I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Tujuan

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan dan investasi senantiasa menjadi dua sektor pendulang pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

S, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode valuasi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

Transkripsi:

1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan pada komoditas minyak tidak dapat diteruskan. Salah satu usaha intensif yang dilakukan pemerintah adalah pembangunan di bidang pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting dari suatu negara, terbukti pariwisata menjadi sektor strategis dalam sistem perekonomian yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara. Pada Tabel 1 menunjukan devisa negara Indonesia periode 2004 sampai 2009. Berdasarkan Tabel 1, di Indonesia sektor pariwisata berada pada urutan ketiga setelah minyak dan gas bumi dan minyak kelapa sawit yang merupakan komoditas unggulan Indonesia. Sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 terjadi penurunan penerimaan devisa negara melalui sektor pariwisata dari 10,42 persen pada tahun 2004, menjadi 8,47 persen pada tahun 2005 dan menurun lagi menjadi 7,32 persen pada tahun 2006 tetapi berbeda penerimaan total devisa negara yang relatif meningkat.

Tabel 1 Devisa Indonesia pada tahun 2004-2009(juta US $) Jenis Komoditi 2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008 Minyak & Gas Bumi 15.587,50 33,87 19231,59 36,02 21209,5 34,92 22088,6 32,33 29126,3 Minyak Kelapa Sawit 3.233,22 7,03 3756,28 7,04 4817,64 7,93 7868,64 11,52 12375,57 Pariwisata 4.797,88 10,42 4521,9 8,47 4447,97 7,32 5345,98 7,82 7377 Pakaian Jadi 4.271,65 9,28 4966,91 9,3 5608,16 9,23 5712,87 8,36 6092,06 Karet Olahan 2.853,52 6,2 3545,68 6,64 5465,14 9 6179,88 9,04 7579,66 Alat Listrik 3.406,91 7,4 4364,11 8,18 4448,74 7,32 4835,87 7,09 5253,74 Tekstil 3.301,55 7,17 3703,95 6,94 3908,76 6,43 4177,97 6,11 4127,97 Kertas dan Barang 2.227,83 4,84 2324,77 4,35 2859,22 4,71 3374,84 4,94 3796,91 dari Kertas Kayu Olahan 3.136,69 6,82 3086,16 5,78 3324,97 5,48 3076,88 4,5 2821,34 Bahan Kimia 1.799,56 3,91 2079,91 3,9 2697,38 4,44 3402,58 4,98 2754,3 Makanan Olahan 1.402,17 3,06 1806,31 3,38 1956,56 3,22 2264 3,31 2997,17 Total 46.018,48 100,00 53.387,57 100,00 60.744,04 100,00 68.328,11 100,00 84.302,02 sumber : Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia,2004-2009

3 Kondisi penurunan tersebut tidak terjadi pada tahun 2007 sampai dengan 2009, pada tahun 2007 penerimaan devisa dari sektor pariwisata meningkat menjadi 7,82 persen, pada tahun 2008 menjadi 8,75 persen dan pada tahun 2009 menjadi 9,65 persen. Ditahun 2007 dan 2008 penerimaan total devisa negara relatif meningkat tetapi pada tahun 2009 penerimaan total devisa negara mengalami penurunan. Besarnya persentase kontribusi devisa dari sektor pariwisata dipengaruhi oleh kontribusi sektor-sektor lain yang sama-sama mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Aktivitas sektor pariwisata telah didorong dan ditanggapi secara positif oleh pemerintah dengan harapan dapat menggantikan sektor migas yang selama ini menjadi primadona dalam penerimaan devisa negara. Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pengembangan kawasan pantai untuk keperluan rekreasi Indonesia dewasa ini cenderung meningkat kegiatannya bersamaan dengan semakin digiatkannya bidang kepariwisataan,selain mempunyai keuntungan dalam sumber daya alam secara berkelanjutan sektor pariwisata dikawasan pesisir ini juga berpotensi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dan pembangunan wilayah di wilayah wisata bahari yang bersangkutan, termasuk kegiatan pariwisata lainnya (Purba : 1997). Di daerah Lampung terdapat banyak tempat-tempat pariwisata yang dapat meningkatkan devisa di Indonesia, terutama di Kabupaten Lampung Barat. Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak pada koordinat 4º47 16 5º56 42 Lintang Selatan dan 103º35 08 104º33 51 Bujur Timur, memiliki Batas

4 Wilayah: Batas utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu; batas selatan berbatasan dengan Samudra Hindia; batas barat berbatasan dengan Samudra Hindia; dan batas timur berbatasan dengan Lampung Utara dan Lampung Tengah. Luas Wilayah Lampung Barat 4.950 km persegi atau 13,99 % dari luas wilayah Provinsi Lampung, 57 % dari luas wilayah tersebut berupa hutan kawasan dan 43 % sisanya merupakan lahan yang dapat dihuni yang terbagi dalam 14 kecamatan dan 172 pekon. Penduduk Lampung Barat berjumlah 365.999 jiwa, sebagian besar (71,55 %) hidup dan tinggal di pedesaan. Pada umumnya mereka mengandalkan pertanian dan sebagai mata pencahariannya. Kabupaten Lampung Barat memiliki berbagai objek wisata. Terdapat 3 jenis objek wisata yaitu: wisata hutan,wisata alam, dan wisata bahari. Wisata hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, wisata alamnya ada Seminung Lumbok Resort, Gunung Pesagi, dan Danau Suwo, dan untuk wisata baharinya terdapat pantai Labuhan Jukung, pantai Mandiri dan pantai Tanjung Setia. Lampung Barat juga memiliki geomorfologi yang lengkap seperti gunung, laut, danau, sungai, air terjun, dan hutan termasuk flora fauna di dalam nya, juga memiliki bentang alam lembah dan dataran tinggi dengan ketinggian 800 m dari permukaan laut. Di Lampung Barat objek wisata yang diminati wisatawan baik domestik maupun mancanegara adalah pantai Tanjung Setia. Tanjung Setia adalah pantai yang terletak 60 km dari Liwa (ibukota Lampung Barat). Pantai ini merupakan salah satu pantai yang ada di Krui Lampung Barat dan sangat dikenal dengan ketinggian ombaknya yang menjadi salah satu pantai dengan ombak tertinggi di dunia. Nama Pantai Tanjung Setia mungkin agak terdengar samar di telinga kita semua bila

5 dibandingkan dengan pantai Kuta di Bali, Mentawai ataupun beberapa pantai di Lombok dan Sumbawa yang sudah lebih dulu membumi, tetapi tidak bagi kalangan turis asing. Bahkan banyak yang mengatakan pantai ini merupakan salah satu pantai yang memiliki ombak terbaik ketiga di dunia. Berhadapan langsung dengan luasnya Samudera Hindia membuat kawasan Pantai Tanjung Setia sebagai daerah wisata yang unggul. Memiliki karakteristik gelombang yang tinggi dan panjang, dengan ketinggian ombak mencapai tujuh meter, kondisi lautnya masih alami, belum tercemar bahkan udaranya sangat sejuk dan kondisi alamnya yang damai, jauh dari kebisingan menjadikan daerah ini surga bagi kaum peselancar. Selain itu, Pantai Tanjung Setia juga memiliki panorama keindahan alam ekosistem pesisir, kekayaan budaya dan tradisi yang kesemuanya sangat memanjakan wisatawan. Pantai yang berada di sebuah teluk kecil ini, selain menjadi lokasi surfing bagi wisatawan mancanegara (wisman) dari Australia, Amerika dan negara Eropa lainnya, juga dikenal sebagai tempat berwisata memancing yang kaya ikan laut mulai tuna hingga blue marlin. Bahkan banyak juga yang menjadikan tempat ini sebagai tempat berkemah, ditambah dengan adanya cottage yang representatif bahkan alami lantaran bangunannya menyatu dengan alam. Salah satu kegiatan kepariwisataan yang juga menarik untuk dinikmati adalah perhelatan Semarak Wisata Tanjung Setia. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan nuansa tersendiri bagi wisatawan. Pada acara ini digelar berbagai perlombaan yang menitik beratkan pada olahraga pantai, seperti selancar, bola voli pantai, sepak bola pantai dan layang-layang.

6 Tabel 2. Pertumbuhan Turis Asing dan Lokal Pantai Wisata Tanjung Setia Tahun 2006-2011 Tahun Wisatawan Wisatawan Total Persentase Lokal Asing Wisatawan Pertumbuhan (Orang) (Orang) (Orang) (%) 2006 1.249 178 1.427-2007 2.194 412 2.606 82.62 2008 2.575 588 3.163 21.37 2009 2566 1.155 3.721 17.64 2010 1607 807 2.414-35,12 2011 1486 838 2.324-3,72 Sumber:Dinas Pariwisata Lampung Barat Pada Tabel 2 dapat kita lihat terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan dari banyak nya wisatawan lokal maupun asing dari tahun 2006 ke tahun 2007 sebesar 82.62%. Selanjut nya terjadi peningkatan juga pada tahun 2008 namun terdapat penurunan dalam hal persentase yaitu hanya meningkat sebesar 21.37%. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2009 terjadi peningkatan dalam jumlah kunjungan namun penurunan dalam jumlah persentase yaitu berjumlah 17.64%. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan dalam hal jumlah pengunjung dan persentase dari tahun sebelum nya yaitu sebesar 35,12%. Penurunan juga terjadi pada tahun 2011 namun tidak sebesar 2010 yaitu sebesar 3,72%. Penurunan pada setiap tahunnya kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Jarak yang sangat jauh; Fasilitas yang kurang memadai; aksesibilitas tempat wisata sukar dicapai. Oleh karena itu,dilakukan penelitian untuk mengetahui beberapa banyak permintaan rekreasi ke pantai tanjung setia melalui pendekatan biaya perjalanan rata-rata pengunjung.

7 B. Perumusan Masalah Pantai tanjung setia merupakan sumber daya alam yang menawarkan rekreasi dengan daya tarik tempat rekreasi berupa keberadaan kawasan secara fisik, infrastruktur yang memadai berupa sarana transportasi, komunikasi, dan akomodasi. Saat ini, pantai tanjung setia sebagai wahana baru yang menghadirkan pesona alam yang indah dihadapkan pada kenyataan bahwa masih banyak masyarakat umum dengan apresiasi rendah terhadap keindahan alam, oleh karena itu perlu pendekatan kepada masyarakat untuk meningkatkan nilai apresiasi masyarakat terhadap pesona pantai tanjung setia. Salah satu pendekatan yang dirasa cukup memadai adalah pendekatan kesediaan membayar (willingness to pay) dari konsumen yang bersangkutan. Pendekatan kesediaan membayar terdiri dari dua metode, yaitu dari metode biaya perjalanan (travel cost method) dan Contingent Valuation Method. Kedua metode ini pada prinsipnya adalah mengukur kesediaan membayar dari para pengunjung yang dihubungkan dengan kepuasan rekreasi yang diperoleh. Disamping biaya perjalanan, perlu juga di perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi yaitu ketersediaan waktu, pendapatan, komunikasi, selera wisatawan, alternatif rekreasi dan waktu perjalanan. Keberadaan infrastruktur yang memadai,baik berupa sarana transportasi, komunikasi maupun akomodasi menjadi masalah yang cukup serius untuk kawasan rekreasi. Kondisi infrastruktur berkaitan dengan kemudahan untuk menjangkau yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk

8 melakukan aktivitas rekreasi. Dari uraian diatas perumusan masalah yang diajukan adalah: 1. Bagaimana profil pengunjung pantai tanjung setia? 2. Bagaimana kurva permintaan rekreasi pantai tanjung setia? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan rekreasi di pantai tanjung setia? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi profil wisatawan yang berkunjung ke Pantai Tanjung Setia 2. Mengetahui kurva permintaan wisatawan terhadap rekreasi di pantai Tanjung Setia 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi di pantai Tanjung Setia D. Kerangka Pemikiran Ada dua bentuk pemanfaatan sumberdaya alam kawasan pantai dapat dikelola, yaitu manfaat yang bersifat immaterial (Intangible Benefit), contohnya aktivitas wisata dan manfaat yang dapat memberikan hasil dalam bentuk barang (Tangible Benefit). contohnya aktivitas perikanan secara umum berupa usaha penangkapan dan budidaya. Pemanfaatan kawasan pantai menjadi tempat rekreasi harus memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat serta keadaan lingkungan itu sendiri. Dalam penetapan kebijakan untuk

9 menjadikan pantai sebagai kawasan rekreasi harus melihat terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan permintaan masyarakat. Permintaan rekreasi adalah kesempatan-kesempatan rekreasi yang dlinginkan oleh masyarakat atau gambaran total partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan bila tersedia fasilitas-fasilitas yang memadai atau memenuhi keinginan masyarakat (Douglass, 1970). Permintaan rekreasi dipengaruhi oleh aksesbilitas, jarak, fasilitas penunjang, dan biaya perjalanan, Dimana jarak, fasilitas dan metode biaya perjalanan adalah turunan harga barang itu sendiri yang termasuk dari faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sedangkan aksesbilitas merupakan turunan dari harga barang yang terkait. Pengembangan kawasan rekreasi harus disertai dengan analisis permintaan masyarakat terhadap kegiatan rekreasi. Hasil analisis ini pada intinya merupakan hubungan antara biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat atau pengunjung dengan manfaat yang diperoleh dari aktivitas rekreasi.

10 Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sumber Daya Alam Aktivitas Perikanan Aktivitas Wisata Faktor-faktor permintaan kunjungan wisata Mendukung pengembangan rekreasi Permintaan Rekreasi Analisis Permintaan Pengembangan lebih lanjut Harga barang itu sendiri Harga barang yng terkait Tingkat pendapatan Selera atau kebiasaaan Jumlah penduduk Perkiraan harga di masa mendatang Distribusi pendapatan Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan Pendapatan Daerah Peningkatan Pendapatan Nelayan Lapangan kerja baru Faktor-faktor permintaan kunjungan wisata

11 Pada tahap selanjutnya, dengan adanya kegiatan rekreasi di Pantai Tanjung Setia maka diharapkan adanya peningkatan pendapatan daerah dan pemerataan pendapatan yang dilakukan dalam bentuk pembayaran pajak dan adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat. Adapun kerangka pendekatan studi mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kunjungan pariwisata di Tanjung Setia, Lampung Barat dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 1.