BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB 4 PENUTUP Prosedur Pelaporan Pajak Impor Barang Di PT. Lintas Niaga Jaya. sampai dengan clearance documenct. Seperti B/L, PIB, dll.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang

P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER-16/BC/2016 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-15/BC/1999 TENTANG PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

ekspor impor Kepabeanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-40/BC/2008 TENTANG TATA LAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR

EASE OF DOING BUSINESS TRADING ACROSS BORDER

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB V PENUTUP. pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh

TATAKERJA PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN EKSPOR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PEB BERKALA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan

Menimbang : Mengingat :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI Nomor : KEP- 75 /BC/1996

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-10/BC/1997 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

2017, No Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR

BAB II LANDASAN TEORI

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-29/BC/2016 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Logistik dan Tata Niaga Impor. mulai dari menekan biaya logistik dan mengatur seluruh proses dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK MELALUI JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa pengertian prosedur menurut para ahli adalah :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

PROSES BISNIS KEPABEANAN DAN PEMANFAATAN INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Pelayanan Segera (Rush Handling) Abstrak

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.04/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG

148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. yang menjadi bahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PERUSAHAAN. bergerak di bidang jasa Freight Forwarder dan berdiri pada tanggal 26

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

Kewajiban Pabean Atas Impor- Ekspor Tenaga Listrik

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-152/BC/2003 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-15/BC/2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mitra Kargo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan pengurusan atas kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengangkutan, pengiriman, dan penerimaan barang ekspor/impor melalui angkutan darat, laut maupun udara. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 31 Desember 2009 di Semarang, Jawa Tengah yang didirikan oleh Supriyono Direktur di PT Mitra Kargo Indonesia. PT Mitra Kargo Indonesia mempunyai 17 karyawan, setiap karyawan mempunyai tugas masing-masing.ada 3 tempat/bagian untuk mengenali pekerjaan yang dikerjakan masing-masing karyawan. Salah satunya yang berada di lantai bawah bagian kanan, mengurus dokumen-dokumen impordan mengurus dokumen ekspor (PEB Surat Keterangan Asal (SKA) dan karantina). Kinerja karyawan sangat di andalkan dalam menyelesaikan dokumendokumen impor karena pelayanan terbaik oleh perusahaan kepada konsumennya.jika ada kesalahan atau tidak terselesaikan maka itu menjadi tanggung jawab karyawan yang mengurus dokumen tersebut. 38

4.1.2. Visi dan Misi PT Mitra Kargo Indonesia 1) Visi PT Mitra Kargo Indonesia mempunyai visi yakni menjadi perusahaan logistik terpercaya dan terbaik dalam melayani konsumennya. 2) Misi PT Mitra Kargo Indonesia memiliki beberapa misi yakni sebagai berikut, a) memberikan pelayanan yang terbaik dalam logistic untuk para konsumennya dengan cara yang sangat baik; b) mempertahankan prestasi pelanggan dengan kinerja yang professional; c) membangun kualitas sumber daya manusia dengan sikap yang positif; d) perlu sinergi dengan para stakeholder 4.1.3. Lokasi PT Mitra Kargo Indonesia PT Mitra Kargo Indonesia berlokasi di Kawasan Kota Lama, Semarang tepatnya di Rukan Graha Suari Indah Jl. Kepodang No.17 Semarang 50174.Telepon : (024) 3581525 dan Nomor Fax : (024) 3554099, 3554299. Website : http//:www.mitrakargo.com. Lokasi tempat berdirinya perusahaan sangat strategis karena berada dekat dengan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.Kantor PT Mitra Kargo Indonesia ini berbentuk Rumah Kantor (Rukan) yang di 39

dalam ruangannya tertata rapi sesuai dengan kewajibannya dalam bekerja. 4.1.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada PT Mitra Kargo Indonesia adalah struktur organisasi yang berbentuk line (garis). Struktur organisasi diperlukan sebagai suatu kerangka atau pola yang berhubungan terhadap fungsi, kedudukan, wewenang dan tanggung jawab padapt Mitra Kargo Indonesia. Kekuasaan tertinggi pada PT Mitra Kargo Indonesia adalah pimpinan perusahaan.segala perintah dari pimpinan perusahaan mengalir garis lurus sampai dengan bawahannya. Ketegasan perintah dan pengawasan pimpinan perusahaan akan lebih jelas sehingga mampu meningkatkan kedisiplinan karyawannya (PT Mitra Kargo Indonesia,2016).Struktur organisasi PT Mitra Kargo Indonesia sebagai berikut: 40

Direktur Divisi Dokumen Divisi Marketing Divisi Keuangan Divisi Operasional Kasir Kurir Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Mitra Kargo Indonesia Sumber: PT Mitra Kargo Indonesia, 2016 Keterangan gambar dan tugasnya : a. Direktur Direktur adalah orang yang bertanggung jawab dan berwenang atas maju mundurnya sebuah perusahaan. Tugas dan tanggung jawab direktur perusahaan pada PT Mitra Kargo Indonesia yaitu : 1) Mengatur dan mengambil keputusan atas jalannya perusahaan; 2) Mengadakan perencanaan kerja dengan bawahannya; dan 3) Mengadakan pembagian tugas kepada para karyawan yang mencakup bidangnya masing-masing untuk melaksanakan kerja. 41

b. Divisi Dokumen Divisi dokumen mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama tetapi yang membedakan adalah konsumen-konsumen pada perusahaan di tangani langsung oleh 7 customer service dan 1 orang sebagai pimpinan di divisi dokumen. Tugas dari pimpinan divisi dokumen ini adalah memimpin dan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kelancaran dokumen yang dibuat serta memberikan kepuasan terhadap pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh PT Mitra Kargo Indonesia. Tugas dan tanggung jawab Customer service adalah sebagai berikut, 1) Mengurus semua dokumen ekspor; 2) Memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggan; 3) Menerima Shipping Instruction, seperti menerima telepon dari pelanggan yang akan melakukan ekspor barang; 4) Melakukan booking space kapal untuk keperluan ekspor; 5) Membuat SI (Shipping Intruction) shipping intruction dibuat berdasarkan Invoice dan Packing list dari eksportir dengan atas nama PT Mitra Kargo Indonesia; 6) Membuat House Bill of Lading membuat house bill of lading atas nama PT Mitra Kargo Indonesia; 42

7) Mengoreksi COO (Certificate of Origin) mengoreksi COO yang sudah di buat oleh bagian operasional berdasarkan packing list dan Invoice. c. Divisi Marketing Divisi Marketing mempunyai tugas mengendalikan program yang dimiliki oleh perusahaan karena bergantung berhasil atau tidaknya program perusahaan tergantung dari kemampuan dalam memperkenalkan program perusahaan kepada masyarakat. d. Divisi Keuangan Divisi Keuangan bertugas mencatat laporan keuangan pemasukan maupun pengeluaran setiap harinya dan bertanggung jawab atas laporan keuangan PT Mitra Kargo Indonesia. e. Divisi Operasional Bagian operasional adalah bagian yang sering untuk langsung terjun ke lapangan, dan sudah ada bagian masing-masing untuk bagian ekspor dan impor. Ada beberapa bagian dalam operasional beserta tugasnya, antara lain sebagai berikut: 1) Pimpinan Operasional Pimpinan ini bertugas sebagai pengatur jadwal karyawan-karyawan mengurus pengiriman barangyang sudah ditentukan oleh pihak eksportir maupn importir yang akan melakukan stuffing. Pimpinan operasional juga melakukan 43

pengawasan di lapangan untuk melihat kinerja dari masingmasing karyawan yang mengurus pengiriman barang seperti pemesanan kontainer, juga mengambil container ke depo. 2) Bagian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Mempunyai tugas yakni membuat dokumen PEB yang ditujukan ke pihak Bea dan Cukai supaya dalam ekspor agar dipungut pajak atas barang yang akan di ekspor tersebut kemudian ditujukan ke pihak eksportir bahwa barang tersebut sudah sesuai dengan dokumennya. 3) Bagian Certificate of Origin (COO) Bagian COO bertugas untuk mengisi data COO yang dibuat secara online, jika sudah sesuai maka kemudian dokumen COO yang Original di ambil dari pihak yang menerbitkan dan membayar sesuai dengan klasifikasi COO dengan menggunkan copy B/L. 4) Bagian Lapangan Bagian lapangan ditugaskan untuk bertanggung jawab dengan pengurusan di luar kantor, seperti mengurus pemesanan container, mencatat nomer container, melaporkan semua kegiatan yang sudah dilakukan di luar kepada pimpinan operasional. Kemudian memerintahkan sopir yang sudah membawa truk untuk mengambil container ke depo, PT Mitra Kargo tidak bekerja sama lagi dengan perusahaan 44

truckingkarena perusahaan sudah memiliki truck sendiri untuk mengangkut barang yang akan di ekspor dan barang yang diimpor. Ada 5 orang yang bertanggung jawab untuk pengurusan diluar kantor. Salah satu dari karyawan ini bertugas untuk mengambil dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh pihak Sucofindo dan pihak Fumigasi kemudian ada juga yang mengurus pembayaran-pembayaran yang dibutuhkan untuk memperlancar proses pengiriman barang ekspor dan impor. Berdasarkan struktur organisasi tersebut, bahwa setiap tugas masing-masing karyawan saling berkaitan dan berpengaruh dalam penyelesaian permintaan jasa pengurusan ekspor dan impor. Apabila ada salah satu karyawan yang tidak masuk,maka karyawan yang lain harus menggantikan tugasnya sehingga karyawan yang menggantikan tersebut bekerja lebih keras untuk menutup kewajiban dari karyawan yang tidak masuk tersebut dan juga melakukan kewajiban tugasnya. Biasanya karyawan yang saat itu sedang tidak terlalu sibuk dalam kewajibannya atau dia sedang dapat tanggungjawab pimpinan tidak banyak. 4.1.5. Jasa yang ditawarkan oleh PT Mitra Kargo Indonesia a. Laut / Ocean Freight PT Mitra Kargo Indonesia menyediakan jasa pengiriman barang melalui laut. PT Mitra Kargo Indonesia 45

menjalin kerjasama dan hubungan kepada perusahaanperusahaan pelayaran yang beroperasi di Pelabuhan Semarang. b. Inland Transport PT Mitra Kargo Indonesia menyediakan jasa transportasi melalui darat. Armada dari Trucking yang dimiliki PT Mitra Kargo Indonesia mencakup 50 truck trailer, 1truck box, juga dilengkapi dengan teknologi sistem pelacak GPS, sehingga PT Mitra Kargo Indonesia mampu menangani kebutuhan distribusi konsumen dan memantau barang sampai dimana saat barang sudah diangkut oleh truck. c. Ekspor/Impor Pelayanan Ekspor/Impor pada PT Mitra Kargo Indonesia meliputi pengurusan dokumen ekspor/impor sampai dengan barang sampai di pelabuhan muat/bongkar.pt Mitra Kargo Indonesia tidak sembarangan dalam menjalankan ekspor/impor, semua dilakukan dengan teliti dan hati-hati karena sudah banyak pelanggan yang percaya untuk menyerahkan tugasnya kepada perusahaan ini. PT Mitra Kargo Indonesia mempunyai sistem EDI (Electronic Data Interchange) merupakan sistem untuk mempermudah kelancaran dalam proses ekspor/impor, dan juga dapat menangani layanan dokumentasi Custom Clearance dengan cepat dan efisien. 46

4.1.6. Kinerja PT Mitra Kargo Indonesia Kinerja PT Mitra Kargo Indonesia dalam menangani menangani Nota Hasil Intelijen. Berikut tabel data impor yang terkena Nota Hasil Intelijen (NHI) : Gambar 4.2 Data Impor PT Mitra Kargo Indonesia Terkena NHI Periode Tahun 2014-2016 Sumber: PT Mitra Kargo Indonesia, 2016 Keterangan : Tahun 2011 adalah awal PT Mitra Kargo Indonesia sering menangani impor dan pada tahun 2011 terdapat 2 (dua) pengurusan impor yang terkena NHI yaitu impor olahan sapi karena kesalahan kode HS dan impor vitamin ternak karena harga beli terlalu murah dibandingkan dengan harga beli di pasar dalam negeri. Tahun 2012 terdapat 1 (satu) pengurusan impor yang terkena NHI yaitu impor mesin penyaring air dikarenakan kesalahan kode HS. Tahun 2013 dan 2014, PT Mitra Kargo Indonesia tidak adanya pengurusan impor yang terkena NHI. Hal ini dikarenakan kasus terkenanya NHI sudah dapat diatasi dengan pengisian kode HS sesuai dengan 47

pengklasifikasiannya dan staff impor yang mengurusi sudah mengikuti pelatihan PPJK sehingga sudah ahli dalam pengisian kode HS. Tahun 2015 mengalami penurunan dalam hal pengurusan impor. PT Mitra Kargo Indonesia mendapat 1 (satu) pengurusan impor yang terkena NHI yaitu mesin pemotong kayu. Hal ini dikarenakan adanya pergantian karyawan pada staff impor. Staff impor yang sudah mengikuti pelatihan PPJK sebelumnya telah berganti jabatan menjadi Kepala Divisi Operasional dan yang menggantikan posisi staff impor adalah dari karyawan staff PEB sehingga masih belajar dalam hal pengurusan impor dan pengisian kode HS. Tahun 2016 terdapat 1 (satu) pengurusan impor yang terkena NHI yaitu impor gandum pakan ternak karena kesalahan kode HS yang menjadi studi kasus untuk diteliti dalam Tugas Akhir ini. 48

4.2. Pembahasan 4.2.1. Tindakan yang dilakukan PT Mitra Kargo Indonesia untuk penyelesaian impor gandum pakan ternak yang terkena Nota Hasil Intelijen (NHI) adalah sebagai berikut: Bea dan Cukai 9 Negara 1 1 3 4, 5, 6,10 8 Pelindo III PT Mitra Kargo Indonesia Bank Devisa 2 11 7 Gambar 4.3 Skema Tindakan Penyelesaian NHI oleh PT Mitra Kargo Indonesia Sumber : Hasil Pengamatan,2016 Keterangan : PT Japfa Comfeed Indonesia 1. Negosiasi dengan KPBC Tipe Madya Tanjung Emas Semarang Banyaknya jumlah kontainer pada impor gandum ini adalah alasan negosiasi harus dilakukan. Dua puluh kontainer tidak jumlah yang sedikit. Dilakukanlah negosiasi agar tidak semua kontainer yang dilakukan pemeriksaan fisik barang dikarenakan untuk menghemat biaya sewa kontainer, biaya repo/gerakan ekstra, biaya demurrage, dan biaya lain-lainnya. Hasil dari negosiasi tersebut hanya 1 (satu) kontainer saja yang diperiksa dan 19 (sembilan belas) kontainer lainnya dapat dikeluarkan dari Container Yard 49

(CY) berupa diberikannya Surat Ijin Pengeluaran Kontainer (terlampir) kepada General Manager TPKS. Sembilan belas kontainer yang dikeluarkan dari CY dapat dikirim ke gudang PT Japfa Comfeed Indonesia. Ini merupakan tindakan tambahan yang dilakukan diawal pengurusan NHI. 2. Repo/Gerakan Ekstra Mencetak Job Order untuk dilakukannya BHLI (Behandle Impor) pada website Pelindo III dan membayarnya pada bank yang telah ditunjuk oleh Pelindo III (Bank Mandiri) (Nota Penjualan Jasa Kepelabuhan dan Job Order BHLI terlampir). Gerakan Ekstra merupakan gerakan tambahan yang dilakukan Pelindo III untuk mengangkut kontainer dari Container Yard (CY) ke Lapangan Pemeriksaan Fisik Barang atau sebaliknya. 3. Antri Pemeriksaan Fisik Barang Awalnya antri terlebih dulu hingga diundang untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan Fisik Barang dilakukan untuk mengecek kesesuaian dokumen dan barang. 4. Pemeriksaan Fisik Barang dan Pengambilan Barang Contoh Pemeriksaan Fisik Barang dilakukan oleh Petugas Pemeriksa dan Penyidik (P2) oleh pihak Bea dan Cukai. Pemeriksaan fisik barang dilakukan untuk mengecek kesesuaian antara dokumen dengan barang. Apabila sudah sesuai antara dokumen dengan barangnya maka dapat dilanjutkan prosedur 50

selanjutnya, sedangkan apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara dokumen dengan barang maka dilakukan penyidikan lebih lanjut atas ketidaksesuaian tersebut (Foto Pemeriksaan Fisik Barang terlampir). Pengambilan barang contoh dilakukan sebagai laporan petugas Pemeriksa dan Penyidik (P2) Bea dan Cukai kepada negara bahwa barang yang diperiksa seperti yang telah diambil (Berita Acara Pengambilan Barang Contoh terlampir). 5. Mengisi berita acara pemeriksaan fisik barang dan pengambilan barang contoh Setelah dilakukannya pemeriksaan fisik barang dan pengambilan barang contoh oleh petugas Pemeriksa dan Penyidik (P2) maka pihak PT Mitra Kargo Indonesia mengisi berita acara pemeriksaan fisik barang dan pengambilan barang contoh. 6. Keluarnya Surat Penetapan Tarif dan/ atau Nilai Pabean (SPTNP) (terlampir) Ditemukan ketidaksesuaian antara Harmonized System (dokumen) dengan barangpada impor gandum pakan ternak yang dikuasakan PT Mitra Kargo Indonesia yang terkena Nota Hasil Intelijen (NHI). Sehingga dikeluarkannya Surat Penetapan Tarif dan/ atau Nilai Pabean (SPTNP). Surat Penetapan Tarif dan/ atau Nilai Pabean (SPTNP) tersebut berisikan kekurangan pembayaran 51

Bea Masuk sebesar 5% dan harus dibayarkan selambat-lambatnya 11 April. 7. Pembayaran kekurangan Bea Masuk ke Bank Devisa Kekurangan pembayaran yang tercantum pada SPTNP harus dibayarkan selambat-lambatnya 11 April 2016. Jika melebihi waktu tersebut, maka dikenakan bunga 2% setiap bulan untuk paling lama 24 bulan dari jumlah kekurangan pembayaran. Apabila melebihi 24 bulan tersebut kemungkinan PT Japfa Comfeed Indonesia (importir) dapat terkena blacklist dari Bea dan Cukai sehingga tidak dapat melakukan kegiatan ekspor dan impor lagi. Selama belum dibayarkan kekurangan pembayarannya maka barang yang berada di Kawasan Pabean tidak dapat keluar. Pembayaran dilakukan di Bank CIMB Niaga. 8. Bank devisa meneruskan ke kas negara Setelah melakukan pembayaran kekurangan Bea Masuk ke bank devisa maka bank devisa meneruskan pembayaran tersebut ke kas negara atas sebagai pemasukan negara melalui pajak impor. 9. Bank devisa mengirim respon ke Bea Cukai Selanjutnya bank devisa mengirim respon ke Bea Cukai bahwa pembayaran kekurangan Bea Masuk pada impor gandum pakan ternak PT Japfa Comfeed Indonesia telah terbayarkan. 52

10. Keluarnya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) Setelah dibayarkan kekurangan pembayaran Bea Masuk maka keluar Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB terlampir). Barang dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean dan dapat segera dikirim ke gudang PT Japfa Comfeed Indonesia. 11. Barang dikeluarkan dan dikirim ke Gudang PT Japfa Comfeed Indonesia Barang dikeluarkan dari Kawasan Pabean berdasarkan SPPB terakhir yang diberikan Bea Cukai lalu barang dikirim ke gudang PT Japfa Comfeed Indonesia dengan menggunakan transportasi darat (trucking) 4.2.2. Penyebab terkenanya Nota Hasil Intelijen (NHI) pada impor gandum pakan ternak Impor gandum pakan ternak ini pertama kalinya yang ditangani oleh PT Mitra Kargo Indonesia dan yang sebelumnya diimpor oleh PT Japfa Comfeed Indonesia yaitu pakan ternak jagung dan vitamin yang dicampurkan ke pakan ternaknya. Biasanya untuk perusahaan yang impor suatu barang untuk pertama kalinya akan dikenai jalur kuning atau merah. Impor gandum pakan ternak ini masuk pada jalur kuning dikarenakan PT Japfa Comfeed Indonesia baru pertama kalinya impor gandum untuk pakan ternak. Namun setelah proses clearence selesai dan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) keluar (SPPB terlampir), barang yang ada pada pelabuhan tidak dapat dikeluarkan dan 53

tidak dapat diserahkan kepada pihak PT Japfa Comfeed Indonesia karena keluar Surat Penangguhan Pengeluaran Kontainer oleh KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas kepada General Manager TPKS (Surat Permohonan Penangguhan Pengeluaran Kontainer terlampir). Barang tidak dapat keluar dikarenakan semua barang dihentikan oleh Bea Cukai dan keluarlah NHI (berupa Surat Permohonan Penangguhan Pengeluaran Kontainer). NHI keluar dikarenakan adanya indikasi atas kesalahan Harmonized System (HS) kode dalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ataupun pelanggaran kepabeanan dan cukai. Mungkinpada proses pemeriksaan dokumennya terlewatkan atau kurangnya ketelitian oleh petugas pemeriksa dokumen. Diketahui adanya pelanggaran kepabeanan ketika sudah dikeluarkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). NHI dapat keluar kapan saja ketika itu memang dibutuhkan tindak lanjut yang cepat atau dalam kondisi yang mendesak agar negara tidak merugi karena pelanggaran kepabeanan tersebut. Menurut KPPBC Tipe Madya Tanjung Emas Semarang, Harmonized System (HS) yang diisikan oleh pihak PT Mitra Kargo IndonesiaHS 1001.19.00.00 tidak benar dan ditunjukkannya kode HS 1001.99.90.90 sebagai HS untuk gandum pakan ternak. Tidak semua orang dapat membaca HS, dikarenakan dalam pengisian kode HS harus paham membaca HS dan mengklasifikasikannya. 54

Berdasarkan uraian diatas maka penyebab-penyebab keluarnya NHI pada impor gandum pakan ternak adalah sebagai berikut, 1. Impor yang pertama kali NHI dapat keluar apabila pertama kali impor suatu barang karena barang dan dokumennya masih dipertanyakan kesesuaiannya; 2. Kurang telitinya petugas pemeriksa dokumen Karena keadaan mendesak untuk mengatasi kurangnya ketelitian petugas pemeriksa dokumen maka NHI dapat dikeluarkan walaupun barang sudah tidak berada pada Kawasan Pabean; 3. Kesalahan kode Harmonized System Kesalahan pengisian kode HS terjadi dikarenakan barang yang diimpor baru pertama dan ini dapat terjadi dikarenakan orang yang mengisikan HS kurang berkompeten dalam bidang pengklasifikasian HS atau juga karena kurangnya koordinasi oleh importir tentang detail barang yang diimpor. Kesalahan kode HS dapat merugikan negara karena pada HS telah tercantumkan jumlah Bea Masuk, PPn, PPh, PPnBM, Cukai, dan Larangan / dan Pembatasan yang berkaitan dengan pemasukan negara dan karantina pada Larangan /dan Pembatasan. 4.2.3. Kendala yang dialami PT Mitra Kargo Indonesia dalam menangani Nota Hasil Intelijen (NHI) Ada beberapa kendala yang dialami PT Mitra Kargo Indonesia untuk menangani Nota Hasil Intelijen yaitu, 55

1. Biaya Biaya merupakan salah satu kendala yang dialami oleh PT Mitra Kargo Indonesia dalam menangani impor gandum pakan ternak yang terkena Nota Hasil Intelijen (NHI). Berikut adalah perbandingan biaya yang dikeluarkan PT Mitra Kargo Indonesia antara biaya impor gandum pakan ternak sebelum terkena NHI dan impor gandum pakan ternak yang terkena NHI: Tabel 4.1 Perbandingan Biaya Impor Gandum Pakan Ternak Sebelum Terkena NHI dan Impor Gandum Pakan Ternak Terkena NHI Biaya Dokumen Customs Clearance Impor Gandum Pakan Ternak Sebelum Terkena NHI Impor Gandum Pakan Ternak Terkena NHI Rp. 200.000,00 Rp. 200.000,00 Bea Masuk - Rp. 81.538.000,00 PPh Pasal 22 Rp. 8.154.000,00 Rp. 8.562.000 Stuffing - Rp. 75.000,00 Stripping - Rp. 75.000,00 2 x Gerakan Ekstra - Rp. 788.000,00 PPn (Stuffing, Stripping, 2 x Gerakan Ekstra) Storage Administrasi Pemeriksaan (behandle) - 1 x 20 HC (1 hari) =Rp. 24.000,00 (Stuffing + Stripping + (2 x Gerakan Ekstra)) x 10%= Rp. 938.000,00 x 10% = Rp. 93.800,00 1 x 20 HC (5hari) = Rp. 24.000,00 x 5 hari = Rp. 120.000,00 - Rp. 300.000 Jumlah Rp. 8.378.000,00 Rp. 91.757.800,00 Sumber : PT Mitra Kargo Indonesia, 2016 Keterangan: Biaya-biaya pada tabel diatas berdasarkan pada Lampiran Tugas Akhir ini yang didapat dari PT Mitra Kargo Indonesia. Total 56

biaya yang dikeluarkan PT Mitra Kargo Indonesia untuk menangani impor gandum pakan ternak sebelum terkenanya NHI yaitu sebesar Rp.8.378.000,00 (Delapan Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu Rupiah). Sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk menangani impor pakan ternak yang terkena NHI sebesar Rp. 91.757.800,00 (Sembilan Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Rupiah). Selisih yang sangat jauh antara total biaya impor pakan ternak gandum yang terkena NHI dengan impor gandum pakan ternak sebelum terkena NHI yaitu sebesar Rp. 83.379.800,00 (Delapan Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Delapan Ratus Rupiah). Kekurangan pembayaran bea masuk yang membuat selisih antara biaya impor pakan ternak sebelum terkena NHI dan impor pakan ternak yang terkena NHI sangat jauh. Hal ini dikarenakan penyesuaian HS Code dengan fisik barang dan bea masuk yang awalnya 0% berdasarkan HS yang kurang sesuai, menjadi 5% berdasarkan HS telah sesuai dengan fisik barang. Selisih yang sangat jauh menjadi kendala PT Mitra Kargo Indonesia dalam hal biaya karena PT Mitra Kargo Indonesia melakukan pembayaran total biaya pengurusan impor gandum pakan ternak menggunakan uang dari PT Mitra Kargo Indonesia terlebih dahulu. Setelah barang dikirim ke gudang PT Japfa Comfeed Indonesia maka PT Mitra Kargo Indonesia mengajukan 57

tagihan total biaya jasa pengurusan impor gandum pakan ternak. PT Japfa Comfeed Indonesia melakukan kewajibannya yaitu membayar yang telah ditagihkan oleh PT Mitra Kargo Indonesia. Sedangkan biaya-biaya pengurusan impor yang lainnya masih banyak yang menjadi tanggung jawab PT Mitra Kargo Indonesia. 2. Waktu dan Tenaga Waktu dan tenaga merupakan kendala yang dialami oleh PT Mitra Kargo Indonesia dalam menangani impor gandum pakan ternak yang terkena Nota Hasil Intelijen (NHI). Berikut adalah tabel perbandingan waktu yang dibutuhkan staff impor untuk melakukan penyelesaian impor biasa dan impor yang terkena NHI: Tabel 4.2 Perbandingan Lama Waktu Pengurusan Impor (Jalur Hijau) dan Impor Yang Terkena NHI Impor (Jalur Hijau) 1 hari Impor yang terkena NHI 5 hari Hari Pertama = Kapal datang, Dokumen Masuk Bea Cukai, Penjaluran, SPPB, Barang Keluar Hari Pertama = Kapal datang, Dokumen masuk Bea Cukai, Penjaluran, SPPB (Customs Clearance) Hari Kedua = Terkena NHI, Negosiasi dengan Bea Cukai Hari Ketiga = Pemeriksaan fisik Hari Keempat = Pembayaran SPTNP dan menunggu hasil keputusan Bea Cukai Hari Kelima = SPPB, Barang Keluar Sumber: PT Mitra Kargo Indonesia, 2016 Keterangan: Lama waktu pengurusan impor yang masuk pada jalur hijau tidaklah membutuhkan waktu lama hanya butuh 1 (satu) hari saja 58

pengurusan dari kapal. Hal ini dikarenakan masuk jalur hijau dan tidak ada kendala dalam proses pengurusannya. Sedangkan lama waktu pengurusan untuk impor yang terkena NHI selama 5 (lima) hari dari hari pertama pengurusan Customs Clearance, hari kedua negosiasi dengan pihak Bea Cukai, hari ketiga pemeriksaan fisik barang, hari keempat pembayaran kekurangan yang berdasarkan SPTNP dan menunggu hasil keputusan Bea Cukai setelah diperiksa fisik, hari kelima SPPB dikeluarkan dan barang dapat keluar dari pelabuhan. Hal ini dikarenakan adanya tindakan tambahan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pengurusan impor yang terkena NHI. PT Mitra Kargo Indonesia hanya memiliki satu karyawan yang bertugas untuk mengurus impor. Sedangkan permintaan untuk pengurusan impor sedang banyak dan adanya suatu masalah pada impor gandum pakan ternak yang terkena NHI, maka impor yang lainnya akan terbengkalai sementara. Kebijakan dari PT Mitra Kargo Indonesia akan menyelesaikan yang lebih penting dan darurat yaitu impor gandum pakan ternak yang terkena NHI untuk diselesaikan terlebih dahulu, lalu selanjutnya impor yang lainnya. Kendala waktu dan tenaga ini juga sangat berkaitan dengan kendala biaya yang dikeluarkan PT Mitra Kargo Indonesia dikarenakan biaya sewa kontainer dan biaya denda sewa kontainer setiap hari akan semakin bertambah. 59