Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

dokumen-dokumen yang mirip
KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

Tindak Tutur Komisif di Pasar Tradisional Pasir Gintung Tanjungkarang dan Implikasinya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2015 IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG.

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh

KESANTUNAN BERTUTUR DALAM PEMBELAJARAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM WACANA SMS MAHASISWA PADA DOSEN PBSI DAN IMPLIKASINYA. Oleh

KESANTUNAN BERBAHASA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAANGKATAN DENGAN KARYAWAN UNESA. Pembimbing Dra.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

KESANTUNAN BERTUTUR CUSTOMER SERVICE DI BANK LAMPUNG DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. (Skripsi) Oleh DIYAH BERTA ALPINA

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

TINDAK TUTUR TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR TRADISIONAL CENTRAL KOTABUMI DAN IMPLIKASINYA

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU

PRINSIP KERJA SAMA DAN SOPAN SANTUN SISWA DI JEJARING FACEBOOK DAN IMPLIKASINYA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNANLEECH DALAM DIALOG FILM MY STUPID BOSSKARYA UPI AVIANTODAN RELEVANSINYATERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Austin (dalam Nadar, 2009: 11) pada dasarnya pada saat seseorang

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

(Skripsi) Oleh: TRI WAHYUNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB II LANDASAN TEORI. seseorang menggunakan kata-kata kerja promise berjanji, apologize minta

FLORENSIA MARSELLI KIDI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

Transkripsi:

Kesantunan Bertutur Customer Service Bank Lampung dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Oleh Diyah Berta Alpina Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: bertaalpina@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study is to describe the politeness of customer service at Bank Lampung and its implications in learning Indonesian in high school. This study used descriptive qualitative method. The results show that there is maximal politeness that obeys and violates, that is maxim of wisdom, generosity, humility, sympathy, and agreement. The linguistic politeness contained in this research is characterized by markers of politeness, pragmatic politeness characterized by declarative speech and introgative. The result of this research is implicated in learning Indonesian in high school class X on negotiation text material. The data serve as an example of a negotiated text dialog. Keywords: customer service, politeness, linguistic, maxim, pragmatic. ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur customer service di Bank Lampung dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat maksim kesantunan yang menaati dan melanggar, yaitu maksim kearifan, kedermawanan, simpati, dan kesepakatan. Kesantunan linguistik yang terdapat dalam penelitian ini ditandai dengan penanda kesantunan, kesantunan pragmatik ditandai dengan tuturan deklaratif dan introgatif. Hasil penelitian ini diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X pada materi teks negosiasi. Data penelitian dijadikan sebagai contoh dialog teks negosiasi. Kata Kunci: customer service, kesantunan, linguistik, maksim, pragmatik. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 1

PENDAHULUAN Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang perlu bersosialisai dengan lingkungan. Proses bersosialisai ini salah satunya dengan berkomunikasi satu sama lain. Saat berkomunikasi penutur melakukan kegiatan bertutur sebagai suatu proses pertukaran informasi kepada lawan bicaranya. Kegiatan bertutur itu sendiri sebagai suatu kegiatan (ucapan) untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan seseorang kepada penyimak melalui bahasa lisan. Gagasan tersebut dapat tersampaikan dengan baik apabila pendengar memahami makna yang ingin disampaikan penutur. Hal inilah yang akhirnya timbul tindak tutur ketika terjadi pertukaran informasi antara penutur dan mitra tutur. Dalam tindak tutur terdapat konteks yang menjadi bahan tuturan seorang penutur dan mitra tutur agar peristiwa tutur tersebut dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Jika penutur dan mitra tutur berada dalam konteks yang berbeda, maka peristiwa tutur tersebut tidak akan berjalan dengan baik sehingga makna dalam tuturan itu tidak tersampaikan. Hal ini juga membuktikan bahwasannya jika dalam ilmu pragmatik, bahasa dan konteks merupakan satu kesatuan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Ketika seseorang bertutur ada hal yang patut diperhatikan. Saat bertutur, penutur harus melihat situasi, kapan, di mana, dan dengan siapa. Ketika hal tersebut dilakukaan, penutur dapat menempatkan posisinya dan menjaga ucapan saat bertutur. Misalnya, saat berkomunikasi dengan mitra tutur yang lebih tua cara bertuturnya harus lebih merendah. Hal itu dirasa lebih santun karena pada hakikatnya orang yang lebih tua adalah orang yang patut dihormati. Tidak hanya itu, ketika penutur ingin meminta tolong atau ketika bertanya kepada mitra tutur, baik yang lebih tua, lebih muda ataupun sebaya tuturan yang kita ucapkan haruslah dengan tuturan yang santun. Penggunaan tuturan yang santun dapat kita lakukan dengan menggunakan kata atau kalimat yang ramah didengar oleh mitra tutur atau yang tidak membuat mitra tutur merasa dirugikan. Tidak hanya itu penggunaan intonasi dan nada bicara juga harus diperhatikan oleh penutur ketika sedang berkomunikasi dengan mitra tutur. Hal tersebut dapat membuat mitra tutur merasa nyaman, sehingga hubungan antara mitra tutur dan penutur dapat terjaga. Sopan santun berarti berkenaan dengan interaksi tuturan antara penutur dan mitra tutur. Hubungan yang dimaksud tersebut ialah hubungan dalam berkomunikasi ketika melakukan tindak tutur. Pada kesantunan bertutur ada sejumlah pakar yang mengajukan teori kesantunan diantaranya, Lakoff (1973), Fraser (1978), Brown dan Levinson (1978), Leech (1983) dan Pranowo (2009). Pada penelitian ini penulis merujuk pada teori kesantunan Leech, yang menggunakan maksim-maksim kesantunan. Maksim-maksim tersebut sebagai beriut., maksim kearifan, kedermawanan, kesepakatan, kerendahan hati, pujian Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 2

dan simpati. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti bagaimana tuturan customer service yang menaati dan melanggar maksimmaksim kesantunan Leech. Tidak hanya itu sebagai bentuk kesantunan dan penaatan maksim pada tuturan. Penulis juga mengaitkan tuturan langsung yang ditandai dengan kesantunan linguistik dengan penanda kesantunan serta tuturan tidak langsung yang ditandai dengan kesantunan pragmatik dengan tuturan deklaratif dan introgatif. Apabila kita memperlakukan kesopanan sebagai suatu konsep yang tegas, seperti gagasan tingkah laku sosial yang sopan, atau etika yang terdapat dalam budaya. Akan tetapi, dalam suatu interaksi ada tipe khusus kesopanan yang lebih sempit di tempat kerja. Seperti halnya di lingkungan perbankan (Yule, 104: 2006). Contohnya, tuturan pelayan Bank atau customer service kepada mitra tutur (nasabah). Dalam hal ini, Bank mempunyai peran dalam menghimpun dana masyarakat karena bank merupakan lembaga yang dipercaya oleh masyrakat dari berbagai kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Disisi lain bank berperan dalam menyalurkan dana kepada masyrakat. Oleh karena itu, agar nasabah percaya kepada pelayanan bank tersebut peran pelayan bank atau customer service sangat penting dalam memberikan pengarahan ataupun pelayanan kepada nasabahnya, maka dari itu peneliti memfokuskan penelitian pada customer service yang ada di Bank. Bila customer service sedang bekomunikasi dengan nasabah bank, gunakanlah kata dan kalimat yang ramah untuk didengar nasabah (Waworuntu, 1997:147). Contohnya ketika mempersilakan duduk. Cs : Silakan duduk bu! Nasabah : Iya terimakasih Menggunakan kata dan kalimat seperti tuturan tersebut dapat membuat nasabah merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh customer service. Karena menurut Lakoff (dalam Chaer, 2010: 46) sebuah tuturan dikatakan santun apabila ia tidak terdengar memaksa atau angkuh, tuturan itu member pilihan kepada mitra tutur, dan mitra tutur merasa tenang. Hal ini juga dapat menguntungkan bank karena pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan bagi nasabah bank. Penelitian ini penting, karena ketika customer service berinteraksi dengan mitra tuturnya, yakni nasabah. Haruslah menggunakan tuturan yang santun, agar nasabah dapat merasa nyaman atas pelayanan yang diberikan customer service bank. Jika nasabah merasa nyaman maka nasabah akan merasa aman untuk menyimpan uangnya kepada bank Penulis juga mengaitkan penelitian ini dengan pembelajaran yang ada di SMA. Materi ajar yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai beriut. materi tentang teks negosiasi yang ada di kelas X (Supuluh). Materi ajar ini berkaitan dengan kesantunan berbahasa, karena ketika penutur bernegosiasi dengan mitra tutur, tuturan yang digunakan penutur haruslah tuturan yang santun. Saat benegosiasi tujuan utama dari penutur agar mitra tutur setuju Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 3

dengan hasil penawaran penutur. Jika bahasa yang digunakan saja tidak santun, maka mitra tutur akan mengakhiri negosiasi tanpa adanya keputusan yang positif. Sama halnya dengan customer service yang melakukan pelayan kepada nasabah di bank, ketika proses negosiasi tersebut tidak didampingi dengan bahasa yang santun, maka nasabah bank akan kehilangan kenyamanan untuk melakukan pelayanan kepada bank Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai beriut.. 1. Bagaimanakah kesantunan bertutur customer service yang menaati dan melanggar maksimmaksim kesantunan dalam berinteraksi dengan nasabah? 2. Bagaimanakah kesantunan bertutur customer service dalam tindak tutur langsung kepada nasabahnya? 3. Bagaimanakah kesantunan bertutur customer service dalam tindak tutur tidak langsung kepada nasabahnya? 4. Bagaimanakah Implikasi kesantunan bertutur customer service kepada nasabah pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian, yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu metode yang digunkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Pemilihan metode ini sesuai dengan tujuan penelitian, yakni mendeskripsikan kesantunan bertutur customer service. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah percakapan antara customer service di Bank Lampung. Teknik penelitian ini menggunakan teknik rekam catat Objek utama dalam penelitian ini adalah cutomer service bank, jadi penulis menyimak interaksi tuturan customer service kepada nasabah. Pada teknik catat peneliti mengunakan catatan deskriptif dan reflektif. Proses pengumpulan data ini dilakukan berulang kali dengan menghampiri customer service yang sedang berinteraksi dengan nasabahnya. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis Heuristik. Analisis ini berawal dari problema, dilengkapi proposisi, inoformasi latar belakang konteks, dan asumsi dasar bahwa penutur menaati prinsip-prinsip pragmatis, kemudian mitra tutur merumuskan hipotesis tujuan tuutran. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 (delapan belas) tuturan penaatan maksim kesantunan dan satu pelanggaran maksim kesantunan yang diantaranya maksim kearifan, kedermawanan, kesepakatan dan simpati. Kesantunan linguistik dengan penanda kesantunan terdapat Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 4

23 (dua puluh tiga) tuturan, penanda kesantuna yang paling banyak digunakan ialah tolong, sedangkan kesantunan pragmatik terdapat 33 (tiga puluh tiga) tuturan deklaratif dan introgatif, tuturan yang paing banyak digunakan ialah tuturan deklaratif suruhan. 1. Penaatan Maksim Kesantunan a. Maksim karifan Pada maksim ini mengandung prinsip buatlah kerugian mitra tutur sekecil mungkin dan buatlah keuntungan mitra tutur sebanyak mungkin. Maksim ini berbeda dengan maksim kedermawanan, karena pada maksim ini tidak tersirat mengenai kerugian dari penutur melainkan mengacu pada mitra tutur yang mendapatkan keuntungan yang sebanyak mungkin. Berikut pembahasan mengenai penaatan maksim kearifan pada tuturan customer service Bank Lampung. Contoh (DT-04/MKf-01) CS : Kalau masalah rekening, nama sekolah tidak berubah Pak cuman stempelnya saja. Jadi, sebenarnya si tidak harus buru-buru kalau bapaknya sempat itu bisa balik lagi. Nasabah :Iya nanti tak siapkan lagi ketika customer service memberikan kebijakan kepada nasabah yang belum melengkapi persyaratan untuk mengganti rekening sekolah. S (setting) : Senin, 27 Maret 2017 di Bank Lampung siang hari (mengganti stempel sekolah) P (Participants): customer service E (ends) : pemberitahuan A (act sequences) : customer service memberikan kedermawannan kepada nasabah untuk dapat kembali lagi mengumpulkan syarat pergantian stempel. K (keys) : serius I (instrumentalities): komunikasi dua arah N (norm) : santun G (Genres) : formal Tuturan tersebut termasuk maksim kearifan, sebab customer service memberi kesempatan kepada nasabah untuk dapat kembali lagi mengumpulkan syarat pergantian stempel. Dapat dilihat pada tuturan ini Jadi, sebenarnya si tidak harus buru-buru kalau bapaknya sempat itu bisa balik lagi. Nasabah tidak harus terburu-buru untuk melakukan pergantian stempel untuk sekolah. Pada tuturan tersebut customer service betutur kalau bapaknya sempat itu bisa balik lagi tuturan ini sangat menguntungkan nasabah yang tidak harus terburu-buru untuk melakukan pergantian stempel, melainkan jika sempat atau memiliki waktu luang bisa datang kembali lagi untuk mengganti stempel Selian itu juga tuturan tersebut disampaikan dengan maksud agar nasbah lebih berhati-hati dalam mengurus persyaratan, sehingga tidak ada yang tertinggal. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 5

b. Maksim kedermawanan Maksim ini berprinsip minimalkan keuntungan diri sendiri dan maksimalkan kerugian pada diri sendiri. Dapat dilihat dari prinsip tersebut bahwasannya pada maksim ini lebih mengacu pada diri penutur itu sendiri. Berikut ini pembahasan menganai penaatan maksim kedermawanan yang terdapat pada tuturan customer service di Bank Lampung. Contoh (DT-16/MKd-01) CS : Tandangan disini pak. Nanti saya bantu kasih ke teller uangnya. Nanti bapak tinggal tunggu dipanggil saja ya Pak. Nasabah : Oh iya. Makasih ya. ketika nasabah ingin membuat rekening Bank Lampung. Setelah transaksi berakhir customer service memberikan bantuan kepada nasabah untuk melanjutkan transasksi ke teller berikut ini akan dipaparkan mengenai konteks yang melatarbelakangi pristiwa tutur Settin : Senin, 27 Maret 2017 di Bank Lampung siang hari (membuat rekening baru). Participants : customer service Ends : pemberitahuan Act sequences : customer service membantu nasabah untuk melanjutkan transaksi kepada Keys : serius Instrumentalities : komunikasi dua arah Norm : santun Genres : formal Pada peristiwa tutur tersebut termasuk dalam tuturan yang menaati maksim kedermawanan, karena customer service tidak memberikan keuntungan yang besar kepada dirinya sendiri, melainkan memberikan keuntungan yang besar untuk nasabahnya, yaitu nasbah tidak perlu melakukan transaksi di teller untuk menyerahkan uang setoran awal yang akan dilakukan oleh customer service. Hal tersebut I menandakan bahwa customer service tidak hanya memberikan keuntungan pada dirinya sendiri atau untuk pihak bank tersebut, melaikan memberikan keuntungan kepada nasabah, karena customer service memberikan pelayanan tersbut agar proses transaksi dapat berlangsung denga mudah dan cepat. 2. Pelanggaran Maksim Kesantunan a. Maksim Kesepakatan (DT-10/PMKS-01) CS : Nambah ya Mba namanya. Ada Luhab Lubis nya ya Mba. Nasabah : Gak usah lah mba, gak usah ditambahin. CS : Gak bisa harus sesuai dengan KTP. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 6

Nasabah : Hadehhh yaudah deh. ketika nasabah ingin membuat rekening Bank Lampung. Tujuan dari tuturan tersebut sebagai pemberitahuan kepada nasabah yang terjadi secara formal dan santun. Setting Participants Ends Act sequences : Senin, 27 Maret 2017 di Bank Lampung Siang hari (Pengaktifan rekening) : customer service : pemberitahuan : Customer service memberikan antisipasi kepada nasabah. : serius Keys Instrumentalities : komunikasi dua arah Norm : santun Genres : formal Peristiwa tutur tersebut dituturkan oleh customer service pada saat ingin mengaktifkan rekening nasabah yang sudah lama. Pada tuturan tersebut terjadi ketidaksepakatan antara penutur dan mitra tutur. Customer service tidak menyetujui tanggapan dari nasabah mengenai penambahan namanya. Pernyataan ketidaksepakatan customer service terlihat dari tuturan yang menyatakan gak bisa harus sesuai dengan KTP, seharusnya customer service tetap menjaga kenyamanan dari nasabah dengan menyatakan ketidaksepakatan sebagian yang didahuli dengan penjelasan mengapa harus sesuai dengan KTP agar nasabah dapat mengerti dan dapat menerima secara lapang dada sehingga pelayanan yang diberikan customer service dapat diterima dengan baik oleh nasabah. 3. Kesantunan Linguistik a. Penanda kesantunan tolong Penanda kesantunan tolong pada tuturan dapat memperhalus maksud tuturan imperatifnya. Penanda tersebut tidak semata-semata dianggap perintah melainkan dapat dianggap permintaan. Contoh DT-26/KLTl-02 CS Nasabah : Iya. Ini tolong ditulis dulu namanya jangan disingkat tanda tangan disini itu pena nya. : oh iya iya ketika nasabah ingin membuat rekening Bank Lampung. berikut ini akan dipaparkan mengenai konteks yang melatarbelakangi pristiwa tutur Setting Participants Ends Act sequences : Jumat, 31 Maret 2017 di Bank Lampung Pagi hari(membuat rekening). : customer service : Meminta tolong : Customer service meminta nasabah untuk menuliskan nama. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 7

Keys : serius Instrumentalities : komunikasi dua arah Norm : santun Genres : formal Pada tuturan tersebut termasuk dalam tuturan kesantunan Imperatif tolong. Penggunaan penanda kesantunan tolong memperhalus maksud imperatif penutur, yaitu menyatakan permintaan yang dituturkan customer service kepada nasabah yang terdapat pada tutur, Iya. Ini tolong ditulis dulu namanya jangan disingkat tanda tangan disini itu penanya. Penanda kesantunan tolong digunkaan untuk memperhalus maksud tuturan tanpa adanya unsur pemaksaan atas perintah yang diminta oleh customer service kepada nasabah, namun hal itu tidak semata-mata untuk memerintah melaikan dapat dianggap sebagai pemintaan customer service kepada nasabah untuk menuliskan nama di formulir dengan nama yang jelas dan tidak disingkat hal ini sebagai bentuk keaslian bahwa buku tabungan tersebut memang benar milik nasabah. 4. Kesantunan Pragmatik a. Tuturan Deklaratif dengan Maksud Kesantunan Pragmatik Suruhan Tuturan deklaratif dengan maksud kesantunan Pragmatik suruhan adalah tuturan yang berupa pernyataan atau penjelasan suatu informasi yang diungkapkan secara tidak langsung dengan tindak tutur memerintah atau menyuruh. Tuturan ini akan terdengar lebih santun daripada tuturan yang berupa suruhan secara langsung. Contoh DT-07/KPDSr-01 CS : Bisa saya lihat KTP nya mba. Nasabah : Sekalian bikin ATM ya. ketika nasabah ingin membuat rekening Bank Lampung. Berikut ini akan dipaparkan mengenai konteks yang melatarbelakangi pristiwa tutur Setting Participants Ends Act sequences : Senin, 27 Maret 2017 di Bank Lampung siang hari. (membuat rekening) : customer service : ingin melihat identitas : customer service menyuruh kepada nasabah untuk memperlihatkan KTP nya. : serius Keys Instrumentalities : komunikasi dua arah Norm : santun Genres : formal Pada data ke-07 tuturan cutomer service termasuk dalam tuturan deklaratif berupa pernyataan dengan tindak tutur untuk mneyuruh atau memerintah.. Peristiwa tutur tersebut terjadi ketika customer service ingin melihat kartu identitas nasabah berupa KTP, yang disampaikan customer service dengan menggunakan tuturan deklaratif sebagai ekspresi menyuruh atau memerintah nasabah secara tidak langsung yang terlihat dari tuturan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 8

yang disampaikan oleh customer service, yaitu Bisa saya lihat KTP nya Mba. Tuturan yang disampaikan oleh customer service tersebut terdengar lebih santun, karena permintaan customer service yang ditujukan kepada nasabah dituturkan dengan cara merendah dan juga tidak menggunakna kalimat suruhan secara langsung. Penggunaan kalimat bisa saya lihat ini menunjukan sikap yang tidak memaksa, melaikan sikap meminta izin kepad nasabah untuk memperlihatkan Kartu identitas nasabah itu sendiri. b. Tuturan Introgatif dengan Maksud Kesantunan Pragmatik Permohonan Tuturan introgatif yang menyatakan maksud kesantunan pragmatik permohonan merupakan tuturan yang berupa pernyataan dengan tindak tutur untuk memohon kepada mitra tutur secara tidak langsung.. Tuturan ini terdengar lebih santun daripada tuturan perintah yang disampaikan secara langsung. Berikut ini pembahasan data hasil dari observasi. Contoh DT-46/KPIPm-05 CS : Berkasnya yang asli kami ambil tidak apa-apa pak? Nasabah : Tidak apa-apa ketika nasabah ingin membuat rekening Bank Lampung. Berikut ini akan dipaparkan mengenai konteks yang melatarbelakangi pristiwa tutur Setting Participants : Rabu, 05 April 2017 di Bank Lampung Siang hari (membuat rekening) : customer service Ends : Permohonan. Act sequences : customer service memohon kepada nasabah untuk memberikan berkas asli kepada customer service Keys : serius Instrumentalities : komunikasi dua arah Norm : santun Genres : formal Tuturan tersebut termasuk ke dalam tuturan Introgatif dengan kesantunan Pragmatik Permohonan. Karena pada peristiwa tutur tersebut customer service memohon kepada nasabah untuk meminta berkas asli dengan permohonan secara tidak langsung, yakni dengan meminta izin terlebih dahulu kepada nasabah apakah berkas tersebut dapat diminta atau tidak. Hal inilah yang dapat membuat nasabah merasa dihargai keberadaanya dan merasa dihormati, sehingga nasabah merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh customer service. 5. Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Berdasarkan hasil penelitian pada tuturan customer service ketika berinteraksi dengan nasabahnya di Bank Lampung terdapat penaatan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 9

dan pelanggaran Maksim-maksim kesantunan yang dikemukakan oleh Geoffrey Leech. upaya customer service untuk menaati prinsip sopan santun dilakukan dengan menggunakan penanda kesantunan yang dituturkan dengan tindak tutur langsung dan juga tindak tutur tidak langsung yang disampaikan dengan menggunakan tuturan introgatif dan tuturan deklaratif. Tuturan introgatif dan deklaratif yang disampaikan customer service menyatakan memerintah, menyuruh, mengajak, memohon, melarang dan mempersilakan. Berdasarkan hal tersebut juga, peneliti mengimplikasikan hasil penelitian ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas, Khususnya pada pembelajaran dengan kurikulum 2013 semester ganjil. Kompetensi dasar yang disandingkan dengan kesantunan bertutur customer service Bank Lampung berdasarkan silabus pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas yang berkaitan dengan keterampilan berbicara dan menulis ialah sebagai berikut. 3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi. 4.11 Mengkonstruksikan teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan. Pada proses pembelajaran dengan materi ajar teks negosiasi guru dapat menggunkan wacana tutur dari customer service yang sedang melakukan interaksi dengan nasabah di Bank. Wacana ini dapat digunakan sebagai contoh teks negosiasi yang akan dibelajarakan oleh peserta didik, karena ketika customer service melayani nasabah yang ingin melakukan transaksi customer service menggunakan tuturan yang berisi penawaran, pengajuan, permasalahn dan persetujuan yang dilakukan dengan mengindahkan prinsip kesantunan sebagai bentuk sopan santun customer service kepada nasabah. Prinsip kesantunan itu sendiri berupa maksim-maksim kesantunan, namun tidak hanya itu customer service juga menggunakan tindak tutur langsung dan tidak langsung sebagi bentuk tuturan santun. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur customer service Bank Lampung terdapat 74 (tujuh puluh empat) data tuturan kesantunan yang menaati dan melanggar maksim-maksim kesantuan serta kesantunan linguistik dan kesantunan pragmatik. Berikut kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini. 1. Penataan maksim yang terdapat dalam tuturan customer service, yaitu maksim kearifan, kedermawanan, kesepakatan dan simpati dari keempat maksim tersebut customer service cendrung menggunakan maksim kedermawanan dan pelanggaran maksim yang ditemukan pada tuturan customer service, yaitu maksim kesepakatan. Jumlah data tuturan penaatan dan pelanggaran maksim terdapat 19 (sembilan belas) data. 2. Kesantunan linguistik dengan penanda kesantunan yang Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 10

cenderung customer service gunakan ialah penanda kesantunan tolong. Jumlah data tuturan kesantunan linguistk yang terdapat pada penelitian, yaitu 23 (dua puluh tiga) data tuturan yang ditandai dengan penanda kesantunan. 3. Kesantunan pragmatik yang terdapat dalam penelitian, yaitu tuturan introgatif dan tuturan deklaratif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik tuturan customer service lebih dominan menggunakan tuturan deklaratif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik suruhan yang berjumlah 18 (delapan belas data) dari keseluruhan data pragmatik yang berjumlah 33 (tiga pulu tiga data). 4. Kajian kesantuan ini dapat digunakan oleh guru sebagai tambahan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, khususnya siswa kelas sepuluh. Guru dapat memanfaatkan kesantunan bertutur customer service dalam pembelajaran kurikulum 2013 dengan KD 3.11 menganalisis isi struktur dan kebahasaan teks negosiasi dan KD 4.11 mengkontrusksi teks negosiasi dengna memerhatikan isi, struktur dan kebahasaan. Leech, Geoffrey, 1993. Prinsipprinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. PT Gelora Aksara Pratama. Rusminto, Nurlaksana Eko. 2012. Analisis Wacana Sebuah Kajian Teoritis dan Praktis. Bandarlampung: Unila. Tarigan, Henry Guntur 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Waworuntu, Bob. 1997. Dasar-dasar keterampilan melayani nasabah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2011. Analisis Wacna Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yama Pustaka. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka cipta. Djajasudarma, T. Fatimah. 2012. Wacana dan Pragmatik. Bandung: Refika Aditama. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 11