KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, dikirim kepada Ka laporan Coffee Morning Dit Polair Polda NTB pada bulan Januari 2017.

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGKAPAN KAPAL OLEH KAPAL POLISI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENGENALAN ISYARAT BAHAYA. Tanda untuk mengingat anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya adalah dengan kode bahaya.

STANDAR OPRASIONALPROSEDUR (SOP) SAR SAT SABHARA POLRES MATARAM

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGAWALAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

ANALISA BEBAN KERJA BULAN AGUSTUS 2017 DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB NO URAIAN PEKERJAAN HASIL KERJA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP) TPTKP

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS PENJAGAAN SUBDIT GASUM DITSABHARA POLDA NTB BULAN FEBRUARI 2017

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493]

DOKUMENTASI KEGIATAN PELATIHAN SAR FUNGSI DIREKTORAT SABHARA POLDA NTB

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

BAB III DENAH KEADAAN DARURAT

PUTUSAN NOMOR HK.210/09/I/MP.17 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SOP PATROLI DIALOGIS

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PENINDAKAN DI BIDANG KEPABEANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SELAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

2016, No Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWALAN

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013 T E N T A N G KOMPETENSI INSPEKTUR SUNGAI DAN DANAU

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

2013, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

MENGAMATI KESELAMATAN PENUMPANG ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

PROSEDUR DARURAT DAN SAR

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman.

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

*35478 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 1 TAHUN 1998 (1/1998) TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANANAKHODA MENURUT UNDANG UNDANGNOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Keuangan melalui Surat Nomor: S

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH ACEH DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. laut yang luas. Negara yang memiliki laut yang luas tentu saja mempunyai

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PENANGANAN PROSEDUR DARURAT PADA KAPAL ABSTRAK

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 250 / 11 / VI /2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BARESKRIM POLRI STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE PENANGANAN TKP MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN RESERSE KRIMINAL

BAB VI TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT

Transkripsi:

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR Tentang SAR ( SEARCH AND RESCUE ) PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH PERAIRAN Lembar, Agustus 2016

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN SAR ( SEARCH AND RESCUE ) STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH PERAIRAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dimana sebagin besar atau 2/3 terdiri dari perairan sehingga Indonesia diakui oleh PBB sebagai negara kepulauan. Dengan luasnya wilayah perairan Indonesia, banyak dari masyakat Indonesia yang memanfaatkan perairan sebagai usaha dibidang perekonomian seperti usaha perikanan, perdagangan, wisata dan lain sebagainya. Semakin tingginya intensitas kegiatan usaha perekonomian yang menggunakan wilayah perairan, akan menyebabkan pula semakin banyaknya tingkat atau resiko kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi pada Kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan usaha yang kuat untuk menghindarinya. Untuk mengantisipasinya diperlukan suatu kesigapan dari personil Polair dan didukung oleh kemampuan fisik dan pengetahuan tentang SAR di wilayah perairan. Keterampilan dan pengetahuan dalam melakukan pencarian korban di lapangan sangat mendukung efektifitas dari sebuah pencarian. Berbagai kendala akan di hadapi apaibila para personil Polair dalam sebuah misi SAR tidak mengetahui tekhniktekhnik SAR perairan. 2. Dasar a. Peratuaran Kapolri No 22 tahun 2010 tentang Struktur Organisasi Polri. b. Keppres No 47 tahun 1979 tentang Basarnas. 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud. Maksud disusunnya standard operasional prosedur ini adalah untuk dapat dijadikan sebagai gambaran dalam penanganan kecelakaan diwilayah perairan. /b.tujuan...

2 b. Tujuan. Tujuannya adalah agar standard operasional prosedur ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penanganan kecelakaan diwilayah perairan. 4. Ruang Lingkup Ruanglingkup daripada standard operasional prosedur ini adalah sebatas kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dalam menangani kecelakaan ( SAR ) diwilayah perairan. 5. Tata Urut BAB I : PENDAHULUAN BAB II : KETENTUAN UMUM BAB III : PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH PERAIRAN 6. Pengertian Umum BAB II KETENTUAN UMUM a. Perairan Adalah perairan laut, sungai dan danau yang bisa dilayari atau dapat dilalui dengan kapal dan jenis angkutan air lainnya. b. SAR merupakan singkatan dari Search And resquer yang mempunyai arti usaha untuk melakukan pencarian, pertolongan dan penyelamtan terhadap keadaan darurat yang di alami baik manusia maupun harta benda yang berharga lainnya. c. Kapal Polisi Adalah Kapal Negara Republik indonesia yang diserahkan kepada Polri sebagai penanggung jawab operasional untuk mendukung tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya di wilayah perairan. d. Anak Buah Kapal Adalah Personil Polair yang ditempatkan atau ditugaskan di atas kapal sebagai penanggung jawab dan operator kapal serta seluruh peralatan pendukungnya untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas-tugas Polisi perairan. e. Alat-alat keselamatan Adalah Suatu alat pendukung tambahan yang berfungsi sebagai resquer dan juga berfungsi untuk mencegah atau mengurangi kerugian harta bila terjadi keadaan bahaya di atas kapal. /f.observasi...

3 f. Observasi Adalah Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mancatat informasi yang dapat dilihat dan berguna pada saat penanganan. g. Alarm Adalah tanda yang ada di atas Kapal untuk mengingatkan Anak Buah Kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya. BAB III PENANGANAN KECELAKAAN DI WILAYAH PERAIRAN 7. Proses Penanganan Pelaksanaan penangan laka di wilayah perairan dilaksanakan setelah diketahui bahwa suatu laka telah terjadi melalui laporan kapal, stasiun pantai, masyarakat atau diketahui dan ditemukan langsung oleh Komandan kapal dan atau anak Buah kapal patroli Polisi. Dijabarkan sebagai berikut : a. Laporan kejadian laka laut di wilayah perairan dari Kapal. Terima laporan tentang adanya laka di wilayah perairan dari Kapal melalui radio SSB,melalui kontak langsung dengan Kapal atau datang ke Kantor Polair dan membuat Laporan Polisi yang di tanda tangani oleh Komandan kapal Polisi. b. Laporan yang disampaikan melalui Stasiun Pantai Melalui sarana komunikasi seperti Radio VHF, SSB pada Chanel 16 dan lain-lain. Petugas menerima laporan dan menginformasikan kepada Komandan Kapal patroli Polri melalui alkom yang ada. c. Laporan kejahatan perompakan di wilayah perairan dari masyarakat. Menerima laporan tentang adanya kecelakaan di wilayah perairan dari mesyarakat, baik melalui kontak langsung dengan kapal patroli atau datang ke Kantor Kepolisian Perairan secara tertulis maupun lisan. Laporan yang diajukan secara tertulis maupun lisan dicatat lebih dahulu oleh petugas yang menerima laporan kemudian diinformasikan kepada komandan Kapal patroli Polri yang dituangkan dalam Laporan Polisi yang di tanda tangani oleh Komandan Kapal patroli. d. Diketahui / ditemukan langsung oleh Komandan kapal dan /atau Anak Buah kapal Patroli Polri. /peristiwa...

4 8. Persiapan Peristiwa kecelakaan di wilayah perairan, diketahui atau dtemukan langsung oleh Komandan Kapal atau Anak Buah kapal patroli Polri maka wajib segera melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan kewenangan yaitu sesuai jabatan, Pos lokasi dan tugas masing-masing. Melaporkan pada kesempatan pertama dengan alat komunikasi yang ada ke atasan. Segera melakukan tindakan Kepolisian terhadap kasus perompakan yang terjadi. Keselamatan kapal patroli Polri beserta Anak Buah kapal patroli Polri merupakan perhatian utama, maka harus memperhatikan setiap usaha untuk menjamin keselamatan dengan memperhatikan prosedur pengamanan. Persiapan penanganan kecelakaan adalah sebagai berikut : a. Observasi Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mancatat informasi yang dapat dilihat dan berguna pada saat penanganan. Sasaran yang perlu di observasikan adalah : 1) Posisi / Lokasi Kapal. 2) Kegiatan kapal. 3) Jenis Kapal. 4) Tanda-tanda di lambung Kapal. 5) Kondisi Kapal. 6) Bendera Kapal / Kebangsaan. 7) Haluan dan kecepatan Kapal. 8) Elektronik yang dimiliki. 9) Jenis dan kondisi kelengkapan. 10) Jumlah awak Kapal. b. Tingkat Resiko dan ancaman Semua penanganan dapat mengakibatkan resiko bagi awak Kapal patroli Polri. Penentuan tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam mengantisipasi kemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal yang menentukan tingkat resiko, meliputi : 1) Konfigurasi Kapal yang mengalami kecelakaan. 2) Kebangsaan awak Kapal yang mengalami kecelakaan. 3) Reaksi awak Kapal terhadap kehadiran Kapal patroli Polri. 4) Keadaan cuaca. 5) Waktu ( siang/malam ). /c.membuat...

5 c. Membuat Rencana Tujuan membuat rencana penanganan meliputi : 1) Tingkat resiko. 2) Tugas-tugas khusus bagi setiap ABK kapal patroli Polri ketika naik ke kapal yang mengalami kecelakaan 3) Kapan dan dimana mengumpulkan awak Kapal. 4) Bagaimana rekomendasi antar ABK Kapal patroli. 5) Apakah ada kata-kata kode yang digunakan. d. Ada 4 ( Empat ) petunjuk perencanaan yang perlu diikuti sebagai berikut : 1) Pusat Komando Kelompok yang mengontrol kegiatan dibawah pimpinan atau Komandan Kapal patroli atau perwira senior serta dilengkapi perangkat komunikasi intern dan ekstern. 2) Satuan keadaan darurat Kelompok dibawah perwira senior yang dapat memperkirakan keadaan. Melaporkan ke pusat koamndo dan menyarankan tindakan apa yang harus diambil, jenis bantuan apa dan dari mana bantuan tersebut dibutuhkan. 3) satuan pendukung Kelompok pendukung ini dibawah seorang perwira yang harus siap membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando. Tugasnya menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbaikan bantuan medis, termasuk alat bantu pernapasan dan lain-lain. 4) Kelompok ahli mesin Kelompok ini dibawah satuan engineering atau KKM (Kepala kamar mesin) yang menyediakan bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab utamanya di ruang mesin dan dapat memberi bantuan bila diperlukan. 9. Pelaksanaan Cara bertindak Kapal patroli Polri meliputi : a. TPTKP dalam tangani laka oleh petugas patroli, dengan urutan sebagai berikut : 1) Bunyikan alarm di Kapal patroli sebagai tanda adanya laka laut, maka komandan Kapal beserta ABK segera menuju Pos masing-masing yang telah ditentukan di atas kapal patroli Polri dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan berpakaian dan perlengkapannya. /2). ABK...

6 2) ABK Kapal patroli yang pertama kali melihat atau mengetahui adanya laka laut, segera berteriak KECELAKAAN LAUT di posisi ( posisi laka tersebut terjadi atau dilihat ) secara berulang, kemudian menginformasikan kejadian tersebut kepada perwira jaga Kapal. 3) kecepatan laju kapal patroli segera dikurangi dan haluan diarahkan kelokasi laka yang terjadi dan diusahakan posisi lokasi laka senantiasa pada posisi lambung dari kapal patroli. 4) Komandan kapal menuju salah satu abk kapal untuk selalu mengawasi posisi laka. 5) Merapatkan kapal patroli ke lokasi laka dengan memperhatikan posisi yang aman bagi kapal patroli. 6) Olah gerak kapal patroli dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu korban yang sedang berusaha menyelamatkan diri. 7) Pada malam hari, lampu sorot kapal patroli seluruhnya dinyalakan dan diarahkan pada lokasi kecelakaan. 8) Dalam hal penangan terhadap korban melakukan tindakan tindakan antara lain: a) Bilamana ada korban yang jatuh kelaut usahakan dalam melempar pelampung ke arah korban yang jatuh kelaut harus memperhatikan arus laut, agar korban dapat menjangkau pelampung. b) Anggota Tim Penolog agar diterjunkan kelaut dengan maksud memberikan pertolongan harus sudah memakai baju penyelamat (life jacket) atau alat pengamanlainnya. c) Dalam hal penangan korban luka berat dan luka ringan diusahakan diberikan tempat yang terbuka dan/atau terdapat sirkulasi udara diatas kapal. d) Segera memberikan tindakan pertama terhadap korban dengan mempergunakan alat kesehatan yang berada diatas kapal patroli Polri sebelum mendapatkan perawatan yang intensif dari pihak rumah sakit. 10 Tindakan pengakhiran penanganan kecelakaan diwilayah perairan meliputi: 1. Konsolidasi, hal ini dimaksudkan untuk mengecek personel,perlengkapan dan segala hal yang diketahui /ditemukan serta dilakukan pada saat penanganan kecelakaan oleh petugas kapal patroli. 2. korban luka maupun yang meninggalyang meninggal dunia segera dibawa kepelabuhan terdekat guna penanganan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang dengan menggunakan kapal patroli 3. pemberkasan awal penanganan meliputi : a) LaporanPolisi b) Pernyataan Polisi c) Berita Acara Pemeriksaan d) Surat Perintah pemeriksaaan kapal e)membuat...

7 e) Membuat Sketsa TKP f) Membuat Laporan dan Berita Acara Pemeriksaan TKP g) Menyiapkan Visum et repertum apabila ada korban luka maupun meninggal dunia h) Berita Acaramembawa/ mengawal kapal i) Menyerahkan hasil kegiatan di TKP kepada penyidik besertatersangka,saksi dan barang bukti yang ditemukan dan berkoordinasi dengan instansi terkait. 4. Disamping Berita Acara Pemeriksaan di TKP di buat juga Berita Acara Pemotretan di TKP sera Berita Acara lain sesuai tindakan yang dilakukan. 5. Melaporkan setiap tindakan yang telah dilakukan terhadap penanganan kecelakaan diwilayah perairan kepada satuan atas dengan mempergunakan alat komunikasi yang ada diatas Kapal patroli Polri 11 Intruksi dan Koordinasi 1. Intruksi a. Laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani kecelakaan diwilayah perairan kepada Kababinkam Polri Up. Direktur Polair Polri apabila penugasan dari Mabes Polri dan kepada Kapolda Up. Direktur Polair Polda bila penugasan dari kewilayahan. b. Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda dalam proses penanganan kecelakaan diwilayah perairan. 2 Koordinasi a. Adanya koordinasi dengaan sebaik-baiknya antar fungsi, antar satuan dan satuan dan instansi terkait. b. Apabila kapal patroli Polri mengalami kesulitan dalam menangani kecelakaan, demi keamanan dan keselamatan ABK kapal patroli maka segera meminta bantuan kekuatan antar fungsi, antar satuan dilingkungan Polri maupun instansi yang terkait dengan alat komunikasi yang ada. 12 Bunyi alarm di Kapal patroli Polri sebagai tanda adanya laka di wilayah perairan: 1. Dengan bel alarm SATU PANJANG secara terus menerus selama 60 detik, diikuti dengan pengumuman KECELAKAAN DI LAUT di posisi... sebanyak 3 kali secara berulang ulang. 2. Dengan lonceng, membunyikan lonceng dengan cara DUA KALI PUKULAN secara berulang ulang selama 60 detik. 3. Dengan...

8. 3. Dengan suling, dilaksanakan dengan cara meniup suling SATU KALI PANJANG selama 60 detik secara berulang ulang.tanda aman, membunyikan bel alarm DUA KALI PANJANG selama 60 detik secara berulang ulang. BAB IV PENUTUP Demikian Standard Operasional Prosedur ( SOP ) Search And Rescue ( SAR ) dalam penanganan kecelakaan di laut/perairan di buat untuk dijadikan salah satu pedoman dalam pelaksanaan SAR di wilayah perairan bagi personil Polair Polda NTB. Diharapkan dengan adanya SOP penanganan kecelakaan di perairan/laut seluruh personil Polair dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas tugas SAR. Lembar, Agustus 2016 DIREKTUR KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB EDWIN RACHMAT ADIKUSUMO KOMBES POL NRP 62110800