BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan para pemakai laporan akuntansi (stockholder) badan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat Miskin, PNPM Mandiri Pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa.kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah. kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power

BAB I PENDAHULUAN. saling menghidupkan dengan nilai-nilai moral dan etika. 1

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan tidak dapat ditakar hanya dengan kemampuan memenuhi kebutuhan

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pelaksanaan Pemberdayaan Sumber Daya Petani Kopi di Desa. Sekincau Kabupaten Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani,

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan nasional pada usaha proaktif untuk meningkatkan peran

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT. Oleh : Rahayu M.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu wilayah lazim digunakan untuk

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai pudar. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007 untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja,. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan, partisipatif, kesadaran kritis, dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuh kembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan. PNPM Mandiri tahun 2007 merupakan kelanjutan program Pengembangan Kecamatan (PPK) sejak tahun 1999. Sebagai dasar pembangunan pemberdayaan masyarakat di pedesaan disertakan program pendukungnya seperti PNPM Generasi, Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus ( P2DTK ) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah ( PISEW ) 1

2 untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen atau sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2008 juga diprioritaskan pada desa-desa tertinggal. Pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, diharapkan cakupan pembangunan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antarproyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi : penyediaan dan perbaikan prasarana atau sarana lingkungan pemukiman, sosial dan ekonomi secara padat karya, penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin ( perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir), kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik. 1 Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah lembaga di tingkat Kecamatan sebagai pengelola dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan meliputi kegiatan prasarana atau sarana, pendidikan, kesehatan, UEP ( Usaha Ekonomi Produktif) dan SPP ( Simpan Pinjam kelompok Perempuan ). Kegiatan UEP dan SPP dikelola dan disalurkan sebagai dana bergulir di tingkat Kecamatan yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Dalam penyaluran dana bergulir tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu melainkan kepada 1 Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri, Jakarta, 2008, hal, 5.

3 kelompok yakni Kelompok Usaha Bersama dan Kelompok Simpan Pinjam. Prinsip transparansi, partisipasi, keberpihakan pada orang miskin, akuntabilitas, pelestarian dan pengembangan merupakan dasar-dasar pengelolaan dana bergulir. 2 Tujuan umum PNPM Mandiri, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin secara mandiri, sejalan dengan tujuan tersebut maka dunia usaha pun termotivasi untuk semakin berkembang dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha di perdesaan, sehingga mereka mendapat peluang kerja, meningkatkan usaha dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga meningkat pula kesejahteraan daerahnya, baik yang bergerak di bidang jasa maupun industri terutama industri rumah tangga dan industri kecil. Untuk menumbuhkan kegiatan usaha tersebut, melalui Program PNPM Mandiri. PNPM dalam petunjuk pelaksanaannya menempatkan keterlibatan perempuan sebagai indikator capaian kinerja dan standar akuntabilitas pelakupelakunya. Dengan harapan, dalam pelaksanaannya di lapangan, PNPM mampu memfasilitasi dan memotivasi meningkatnya jumlah dan kontribusi perempuan dalam proses-proses pembangunan di tingkat lokal (kelurahan/desa). 3 Seperti yang dikutip oleh Anwar dalam bukunya Manajemen Pemberdayaan Perempuan, Kartasasmita menjelaskan bahwa memberdayakan masyarakat adalah upaya memperkuat usur-unsur keberdayaan itu untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat. 4 2 Ibid, hal, 5. 3 Ibid, hal, 5. 4 Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan : Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational kills pada Keluarga Nelayan. Alfabeta, Bandung, 2007, hal. 1.

4 Salah satu tujuan program pemberdayaan perempuan adalah meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan. Keberhasilan suatu organisasi perempuan adalah keberhasilan meningkatkan kemampuan anggota organisasi tersebut dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya ekonomi keluarga khususnya keluarga perempuan yang bersangkutan. Perempuan sesungguhnya merupakan sumber daya ekonomi yang tak kalah pentingnya dibanding laki-laki. Kesadaran perempuan dalam rumah tangga bukan sekedar sebagai pelengkap fungsi reproduksi saja, namun lebih dari itu perempuan terbukti memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat. Seiring dengan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaaan, Desa Gemiring merupakan salah satu target dari kegiatan SPP yang terletak di Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Banyak perempuan Desa Gemiring yang menjadi pemanfaat dari kegiatan SPP ini adalah mereka yang mempunyai usaha atau kegiatan industri rumah tangga (home industry), perdagangan dan jasa yang telah dijalankan sebelumnya. Program ini adalah bertujuan untuk membantu masyarakat hal ini selaras dengan firman Allah yaitu surat Al-Maidah ayat : 2 yaitu :... Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya.(q.s Al-Maidah : 2). 5 Dalam ayat tersebut Allah dengan tegas menganjurkan agar kita, sesama manusia saling tolong-menolong. Tolong-menolong disini tidak memandang apakah dia termasuk golongan kelas atas ataupun rakyat jelata. Karena (kalau diibaratkan) manusia adalah mahluk yang tidak mungkin ada 5 Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya, CV.J-Art, Bandung, 2005, hlm. 81.

5 yang sempurna antara satu dengan yang lainya. Oleh karena itu kita tidak boleh sombong dengan apa yang kita memiliki, walau sekecil apapun kita pasti butuh bantuan seseorang. Dan dalam ayat tersebut Allah mengecam kita untuk tolong menolong dalam hal perbuatan dosa dan tercela, karena perbuatan tersebut termasuk dalam kategori perbuatan yang dibenci oleh Allah. Ini selaras dengan program SPP yang ditujuakn untuk membantu masyarakat kecil atau miskin sebagaimana yang dilakukan di Desa Gemiring Kidul, Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Usaha rumahan (home industry) yang dikelola perempuan di Desa Gemiring Kidul ini adalah salah satu bentuk usaha peningkatan ekonomi keluarga yang dilakukan oleh perempuan. Namun, usaha tersebut terkadang mengalami masalah pada permodalan. Dengan adanya kegiatan Simpan Pinjam Permpuan yang merupakan program kegiatan dari PNPM Mandiri Perdesaan, di Desa Gemiring Kidul terdapat 11 kelompok Simpan Pinjam Perempuan. Program SPP yang di keluarkan oleh PNPM Mandiri sangat membantu para anggotanya, diantaranya adalah kelompo PKK Krajan I, dimana kelompok PKK Krajan I beranggotakan 11 orang, masing-masing anggota mempunyai usaha yang dirintis bersama semua saling mendukung. Hal ini lah yang menjadikan usaha berkembang dan otomatis perekonomian ikut tumbuh. Adapun data pertumbuhan ekonomi pada kelompok PKK Krajan I Desa Gemiring Kidul, Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Perkembangan Penggunaan SPP Kelompok Krajan I Pertumbuhan No Nama Usaha Sesudah Sebelum program SPP program SPP 1 Turiah Dagang 2-3 Juta / Bulan + 6 Juta 2 Siti Nikmah Penjahit 1 Mesin Jahit 2 mesin jahit 3 Musthofiyah Dagang + 2 juta + 3 juta

6 4 Suntasi Dagang + 2 juta + 3 juta 5 Noor Aini Penjahit Tidak ada Karyawan 1 karyawan 6 Yatini Penjahit Tidak ada Karyawan 2 karyawan 8 Meidiawati Dagang 2-3 Juta / Bulan + 4,5 Juta 9 Sri Suyati Dagang + 1,5 juta + 2 juta 10 Rubiyati Pertanian 8 Kw / Panen 1 Ton / Panen 11 Siti Munikhah Penjahit 1 Mesin Jahit 3 mesin jahit Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh kelompok PKK Krajan I mengalami peningkatan setelah mengikuti program SPP yang dicanangkan oleh PNPM Mandiri, ini membuktikan bahwa program tersebut sangat membantu dalam segi permodalan. Ketertarikan peneliti dalam penelitian ini adalah karena dari hasil SPP kelompok PKK Krajan I, anggotanya dapat menumbuhkan perekonomian, oleh karena itu peneliti ingin mengkaji peran SPP dalam Menumbuhkan ekonomi, dimana yang awalnya meminjam 1 juta sekarang sudah dapat meminjam lebih dari itu, hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomiannya mengalami pertumbuhan, selain itu ada yang produksinya meningkat yang tadinya mempunyai satu mesin jahit sekarang menjadi tiga. Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah bukan hal yang baru dimana terdapat penelitian sebelumnya yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ana Zahrotun Nihayah dengan judul Pengaruh Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Poverty Reduction dalam Perspektif Ekonomi Islam. Penelitian yang dilakukan oleh Ana Zahrotun Nihayah memiliki kesamaan dengan penelitian peneliti yakni samasama membahas tentang program Simpan pinjam Kelompok Perempuan dimana program tersebut berdampak pada pendapatan Usaha Mikro Kecil dan poverty reduction adapun hasil penelitian tersebut adalah program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan memberikan

7 pengaruh terhadap perubahan pendapatan Usaha Mikro Kecil. Bahwa sebelum menerima pinjaman dari program SPP, rata-rata pengahasilan setiap bulannya adalah Rp. 966.571,42 meningkat setelah menerima pinjaman dari program SPP yaitu menjadi Rp. 1.520.000,00 atau meningkat sebesar 36,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa program yang dicanangkan oleh PNPM Mandiri menuai keberhasilan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti terfokus pada simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) terhadap upaya pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan latar belakang seperti yang telah disebutkan di atas menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul : Peranan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Pedesaan dalam Upaya Pertumbuhan Ekonomi di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. B. Fokus Penelitian Untuk mengetahui lebih detail arah pembahasan dari permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini terfokus pada Peranan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Pedesaan yang berada di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara dalam Upaya Pertumbuhan Ekonomi yang peneliti fokuskan pada PKK Krajan I yang beranggotan 10 orang. Dari SPP tersebut anggota PKK Krajan I dapat mengembangkan usaha yang mereka kelola. C. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam pertumbuhan ekonomi di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara? 2. Bagaimana peranan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam pertumbuhan ekonomi di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara?

8 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada pelaksanaan SPP di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Pertumbuhan ekonomi di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara 2. Untuk mengetahui peranan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Pertumbuhan ekonomi di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pada pelaksanaa SPP di Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi yang jelas baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut, diantaranya: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan serta sebagai sarana untuk menambah dan mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang penerapan, dana peranan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Pedesaan dalam Upaya Pertumbuhan Ekonomi. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan motivasi bagi para pelaku usaha sekaligus dapat digunakan dalam menjalankan strategi ke depan, khususnya tentang penerapan dan peranan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Pedesaan dalam Upaya Pertumbuhan Ekonomi.

9 F. Sistematika Penulisan Bagian awal meliputi : halaman judul, nota persetujuan, pengesahan, pernyataan, motto, persembahan, kata penghantar, abstrak, daftar isi. Bagian isi terbagi menjadi beberapa bab meliputi : 1. Bab I Pendahuluan Terdiri dari enam sub bab meliputi : Latar Belakang, Fokus Penelitian, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. 2. Bab II Kajian Pustaka Terdiri dari tiga sub bab meliputi : Deskripsi Pustaka, penelitian terdahulu dan kerangka berfikir. 3. Bab III Metode Penelitian Terdiri dari lima sub bab meliputi :Jenis Penelitian, Pendekatan Penelitian, Sumber Data, Lokasi Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Uji Keabsahan Data, Teknik Analisa Data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Terdiri dari tiga sub bab meliputi : pertama gambaran umum Desa Gemiring Kidul Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, kedua tentang hasil penelitian, yang ketiga mengenai pembahasan. 5. Bab V : Penutup Terdiri dari dua sub bab meliputi : Kesimpulan, Saran. Bagian akhir meliputi daftar pustaka,lampiran dan lain-lain.