekdikti Nomor 49/SP/HM/BKKP/IV/ Peserta Lulus SBMPTN 2017

ILMU EKONOMI ISLAM PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2013 PROGRAM STUDI S-1 REGULER. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru UI

ANATOMI MASALAH PTS Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

ANATOMI MASALAH PTS. Oleh Johannes Gunawan Bernadette M. Waluyo

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIDKAN TINGGI UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGUMUMAN

PENYESUAIAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIDKAN TINGGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

ALUR REGISTRASI MAHASISWA JALUR PENERIMAAN VOKASI (DIPLOMA) 2015

Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 12 Desember 1987

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

Bagian Satu. Apa itu BKT dan UKT?

PEDOMAN PENDAFTARAN DAN SELEKSI BEASISWA BIDIKMISI UNIVERSITAS SEMARANG (USM) TAHUN AKADEMIK 2017

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 321/SK/R/UI/2004. tentang

II. PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN 2.1 JALUR PMDK

PENATAAN AKUN DAN JUMLAH PENERIMAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. penunjang dari terwujudnya pembangunan nasional. Sejak tanggal 1 Januari 2001

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 11/I3/LK/2009 Tentang PENGELOLAAN FASILITAS HUNIAN DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan diterima di di universitas, institut atau akademi, yang masuk dari berbagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Salah satu tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai mana telah tertulis di dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) 1945, maka dari itu negara bertanggung jawab memenuhi hak masyarakatnya untuk mendapatkan pendidikan seluas - luasnya. Di negara - negara yang sedang berkembang pendidikan tidak bisa dipisahkan dari proses pembangunan, jumlah penduduk yang terlalu banyak dan tidak terkendali disertai dengan kualitas hidup yang rendah akan senantiasa menjadi beban pembangunan dan akan menjadi beban suatu negara dalam menjalankan peran dan fungsinya. Demi tercapainya kualitas hidup yang lebih baik di butuhkan upaya-upaya dari berbagai elemen pemerintahan, salah satunya adalah perguruan tinggi, dimana dalam sektor pendidikan perguruan tinggi merupakan elemen penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Mengingat pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, berbagai progam di berlakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya dengan rumusan baru perguruan tinggi yang pada akhirnya di rumuskan dalam PP 60 dan 61 1999 yang mengatur tentang otonomi kampus agar perguruan tinggi bisa mengatur rumah tangganya sendiri tanpa intervensi dari pemerintah, sesuai dengan PP yang telah di keluarkan paradigma Perguruan Tinggi Negri (PTN) mengalami pergeseran, paradigma PTN yang pada awalnya memiliki konsep sentralisasi secara perlahan bergeser menjadi desentralisasi, yang mengisyaratkan perlunya dilakukan otonomi bagi setiap perguruan tinggi negeri yang ada. Geliat otonomi kampus di berbagai PTN semakin hari juga semakin terlihat, di antaranya dengan adanya penetapan perubahan paradigma Perguruan

Tinggi yang mengacu kepada keluarnya PP 152-155 tahun 2000 yang menetapkan 4 Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai pilot project dengan status baru perguruan tinggi negeri menjadi badan hukum milik negara (BHMN). Keempat universitas tersebut adalah Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Tekhnologi Bandung (ITB). Sejak berstatus BHMN, keempat PTN ini secara perlahan-lahan diarahkan untuk dapat menjadi mandiri dalam mencari dana. Sebab pemberian status BHMN itu juga berarti tidak mendapat subsidi lagi dari pemerintah. Dengan kata lain, PTN yang bersangkutan memiliki kebebasan sendiri untuk mencari dana operasional pendidikannya masing-masing sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003, Dimana dalam UU No. 20 Tahun 2003 tersebut secara terang-terangan telah melegalkan pengalihan tanggung jawab negara atas pendidikan kepada masyarakat, yang notabene adalah masyarakat yang memiliki uang. Hal ini jelas tercantum dalam Pasal 9 Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan, (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 9). Sejak di tetapkan nya undang-undang tersebut banyak pro dan kontra yang terjadi di berbagai PTN yang ada di Indonesia, namun hal tersebut tetap tidak berpengaruh karena secara serentak PTN yang ada di Indonesia menerapkan nya, salah satunya adalah (USU). Alasan pemerintah untuk memberikan status BHMN kepada USU dan beberapa perguruan tinggi ternama lainnya yang ada di Pulau Jawa adalah terkait dua hal yaitu, pertama mutu pendidikan dan yang kedua adalah pembiayaan pendidikan tersebut. Dengan asumsi dasar bahwa untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan biaya yang besar dan mahal. Sehingga pemerintah menganggap bahwa merubah status USU menjadi BHMN merupakan sebuah langkah awal bagi USU untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. (http://www.hukumpedia.com/ham/kecacatan-sistem-dalam-uang-kuliah-tunggal,diakses

pada tanggal 26 April 2014). Inilah cikal bakal awal pemerintah menyusun Undang-Undang No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU PT). UU PT adalah reinkarnasi dari UU BHP, semangat neoliberalisasi pendidikan menjelma dalam UU tersebut. Dalam pasal 62, diatur bahwa perguruan tinggi memiliki otonomi untuk menyelenggarakan sendiri kampusnya. Masih sama dengan konsep UU BHP. Pada tahun 2013 pemerintah kembali membuat rumusan program pendidikan untuk perguruan tinggi yang merupakan buah hasil dari perubahan status PTN, seluruh bentuk rumusan mengenai PTN termaktub dalam program UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) sesuai dengan peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan (PERMENDIKBUD) no. 55 tahun 2013. Kebijakan UKT ini pada dasarnya merupakan implementasi dari Undang- Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Undang Undang Perguruan Tinggi (UU PT) yang terbit pada Agustus 2012. Salah satu bukti kuat bahwa UKT merupakan implementasi dari UU PT adalah tentang perumusan penentuan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang dipengaruhi oleh indeks yang tertuang pada Pasal 88 ayat 1yang menyatakan BKT merupakan nominal biaya kuliah (sebenarnya) yang diperoleh dari rata-rata unit cost Perguruan TinggiNegeri (PTN) dikalikan dengan K1, K2, dan K3yang masing-masing merupakan indeks dari capaian Standar Nasional Pendidikan Tinggi, jenis program studi (prodi), dan tingkat kemahalan wilayah. Diberlakukannya UKT di maksudkan untuk ditetapkannya standart satuan biaya operasional pendidikan tinggi dengan mempertimbangkan capaian standart nasional pendidikan tinggi, jenis program studi dan indeks kemahalan wilayah. Dalam program ini juga menerapkan subsidi silang, prinsip subsidi silang UKT adalah pada jenjang UKT yang didasarkan atas kondisi sosial ekonomi orang tua/wali mahasiswa. Sedangkan pada sistem lama, subsidi silang didasarkan pada jalur masuk, yang niatan nya orang tua wali dapat memprediksikan berapa besaran pembiayaan pendidikan tinggi dari awal hingga jenjang wisuda.

(http://www.undip.ac.id/aapa-itu-uang-kuliah-tunggal,diakses pada tanggal 26 April 2014). Padahal pada jalur SNMPTN tidak semua mahasiswa adalah tidak mampu. Demikian juga pada jalur SBMPTN dan UM, tidak semua mahasiswa adalah dari kalangan ekonomi kuat. Secara umum tujuan program UKT ialah memberikan kemudahan untuk memprediksi pengeluaran biaya kuliah mahasiswa tiap semester dan dipastikan tidak ada biaya tambahan lain-lain lagi seperi praktikum, KKN dan Wisuda. Hal ini menjadi tantanggan tersendiri bagi PTN di seluruh Indonesia untuk menerapkannya, Pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada tahun ajaran 2013/2014 bukan tanpa masalah. Setidaknya, terdapat banyak tantangan yang harus diselesaikan bersama oleh pihak-pihak terkait, mulai dari sivitas perguruan tinggi hingga pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Masalah-masalah tersebut antara lain terkait pencairan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan validitas data ekonomi mahasiswa yang dirasa masih tidak sesuai. Bila diperhatikan dengan seksama, pemberlakuan UKT sangatlah bergantung pada keberadaan BOPTN. Padahal, pencairan dana BOPTN seringkali terlambat hingga berimbas pada buruknya pengelolaan operasional perguruan tinggi. Apabila dibiarkan berlarut-larut, keterlambatan ini juga akan berpengaruh pada pelaksanaan UKT. Mahasiswa bersama perguruan tinggi haruslah mampu mendorong pemerintah untuk melakukan transparansi serta menghindari prosedur administratif birokratis yang panjang dan berbelit-belit. Di sini pula, niat baik pemerintah dalam menyediakan pendidikan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia dapat teruji. Tantangan lainnya yang mesti dihadapi bersama adalah memastikan jumlah UKT yang dibayarkan mahasiswa sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka masing-masing. Bercermin pada pelaksanaan program bidikmisi yang telah berjalan selama ini, selalu ada peluang terjadinya pelaksanaan UKT yang tidak tepat sasaran. Untuk itu, perlu ada kejelasan mengenai parameter-parameter yang digunakan dalam mengukur kemampuan ekonomi orangtua mahasiswa. Selain parameter, hal lain yang tidak

kalah penting adalah peran mahasiswa dalam membantu kevalidan data yang diisikan calon mahasiswa baru. Pada akhirnya, keberhasilan UKT tidak bisa lepas dari peran masing-masing pihak yang terlibat dalam penerapan program UTK ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pemerintah bertugas merumuskan kebijakan, perguruan tinggi melakukan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan dan mahasiswa mengawasi jalannya kebijakan. Kerja sama dan niat baik dari pihak-pihak tersebut merupakan kunci keberhasilan penerapan program Uang Kuliah Tunggal (UKT). Di sendiri program ini baru di berlakukan pada tahun ajaran baru 2013, Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 97/E/KU/2013 tertanggal 5 Februari 2013, menginstruksikan kepada seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia untuk melakukan dua hal yakni menghapus uang pangkal serta menetapkan dan melaksanakan tarif Uang Kuliah Tunggal bagi mahasiswa baru S1 dan D3 Reguler mulai tahun akademik 2013/2014. Yang artinya mahasiswa baru yang lulus di PTN ini akan dikenakan program akademik baru yaitu UKT. Pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal merupakan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional yang mulai berlaku tahun 2013 (PERMENDIKBUD no. 55 Tahun 2013). Sehingga uang kuliah mahasiswa tidak sama antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lainnya. Ada beberapa indikator menjadi sumber penilaian penentuan besar kecilnya uang kuliah para mahasiswa. Misalnya mahasiswa harus melampirkan penghasilan orang tua, data pajak kendaraan bermotor, data besaran rekening listrik yang dibayarkan orangtua per bulannya. Sistem Uang Kuliah Tunggal merupakan sistem penetapan uang kuliah yang akan langsung menggabungkan semua biaya yang akan dikeluarkan mahasiswa selama kuliah. Kebijakan ini diyakini akan memudahkan orangtua untuk menyusun anggaran pendidikan anak. Bagaimana penilaian orang tua mahasiswa dengan pemberlakukan Uang Kuliah Tunggal. pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal diberlakukan Universitas Sumatera Utara pada mahasiswa baru lebih untuk azas keadilan dan membantu orangtua. Sistem uang

kuliah tunggal ini akan menentukan uang kuliah berdasarkan penghasilan orangtua mahasiswa. Sehingga menurut Sahril Pasaribu, mahasiswa yang berasal dari keluarga mampu akan membayar lebih banyak dari mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. (http://kissfmmedan.com/news,diakses pada tanggal 26 April 2014). Penerapan UKT di USU juga bukan tanpa masalah terjadi banyak penolakanpenolakan yang terjadi dari berbagai pihak, baik dari para orang tua yang mau mendaftarkan anaknya di PTN tersebut juga dari para mahasiswa lama yang sedang menimba ilmu di USU. Aksi-aksi pun dilakukan di beberapa tempat oleh para mahasiswa sebagai bentuk upaya penolakan mereka yang menganggap bahwasanya penerapan UKT tidak transparan dan hanya menguntungkan beberapa pihak. Salah satunya aksi di pintu I USU sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (HMI FISIP USU) menolak diberlakukannya uang kuliah tunggal (UKT) kepada mahasiswa baru tahun ajaran 2013-2014. Dalam orasinya, Ketua HMI Fisip USU, Ari menyebutkan pemberlakuan UKT kepada para mahasiswa baru dinilai sebagai pembodohan terhadap mahasiswa dan akan menguntungkan pihak rektorat USU. "UKT diberlakukan untuk membodohi mahasiswa, dan menguntungkan USU, dan kami secara tegas menolak pemberlakuan UKT tersebut," teriak Ari dalam orasinya di pintu I kampus tersebut. para mahasiswa juga mempertanyakan pembagian kategori penerapan UKT di USU yang dibagi atas tujuh kategori dengan uang kuliah terendah sebesar Rp 500.000 dan tertinggi Rp 6.000.000. Parahnya, untuk menentukan kategori mahasiswa baru harus mengisi formulir dan menjawab sejumlah pertanyaan, dimana pertanyaan tersebut menggiring mahasiswa menuju uang kuliah tingkat menengah keatas. "Bayangkan, dari hasil laporan mahasiswa baru yang telah mengisi formulir pendaftaran, menyebutkan hanya akan ada lima orang mahasiswa setiap kelas yang mendapatkan uang kuliah terendah, selebihnya uang kuliah menengah hingga yang paling mahal,".

(http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/06/28/37398/mahasiswa_usu_tolak- _pemberlakuan_ukt, Di akses pada tanggal 09 Juni 2014). Tidak hanya sampai di situ beberapa kali sempat diadakan diskusi-diskusi yang dibuat para mahasiswa untuk membahas apakah pemberlakuan UKT tersebut benar-benar dapat membantu mahasiswa yang ekonomi keluarganya menengah ke bawah, selain isu UKT yang hanya menguntungkan beberapa pihak penerapan UKT ini pun dirasa akan membatasi mahasiswa karena akan sangat terlihat bahwasanya ada pengkotak-kotakan mahasaiswa kaya dan mahasiswa miskin dan ini juga bakal ber efek buruk bagi psikologi mahasiswa. Selain mengenai kevalidan data mengenai latar belakang mahasiswa yang dirasa tidak tepat akan sangat berpengaruh kepada jumlah uang yang akan dibayarkan pada PTN justru akan sangat merugikan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, kehadiran Uang Kuliah Tunggal (UKT) tentunya diharapkan bisa membantu permasalahan yang ada di berbagai perguruan tinggi negreri ini khususnya sumatera utara. Pelaksanaan ini diharapkan bisa menjadi solusi. Namun dalam penerapan program ini memilki kerancuan, akan banyaknya pro dan kontra tanggapan mahasiswa sebagai objek penerapan Uang Kuliah Tunggal, yang tentunya bisa menjadi kondisi yang akan mempengaruhi penerapan program tersebut sehingga peneliti mengangkat judul : Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Terhadap Program Uang Kuliah Tunggal (UKT) I.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting karena langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui penelitian (soehartono,2008:23).

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, maka masalah penelitian ini di rumuskan sebagai berikut : Bagaimana Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Terhadap Program Uang Kuliah Tunggal (UKT)? I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis sistem Program Uang Kuliah tunggal (UKT). 2. Untuk menganalisis Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Terhadap Program Uang Kuliah Tunggal (UKT). I.3.2. Manfaat penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan dan menambah khazanah keilmuan dalam bidang kesejahteraan sosial khususnya yang berkaitan tentang pendidikan. 2. Secara akademik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan secara akademik dan menjadi referensi tambahan dalam kajian keilmuan kesejahteraan sosial khususnya dalam bidang pendidikan. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapan mampu menyumbangkan beberapa masukan dan saran dalam mengembangkan metode dan sistem pendidikan yang efektif khususnya bagi instansi instansi pendidikan.

I.4. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika penulisan. Sistematika penulisan skripsi ini meliputi : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan Masalah dan objek yang di teliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional. BAB III : Metode penelitian Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian Bab ini berisikan sejarah singkat gambaran umum lokasi Penelitian dan data-data lain yang turut pemperkaya karya ilmiah ini. BAB V : Analisis Data Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.