BAB I PENDAHULUAN. risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan

dokumen-dokumen yang mirip
POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA

MARINE CARGO INSURANCE

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia )

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB II LANDASAN TEORI

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO )

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast. Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Asuransi Jiwa

101: PRAKTEK ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASURANSI UMUM & REASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

Disusun oleh : Setyawan Hesta Rustendi NPM : FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI

Minggu Ke V ASURANSI PENGANGKUTAN

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata


BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang

GENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

ANALISIS DAN STRATEGI MITIGASI RISIKO EKSPOR

BAB I PENDAHULUAN. Risiko ini dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat,

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Dafa Mulia sebagai objek pembahasan bergerak dibidang Ekspedisi

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan

I. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu

PERANAN INTERNATIONAL FREIGHT FORWARDING DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PENGIRIMAN BARANG KOMODITI EKSPOR ABDUL RAHMAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

III.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sonico : Keberadaan Pelaksanaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarder)..., 2006 USU Repository 2008

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekspor impor bagi eksportir maupun importir dasarnya mencari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dengan berbagai layanan, mulai dari pengiriman barang secara

BAB I PENDAHULUAN. baik ditandai dengan semakin meningkatnya kegiatan perdagangan, baik. mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakan roda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang : Pengangkutan Zat Radioaktip

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

I.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran

Asuransi Mikro Untuk Masyarakat Di Pedesaan. Jakarta, 17 Juli 2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Masalah

148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan perdagangan internasonal tidak lepas dari ancaman risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan internasional harus memikirkan tentang pencegahan dan perlindungan atas kerugian dengan tujuan untuk melindungi barang-barang yang akan dirugikan. Risiko merupakan ketidaktentuan yang mungkin melahirkan kerugian (Salim, 2000: 3). Risiko yang bisa dipertanggungkan dalam asuransi ada dua yaitu ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam (uncertainty of nature) dan ketidaktentuan yang disebabkan oleh perilaku manusia (human uncertainty). Salim (2000: 201) menyatakan bahwa manajemen risiko adalah semua risiko yang terjadi didalam masyarakat (kerugian harta, jiwa, keuangan, usaha dan lain-lain) ditinjau dari segi manajemen perusahaan. Hubungan risiko dengan kegiatan ekonomi yaitu properti; industri; produksi; pemasaran. Tujuan manajemen risiko adalah dapat mencegah risiko kerugian dengan melakukan pengendalian atas risiko yang ada dengan metode; 1). risk control (menghindari risiko, pemisahan risiko, mengendalikan risiko, pemindahan risiko), 2). financinig (pemindahan risiko, retensi), 3). lost analysis (identifikasi kerugian, analisa kerugian, 4). 1

hazard analysis (physical hazard, moral hazard), 5) economic feasibility (cost analysis, benefit analysis) Pengendalian risiko dilakukan dengan melakukan pemindahan kerugian yang mungkin terjadi kepada pihak lain (perusahaan asuransi) dengan membeli asuransi atau pertanggungan dilakukan secara juridis serta objek pertanggungan yang jelas. Peran dan dukungan industri asuransi dalam mendukung sistem perdagangan ekspor-impor sangat besar untuk meminimalisir risiko yang akan ditimbulkan dalam melakukan perdagangan internasional. Pelaku ekspor harus memperhatikan dan menimbang risiko-risiko yang harus dihadapi eksportir. Tersedianya asuransi pengangkutan yang semakin berkembang di Indonesia sangat membantu mengurangi risiko kerugian finansial yang dialami oleh pemilik barang. Produk asuransi pengangkutan melindungi barang-barang pada saat dikirim melalui transportasi darat, laut dan udara terhadap kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkan seperti mengalami kebakaran atau peledakan; kapal kandas, terdampar, tenggelam atau terbalik; alat angkut darat tabrakan, terbalik atau keluar rel; tabrakan kapal atau benturan kapal dengan benda-benda lain kecuali air; pembongkaran barang dipelabuhan darurat; gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi atau sambaran petir; pengorbanan kerugian umum (general average sacrifice); barang tersapu ombak ke laut; ataupun kerugian total per koli karena terlempar atau jatuh saat pembongkaran. 2

Tabel 1.1 Premi dan Klaim Bruto Asuransi Umum Sampai dengan Triwulan 3 (Jan s/d Sep) Tahun 2015 Dalam Milyar Rupiah Premi Bruto Gro Klaim Bruto Grow Q3-14 Q3-15 Selisih wth Lini Usaha Q3-14 Q3-15 (%) 2.205,2 2.315,2 110,0 5,0 1.130,6 1.177,2 46,6 4,1 515,1 862,4 347,3 67,4 Pengangkuta n Laut Rangka Kapal Penerbangan & Satelit Sumber : AAUI annual report, 2015 (Diolah) Selisih klaim rangka kapal sebesar commit 87%, to pertumbuhan user klaim penerbangan dan th (%) 708,9 1.191,5 482,6 68,1 546,7 1.022,3 475,6 87,0 87,6 1.173,6 1.086,0 1239,7 Dari tabel 1.1 perbandingan premi triwulan III tahun 2015 dengan triwulan III tahun 2014 menunjukkan premi pengangkutan laut, rangka kapal, penerbangan dan satelit mengalami pertumbuhan sebesar 76,5% dengan rincian pertumbuhan premi pengangkutan laut sebesar 5%, pertumbuhan premi rangka kapal sebesar 4,1%, pertumbuhan premi penerbangan dan satelit sebesar 67,4%. Selisih premi triwulan III tahun 2014 dengan triwulan III tahun 2015 sebesar Rp. 503.900.000.000,- dengan rincian sebagai berikut selisih premi pengangkutan laut sebesar Rp. 110.000.000.000,-, selisih premi rangka kapal sebesar Rp. 46.600.000.000,-, selisih premi penerbangan dan satelit sebesar Rp. 347.300.000.000,-. Pada perbandingan klaim triwulan III tahun 2015 dengan triwulan III tahun 2014 menunjukkan klaim pengangkutan laut, rangka kapal, dan penerbangan dan satelit mengalami pertumbuhan sebesar 1.394,8% dengan rincian pertumbuhan klaim pengangkutan laut sebesar 68,1%, pertumbuhan 3

satelit sebesar 1.239,7%. Selisih klaim triwulan III tahun 2014 dengan triwulan III tahun 2015 sebesar Rp. 2.044.200.000.000,- dengan rincian sebagai berikut selisih klaim pengangkutan laut sebesar Rp. 482.600.000.000,-, selisih klaim rangka kapal sebesar Rp. 475.600.000.000,-, selisih klaim penerbangan dan satelit sebesar Rp. 1.086.000.000.000,-. Penjelasan diatas menunjukkan bahwa baik premi maupun klaim di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Perusahaan asuransi umum yang tercatat di Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) per 20 desember 2015 ada 84 (delapan puluh empat) perusahaan asuransi umum, ini menegaskan asuransi umum di Indonesia menunjukkan eksistensinya dalam memerankan tugasnya sebagai perusahaan jasa pertanggungan kerugian. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat berkembang dan mampu bersaing dikancah internasional akan tetapi mereka masih belum sadar betul tentang kelebihan berasuransi. Banyak eksportir tidak mengetahui jika barang yang mereka kirim harus di-cover dengan asuransi, seperti barang fragile dan barang yang butuh penanganan khusus sangat diperlukan perlindungan dari perusahaan asuransi. Seorang eksportir yang masih baru dalam perasuransian dan ingin mengirim barang dengan dijamin oleh asuransi, bisa untuk memberi kuasa kepada perusahaan forwarder yang dipercaya untuk melakukan analisis ekspor dan melakukan kepengurusan polis dan klaim dengan kuasa eksportir, hal ini untuk menghindari terjadinya kasus polis yang tidak sesuai 4

dan kasus klaim yang berbelit. Saat ini masih banyak dijumpai sengketa klaim asuransi yang dibawa ke ranah meja hijau. Pada umumnya pihak tertanggung yang membawa kasus sengketa klaim asuransi sampai kepada peradilan disebabkan karena ketidaksabaran, atau tidak mendapatkan toleransi, atau proses negosiasi yang sangat lama dan berbelit-belit dengan penanggung, atau tuntutan ganti ruginya ditolak oleh penanggung. Analisis risiko dalam melakukan perdagangan internasional harus diperhatikan dengan matang oleh eksportir dikarenakan ketidakpastian akan keselamatan pengangkutan barang baik melalui darat, udara, dan laut. Peran perusahaan jasa forwarding sangat membantu eksportir pemula dalam melakukan kegiatan ekspor dari kepengurusan dokumen, logistik, serta analisis risiko eksport seperti packing barang, estimasi biaya pengangkut, lama pengiriman barang, hingga risiko pengangkutan. PT MSA Kargo sebagai perusahaan jasa pengiriman barang, mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut maupun udara yang mencakup Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU), export air/sea freight, domestic distribution, logistic, air cargo agent, dan import customs clearance. PT MSA Kargo sangat memperhatikan waktu dan keselamatan saat melakukan pengiriman barang. PT MSA Kargo memiliki semboyan move fast, move save dimana perusahaan sangat menjaga semboyan tersebut. 5

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui bagaimana analisis risiko beserta mitigasinya serta pengurusan klaim yang dilakukan oleh PT MSA Kargo, maka peneliti tertarik untuk melakukan penulisan ilmiah (tugas akhir) dengan judul ANALISIS DAN STRATEGI MITIGASI RISIKO EKSPOR (Studi Kasus Mekanisme Klaim Asuransi Barang Ekspor Melalui Udara di PT MSA Kargo Cabang Surakarta). 1.2. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran terhadap judul penelitian karya ilmiah tentang manajenen risiko dan asuransi yang dilakukan peneliti sedikitnya ada dua penelitian yang terkait, yaitu : No Nama Peneliti 1 Faris Danar Saputro Tabel 1.2 Keaslian Penelitian Judul Hasil Penelitian Penelitian Tanggungjawab Hukum PT Asuransi Jasa Indonesia dalam Penyelesaian Klaim Asuransi Pengangkutan Barang di Laut (Studi Kasus di PT Asuransi Jasa Indonesia Tanggungjawab hukum PT Asuransi Jasa Indonesia meliputi : 1) Penjaminan risiko; full cover, restricted full cover, stranding cover) 2) Melakukan prosedur proses klaim dan Cabang menganalisa Surakarta) commit keputusan to user klaim Perbedaan Penelitian Faris Danar Saputro mengacu pada tanggungjawab hukum PT Asuransi Jasa Indonesia dalam penyelesaian klaim asuransi pengangkutan barang dilaut sedangkan penelitian ini fokus pada tanggungjawab PT MSA Kargo sebagai perusahaan jasa pengiriman barang ekspor yang ditunjuk oleh eksportir sebagai kuasanya dan melakukan klaim 6

asuransi atas nama eksportir 2 Deviyanto Implementasi 1) Manajemen Penelitian Deviyanto ini The Dlava Manajemen risiko menjelaskan tentang Risiko Dalam Bidang Impor merupakan peranan DJBC dalam sebuah sarana melakukan pengawasan dan pengawasan pemeriksaan barang impor yang dilakukan sedangkan penelitian ini oleh DJBC fokus pada peran MSA untuk Kargo dalam melakukan mengurangi mitigasi risiko pengiriman tindakan barang ekspor untuk pelanggaran oleh importir. meminimalisir ekspor kerugian 2) Faktor yang mempengaruhi penetapan risiko adalah profil importir, profil komoditi, dan profil pemasok dengan penentuan risiko melalui penjaluran Sumber : dan lib.ui.ac.id, 2016 (Diolah) Karya Ilmiah ini berbeda dengan karya ilmiah tersebut diatas oleh karena itu, keaslian tugas akhir ini dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan asas-asas keilmuan dengan demikian penulisan tugas akhir ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaranny secara ilmiah, keilmuan, dan terbuka untuk kritis yang membangun. 7

1.3. Rumusan Masalah Resiko perdagangan internasional yang besar harus diimbangi dengan analisis risiko yang cermat oleh calon eksportir. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini didominasi oleh UMKM yang mampu bersaing dikancah internasional akan tetapi mereka masih belum sadar betul tentang risiko-risiko yang ditimbulkan saat melakukan pengiriman barang ekspor dan banyak eksportir juga belum mengetahui betul tentang kelebihan berasuransi. Peran perusahaan forwarding dalam analisis risiko ekspor sangat dibutuhkan untuk membantu eksportir melakukan mitigasi risiko, perusahaan forwarding sebagai kuasa eksportir juga bertanggungjawab mengurusi klaim saat terjadi kerugian. Saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut peran perusahaan forwarding dalam menganalisis risiko ekspor serta pengurusan klaim asuransi jika terjadi kerugian pengangkutan. 1.4. Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1) Apa saja risiko yang muncul dalam melakukan kegiatan ekspor? 2) Bagaimana analisis mitigasi risiko yang dilakukan oleh PT MSA Kargo cabang Solo terhadap ekspor? 3) Bagaimana mekanisme klaim asuransi yang dilakukan PT MSA Kargo sebagai kuasa eksportir dalam proses ekspor? 8

1.5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian tersebut diatas, adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk menganalisis risiko yang muncul dalam melakukan kegiatan pengiriman barang ekspor. 2) Untuk mengidentifikasi mitigasi risiko yang dilakukan oleh PT MSA Kargo cabang Solo terhadap pengiriman barang ekspor. 3) Untuk mengetahui mekanisme klaim asuransi yang dilakukan PT MSA Kargo sebagai kuasa eksportir dalam proses pengiriman barang ekspor. 1.6. Manfaat Penelitian Penulisan tugas akhir ini diharapkan memberikan kontribusi, manfaat dan sumber informasi terutama bagi: 1) Perusahaan PT MSA Kargo, agar dapat dijadikan masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dalam penanganan jasa analisis risiko dan mitigasinya serta claim handling yang dilakukan PT MSA Kargo. 2) Dunia akademis, dalam rangka memperluas wacana, mengembangkan wawasan dan dapat dijadikan referensi yang berkaitan dengan analisis risiko dan klaim asuransi barang ekspor melalui udara. 9

1.7. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Sistematika tersebut adalah sebagai berikut : bab I pendahuluan, bab ini diuraikan mengenai latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II landasan teori, bab ini diuraikan mengenai tinjauan pustaka tentang risiko perdagangan internasional, risiko ekspor, dan asuransi pengangkutan. Bab III metode penelitian, bab ini diuraikan mengenai waktu penelitian, lokasi penelitian, perolehan data primer dan sekunder, dan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Bab IV hasil dan pembahasan, bab ini menjelaskan tentang gambaran umum PT MSA Kargo dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab V kesimpulan dan saran, bab ini penulis menyimpulkan secara singkat dan jelas untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan pembahasan dan selanjutnya penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai solusi pemecahan masalah. 10