PENDAHULUAN. pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok. upacara-upacara keagamaan mereka. Colombus pertama kali mengetahui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

TINJAUAN PUSTAKA. pada tanah yang subur terkadang dapat tumbuh sepanjang 7,5 cm. Selain akar

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun yang berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh berselang-seling

PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TEMBAKAU (Nicotiana tabaccum L.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Smith.) sudah tidak asing lagi bagi. penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA M E D A N

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PENDAHULUAN. dibawa oleh Bangsa Portugis dan Spanyol pada abad ke XVI. Menurut Rumphius,

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur.

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang senang mengkonsumsinya. Kebutuhan jagung manis nasional tanun 2015

PENYAKIT PADA TANAMAN TEMBAKAU

MAKALAH TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN TANAMAN TEMBAKAU

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agios (1996), Penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK BUDIDAYA TEMBAKAU

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

Cara Menanam Cabe di Polybag

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

TINJAUAN PUSTAKA. divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. : Nicotianae ; Genus : Nicotiana; Species : Nicotiana tobacum dan Nicotiana rustika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kedelai menjadi tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian merupakan bagian terbesar,

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBANGUNAN KEBUN SUMBER BENIH TEMBAKAU DAN PENGEMBANGAN VARIETAS LOKAL DI WILAYAH JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit dan karet dan berperan dalam mendorong pengembangan. wilayah serta pengembangan agroindustry.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR PERTUMBUHAN TOMAT KELOMPOK 6 MATA KULIAH MIKORHIZA

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan ABSTRACT

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

PENDAHULUAN. (Nicotiana tabacum L) merupakan tembakau yang terbaik di dunia dalam hal kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Ikan air tawar merupakan komoditas perikanan yang saat ini banyak

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang menghasilkan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. disekitarnya. Telah menjadi realita bila alam yang memporak-porandakan hutan,

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Sistem Perakaran Tanaman Pisang Sistem Bercocok Tanam Pisang

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAB IV. PRAKTEK PEMBIBITAN DAN TRANSPLANTING

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bentang alam yang cocok dan berada di daerah tropis membuat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tahun Bawang

BAB I PENDAHULUAN. rokok.penemuan olahan tembakau sebagai bahan rokok berawal dari bangsa Eropa. banyak dikenal sebagai bahan pembuatan rokok.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENGARUH KOMPOS AMPAS TEBU DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI KEDALAMAN TERHADAP SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN TEMBAKAU DELI.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman tembakau termasuk golongan semusim. Dalam dunia pertanian tergolong tanaman perkebunan, tetapi bukan merupakan kelompok tanaman pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok (Cahyono, 1998). Penggunaan tembakau berasal dari bangsa Indian, berkaitan dengan upacara-upacara keagamaan mereka. Colombus pertama kali mengetahui penggunaan tembakau ini dari orang-orang Indian. Pada tahun 1556, tanaman tembakau diperkenalkan di Eropa, dan mula-mula hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteran/medis saja. Setelah itu tembakau menjadi populer di Eropa dan digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya untuk menghilangkan rasa lapar dan mengobati beberapa penyakit (Matnawi, 1997). Tembakau telah terkenal sebagai komoditi ekspor sejak dua setengah abad yang lalu, yakni ketika penguasa kolonial yang kemudian digantikan oleh pemodal swasta mengusahakan untuk pasaran Eropa. Kira-kira dua abad sejak diperkenalkannya tembakau oleh bangsa Portugis di Nusantara, tanaman tembakau merupakan tanaman untuk komsumsi kelompok elite, dan kemudian secara bertahap meluas menjadi konsumsi rakyat kebanyakan (Pedmo dan Djatmiko, 1991). Di dunia pertembakan internasional, Indonesia telah terkenal karena jenis tembakau cerutu. Sebab sejak 2,5 abad yang lalu, Indonesia sudah mengekspor jenis tembakau ini. Tembakau cerutu yang paling terkenal yaitu tembakau deli. Di

samping tembakau deli, yang termasuk jenis tembakau cerutu yaitu tembakau besuki dan tembakau vorstenladen. Di pasaran internasioanal, tembakau deli lebih dikenal sebagai tembakau sumatera, sedangkan tembakau besuki dan tembakau vorstenlanden lebih dikenal dengan nama tembakau jawa (Tim Penulis, 1993). Tembakau deli saat ini masih merupakan primadona tembakau cerutu, kegunaannya lebih diutamakan untuk pembungkus cerutu, bahkan daun tembakau deli lebih terkenal sebagai pembungkus dan pembalut cerutu nomor satu di dunia, sehingga tetap dibutuhkan oleh pabrik penghasil cerutu berkualitas tinggi. Tembakau deli termasuk tembakau kelas elite serta mempunyai keistimewaan anatara lain memiliki cirri, rasa, dan aroma khas yang tidak dapat digantikan posisinya dengan tembakau jenis lain (Erwin, 2000). Perkembangan penanaman tembakau di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan perkembangan perdagangan di dunia luar. Di samping itu karena pengaruh iklim dan tanah di daerah-daerah pertanaman dan cara-cara bercocok tanam, banyak terdapat tipe-tipe atau jenis tembakau antara lain : tembakau susur, tembakau untuk sigaret kretek, rokok lintingan, tembakau sigaret putih, dan tembakau cerutu yang hasilnya dipasarkan di Eropa untuk industry cerutu (Abdullah dan Soedarmanto, 1990). Dalam budaya tanaman sering kita jumpai berbagai kendala yang mengakibatkan produksi berkurang. Salah satu kendala dalam budidaya tanaman adalah adanya serangan penyakit khususnya patogen tular tanah. Beberapa upaya pengendalian seperti pemilihan varietas tahan, pengaturan jarak tanam, perawatan

benih dan pengendalian dengan secara kimia telah dilakukan agar tanaman terhindar dari penyakit (Mujoko dkk, 1999). Tanaman tembakau deli sangat peka terhadap penyakit, seperti penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri maupun virus. Penyakit tumbuhan menyebabkan kerugian yang cukup besar di setiap musim tanam. Kemunculan penyakit dapat terjadi pada berbagai fase mulai dari persemaian sampai saat panen, bahkan penyakit dapat terjadi pula pada periode lepas panen. Salah satu jenis penyakit tanaman yang menyerang pertanaman tembakau adalah penyakit rebah semai yang disebabkan oleh jamur Pythium spp. (Erwin, 2000). Pythium ini tergolong kedalam kelas Phycomycetes. Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit hangus batang atau damping off yang dapat menyebabkan turunnya produksi sampai 20 % karena tidak baiknya bibit. Jamur ini pada umumnya berkembang di daerah tropika. Sumber penyakit pada umumnya berkembang di daerah tropika. Sumber penyakit pada umumnya terdapat di dalam tanah yang dipergunakan, atau terikut oleh aliran air hujan dan sebagainya (Erwin, 2000). Usaha pengendalian penyakit tanaman akhir-akhir ini lebih banyak ditekankan pada pengendalian secara biologi. Salah satu mikroba yang berpotensi sebagai agen antagonis patogen tular tanah termasuk Pythium spp. adalah jamur Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) (Hersanti, 1997). Penggunaan agen biologi sebagai pengendali patogen tular tanah memerlukan kondisi tanah yang cukup mendukung. Menurut Kobayashi dan Branch (1989) dalam Hersanti (1997), kombinasi antara jamur MVA dengan arang kelapa sawit pada tanaman lebih aktif dalam menekan layu

Fusarium axysporum f.sp. cucumberinum, Rhizoctonian sealant, Pythium spp. Jika dibandingkan dengan penggunaan MVA dan arang kelapa sawit secara sendiri-sendiri. BioVA-Mikoriza adalah jamur yang hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan akar tanaman. BioVA-Mikoriza dapat membantu dan mempermudah akar tanaman dalam menyerap mineral dan unsure hara dari dalam tanah (Anonimus, 2006). Sehubungan dengan uraian diatas, untuk mengetahui lebih lanjut dalam menekan serangan jamur Pythium spp. maka perlu diadakan suatu penelitian untuk mengendalikan penyakit ini di lapangan pada tanaman tembakau deli. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Bio VA-Mikoriza dan pemberian arang sekam terhadap jamur Pythium spp. Pada tanaman tembakau deli di lapangan. 2. Untuk mengetahui arang sekam yang efektif dalam membantu pertumbuhan Bio VA-Mikoriza untuk menekan jamur Pythium spp pada tanaman tembakau deli. 3. Untuk mengetahui efektifitas antara Bio VA-Mikoriza dan Arang sekam dalam menekan jamur Pythium spp pada tanaman tembakau Deli. Hipotesis Penelitian 1. Pemberian mikoriza dengan dosis yang berbeda mempengaruhi efektifitasnya dalam pengendalian penyakit Pythium spp. pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum L.).

2. Pemberian arang sekam dengan dosis yang berbeda mempengaruhi efektifnya penggunaan mikoriza dalam pengendalian penyakit Pythium spp. pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum L.). 3. Adanya interaksi antara Bio VA-Mikoriza dan Arang sekam dalam menekan jamur Pythium spp pada tanaman tembakau Deli. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian,, Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.