BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nursyifa Faujiah, 2014 Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Smk 45 Lembang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA BERPRESTASI TAHUN Bidang INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS AKHLAK MULIA

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis, tidak lepas dari kinerja individu. Dalam hubungan ini faktor

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan ketentuan umum penjelasan Undang Undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sebagai suatu proses penyiapan siswa untuk. dengan pelatihan siswa atau belajar melakukan, (W. Gulo, 2002 : 60).

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya. Pepatah mengatakan: tuntutlah. bersaing dengan orang lain bahkan dengan negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Media Wacana Press, Yogayakarta, 2003, hlm.

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Azizah, 2013

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa melalui bidang pendidikan. Masyarakat akan mampu menghadapi perubahan yang terjadi dan mampu mengendalikan terhadap perubahan tersebut. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, sebab sebagai alat analisis melihat/mengahadapi masalah adalah logika. Pendidikan akan mewujudkan manusia-manusia yang berakhlak baik yang selanjutnya akan mampu memiliki kemampuan pikir yang tinggi, sebab pendidikan bertujuan merubah sikap peserta didik. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.(Standar Nasional Pendidikan, 2005: 129). Agar tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik maka guru memiliki fungsi dan peran strategis dalam pembangunan Nasional bidang Pendidikan. Seorang guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri sebagaimana yang di tuangkan dalam Undang- 1

2 Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta Standar Nasional Pendidikan, agar dapat menuju pendidikan yang berkualitas, efektif, dan efisien, serta mencapai tujuan pembelajaran. Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru adalah membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik secara profesional dalam proses belajar mengajar. (Undang -Undang no 14 tentang Guru dan Dosen, 2006:35). Untuk mencapai tujuan tersebut, guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi, Sebagaimana yang di sebutkan dalam Undang-Undang no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (2006:9) yaitu Kompetensi guru yang di mahsud dalam pasal 8 meliputi: 1. kompetensi pedagogik 2. kompetensi kepribadian 3. kompetensi sosial 4. kompetensi profesional Adapun penjelasan dari 4 Kompetensi diatas adalah 1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta pengevaluasian hasil belajar. 2. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif, sopan santun, disiplin, jujur, rapi,serta menjadi uswatun hasanah bagi peserta didik. Seperti yang 2

3 dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa seorang guru harus ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri hadayani. 3. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan memiliki berbagai keahlian di bidang pendidikan. Meliputi: penguasaan materi, memahami kurikulum dan perkembangannya, pengelolaan kelas, penggunaan strategi, media, dan sumber belajar, memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan, memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, dan lain-lain. 4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi baik dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat, sesama pendidik/ teman sejawat dan dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/ komite sekolah, mampu berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat, serta ikut berperan dalam kegiatan sosial. Guru harus memiliki keempat kompetensi diatas, apabila salah satu tidak dimiliki oleh maka pembelajaran tidak berhasil dengan baik. Guru harus mampu membuat perencanaan, melaksanakan, serta mengevaluasi pembelajaran, disamping itu guru juga harus memiliki kepribadian yang terpuji yang tidak bertentangan dengan agama karena guru sebagai suri tauladan bagi anak didiknya. Ada hal yang juga penting yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi profesional, guru harus menguasai materi sedalamdalamnya dan selalu punya inovatif, kreatif dan kompeten di 3

4 bidangnya. Disamping itu guru punya hubungan baik dengan lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, serta berperan aktif dalam kegiatan sosial. Guru merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, tetapi masih memiliki permasalahan yang belum tuntas sampai saat ini. Misalnya kurangnya tenaga guru, kualifikasi kemampuan guru yang secara umum tidak merata, profesioalisme guru, dan lain sebagainya. Dalam sebuah organisasi kepemimpinan sangat penting peranannya dalam mendorong para guru untuk bersama-sama mencapai tujuan. Seorang pemimpin diharapkan mampu mengenali dan mengerti tentang tipe dan tingkatan motivasi kerja dan kinerja, selain itu pimpinan harus menjaga dan mengelola motivasi tersebut yang dapat untuk diarahkan pada peningkatan kinerja yang lebih baik bagi individu sebagai guru. Motivasi kinerja tersebut tergantung pada situasi dan kondisi tentang keberadaan sekolah yang dapat diterima dan kebutuhan-kebutuhan orang. Menurut Luthans dan Kreitner (2004) motivasi berd asarkan standar-standar personal atau tujuan-tujuan yang diadopsi, orang mendapatkan arahan atas tindakan-tindakannya yang menciptakan insentif sendiri guna membantunya tetap melakukan usaha hingga kinerjanya sesuai dengan tujuan-tujuan tersebut. Penilaian kinerja yang transparan akan membantu meningkatkan motivasi kerja guru karena guru merasa puas terhadap penilaian yang obyektif terhadap dirinya. Motivasi merupakan proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Manusia membutuhkan 4

5 good portofolio tiga dimensi untuk mengukur dirinya sendiri dengan tiga lapisan yaitu materi (financial), intelektual dan spiritual. Salah satu motivasi yang mendorong manusia melakukan kegiatan adalah motivasi spiritual. Menurut (Zohar & M arshal, 2005:123) Motivasi spiritual menyangkut kesadaran seseorang bahwa dirinya mempunyai hubungan dengan Tuhan. Unsur spiritual dalam diri manusia membuat kita bertanya mengapa kita mengerjakan sesuatu dan membuat cara-cara yang fundamental lebih baik untuk melakukannya. Sedangkan menurut ( Yahya, 2006: 64) Motivasi spiritual juga merupakan kekuatan yang dapat meningkatkan kemampuan fisik dan mental sehingga dapat menjalani kegiatan dalam kehidupannya dengan baik dan produktif. Oleh karena itu motivasi spiritual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Kepuasan kerja dan kinerja sangat berhubungan dan memiliki motivasi kerja akan mempunyai dampak terhadap kepuasan kerja seseorang guru implikasi praktis. (Robbin, 2001) Idealnya kepuasan kerja yang tinggi dan produktivitas yang tinggi dinilai dalam lingkungan dan usaha-usaha desain kerja secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan secara continue. Studi mengenai kepuasan kerja sering kali berfokus pada hal-hal yang langsung berhubungan dengan mantan pekerjaan ( job conten) dan kontek pekerjaan (job kontexs). Meskipun perasaan puas tidaknya guru sangat relatif dan juga bersifat dinamis, namun studi mengenai kepuasan kerja sangat perlu dilakukan pimpinan yang akan berimplikasi pada kepentingan sekolah sendiri yaitu untuk 5

6 mencapai tujuan utama dari sekolah yang menjaga kelangsungan hidup dan kualitas dimasa depan. Pada era globalisasi guru yang professional harus mampu menunjukkan prestasi dan kinerja yang tinggi, sehingga pembinaan pada kinerja guru pada sekolah umumnya dan MI Se Kecamatan Tahunan Jepara pada khususnya secara terus menerus, terutama dalam mengahadapi era globalisasi. Oleh karena itu Kepala sekolah sekaligus pimpinan berkewajiban memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan peningkatan pengembangan para guru serta menumbuhkan kreatifitas dan produktivitas yang tinggi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kita tahu bahwa pendidikan di Indonesia ada yang berstatus negeri dan swasta, salah satu yang swasta adalah diselenggarakan oleh kaum atau masyarakat yang beroreantasi pada nilai-nilai Islam. Kepemimpinan Islami sangat ikut menentukan mutu pendidikan di Indonesia, tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Keutamaan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk intruksi, melainkan merupakan motivasi yang dapat memberikan inspirasi terhadap para guru sehingga inisiatif dan kreatifitas berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya. Kenyataan di lapangan kepemimpinan kepala sekolah masih 6

7 menunjukan kinerjanya yang belum optimal, hal ini disebabkan oleh masih minimnya kepala sekolah untuk melakukan kegiatan supervisi. Kepuasan kerja dan motivasi spiritual merupakan komponen dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi kinerja seorang guru. Produktivitas dari komponen-komponen tersebut yang berpengaruh dapat sesuai dengan kenyataan apabila antar komponen dapat dilaksanakan dengan baik oleh seorang guru dan kepala sekolah. Dimana seorang guru merupakan ujung tombak dalam keberhasilan kegiatan pendidikan khususnyadalam meningkatkan kualitas pendidikan, karena itu kinerja guru perlu menjadi perhatian semua pihak baik pemerintah, sekolah dan masyarakat. Sebagai data faktual tentang sekolah Islam, diantaranya penulis kemukakan permasalahan Pendidikan di MI se Kecamatan Tahunan sebagai berikut : 1. Guru masih rendah dalam pembuatan perangkat pembelajaran, bisa kita lihat pada tabel berikut : Bulan Tabel 1.1 Data Keaktifan (Kinerja) guru MI Kabupaten Jepara Tahun 2014 Keaktifan (Kinerja) Pembuatan Promes Pembuatan RPP Pembuatan LKS Pembuatan Alat Peraga Januari 65 % 60 % 50% 50 % Februari 68 % 68 % 58 % 68 % Maret 68 % 62 % 52 % 68 % April 70 % 70 % 70 % 70 % Mei 65 % 71 % 71 % 65 % Juni 79 % 79 % 79 % 79 % Juli 70 % 70 % 70 % 70 % 7

8 Agustus 80 % 80 % 82 % 80 % September 75 % 75 % 78 % 82 % Oktober 80 % 80 % 81 % 78 % November 81 % 80 % 80 % 81 % Desember 81 % 80 % 81 % 80 % Sumber : Data Statistik Kementerian Agama Kabupaten 2014 dan KKMI Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Peningkatan kinerja guru dan profesionalisme guru masih sangat kurang.padahal kualitas guru yang dibutuhkan dalam era pembangunan ialah mereka yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam dua lingkaran besar yaitu sekolah dan masyarakat. Guru profesional adalah guru yang mampu menunjukkan kinerja mengajar yang tinggi dalam tujuannya dan mampu dalam melakukan semua kewajiban dalam kegiatan pembelajaran diantaranya membuat alat peraga, membuat LKS, yang menjadi sarana dalam belajar sehingga mampu menciptakan anak didik yang berkualitasi. 2. Hasil Ujian Nasional siswa MI se Kecamatan Tahunan tiga tahun kebelakang sangat rendah. Tabel 1.2 Hasil Ujian Nasional Siswa MI se Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara No Tahun Pelajaran Rata-rata Nilai hasil UN 1 2011/2012 6,26 2 2012/2013 6,72 3 2013/2014 6,48 Sumber : Data Kementerian Agama Kabupaten Jepara, LP Maarif Kabupaten Jepara, KKMI Kecamatan Tahunan Jepara 8

9 Bukti dari pencapaian kinerja guru dapat dilihat dari hasil pencapaian Ujian Nasional yang masih sangat rendah. Sebagai hasil evaluasi dari hasil yang dicapai perlu untuk dilakukan perbaikan dari kinerja para guru. 3. Guru datang terlambat dan pulang lebih cepat Tabel 1.3 Data ketidaksiplinan Guru MIS Se-Kabupaten Jepara Kabupaten Jepara Tahun 2013 Keaktifan (Kinerja) Bulan Pulang lebih awal % Datang terlambat % Absen tanpa pemberitahuan % Januari 28.98 26.56 23.44 Februari 26.56 26.19 23.56 Maret 26.19 23.44 23.44 April 27.87 21.56 23.44 Mei 23.56 27.22 21.56 Juni 23.44 23.44 27.22 Juli 21.56 21.56 25.56 Agustus 27.22 26.22 23.44 September 25.56 27.22 21.56 Oktober 30.23 25.56 27.22 November 27.22 23.23 25.56 Desember 25.56 25.23 23.23 Jumlah 313.95 297.43 289.23 Sumber Data : Data Statistik kemenag 2013 Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan kepuasan kerja dan motivasi spiritual terhadap kinerja guru penting dilakukan suatu penelitian, guna membuktikan kebenaran masalah tersebut. Oleh karena itu penelitian ini secara spesifik akan difokuskan pada sektor pendidikan khususnya MI Se Kecamatan Tahunan Tahun 2015. Kepuasan kerja dan motivasi spiritual yang baik menjadikan guru menjadi semangat dalam melakukan pekerjaannya akan membawa dampak yang positip. Kepuasan 9

10 kerja dan motivasi kerja guru MI Se Kecamatan Tahunan Jepara selama ini banyak dipengaruhi oleh berbagai macam sistem kompensasi yang diberikan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya dan dorongan hati kerja adalah ibadah kepada Allah SWT. sehingga akan berdampak pada kinerja guru. Pada penelitian ini faktor motivasi spiritual tidak hanya difokuskan pada imbalan yang diterima tetapi faktor iman kepada Allah yaitu berbuat baik untuk mencapai ridlo Allah. Melalui penelitian yang berjudul Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Spiritual Terhadap Kinerja Guru MI Se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015 ini penulis berharap mendapatkan gambaran yang jelas akan pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015? 2. Apakah Motivasi Spiritual berpengaruh terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015? 3. Apakah Kepuasan Kerja dan Motivasi Spiritual secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015? 10

11 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi spiritual terhadap Kepuasan Kerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Spiritual terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 4. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. 5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi spiritual terhadap Kepuasan Kerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. 6. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Spiritual terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan praktis, adapun secara teoritis dapat peneliti uraian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. 11

12 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi spiritual terhadap Kepuasan Kerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Spiritual terhadap Kinerja Guru MI se Kecamatan Tahunan Jepara Tahun 2015. Adapun signifikansi penelitian secara praktis sebagai berikut : 1. Memberikan gambaran tentang kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Tahunan sehingga dapat dijadikan acuan stakeholder dalam meningkatkan mutu Madrasah yang berbasis internalisasi nilai-nilai ajaran Islam. 2. Memberikan kontribusi bagi Kementerian Agama dan Instansi terkait tentang arti pentingnya peningkatan kinerja guru dalam mengajar, khususnya yang terkait dengan kepuasan kerja dan motivasi spiritual para guru Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan kecamatan Tahunan Jepara. 3. Memberikan gambaran kepada peneliti berikutnya peneliti yang lain yang mengkaji lebih mendalam dengan topik dan fokus serta setting yang lain untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya temua-temuan penelitian ini. 4. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah khususnya yang ada hubungannya denga kepuasan kerja dan motivasi spiritual. F. Definisi Operasional Setiap variabel penelitian memiliki beberapa dimensi yang merupakan penjelasan atas variabel tersebut, yang ditentukan atas dasar 12

13 konsep teoritik, hasil penelitian sebelumnya serta pemikiran-pemikiran dari para peneliti. Adapun definisi operasional masing-masing variabel sebagai berikut : 1. Kepuasan Kerja (X 1) Kepuasan kerja dalam penelitian ini adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan oleh para karyawan dalam memandang pekerjaan mereka yang didasarkan pada lingkungan kerja, persepsi kepala sekolah sebagai salah satu dari anggota sekolah yang terlibat di dalam organisasi sekolah. 2. Motivasi Spiritual ( X 2) Motivasi spiritual dalam penelitian ini adalah konsep yang digunakan guru untuk mendorong seseorang melakukan aktivitas yang menyangkut tentang kesadaran seseorang bahwa dirinya mempunyai hubungan dengan Tuhan pencipta dirinya dan alam semesta. 3. Kinerja Guru (Y) Kinerja Guru dalam penelitian ini adalah pencapaian atau prestasi kerja yang berkenaan dengan tugas dan fungsi guru. G. Penelitian Terdahulu Penelitian serupa yang pernah dilakukan pada dasarnya menunjukkan adanya pengaruh positif dari kepuasan kerja, motivasi, terhadap kinerja guru baik pengaruh itu secara parsial atau stimulan. Berikut ini penelitian-penelitian yang menjadi referensi peneliti dalam melakukan penelitian. 13

14 Sri Eriyadi (2004) yang berjudul Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Yang Dimoderasi Kepuasan Kerja Guru SMU Negeri Di Kabupaten Demak. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Ada pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru di Demak. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dengan Kinerja Guru. Selain itu penelitiannya Rahmawati dan Sri Rahayu (2009) yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Kepuasan Terhadap Kinerja Guru di SMA 1 Mojolapan.. Dalam penelitian ini Kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di SMA 1 Mojolapan. Penelitian Sri Widodo (2006) yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Kepuasan terhadap Kinerja Guru di SMP Kabupaten Blora dengan tingkat pendidikan sebagai variable moderasi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi dan kepuasan pada kinerja guru SMP Kabupaten Blora. Sementara penelitian yang kami angkat adalah Kepuasan kerja guru dan motivasi Spiritual Kinerja guru yang akan menunjukkan adanya faktor yang mempengaruhi kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Tahunan Jepara H. Sistematika Penulisan Lapora Untuk Tesis ini akan peneliti susun dengan sistematika sebagai berikut: 14

15 1. Bagian Depan Pada bagian ini memuat pendahuluan yang terdiri dari sampul dan halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, abstrak, dan daftar isi. 2. Bagian Utama Dalam Bagian ini memuat lima bab terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN yang berisi tentang latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Penelitian Terdahulu, dan Sistimatika Pembahasan. BAB II : LANDASAN TEORI meliputi : Yang Pertama Tentang Kinerja, yang meliputi Pengertian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja. Kedua Tentang Kepuasan Kerja meliputi : Pengertian Kepuasan Kerja, Teori Kepuasan Kerja, Pengukuran Kepuasan Kerja, Faktor-faktor Kepuasan Kerja. Ketiga Pengertian Motivasi Spiritual, Teori Motivasi, Teori Spiritual, dan Keempat pengajuan Hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN meliputi ; Jenis dan pendekatan Penelitian, Populasi, Sampel, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknis Analisis Data. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN meliputi: Hasil Penelitian, Deskripsi Data ( Data Kinerja Guru MI Se Kecamatan Tahunan Jepara). 15

16 BAB V : PENUTUP yang berisikan simpulan dan saran terakhir disusul daftar pustaka serta lampiran-lampiran. 16