BAB 4 PENUTUP. pengguna Sterilisasi dan Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon.

dokumen-dokumen yang mirip
STERILISASI KELUARGA BERENCANA (KB) (Suatu Kajian Perspektif Jender terhadap Penggunaan Alat KB Dalam Keluarga Kristen di RSUD Ambon) SKRIPSI

BAB V PENUTUP. 1. Tradisi Piring Nazar sebagai sebuah kenyataan sosio-religius dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Identifikasi Permasalahan. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu fenomena sosial yang selalu

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Islam praktik keluarga berencana di perbolehkan dengan syarat bukan penghalang

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Keluarga Berencana Bagi Pria di Kota Bandar Lampung (Analisis Peraturan

BAB V PENUTUP. Simpulan dan Saran. Keduanya merupakan bagian penutup dari tesis ini.

BAB VI PENUTUP. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau bisa disebut dengan unmet need KB di salah

Level 2 Pelajaran 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

BAB IV. Refleksi Teologis. sekolah adalah perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan. Dimana sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai penyelengaraan

Kalender Doa Proyek Hana Juli Berdoa Bagi Wanita di China

BAB IV. Refleksi Teologis

TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA. Suami yang ideal bagi keluarga muslim adalah suami yang bertaqwa

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

Masalah Strategis 1 Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada. Masalah Bersama. Jumlah Nilai. Urutan Peringkat

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran. perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004).

Aborsi dan Kegagalan Kontrasepsi IUD 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB IV PENUTUP. pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan merupakan masalah yang cukup serius di Indonesia,

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Silo DKI Jakarta adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA. penulis akan mengkaji dan menganalisis data-data yang diperoleh.

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah

LAMPIRAN 1. Padoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. administrasi kependudukan. Estimasi Jumlah penduduk Indonesia tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan KB yang telah mencapai 60,3% pada tahun (Depkes RI,

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA ELATAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dengan anak remaja yang

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

I. TINJAUAN PUSTAKA. kekerasan itu tidak jauh dari kebiasaan kita. Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan, analisis dan pembahasan hasil-hasil penelitian pada

1 BAB I PENDAHULUAN. pernyataan direktur eksekutif UNFPA Dr. Babatunde Osotimehin (Syarief, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang terus meningkat dan sumber daya alam yang tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mental dan fisik. Persiapan mental seseorang dilihat dari faktor usia dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia

Minggu ke 9 HAK-HAK REPRODUKSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah hal yang penting sehingga harus tertanam kuat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

MATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

Diunduh dari Bab Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk. Masalah

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) KAJIAN PERSEPSTIF GENDER PERAN PRIA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga

Transkripsi:

BAB 4 PENUTUP Pada bab ini akan di tulis kesimpulan dan saran untuk Gereja, para Medis, pengguna Sterilisasi dan Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon. 4.1 KESIMPULAN 1. Sterilisasi dipilih oleh kebanyakan keluarga yang melakukan KB di Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon, karena secara medis sterilisasi mempunyai tingkatan keberhasilan yang paling tinggi dalam ber-kb. Semakin meningkatnya kepadatan penduduk masyarakat di Ambon dan melihat kenyataan yang terjadi sekarang ini yaitu banyak dilakukannya aborsi maka sterilisasi menjadi kunci dalam suatu keluarga untuk mengatur jumlah anak. Sterilisasi juga ternyata sangat baik untuk dilakukan karena tidak membahayakan keselamatan ibu dan anak karena sudah terbukti oleh kebanyakan keluarga yang mengikuti program tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon. Dalam program sterilisasi KB, ternyata ada juga dampak positif dan negatif yang terjadi. Pengambilan keputusan lewat komunikasi juga merupakan hal terpenting bagi pasangan suami isteri untuk bersama-sama mempertimbangkan dan mengambil keputusan untuk melakukan sterilisasi KB. 2. Dampak positif penggunaan sterilisasi misalnya menyangkut kesehatan, pendidikan, dan yang paling penting adalah kasih sayang dari orang tua kepada

anak-anaknya yang jumlahnya relatif sedikit. Selain dampak positif ada juga dampak negatif bila tidak mengikuti program sterilisasi KB yaitu kurang dapat mengembangkan ekonomi rumah tangga dan kurangnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Oleh karena itu sterilisasi menjadi penolong bagi mereka karena sangat aman dan permanen, serta dilakukan hanya sekali. Kebanyakan para pengguna sterilisasi adalah kaum perempuan. Mereka melakukan sterilisasi KB karena perempuan hanya dipandang sebagai objek yang disuruh suami untuk melakukan sterilisasi KB. Sedangkan laki-laki tidak ada yang melakukan KB atau vasektomi karena laki-laki dipandang sebagai orang nomor satu dan memegang kekuasaan dalam keluarga yang perlu dipatuhi perintahnya oleh isteri untuk melakukan sterilisasi. Disamping itu lingkungan juga mendorong perempuan dan bukan laki-laki untuk melakukan sterilisasi. Hal ini dikarenakan adanya budaya patriakhi yang sangat kuat dalam tatanan sosial masyarakat Maluku (pembagian stratifikasi sosial antara perempuan dan laki-laki), sehingga jelas terlihat adanya pembagian antara lakilaki dan perempuan dan relasi subjek-objek. 3. Agama Kristen sangat mendorong pemakaian KB guna mensejahterakan kehidupan umat. Sterilisasi KB bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja melainkan juga merupakan tugas seluruh umat Kristiani. Dari persepektif kekristenan dapat dipahami bahwa sterilisasi dijalankan sesuai dengan kehendak Tuhan dan dengan pengertian bahwa sterilisasi KB merupakan tanggungjawab manusia kepada Tuhan dan kepada sesama untuk saling mensejahterakan. Dengan sterilisasi KB ini, penulis memahami bahwa akan

sangat membantu manusia agar dapat mengurangi dan mencegah pembunuhan terhadap bayi dan ibu apapun alasanya. Meskipun demikian, bimbingan konseling juga perlu untuk dilakukan kepada keluarga yang mengikuti program serilisasi KB agar mereka lebih memaknai arti pernikahan dan melihat bahwa anak adalah berkat terindah yang diberikan Allah dan orang tua mempunyai tanggungjawab bukan hanya untuk mencukupi keperluan materi bagi anak saja, melainkan orang tua berkewajiban untuk membekali anak dengan ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang baik. Anak juga dipersiapkan untuk menjadi manusia yang berkualitas, mempunyai masa depan yang baik sehingga terciptalah keluarga yang sejahtera dengan jumlah anak yang relatif sedikit, misalnya maksimal 2 anak maka harapan terciptanya keluarga sejahtera relatif dapat dicapai. 4. Sterilisasi KB secara medis maupun didasarkan pada perspektif kekristenan dan pemaknaan dari keluarga Kristen yang melakukannya adalah sterilisasi KB dipandang sebagai suatu sarana positif yang dilakukan kepada keluarga Kristen guna mensejahterakan kehidupan keluarga mereka. Metode dalam sterilisasi KB menjadi penolong bagi kaum perempuan dan kaum laki-laki karena hak hidup yang layak untuk kehidupan perempuan, laki-laki dan anak menjadi lebih terjamin. Dengan sterilisasi KB ini, keluarga sejahtera dapat terpenuhi dan keluarga dapat memaknai sterilisasi KB ini sebagai sarana pemenuhan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam suatu keluarga. Agama sangat merespon baik dilakukannya sterilisasi agar menghindari terjadinya hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian sterilisasi tidak

hanya menjadi program pilihan bagi keluarga, namun juga berdampak positif bagi laki-laki dan perempuan. Sterilisasi juga dapat dimanfaatkan bagi kemuliaan nama Tuhan. 4.2 SARAN 4.2.1 Gereja - Gereja diharapkan dapat lebih peka dalam melihat dan menilai sterilisasi KB. Gereja tidak hanya memaknai sterilisasi KB dari satu sisi saja, sehingga tidak melihat makna dari sisi yang lainnya juga.gereja harus mampu untuk melihat lebih dalam makna sterilisasi KB dan dapat memberikan pemahaman-pemahaman jemaat tentang KB. - Gereja juga diharapkan untuk bisa bekerja sama dengan pihak BKKBN untuk melakukan sosialisasi agar jemaat lebih mengetahui dan memahami cara ber-kb untuk mensejahterakan kehidupan jemaat terutama program sterilisasi. 4.2.2 Pengguna sterilisasi KB - Pasangan suami isteri diharapkan untuk memikirkan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dan melihat kembali dampak positif dan negatif baik itu KB untuk laki-laki maupun KB untuk perempuan, terutama di kaitkan dengan iman Kristen.

- Sebelum melakukan sterilisasi KB, para pengguna diharuskan untuk berkonsultasi dahulu dengan pihak medis sehingga operasi sterilisasi hanya dilakukan oleh tenaga medis saja. - Para pengguna diharapkan untuk bekerjasama dengan mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BKKBN, sehingga bisa menambah wawasan mereka tentang sterilisasi. Dengan wawasan jender pengguna sterilisasi lebih memaknai sterilisasi itu sendiri dalam kehidupan keluarganya. 4.2.3 Rumah Sakit Umum Dr. Haulussy Ambon - Sebagai sarana untuk mengembangkan pemahaman-pemahaman dan berkualitas kepada masyarakat, diharapkan agar pihak rumah sakit lebih melihat lagi dan meninjau perkembangan masyarakat lewat sosialisasisosialisasi yang dilakukan. Dengan demikian masyarakat bisa lebih memaknai sterilisasi KB dengan positif sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik bagi perempuan maupun laki-laki. - Pihak rumah sakit diharapkan untuk lebih memperhatikan ketersediaan fasilitas pendukung, misalnya penjelasan secara Kristen tentang KB (konseling pastoral), keramahan para medis, kemudahan menemui tenaga medis, dan kemudahan untuk memperoleh informasi dari petugas, meningkatkan citra rumah sakit dengan memberikan perhatian kepada masyarakat seperti melakukan kegiatan sosial (pengobatan atau perawatan gratis bagi masyarakat kurang mampu) dan diharapkan untuk membantu

meningkatkan pendidikan masyarakat dilingkungan sekitarnya dengan memberikan bea siswa untuk lembaga pendidikan dan sebagainya.