BAB 4 PENUTUP Pada bab ini akan di tulis kesimpulan dan saran untuk Gereja, para Medis, pengguna Sterilisasi dan Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon. 4.1 KESIMPULAN 1. Sterilisasi dipilih oleh kebanyakan keluarga yang melakukan KB di Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon, karena secara medis sterilisasi mempunyai tingkatan keberhasilan yang paling tinggi dalam ber-kb. Semakin meningkatnya kepadatan penduduk masyarakat di Ambon dan melihat kenyataan yang terjadi sekarang ini yaitu banyak dilakukannya aborsi maka sterilisasi menjadi kunci dalam suatu keluarga untuk mengatur jumlah anak. Sterilisasi juga ternyata sangat baik untuk dilakukan karena tidak membahayakan keselamatan ibu dan anak karena sudah terbukti oleh kebanyakan keluarga yang mengikuti program tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon. Dalam program sterilisasi KB, ternyata ada juga dampak positif dan negatif yang terjadi. Pengambilan keputusan lewat komunikasi juga merupakan hal terpenting bagi pasangan suami isteri untuk bersama-sama mempertimbangkan dan mengambil keputusan untuk melakukan sterilisasi KB. 2. Dampak positif penggunaan sterilisasi misalnya menyangkut kesehatan, pendidikan, dan yang paling penting adalah kasih sayang dari orang tua kepada
anak-anaknya yang jumlahnya relatif sedikit. Selain dampak positif ada juga dampak negatif bila tidak mengikuti program sterilisasi KB yaitu kurang dapat mengembangkan ekonomi rumah tangga dan kurangnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Oleh karena itu sterilisasi menjadi penolong bagi mereka karena sangat aman dan permanen, serta dilakukan hanya sekali. Kebanyakan para pengguna sterilisasi adalah kaum perempuan. Mereka melakukan sterilisasi KB karena perempuan hanya dipandang sebagai objek yang disuruh suami untuk melakukan sterilisasi KB. Sedangkan laki-laki tidak ada yang melakukan KB atau vasektomi karena laki-laki dipandang sebagai orang nomor satu dan memegang kekuasaan dalam keluarga yang perlu dipatuhi perintahnya oleh isteri untuk melakukan sterilisasi. Disamping itu lingkungan juga mendorong perempuan dan bukan laki-laki untuk melakukan sterilisasi. Hal ini dikarenakan adanya budaya patriakhi yang sangat kuat dalam tatanan sosial masyarakat Maluku (pembagian stratifikasi sosial antara perempuan dan laki-laki), sehingga jelas terlihat adanya pembagian antara lakilaki dan perempuan dan relasi subjek-objek. 3. Agama Kristen sangat mendorong pemakaian KB guna mensejahterakan kehidupan umat. Sterilisasi KB bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja melainkan juga merupakan tugas seluruh umat Kristiani. Dari persepektif kekristenan dapat dipahami bahwa sterilisasi dijalankan sesuai dengan kehendak Tuhan dan dengan pengertian bahwa sterilisasi KB merupakan tanggungjawab manusia kepada Tuhan dan kepada sesama untuk saling mensejahterakan. Dengan sterilisasi KB ini, penulis memahami bahwa akan
sangat membantu manusia agar dapat mengurangi dan mencegah pembunuhan terhadap bayi dan ibu apapun alasanya. Meskipun demikian, bimbingan konseling juga perlu untuk dilakukan kepada keluarga yang mengikuti program serilisasi KB agar mereka lebih memaknai arti pernikahan dan melihat bahwa anak adalah berkat terindah yang diberikan Allah dan orang tua mempunyai tanggungjawab bukan hanya untuk mencukupi keperluan materi bagi anak saja, melainkan orang tua berkewajiban untuk membekali anak dengan ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang baik. Anak juga dipersiapkan untuk menjadi manusia yang berkualitas, mempunyai masa depan yang baik sehingga terciptalah keluarga yang sejahtera dengan jumlah anak yang relatif sedikit, misalnya maksimal 2 anak maka harapan terciptanya keluarga sejahtera relatif dapat dicapai. 4. Sterilisasi KB secara medis maupun didasarkan pada perspektif kekristenan dan pemaknaan dari keluarga Kristen yang melakukannya adalah sterilisasi KB dipandang sebagai suatu sarana positif yang dilakukan kepada keluarga Kristen guna mensejahterakan kehidupan keluarga mereka. Metode dalam sterilisasi KB menjadi penolong bagi kaum perempuan dan kaum laki-laki karena hak hidup yang layak untuk kehidupan perempuan, laki-laki dan anak menjadi lebih terjamin. Dengan sterilisasi KB ini, keluarga sejahtera dapat terpenuhi dan keluarga dapat memaknai sterilisasi KB ini sebagai sarana pemenuhan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam suatu keluarga. Agama sangat merespon baik dilakukannya sterilisasi agar menghindari terjadinya hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian sterilisasi tidak
hanya menjadi program pilihan bagi keluarga, namun juga berdampak positif bagi laki-laki dan perempuan. Sterilisasi juga dapat dimanfaatkan bagi kemuliaan nama Tuhan. 4.2 SARAN 4.2.1 Gereja - Gereja diharapkan dapat lebih peka dalam melihat dan menilai sterilisasi KB. Gereja tidak hanya memaknai sterilisasi KB dari satu sisi saja, sehingga tidak melihat makna dari sisi yang lainnya juga.gereja harus mampu untuk melihat lebih dalam makna sterilisasi KB dan dapat memberikan pemahaman-pemahaman jemaat tentang KB. - Gereja juga diharapkan untuk bisa bekerja sama dengan pihak BKKBN untuk melakukan sosialisasi agar jemaat lebih mengetahui dan memahami cara ber-kb untuk mensejahterakan kehidupan jemaat terutama program sterilisasi. 4.2.2 Pengguna sterilisasi KB - Pasangan suami isteri diharapkan untuk memikirkan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dan melihat kembali dampak positif dan negatif baik itu KB untuk laki-laki maupun KB untuk perempuan, terutama di kaitkan dengan iman Kristen.
- Sebelum melakukan sterilisasi KB, para pengguna diharuskan untuk berkonsultasi dahulu dengan pihak medis sehingga operasi sterilisasi hanya dilakukan oleh tenaga medis saja. - Para pengguna diharapkan untuk bekerjasama dengan mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BKKBN, sehingga bisa menambah wawasan mereka tentang sterilisasi. Dengan wawasan jender pengguna sterilisasi lebih memaknai sterilisasi itu sendiri dalam kehidupan keluarganya. 4.2.3 Rumah Sakit Umum Dr. Haulussy Ambon - Sebagai sarana untuk mengembangkan pemahaman-pemahaman dan berkualitas kepada masyarakat, diharapkan agar pihak rumah sakit lebih melihat lagi dan meninjau perkembangan masyarakat lewat sosialisasisosialisasi yang dilakukan. Dengan demikian masyarakat bisa lebih memaknai sterilisasi KB dengan positif sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik bagi perempuan maupun laki-laki. - Pihak rumah sakit diharapkan untuk lebih memperhatikan ketersediaan fasilitas pendukung, misalnya penjelasan secara Kristen tentang KB (konseling pastoral), keramahan para medis, kemudahan menemui tenaga medis, dan kemudahan untuk memperoleh informasi dari petugas, meningkatkan citra rumah sakit dengan memberikan perhatian kepada masyarakat seperti melakukan kegiatan sosial (pengobatan atau perawatan gratis bagi masyarakat kurang mampu) dan diharapkan untuk membantu
meningkatkan pendidikan masyarakat dilingkungan sekitarnya dengan memberikan bea siswa untuk lembaga pendidikan dan sebagainya.