PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi populasi tetapi juga dari segi pengetahuan akan kesehatan menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan protein asal hewani yang memenuhi standart kelayakan konsumsi semakin meningkat. Pangan asal ternak sangat dibutuhkan manusia sebagai sumber protein. Protein hewani menjadi sangat penting karena mengandung asam-asam amino yang mendekati susunan asam amino yang dibutuhkan manusia sehingga akan lebih mudah dicerna dan lebih efisien pemanfaatannya. Akan tetapi, pangan asal ternak akan menjadi tidak berguna dan membahayakan kesehatan manusia apabila tidak aman dan ketersediannya tidak seimbang dengan permintaan. Salah satu bahan pangan asal ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi adalah telur ayam ras. Telur ayam ras menjadi salah satu pangan asal ternak yang menjadi favorit di masyarakat. Hal ini dikarenakan memiliki harga yang murah, mudah diolah dan mudah diperoleh sehingga sesuai untuk semua golongan masyarakat. Telur mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh, dari sebutir telur didapatkan gizi yang sempurna. Selain itu zat gizi tersebut mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan protein kuning telur yaitu sebanyak 16,5% dan pada putih telur sebanyak 10,9 %, sedangkan kandungan lemak pada kuning telur mencapai 32% dan pada putih telur terdapat dalam jumlah yang sedikit. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga 1
terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan terjadinya peningkatan harga telur. Produksi telur ayam ras tahun 2007 sebanyak 73.691,03 ton telur ayam ras dihasilkan. Produksi telur ayam ras mengalami penurunan di tahun 2008 dengan jumlah produksi sebesar 68.978,58 ton dan terus meningkat di tahun 2010 sebesar 79.204,16 ton dan di tahun 2011 sebesar 80.590,23 ton (Sitompul, 2012). Produksi telur ayam ras sangat berkaitan dengan jumlah ternak ayam ras petelur. Dimana ayam ras petelur sebagai penghasil telur ayam ras. Maka dari itu populasi ayam ras petelur di Sumatera Utara berkaitan dengan ketersediaan telur ayam ras di Kota Pematangsiantar khususnya untuk produksi di daerah Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun yang merupakan daerah pemasok telur ayam ras untuk Kota Pematangsiantar. Jumlah populasi ayam ras petelur mengalami peningkatan pada 2010 sebesar 7,59% dari tahun sebelumnya dengan jumlah populasi sebesar 8.839.750 ekor dan meningkat lagi pada tahun 2011 sebesar 2,44% dengan jumlah populasi sebesar 9.060.742 ekor. Pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,33% dengan jumlah populasi sebesar 12.055.592 ekor. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2013 dengn jumlah populasi sebesar 15.704.311 ekor. Menurut data BPS statistik pada Januari 2016 mengenai perkembangan IHK kota Pematangsiantar mengalami inflasi pada beberapa komoditi pangan. Salah satu komoditi yang menjadi penyumbang inflasi terbesar kelima adalah telur ayam ras. Telur ayam ras mengalami inflasi sebesar 0,06%. Hal ini sedikit bertentangan dengan teori permintaan, dimana apabila terjadi peningkatan penawaran maka akan cenderung terjadi penurunan harga akan barang atau jasa
yang ditawarkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan keputusan konsumen untuk memilih mengkonsumsi telur ayam ras. Dari sisi permintaan, variabel harga telur ayam ras, pendapatan rata-rata keluarga/bulan, jumlah tanggungan, dan harga tempe secara serempak berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras di pasar tradisional Petisah, Kota Medan. Secara parsial variabel harga telur ayam ras, jumlah tanggungan dan harga tempe berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan telur ayam ras (Sitorus, 2015). Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Telur Ayam di Kota Pematangsiantar. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan berikut: 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di Kota Pematangsiantar? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penawaran telur ayam ras di Kota Pematangsiantar? 3. Bagaimana hubungan karakteristik variabel bebas (harga telur ayam ras, pendapatan, jumlah tanggungan, harga tempe sebagai komoditi substitusi dan pendidikan) dengan permintaan telur ayam ras di Kota Pematangsiantar?
4. Bagaimana hubungan karakteristik variabel bebas (harga beli pedagang, biaya pemasaran, profit/keuntungan dan jumlah telur yang tersedia) dengan penawaran telur ayam ras di Kota Pematangsiantar? Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di kota Pematangsiantar. 2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran telur ayam ras di kota Pematangsiantar. 3. Untuk mengindentifikasi hubungan karakteristik variabel bebas yang diteliti (harga telur ayam ras, pendapatan, jumlah tanggungan, harga tempe sebagai komoditi substitusi dan tingkat pendidikan konsumen) dengan permintaan telur ayam ras di Kota Pematangsiantar. 4. Untuk mengindentifikasi karakteristik variabel bebas yang diteliti (harga beli pedagang, biaya pemasaran serta profit/keuntungan yang diperoleh pedagang) dengan penawaran telur ayam ras di Kota Pematangsiantar. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peneliti, kalangan akademik, masyarakat dan dinas terkait yang memiliki ketertarikan dalam mengembangkan pemasaran telur ayam ras serta sebagai pertimbangan bagi peternak telur ayam ras dalam memprediksi persediaan dan permintaan konsumen akan telur ayam ras di kota Pematangsiantar.
Kerangka Pemikiran Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi populasi tetapi juga dari segi pengetahuan akan kesehatan menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan protein asal hewani yang memenuhi standart kelayakan konsumsi semakin meningkat. Pangan asal ternak sangat dibutuhkan manusia sebagai sumber protein. Protein hewani menjadi sangat penting karena mengandung asam-asam amino yang mendekati susunan asam amino yang dibutuhkan manusia sehingga akan lebih mudah dicerna dan lebih efisien pemanfaatannya. Salah satu bahan asal ternak yang digemari masyarakat adalah telur ayam ras. Konsumen telur ayam ras adalah mereka yang melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata per bulan, jumlah tanggungan, dan harga komoditi lain atau barang subtitusi. Untuk itu maka faktor-faktor ini perlu diteliti apakah memang benar berpengaruh terhadap permintaan telur ayam ras. Ketika ada permintaan tentu akan ada penawaran. Pedagang telur ayam ras melakukan penawaran di pasar tradisional. Penawaran (jumlah telur ayam ras) yang dilakukan produsen/pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya pemasaran, profit/keuntungan dan jumlah telur yang tersedia. Faktor-faktor inilah yang akan dilihat apakah memiliki pengaruh terhadap penawaran telur ayam ras.
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Telur Ayam Perkembangan konsumsi Telur Ayam Perkembangan Produksi Telur Ayam Pasar Konsumen Telur Ayam Permintaan Telur Ayam Pedagang Telur Ayam Penawaran Telur Ayam Faktor yang Mempengaruhi: 1. Jumlah Tanggungan 2. Pendidikan 3. Pendapatan 4. Harga Beli 5. Umur 6. Harga Barang Substitusi Faktor yang mempengaruhi: 1. Harga Beli Pedagang 2. Biaya Pemasaran 3. Keuntungan 4. Jumlah Telur yang Tersedia Gambar 2. Skema Kerangka Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Telur Ayam Keterangan: = Menyatakan Hubungan = Menyatakan Pengaruh