BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Infotainment berarti informasi-entertainment. Dimana menyuguhkan informasi

dokumen-dokumen yang mirip
Bahasa Pesan Dalam Proses Penulisan Naskah Pada Program Infotainment Kiss Pagi Di Indosiar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan komunikasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma dalam penelitian perjalanan spiritual keimanan tokoh utama

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji label halal pada beberapa kemasan makanan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dikomunikasikan dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dikatakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.

social dilihat sebagai hasil konstruksi social, dan kebenaran suatu realita social bersifat relatif. Paradigm konstruktivisme ini berada dalam persfek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tertentu sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Atas dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Saat ini, infotainment tumbuh dan mulai menguasai tayangan televisi Indonesia dimana menggantikan tayangan-tayangan pertelevisian yang lainya. Infotainment berarti informasi-entertainment. Dimana menyuguhkan informasi mengenai Selebriti yang di sukai ataupun yang tidak diidolakan. Jika diamati, hamper seluruh stasiun televisi di Indonesia menyuguhkan acara-acara yang isinya memberitakan kehidupan artis. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebriti dan memiliki cirri khas penyampaian yang unik. Tetapi bagaimana sebenarnya masyarakat kita mendefinisikan infotainment tersebut dengan nilai-nilai yang sedang bergeser dikalangan masyarakat, terutama terhadap nilai budaya maupun social terhadap masyarakat itu sendiri. Acara televisi ini mendapat perhatian yang tinggi dibandingkan acara-acara di televisi yang ada sejalan dengan nilai-nilai yang terus berubah. Menurut penulis paradigma yang terkait dengan infotainment sekarang telah bergeser dari nilai/norma kehidupan. Dan terkait hal tersebut dapat dikatakan bahwa Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan 33

34 cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini sering sekali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna. Ia sering dilawankan dengan paradigma positivis atau paradigma transmisi. Paradigma Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahlkan subjek dengan objek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek (komunikan/decoder) sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosial. Teori interaksionisme simbolik beranggapan bahwa khalayak adalah produk sosial. Teori ini mempunyai metodologi yang khusus, karena interaksionisme simbolik melihat makna sebagai bagian fundamental dalam interaksi masyarakat. 1 Pada tayangan KISS PAGI di INDOSIAR Edisi 01 April 2014 terdapat 5 segmen yaitu : 1. Riska pasien ugb geram dituduh cari popularitas demi ingin jadi artis 2. Berita Pandangan Pipik tentang siapa yang pantas disebut Ustad 3. Ayu ting-ting siap mental jika harus hadapi Enji di persidangan ke 2 4. Ilal tidak perduli jika Farhat dampingi Regina di persidangan cerai nanti 5. Machica Mochtar siap hadapi Farhat dimeja hijau 1 http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2012/12/paradigma-positivismekonstruktivisme.html, diunduh pada tanggal 17 April 2014, pukul 12.00

35 Peneliti menilai bahasa pesan dalam proses penulisan naskah dalam tayangan tersebut dapat menghasilkan pandangan bagi khalayak. Peneliti yakin infotainment akan mendapatkan tempat di hati masyarakat sehingga dapat berpengaruh pada rating share program acara tersebut. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika menurut Ferdinand de Saussure. Mengingat makna adalah studi dari analisis semiotika yang pada dasarnya bersifat kualitatif. Metode semiotik pada dasarnya bersifat kualitatif- interpretatif yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan Penelitian ini membahas bahasa pesan dalam proses penulisan naskah pada program KISS PAGI di INDOSIAR sebagai pedoman produksi program Inforainment tanpa mengembangkan bahasan pada produksi Infotainment secara keseluruhan. Semiotik adalah metode analisis atau ilmu yang mengkaji hubungan penanda dan petanda. Menurut Audifax (2007: 21). 2 metode semiotik adalah aplikasi metode linguistik terhadap objek di luar bahasa yang bisa digunakan. Maksudnya adalah bahwa semiotik merupakan cara melihat sesuatu sebagai yang dikonstruksi dan difungsikan secara sama pada bahasa. Tetapi yang dilakukan oleh peneliti yaitu mendeskriptif atau menguraikan sesuatu sesuai dengan hasil penelitian yang 2 Indiwan seto wahyu wibowo, Semiotika Komunikasi Edisi 2 Mitra Wacana Media 2013 hal 19

36 didapatkan dari sebuah data teks. Pendekatan yang dipakai peneliti dalam hal ini adalah pendekatan Semiotika berasal dari kata Yunani: semeion, yang berarti tanda. Menurut pandangan Ferdinand de Saussure tentang tanda sangat berbeda pandangan para ahli liguistik dijamannya, saat itu, studi bahasa hanya berfokus kepada perilaku liguistik yang nyata (parole). Stusi tersebut menelusuri perkembangan kata-kata dan ekspresi sepanjang sejarah, mencari faktor-faktor yang berpengaruh seperti geografi, perpindahan penduduk dan faktor yang mempengaruhi perilaku liguistik manusia. 3 Menurut Ferdinand de Saussure dalam buku Pengantar Linguistik Umum,semua tanda mempunyai dua sifat umum: arbitrer dan linier. Pandangan Saussure tentang kearbitrer bersifat tradisional, dalam arti tidak ada motivasi entah aspek bunyi dalam benda yang ditandainya. Kelinieran tanda bahasa paling nampak dalam signifiant yang dapat dipecahkan atas bagian-bagian yang berurutan. 4 Menurut Saussure bahasa merupakan suatu sistem tanda (sign). Tanda dalam pendekatan Saussure merupakan manifestasi konkret dari citra bunyi dan sering diidentifikasi dengan citraa bunyi sebagai penanda. Jadi penanda (signifer)merupakan unsur mentalistik. Dengan kata lain, di dalam tanda terungkap citra bunyi ataupun konsep sebagai dua komponen yang tak terpisahkan. Dengan kata lain, kehadiran 3 Indiwan seto wahyu wibowo, Semiotika Komunikasi Edisi 2 Mitra Wacana Media 2013 hal 19 4 Ferdinand de Saussure, Pengantar ligustik umum, Gajah Mada Universitas hal 11-13

37 yang satu berarti pula kehadiran yang lain seperti dua sisi kertas.( Masinambow.2000a : 12). 5 Dalam tanda terungkap citra bunyi atau konsep sebagai dua komponen yang tak terpisahkan. Hubungan antara penanda dan petanda bersifat bebas (arbiter), baik secara kebetulan maupun ditetapkan. Arbiter dalam pengertian penanda tidak memiliki hubungan alamiah dengan petanda (Saussure, 1996, dalam Berger 2000b : 11). 6 Menurut Saussure (Budiman, 1999a:77, dalam Sobur, 2003:33), prinsip kearbiteran bahasa atau tanda tidak dalap diberlakukan secara mutlak atau sepenuhnya. Terdapat tanda-tanda yang benar-benar arbiter, tetapi ada juga yang relative. Kearbiteran bahasa sifatnya bergradasi. Di samping itu, ada pula tanda-tanda yang bermotivasi, yang relative non-arbiter. 7 Bahasa Pesan dalam proses penulisan naskah (signifikasi) tanda terdiri dari dua elemen tanda. Menurut Saussure, tanda terdiri dari dua elemen tanda (signifier, dan signified). Signifieradalah elemen disik dari tanda dapat berupa tanda, kata, image, atau suara. Sedangkan signified adalah menunjukan konsep mutlak yang mendekat pada tanda fisik yang ada. Sementara Bahasa Pesan dalam proses Penulisan Naskah pada program KISS PAGI di INDOSIAR Edisi 01 April 2014 proses signifikasi menunjukan antara dengan realitas akssternal yang disebut referent. 5 Alex Sobur Semiotika Komunikasi, Rosdakarya Bandung 2013 hal 32 6 Ibid., 33 7 Ibid., 34

38 Signifier dan signified adalah produksi kultural hubungan antara kedua (aribitier) memasukan dan hanya berdasarkan konvensi,kesepakatan,atau peraturan dari kultur pemakai bahasa tersebut. Hubungan antara signified dan signifier tidak bisa dijelaskan dengan nalar apapun, baik pilih bunyi-buniyan atau pilihan yang mengaitkan rangkaian bunyi tersebut dengan benda atau konsep yang dimaksud. Karena buhungan yang terjadi antara signified dan signifier harus dipelajari yang berasal ada struktur yang pasti atau kode membantu menafsirkan. a. Penanda Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan subuah ide atau coretan bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa, apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Penanda yang menjadi fokus penelitian ini adalah penulisan naskah pada program KISS PAGI di INDOSIAR Edisi 01 April 2014 b. Petanda Petanda adalah gambaran mental,pikiran,atau konsep.jadi, petanda adalah aspek mental dari bahasa. Tanda bahasa selalu memiliki dua segi: penanda dan petanda, signifier dan signified, significant dan signifie. Suatu penanda tanpa petanda,tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak menrupakan tanda. Sebaiknya suatu petanda tidak mungkin lepas dari penanda, petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda itu sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor liguistik.

39 Menurut Saussure penanda dan petanda merupakan kesatuan (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). 8 c. Signifikansi Relasi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut. Sementara proses signifikasi menunjukkan antara tanda dengan realitas eksternal yang disebut referent. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pengertian semiotika yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure. Dia mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Dengan kata lain, akan mengaitkan hasil interpretasi pada bahasa pesan dalam proses penulisan naskah program KISS PAGI di INDOSIR Edisi 01 April2014dengan realitas kehidupan sosial. Setelah menentukan penanda (signifier), maka peneliti harus mencari makna yang terdapat dalam signifier tersebut yang disebut signified. Pada akhirnya, peneliti akan menghubungkan interpretasi tersebut kedalam realitas sosial dan disebut signifikasi. Secara implisit dalam definisi tersebut adalah sebuah relasi, bahwa bila 8 Ibid., 46

40 tanda merupakan bagian dari aturan-aturan sosial, yaitu pemilihan, pengkombinasian, dan penggunaan tanda-tanda dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai makna dan nilai sosial. Saussure meletakan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemilahan yang di sebut signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau di baca. Signified adalah gambaran mental yakni fikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan menurut sumber data adalah sebagai berikut: 3.3.1 Data Primer Data yang diperoleh penulis dari program KISS PAGI di INDOSIAR yang telah diterima berupa copy tayang dari program KISS PAGI Senin 01 April 2014, Program tersebut ditangkap (capture) lalu di analisa berdasarkan teori semiotika Ferdinand de Sussure. naskah tersebut dianalisa dan dipilih oleh peneliti, kemudian melakukan analisis semiotika terhadap bahasa pesan dalam proses penulisan naskah pada program KISS PAGI di INDOSIAR.

41 3.3.2 Data Sekunder Data skunder di dapat dengan cara studi kepustakaan (literature) yaitu seperti buku, koran, majalah, internet, serta bahan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang sudah diteliti guna melengkapi data yang sudah ada. 3.4 Unit Analisis Data Unit Analisis merupakan satuan terkecil tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian dan dibuat untuk membantu serta mempermudah peneliti dalam menginterpretasi tanda-tanda yang ada. Adapun tanda-tanda yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini meliputi tandabahasa Pesan dalam proses penulisan naskah program KISS PAGI di INDOSIAR Edisi 01 April 2014. 3.5 Definisi Konsep Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang membentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamat. 9 Definisi konsep dalam penelitian ini adalah: 1. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. 9 Rachmat Kriyantono, Tenik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2010 hal 17.

42 2. Pesan adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa panduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambanglambang lainya disampaikan kepada orang lain. 3. Penulisan Naskah adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang script writer secara bertahap, bermula dari ide, kemudian dikembangkan menjadi sebuah naskah akhir untuk divisualisasikan oleh sutradara 4. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industry hiburan, seperi pemain sinetron/film, penyanyi dan sebagainya, maka berita disebut juga dengan infotainment. 3.6 Teknik Analisis Data Tehnik analisis data pada penelitian ini adalah dengan metodelogi semiotika. Semiotika sebagai suatu modelmemahami dunia sebagai sistem yang memiliki unit dasar suatu tanda. Dengan demikian semiotik mempelajari tentang hakikat keberadaan suatu tanda. Pada penelitian ini peneliti menggunakan semiotika model Ferdinan de Saussure yang menggambarkan tanda sebagai struktur biner, yaitu struktur yang menggambarkan dua bagian pertama, bagian fisik yang disebut sebagai

43 penanda (signifier) dan kedua sebagain konseptual yang disebut petanda ( signified). 10 Untuk menganalisa data yang diperoleh yaitu dokumentasi tayang infotainment KISS PAGI di INDOSIAR, Kemudian diteliti berdasarkan kategorikategori yang telah dibuat. Secara teknik semiotika untuk melihat Bahasa Pesan dalam Proses Penulisan Naskah dalam tayangan tersebut. 10 Ferdinand de Saussure, Pengantar ligustik umum, Gajah Mada Universitas hal 12