BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong siswa supaya dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

Menumbuhkan Motivasi, Menggali Potensi yang Tersembunyi

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Suroso Prawiroharjo sebagaimana dikutip Raka Joni (1984 : 5), salah

INOVASI SISTEM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prinsipnya mempunyai tiga kegiatan: Pertama menggumpulkan (to collect)semua

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

A. LATAR BELAKANG MASALAH

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

Menumbuhkan Budaya Baca Di Lingkungan PKBM PELITA RIAU. : Adimir A. Baluka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I. manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Keberhasilan sektor pendidikan merupakan dasar perkembangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana

PENGESAHAN NIP Tim Akademisi, Mengetahui: Kepala BPPAUDNI Regional III,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengguna perpustakaan. Penyediaan fasilitas yang memadai mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PKN adalah singkatan dari pendidikan kewarga negaraan, PKN

OLEH : Putri Ariyani, Noor Azmah Hidayati, Ninaya Sari, Nasrullah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas manusia, sektor pendidikan memegang peranan

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan itulah cermin bangsa nantinya. Generasi muda tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang dilakukan. Pendidikan Non Formal sebagai sebuah bagian dari sistem pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam rangka pengembangan dan implementasi belajar sepanjang hayat (life long learning). Melalui membaca cakrawala pengetahuan akan berkembang, bahkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia membaca merupakan kegiatan yang produktif serta bersifat relasional. Minat baca lebih dipengaruhi karena kebiasaan dan latihan. Kebiasaan dan latihan ini dapat dilakukan di lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal maupun Non Formal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan Pendidikan Non Formal di Indonesia. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan wadah yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan minat baca masyarakat. Salah satu Program di PKBM adalah Taman Bacaan Masyarakat. Berdasarkan sejumlah survei yang dilakukan oleh lembaga survei baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri menunjukkan bahwa bangsa Indonesia masih rendah baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas minat untuk 1

2 membaca di kalangan masyarakat. Adapun beberapa laporan hasil survei maupun hasil studi yang dilakukan adalah sebagai berikut :. 1. Hasil survei yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional tahun 1995 menyatakan, sebanyak 57 persen pembaca dinilai sekadar membaca, tanpa memahami dan menghayati apa yang dibacanya. 2. Statistik yang dikeluarkan UNICEF didalam beberapa dasawarsa terakhir masih saja menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang penduduknya dalam mengkonsumsi bacaan, baik berupa koran, majalah, maupun buku, tergolong relatif sedikit.(wasil Abu Ali). 3. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 menunjukan, bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama dalam mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) dari pada membaca koran (23,5%). (sumber:www.bps.go.id).. Melihat realitas tersebut sungguh memprihatinkan kondisi masyarakat Indonesia berkaitan dengan budaya membaca di kalangan masyarakatnya. Dengan demikian sudah menjadi tanggung jawab bahwa TBM sebagai sumber ilmu memiliki peran strategis dalam mewujudkan masyarakat yang gemar dan berbudaya membaca. Banyak persepsi masyarakat yang muncul dan berkembang tentang TBM. TBM dianggap hanya sebagai gudang buku-buku yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Kalangan lembaga pengelola TBM juga dikesankan ekslusif karena TBM dianggap kurang sosialisasi kepada masyarakat. Selanjutnya,

3 persepsi yang berkembang adalah, TBM hanyalah untuk kalangan civitas akademik ( pelajar, mahasiswa, guru dan dosen). Taman Bacaan Masyarakat sebagai wadah pengembangan budaya baca menuju masyarakat cerdas, mandiri, terampil, dan berakhlak mulia perlu dikembangakan, dibina, serta diberikan fasilitas sehingga peran dan fungsinya untuk mendorong berkembangnya minat dan budaya baca masyarakat dapat diwujudkan. Namun akhir-akhir ini Taman Bacaan Masyarakat diabaikan dan budaya baca mulai kurang diminati masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak faktor seperti kurang lengkapnya koleksi buku yang disediakan, kurang profesionalnya petugas perpustakaan, jarak tempuh yang relatif jauh dari TBM, dan suasana yang cenderung membosankan. Seperti telah diketahui persepsi TBM pada umumnya merupakan sebuah ruangan yang penuh buku-buku, rak-rak, dan meja berderet dengan tatanan kursi rapi. Tulisan harap tenang terpampang jelas di dinding. Persepsi ini tidak sepenuhnya salah karena keberadaan TBM seperti ini masih banyak kita jumpai. Untuk menarik minat baca masyarakat, peran TBM diharapkan lebih kreatif mengemas ide, seperti dengan mengadakan perlombaan untuk siswa dan masyarakat umum, workshop, pelatihan-pelatihan keterampilan yang lebih variatif agar minat baca dan kreatifitas anak anak lebih tergali. Rendahnya minat baca masyarakat yang sebagian besar berada di desa-desa yang jauh dari kawasan perkotaan, karena masyarakat di pelosok perdesaan sulit untuk mengakses fungsi perpustakaan yang selama ini relatif hanya berjalan di ibu kota kabupaten/kota saja. Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat atau TBM dan komunitas baca sangat berperan penting dalam mewujudkan masyarakat yang sadar dan peduli terhadap budaya membaca. Penduduk di kecamatan Simpang

4 Empat rata-rata bermata pencaharian sebagai petani sehingga waktu mereka sehari-hari dihabiskan di sawah. Tak ada waktu luang yang tersisa karena sehabis dari sawah mereka pun masih disibukkan dengan mencari rumput untuk makan hewan peliharaannya. Ini adalah tantangan bagi generasi muda desa saat ini untuk memperjuangkan budaya membaca di tengah-tengah masyarakat yang kesehariannya disibukkan dengan aktifitas di sawah sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk sekedar menyempatkan diri membaca buku. Jika seorang petani meluangkan waktunya sehari 15 menit saja untuk membaca maka petani tersebut dapat memperoleh wawasan dan informasi dari buku yang dibacanya. Misalnya, seorang petani membaca buku tentang pertanian maka petani tersebut mendapatkan ilmu tentang bercocok tanam yang modern, mengerti berbagai hama penyakit tanaman dan sebagainya sehingga ilmu yang didapatkan secara tidak langsung bermanfaat bagi petani tersebut. Fungsi TBM sebagai pengikis buta aksara diharapkan dapat berjalan maksimal. Apalagi, Indonesia masih memiliki target pemberantasan buta aksara yang cukup tinggi. Pada 2000 lalu, angka buta aksara masih 15,4 juta orang. Masih ada 12,7 juta warga usia 15 tahun ke atas yang belum melek huruf. Pada 2009 ini, pemerintah menargetkan angka buta aksara bisa berkurang hingga 7,7 juta orang (www.depdiknas.go.id), bukan jumlah yang sedikit dan bukan pula pekerjaan mudah. Namun sayang, TBM yang diharapkan mampu turut andil mengurangi rendahnya minat baca di Indonesia belum mampu berbuat secara maksimal. Selain itu juga, TBM sebagai sarana penyebar informasi ternyata belum bisa

5 menjalankan fungsinya dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dari data jumlah pengunjung perpustakaan di seluruh Indonesia yang terdiri dari 33 perpustakaan milik pemerintah maupun swasta dari tahun 2006-2008 (www.budpar.go.id) yang menunjukkan adanya penurunan jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun yaitu, 4.708.016, 4.433.688, dan 4.421.739. Minat baca masyarakat yang rendah tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi tanggung jawab semua warga negara dalam menyediakan bahan bacaan yang berkualitas. Pemerintah melalui Badan Perpustakaan Daerah selalu menggalakkan budaya membaca pada masyarakat, bahkan mendorong pihak-pihak pemerhati pendidikan untuk membuka atau menyediakan Taman Bacaan Masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan mengayomi masyarakat itu sendiri. Taman Bacaan Masyarakat atau yang biasa disebut TBM, merupakan salah satu bukti keikutsertaan masyarakat untuk membantu kinerja Perpustakaan dalam menyediakan bahan bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang termasuk kedalam perpustakaan umum akan terus memainkan peran penting dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dunia pendidikan. Adapun tujuan utama TBM adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas di dunia pendidikan maupun pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu Taman Bacaan Masyarakat dituntut untuk mengembangkan koleksi dan sistem pelayanannya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

6 Untuk meningkatkan kualitas layanan TBM sebagai pengembang layanan baca maka, TBM harus menjadi layanan informasi praktis yang dibutuhkan masyarakat sekitar TBM. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis bahan bacaan yang memberikan informasi umum yang dibutuhkan masyarakat sekitar TBM. Secara teoritis pengembangan budaya baca diawali dengan kemampuan membaca, kemauan/berminat membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca. Selain itu untuk mengembangkan budaya baca harus bersendikan, kemudahan memperoleh bahan bacaan, kemenarikan bahan bacaan, kenyamanan lingkungan membaca dan faktor lainnya yang mendukung tumbuhnya minat dan kegemaran membaca. Di Asahan terdapat TBM, yaitu Nurul Ilmi. Taman bacaan ini dikelola oleh seorang bapak yang tidak kenal lelah, rugi, dan mempunyai cara tersendiri untuk membangun suatu TBM yang berpotensi tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Taman Bacaan Masyarakat Nurul Ilmi yang dikelola oleh bapak Edi Subeno merupakan sebuah taman bacaan yang siap melayani masyarakat umum, dimana Taman Bacaan Masyarakat ini melayani masyarakat dari latar belakang yang beraneka ragam, tidak saja usia penggunanya yang beragam, pendidikan, pekerjaan, status sosial, ekonomi yang berbeda-beda. Hal ini menuntut TBM Nurul Ilmi bekerja lebih keras untuk menyediakan berbagai jenis bahan bacaaan atau buku yang diinginkan oleh penggunanya. TBM Nurul Ilmi yang berada di Desa Simpang Empat Dusun VII a Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan tepatnya di Jalan Pendidikan No.18 Simpang Empat tidak hanya melayani masyarakat yang berada di daerah Simpang Empat saja, akan tetapi banyak pengguna yang datang dari daerah lain seperti Simpang Empat,

7 Kisaran, Simpang Kawat dan daerah-daerah lain di Asahan. Namun Sejauh ini TBM yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal dan optimal oleh masyarakat. Sebagian TBM yang kurang diminati oleh warga belajar lebih pada karena pengelolaan yang kurang maksimal dan kurangnya motivasi masyarakat untuk membaca. Berdasarkan pada data dan fakta sebagaimana diuraikan di atas, maka perlu kiranya dilakukan kajian secara sistemik mengenai penyelenggaraan TBM di Kabupaten Asahan, khususnya di TBM Nurul Ilmi, sehingga dapat diketahui profil dan komponen-komponen penyelenggaraannya, untuk kemudian dicoba dikaji secara mendalam untuk merumuskan kelebihan dan kekurangan guna perbaikan sistem yang sudah ada dalam kerangka menyusun rekomendasi bentuk atau model yang sesuai dengan karakteristik masyarakat. TBM Nurul Ilmi yang berdiri pada tahun 2006, dengan jumlah koleksi lebih kurang 1.000 eksemplar yang merupakan koleksi pribadi yang dimiliki oleh TBM Nurul Ilmi sendiri, dengan jumlah anggota tetap pada tahun itu tercatat 250 orang. Peranan TBM Nurul Ilmi dalam menyediakan bahan bacaan tidak terlepas dari upaya peningkatan minat baca masyarakat. Banyak hal yang diupayakan oleh TBM Nurul Ilmi untuk meningkatkan minat baca masyarakat, tidak hanya menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan, akan tetapi pihak pengelola TBM Nurul Ilmi selalu mengadakan berbagai kegiatan untuk merangsang minat baca pengguna, salah satunya mengadakan kegiatan perlombaan bagi anggota yang banyak membaca bahan bacaan yang ada pada TBM Nurul Ilmi dan mengadakan perlombaan dongeng anak dikalangan masyarakat sekitar TBM Nurul Ilmi. Dengan adanya TBM Nurul Ilmi ditengah masyarakat Asahan ikut membantu kinerja pemerintahan dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan siap

8 bersaing dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. TBM Nurul Ilmi memberikan layanan membaca gratis di tempat atau lokasi TBM Nurul Ilmi, dan apabila pengguna atau pengunjung ingin meminjam untuk dibawa pulang akan dikenakan biaya peminjaman yang bervariasi antara Rp.2000 sampai dengan Rp.3000 sesuai dengan harga pembelian buku tersebut. Bagi pengguna yang ingin memiliki koleksi bahan bacaan Nurul Ilmi dapat dilakukan dengan cara pembelian sesuai dengan harga ditetapkan. Di Asahan masih banyak TBM yang belum berkembang, hal ini dikarenakan pengadaan koleksi dan sistem pelayanannya kurang memuaskan. Dan koleksi sangat berpengaruh dengan minat baca masyarakat. Sungguh besar peranan yang diharapkan dari TBM dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Namun pada kenyataannya banyak TBM yang belum mencapai keberhasilan. Keterbatasan koleksi membuat TBM yang lain belum berperan dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Untuk itu hadirnya penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat sangat berarti bagi masyarakat yang sudah tahu betapa pentingnya aktifitas membaca maka tidak ada salahnya jika memberikan sumbangan berupa buku dan ragi kepada para anggota Taman Bacaan Masyarakat agar Taman Bacaan Masyarakat tetap aktif dan menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Dimana Peran Taman Bacaan Masyarakat merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi pengetahuan dan sebagai sarana untuk membangun komunitas antara sesama pengguna Taman Bacaan Masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Tanggapan Masyarakat Terhadap Peran

9 Taman Bacaan Masyarakat dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Nurul Ilmi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, sebagai berikut : 1. Keinginan masyarakat di Desa Simpang Empat untuk membaca relatif rendah. 2. Isi atau koleksi Taman Bacaan Masyarakat tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. 3. Lokasi Taman Bacaan Masyarakat relatif jauh dari tempat tinggal, sehingga masyarakat sulit untuk mengunjungi TBM. 4. Budaya baca yang belum mendukung masyarakat dalam memanfaatkan TBM. C. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti serta untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada Tanggapan Masyarakat terhadap Peran Taman Bacaan Masyarakat dalam meningkatkan minat baca. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Seberapa baik tanggapan masyarakat terhadap peran Taman Bacaan Masyarakat dalam meningkatkan minat baca di Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan?

10 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap peran Taman Bacaan Masyarakat Nurul Ilmi dalam meningkatkan minat baca di desa Simpang Empat Kabupaten Asahan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. TBM Nurul Ilmi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan layanan pada TBM yang ada di Asahan untuk mengembangkan TBM nya. 2. Referensi bagi masyarakat pemerhati pendidikan untuk mengembangkan Taman Baca Masyarakat di tengah masyarakat. 3. Sebagai rujukan bagi peneliti lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan Taman Bacaan Masyarakat sebagai lembaga yang berpartisipasi meningkatkan minat baca masyarakat.