Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Disusun oleh. Nama : Kiki Fatmala NIM : Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran

PERANGKAT MODUL SMK TATA RUANG PERKANTORAN KELAS XI / SEMESTER I DISUSUN OLEH: INTAN ELDIANA

TATA RUANG KANTOR PENUNJANG EFISIENSI KERJA PADA KANTOR TATA USAHA DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

EFISIENSI DALAM PEKERJAAN Oleh : Mislan, S.Sos. ( Staf Pengadilan Tinggi Agama Pontianak )

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang namanya ruang kerja atau ruang perkantoran. yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan dapat menambah gairah kerja karyawan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan

Epicheirisi. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Dan sudah menjadi kebiasaan manusia bila memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

STUDI TENTANG TATA RUANG KANTOR DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Prasetiyo Prayogo 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Fungsi umum administrasi adalah untuk menjalankan roda suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENGELOLAAN TATA RUANG KANTOR PADA SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK RUANG UNIT REKAM MEDIS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEREKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT PARU SURABAYA

Economic Education Analysis Journal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk aktivitas dari organisasi dilaksanakan di kantor oleh pegawainya dalam


BAB I PENDAHULUAN. Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. pengumpulan dan penyimpanan informasi (arsip), pelayanan tamu, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas dalam

EFISIENSI. Kajian Ilmu Administrasi. Penataan Ruang Kantor dalam Menunjang Efektivitas Pekerjaan Kantor (Daimatun Nafiah).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

IMPLEMENTASI TATA RUANG KANTOR DALAM MEWUJUDKAN EFISIENSI KERJA PEGAWAI KSP GRADISKA BAWEN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 7 KESIMPULAN & SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata ruang kantor atau biasa disebut juga Layout adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan. Kelebihan yang terdapat pada sumber daya manusia seperti akal

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BANGLI TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

Penerapan Tata Ruang Kantor di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pangandaran. Dina Nuraeni. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat serta perusahaan-perusahaan yang semakin besar,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang tercantum

BAB II LANDASAN PUSTAKA. sesuatu dalam pencapaiaan tujuan yang telah ditetapkan (Manulan, 1981)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan saat ini sudah sangat menghawatirkan dengan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PEMBELIAN BEKANT. Kantor profesional

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan baru serta tuntutan standar sistem manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kantor tersebut dituntut menciptakan suasana yang baik, teratur, sehingga orang yang melihat

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Pengantar Administrasi Perkantoran

Definisi/Pengertian Tata Ruang Kantor

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi dalam arti yang luas diciptakan oleh dunia pendidikan akan

PANDUAN PEMBELIAN BEKANT. Kantor profesional

BAB III TOPIK PEMBAHASAN. istilah sekretaris berasal dari kata Secretum dalam bahasa latin yang berarti

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

MODERN OFFICE ADMINISTRATION RUANG LINGKUP MANAJEMEN PERKANTORAN. A.Pengertian Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Usaha yang dilakukan BPR adalah

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian manajemen kantor dan kantor Menurut Mills (2007:6) mengatakan bahwa manajemen kantor adalah cabang manajemen yang berhubungan dengan pemerolehan, perekaman, penganalisaan informasi, pelayanan perencanaan, dan pelayanan komunikasi, yang oleh manajemen perusahaan digunakan untuk mengamankan asetnya, memacu urusannya, dan mencapai sasarannya. Sedangkan menurut Moenir (2006:48) bahwa pengertian kantor adalah suatu bangunan yang menjadi tempat atau domisili organisasi, tempat melaksanakan kegiatan administratif dan lambang keberadaan organisasi. 2.2 Pengertian Tata Ruang Kantor Dalam melaksanakan tata usaha, faktor penting yang turut menentukan kelancaran kerja salah satunya adalah penyusunan tempat kerja dan peralatan serta perabotan kantor dengan sebaik-baiknya. Penyusunan alat-alat dan perabotan kantor pada tempat yang tepat serta pengaturan tempat kerja tentunya akan memberi kepuasan tersendiri bagi karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga penentuan tata ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan atau kepentingan dari suatu pekerjaan. Pengertian tata ruang kantor yang didefinisikan oleh The Liang Gie (2000:186) yaitu: 1. Tata ruang perkantoran dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia. 2. Tata usaha kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang tentang penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan. 9

10 Moekijat (2002:123) mengungkapkan bahwa kantor merupakan segi penting dari tugas seorang manajer karena: a. Suatu tata ruang kantor yang direncanakan dengan baik membantu dalam efisiensi mengenai pekerjaan yang dilakukan. b. Penghematan-penghematan berasal dari penggunaan ruangan lantai yang tepat. c. Pengawasan dapat dipermudah. d. Hubungan dapat dipercepat. e. Perlengkapan dan mesin kantor dapat digunakan lebih baik. f. Dari sudut pandang pegawai, suatu kantor yang direncanakan dengan baik harus menambah kesenangan dan semangat kerjanya, sedangkan tata ruang yang tidak direncanakan dengan baik dapat mempunyai pengaruh yang sebaliknya. g. Arus pekerjaan lebih lancar. Apabila suatu ruang perkantoran ditata dan disusun dengan baik maka dapat menimbulkan rasa kepuasan bagi para pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan di ruangan kantor tersebut. Tata ruang kantor yang baik juga dapat memberikan suatu kesan yang baik pula bagi karyawan, tamu atau relasi yang datang ke kantor. 2.3 Macam-macam Ruang Kantor Menurut Soewito (1990:33), bentuk tata ruang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam: a. Ruangan Terbuka Ruangan yang didalamnya tidak ada pemisahan antara meja yang satu dengan meja yang lain. b. Ruangan Tertutup Ruangan ini baik untuk tempat bekerjanya para pejabat, seperti kepala kantor, atau pejabat lain yang tugasnya memerlukan kerahasiaan. c. Ruangan Bersekat Ruangan yang di dalamnya diberi sekat pemisah antara meja yang satu dengan meja yang lain, atau tiap-tiap sekat ditempati beberapa meja menurut seksi-seksi. 2.4 Tujuan dan Keuntungan Tata Ruang Kantor Lingkungan kerja suatu kantor dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, serta kredibelitas bagi pihak luar perusahaan. Penataan suatu

11 ruangan perkantoran modern sudah merupakan suatu kebutuhan, untuk itu diperlukan tata ruang kantor yang baik. Menurut Soesanto (1995:57), penataan ruang kantor mempunyai tujuan-tujuan khusus yaitu: a. Agar tersedia ruangan yang cocok dan memaksimumkan penggunaannya. b. Untuk menjamin kenyamanan para karyawan dan masyarakat luar yang berhubungan dengan perusahaan. c. Mengembangkan aliran kerja yang efektif dengan biaya yang murah. d. Untuk merancang tempat-tempat kerja yang mampu menyerap metode-metode kerja yang baik dan memelihara sistem aliran kerja. e. Untuk mengkoordinasikan penggunaan ruang dengan faktor-faktor lingkungan terkait, sprit pemanas, penerangan, warna, dan pengendalian kebisingan. f. Menajamin fleksibilitas dan mengembangkan tata letak agar bisa dirubah-rubah untuk kecepatan kerja yang diperlukan. g. Untuk lebih mempertimbangkan perlunya hubungan antar karyawan dengan menyediakan suatu lingkungan yang bebas dari hambatan-hambatan komunikasi. h. Untuk peninjauan secara periodik semua aspek dari program pengelolaan ruang dan meningkatkan jika perlu. Selain itu tata ruang yang direncanakan dengan baik akan bermanfaat bagi organisasi untuk menunjang kelancaran aktivitas kerja. Menurut The Liang Gie (2000:188) keuntungan-keuntungan dari tata ruang kantor yang baik adalah: a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu pegawai, karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu. b. Menjamin kelancaran proses kerja yang bersangkutan. c. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya. d. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui bagian tertentu. 2.5 Prinsip-prinsip Tata Ruang Kantor Untuk mendapatkan suatu tata ruang yang baik, perlu diperhatikan prinsip-prinsip didalam penyusunan tata ruang. Menurut Moekijat (2002:121), prinsip-prinsip tata ruang kantor adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan harus mengalir secara terus-menerus sedapat-dapatnya dalam garis lurus.

b. Bagian-bagian dan seksi-seksi yang mempunyai fungsi yang sama dan yang berhubungan, harus ditempatkan secara berdekatan untuk mengurangi waktu berpergian. c. Kelompok-kelompok pelayanan pusat seperti pusat stenogafi dan ruang-ruang arsip harus dekat dengan bagian-bagian dan pegawai-pegawai yang menggunakannya. d. Perkakas dan peralatan perlengkapan kantor harus diatur secara sistematis dan dalam garis lurus dengan penempatan beberapa meja dan kursi pegawai-pegawai yang menyudut yang mengadakan pengawasan. e. Penambahan ruangan harus cukup untuk kebutuhan-kebutuhan pekerjaan dan kesenangan pegawai. f. Perkakas dan perlengkapan dengan ukuran yang seragam memperbesar fleksibelitas dan rupa yang lebih serasi. g. Ruang-ruang harus cukup luas, sehingga orang yang berjalan tidak menyentuh bangku pegawai. h. Pegawai-pegawai pada umumnya harus mengahadap arah yang sama dan para pengawas ditempatkan di belakang kelompok-kelompok pekerjaan. i. Meja harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada pegawai yang terpaksa mendapat sumber-sumber cahaya yang tidak sesuai. j. Atur meja sedemikian rupa, sehingga cahaya matahari yang datang cukup dari sebelah kiri. k. Kesatuan-kesatuan yang menggunakan perlengkapan suara yang gaduh seperti mesin tik, mesin hitung harus dipisahkan agar tidak mengganggu kesatuan-kesatuan yang lain. l. Pegawai-pegawai yang pekerjaannya memerlukan banyak konsentrasi pemikiran ditempatkan dalam ruangan yang cukup luasnya. m. Kesatuan-kesatuan yang mempunyai banyak hubungan dengan masyarakat harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah didatangi tanpa mengganggu bagian-bagian yang lain. n. Ruangan yang luas memudahkan aliran pekerjaan dan memberikan fleksibelitas yang lebih besar. o. Pergunakan ruangan yang luas ketimbang menggunakan banyak ruangan kecil yang sama luasnya. Ruangan yang luas memungkinkan adanya penerangan, ventilasi, pengawasan dan komunikasi yang lebih baik. p. Pergunakan meja-meja dan kursi dengan ukuran yang sama dalam ruangan. Hal ini memberikan pandangan yang lebih baik dan menambah persamaan diantara pegawai. q. Kurangi berjalan dan menunggu waktu. r. Perlengkapan yang rumit yang memerlukan penerangan harus ditempatkan dekat jendela. s. Perlengkapan kantor harus diletakkan dekat dengan pegawai-pegawai yang menggunakannya. t. Jumlah gang yang cukup dengan luas yang cukup. u. Arus pekerjaan sederhana, sehingga dapat mengurangi mondar-mandirnya pegawai dan surat-surat seminimum mungkin. v. Ruang lantai bebas dari rintangan (lemari dan sebagainya). 12

13 2.6 Azas-azas Pokok Penyusunan Tata Ruang Kantor Muther dalam The Liang Gie, ahli tata ruang merumuskan beberapa azas tata ruang (2000:190), azas-azas ini adalah sebagai berikut: a. Azas jarak terpendek Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan hendaklah memungkinkan suatu proses dengan menempuh jarak yang terpendek, dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus. Dalam hal ini jarak yang terpendek itu adalah garis lurus antara dua buah titik. b. Azas mengenai rangkaian pekerjaan Azas ini merupakan kelengkapan dari azas mengenai jarak terpendek. Jarak terpendek dapat dicapai apabila para pegawai atau alat-alat diletakkan sejajar menurut urutan proses penyelesaian pekerjaan tersebut. Menurut azas ini suatu pekerjaan harus selalu bergerak maju dari awal pengerjaan sampai selesai. Hal ini berarti bahwa jalan yang ditempuh harus selalu bergerak lurus. c. Azas mengenai pengunaan seluruh ruangan Suatu tata ruang kantor yang baik adalah menggunakan seluruh ruangan yang tersedia. Ruangan ini tidak hanya berupa luas lantai (mendatar) saja, melainkan juga ruangan yang vertikal ke atas maupun ke bawah. Hal ini memungkinkan semua ruangan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya tanpa adanya ruangan yang tidak terpakai. d. Azas mengenai perubahan susunan tempat kerja Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang dapat diubah-ubah atau disusun kembali dengan mudah tanpa mengeluarkan biaya yang besar. 2.7 Pedoman Penentuan Tata Letak Ruang Kantor Penentuan tata letak ruang kantor merupakan hal penting bagi suatu kantor untuk menentukan letak bagi tiap-tiap satuan kerja agar antara satuan kerja yang satu tidak terganggu oleh satuan kerja yang lain. Menurut The Liang Gie (2000:191) untuk menentukan letak tata ruang kantor ada beberapa pedoman yaitu: a. Untuk satuan tugas pekerjaan yang khusus melayani publik ditempatkan dibagian yang mudah didatangi orang-orang atau tamu tanpa mengganggu satuan yang lain. b. Satuan pekerjaan yang berhubungan erat satu sama lainnya hendaknya dikelompokkan pada satu tempat, sehingga kelancaran pekerjaan dan jarak terpendek dapat terjamin.

14 c. Satuan pusat yang mengerjakan semua kerja ketatausahaan dari organisasi tersebut, hendaknya diberi tempat di tengah-tengah sehingga satuan lainnya dapat dengan mudah menghubunginya. d. Satuan tugas pekerjaan yang sifatnya sangat gaduh, misalnya sebuah percetakan atau tempat mesin-mesin yang mengeluarkan suara yang gaduh, hendaknya dijauhkan dari satuan-satuan yang lainnya. 2.8 Teknik Penyusunan Tata Ruang Kantor Setelah ditentukan letak suatu kantor dan macam tata ruang yang akan dipakai, kemudian menyusun perabot kantor (meja, lemari, dan alatalat lainnya) pada letak yang tepat dan efisien. Menurut Hadi (2005:http://hadisugito.fadla.or.id/2005/Manajemen-Perkantoran/#more- 11), teknik penyusunan tata ruang kantor yang baik adalah: a. Meja-meja disusun menurut garis lurus dan mengahadap ke jurusan yang sama. b. Pada tata ruang yang terbuka susunan meja-meja itu dapat terdiri atas beberapa baris. c. Diantara baris-baris meja disediakan lorong-lorong untuk keperluan lalu lintas pegawai yang biasanya berjarak 120 cm. d. Jarak antara satu meja dengan meja yang dimuka/dibelakang selebar 80 cm. e. Pengawas kantor ditempatkan dibelakang para pegawai.