BAB I PENDAHULUAN. entitas dan memberikan pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Setiap Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Selasa, 18 Mei :37 WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. pemerintah bahwa laporan keuangan yang disajikan dapat dipercaya dan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi (Arens, 2011). Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang profesi, tuntutan akan sikap yang profesional telah menjadi hal yang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya dari klien. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat seiring. berkembangnya masa yang bergerak ke arah globalisasi. Bukan hanya bisnis

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

perusahaan didenda oleh BAPEPAM (Winarno dalam Christiawan, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Akuntan publik atau auditor independen dalam mengaudit perusahaan

ABSTRAK. Kata kunci : tekanan ketaatan, independensi, pengalaman kerja, locus of control, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring berjalannya waktu eksistensi auditor semakin diakui. Sebagai

Bab 1. Pendahuluan. Diawal tahun 2000 dunia dikejutkan dengan merebaknya kasus-kasus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, karena tugas dari akuntan publik yaitu memeriksa dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. De Angelo (1981) dalam Kurnia et al. (2014) mendefinisikan kualitas. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan investor, kreditur, dan instansi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

BAB I PENDAHULUAN. professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntan adalah profesi dimana memiliki banyak spesialisasi namun salah satu tugas akuntan melakukan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara konsisten atau tidak (Zulaikha, 2006). Seorang auditor dalam membuat keputusan pasti mengunakan banyak pertimbangan, yang dilandaskan pada indikator pelaksanaan etika yang berlaku, dipahami dan kemudian membuat keputusan yang adil. Inilah yang disebut keputusan etis auditor. Keputusan auditor dinyatakan dengan bentuk pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan, karena itu eksternal auditor memanfaatkan laporan audit untuk mengkomunikasikan opininya terhadap kewajaran laporan keuangan yang dipriksa (Henry,2006). Dalam beberapa tahun ini isu etika di dalam kancah bisnis dan profesi secara pesat telah meningkat, terlebih lagi setelah banyaknya kecurangan akuntansi korporat yang terjadi beberapa tahun belakangan memyebabkan kepercayaan terhadap auditor menurun (Muchlis, 2012). Hal ini diawali skandal besar malpraktik bisnis yang melibatkan banyak profesional akuntan. Kasus yang menjadi sejarah terbesar ini adalah 1

2 peristiwa Enron, yang melibatkan satu dari the big five accounting firm Arthur Anderson. Suatu kasus kompleks, yang kemudian diikuti munculnya kasus-kasus lainnya. Ditambah dengan semakin banyaknya penyimpangan aturan terjadi di Indonesia peristiwa yang sama terjadi pada audit PT Telkom oleh KAP Eddy Pianto & Rekan (Media Akuntansi, 2003). Pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat tidak mengakui laporan keuangan auditan PT Telkom, berdasarkan peristiwa ini audit ulang dilakukan oleh KAP yang lain. Kasus yang lain menarik perhatian publik adanya keterlibatan 10 Kantor Akuntan Publik (jumlah sample peer review) melakukan pengauditan terhadap bank beku operasi dan bank beku kegiatan usaha (Toruan, 2002; Baidaie, 2000). Dalam permasalahan ini banyak KAP besar terlibat (lihat Media Akuntansi, 2002). Ditemukan juga kasus penggelapan pajak yang melibatkan KAP KPMG Sidharta Sidharta & Harsono (KPMG-SSH) yang menyarankan PT. Easman Christensen/PTEC selaku klien untuk menyuapan aparat perpajakan Indonesia guna memperoleh pengurangan jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya (Sinaga dkk., 2001). Pengungkapan kasus ini justru yang melakukannya adalah pemegang otoritas pasar modal Amerika Serikat (SEC). Hal ini sangat memukul peran akuntan dan membuat malu serta mencerminkan akuntan Indonesia yang kurang kompeten. Bagaimana bisa kecurangan justru diungkap oleh pemegang saham oleh perusahaan asing yang tidak memiliki profesi sebagai akuntan. Sedangkan akuntan Indonesia tidak dapat mengungkapkannya.

3 Kasus yang baru- baru ini terjadi di Jambi. Seorang akuntan publik merekayasa laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk meminjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Jambi tahun 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Hal ini mencuat setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan terjadinya penyelewengan dana tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut. Pada hasil pemeriksaan mengungkap terdapat kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI. Terdapat empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dilaporkan dalam laporan tersebut oleh akuntan publik (Biasa Sitepu), sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya. Seharusnya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor data diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan publik. Berikutnya kasus tahun 2011 adalah kasus Melinda Dee dengan jabatan relation manager. Melinda Dee melakukan pembobolan dana bank sebesar dana sebesar Rp 17 miliar. Melinda dibantu oleh teller citi bank melakukan bukti transaksi palsu yang diduga memiliki kaitan dengan audit internal dan exsternal perusahaan. (Purwatiningsih, 2014). Hal ini terlihar dari bertahun tahun laporan keuangan citi bank dinyatakan wajar tanpa pengecualian.

4 Kasus ketiga adalah kasus Bank mandiri Syariah Cabang Bogor pada tahun 2013 adanya pengucuran dana 102 milyar dengan pemalsuan KTP. Kasus ini bermula pada tahun 2011 Mereka memanipulasi sejumlah dokumen mulai dari surat tanah sampai KTP palsu, dan tidak menjalani prosedur perbankan yang seharusnya dalam mengajukan kredit. Kedua tersangka baru ini tidak saling mengenal tapi mereka ini diorder accounting Officer BSM Bogor, John Lopulisa untuk mencari KTP untuk membobol banknya sendiri,". Diduga kuat adanya keterkaitan antara John Lopulisa dengan komisi audit eksternal setempat (Viva News 2013) Beberapa faktor yang memainkan peran penting di dalam keputusan etis auditor adalah gender, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, motivasi dan independensi. Gender paling penting dikaji karena berhubungan dengan human. Manusia adalah faktor utama dalam organisasi hal ini dikarenakan manusia dapat menciptakan dan mengatur organisasi. Dalam artian dimana ada manusia disitu manusia dapat berkelompok dan berorganisasi, sementara organisasi tidak akan terbentuk tanpa adanya manusia. Gender wanita dinyatakan lebih etis dari pria hal ini karena wanita dipandang dapat berkerja secara efektif dan efisien dibanding dengan pria. Hal ini dikarenakan wanita menitik beratkan pada keberlangsungan pelaksanaan tugas dengan baik dan hubungan kerja harmonis, sehingga wanita lebih patuh terhadap peraturan yang ada dan mereka lebih mengkritisi orang-orang yang melanggar peraturan tersebut (Normadewi,2012). Sedangkan pria cenderung lebih bersifat kompetitif dan

5 berorientasi pada hasil. Sehingga pria akan lebih melakukan segala upaya demi mencapai target dari atasannya. Penelitian Muslimim 2006 menyatakan adanya perbedaan antara auditor pria dan wanita terhadap pengambilan keputusan etis auditor. Dalam sebuah organisasi pasti ada level kerja seseorang tak terkecuali akuntan publik dimana memiliki perangkat atau struktur organisasi yang memiliki lama bekerja sesuai yang ditentukan. Semakin tinggi pengalaman kerja seorang auditor, maka tugas dan tanggung jawabnya akan semakin besar pula dan memiliki pengetahun lebih baik. Auditor yang memiliki pengalaman kerja yang lebih lama akan menghadapi konflik dan dilema etis yang rendah daripada auditor yang memiliki pengalaman kerja yang sebentar. Hal ini akan mempengaruhi persepsinya terhadap pelaksanaan etika profesi. Faktor lain yang berpengaruh terhadap keputusan etis adalah gaya kepemimpinan, dimana gaya kepemimpinan adalah faktor penting dalam pencapaian tujuan organisasi dimana pemimpin memiliki fungsi untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi secaara nyata. Yulk, 1989 dalam Grenberg & Baron (2000) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan, karena organisasi tidak terlepas dari pemimpinan dan sikap bawahan melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus mampu

6 mempengaruhi bawahan dalam mengarahkan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitian Aisyah & Halimatusyadiah menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap perilaku kelompok dimana akan berpengaruh terhadap keputusan akhir auditor. Gaya kepemimpinan dalam skripsi ini mengunakan gaya kepemimpinan milik Bass et.all 1985 dimana dalam gaya kepemimpinan ini dibagi menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional. Dalam masing masing KAP kedua gaya kepemimpinan itu menjadi pilihan. Bagaimanan cara memimpinan akan diterapkan dan dilaksanakan. Namun berdasarkan survei gaya kepemimpinannya KAP yang lebih sering digunakan adalah gaya kepemimpinan transformasional dimana kepemimpinan ini lebih mengutamakan potensi dan memperluas tanggung untuk jangka waktu mendatang. Selain itu dalam gaya kepemimpinan tranformasional pemimpin lebih medorong ke arah tujuan dengan cara perduli. Sehingga mampu menyatukan seluruh bawahan untuk mencapai tujuan bersama serta meciptakan kompetisi yang sehat. Faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis auditor adalah kecerdasan emosional. Goleman (2001) dalam Rissyo dan Nurna (2006) membagi kecerdasan emosional yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam bekerja kedalam 5 bagiaan utama yaitu pengendalian diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupannya karena mampu

7 menguasai kebiasaan berfikir yang mendorong produktivitas (Widagdo, 2001). Semakin tinggi kecerdasan emosional seorang auditor akan membuatnya dapat mengontrol diri sehingga akan membuat keputusannya dalam hasil pekerjaannya mengevaluasi laporan keuangan. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk berperilaku tertentu. Motivasi kerja dipengaruhi 5 faktor yaitu fisiologis (kebutuhan fisik), keamanan dan keselamatan, rasa memiliki, penghargaan (esteem) dan aktualisasi diri. Faktor-faktor ini disebut dengan teori hierarki kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan motivasi kerja karena jika kebutuhan seseorang terpenuhi maka individu akan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Apabila seorang auditor memiliki motivasi tinggi dalam bekerja, maka ia akan cenderung untuk melakukan pekerjaan semaksimal mungkin, hal ini kemudian akan berdampak pada pengambilan keputusan auditor yang baik dalam kaitannya dengan hasil pekerjaan lapangannya dalam memeriksa laporan keuangan maupun melakukan laporan audit. Pengambilan keputusan etis auditor dipengaruhi independensi. Independen berarti auditor tidak memihak dalam bekerja. Semakin tinggi independensi auditor mengindikasikan bahwa dalam bekerja tidak memihak sehingga hasil kerja lebih baik termasuk dalam pengambilan keputusan lebih baik. Dengan demikian dapat dikatakan independensi berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan auditor. Komitmen profesional merupakan seberapa tinggi tingkat loyalitas auditor pada profesinya, semakin tinggi

8 komitmen profesional mengindikasikan auditor lebih baik dalam bekerja karena komitmen sebagai profesi auditor sehingga dalam pengambilan keputusan lebih baik pula. Resiko audit yang semakin tinggi menunjukkan kondisi dalam bekerja yang lebih rentan terhadap risiko sehingga akan semakin menurunkan pengambilan keputusan auditor. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusuma dan Kawedar (2011), Hery dan Agustiny (2007), Abdurrahman dan Yuliani (2011). KAP adalah perusahaan jasa profesional yang seharusnya sudah semakin memasuki pada keharusan untuk memiliki keunggulan kompetitif agar dapat memenangkan persaingan. Salah satu aset untuk mendapat keunggulan kompetitif adalah karyawan. (Gibson et al dalam Sutanto,2002). Karyawan menempatkan posisi penting dalam dilaksanakannya audit laporan keuangan pada perusahan. Hal ini karena karyawan adalah aset pengendalian kecurangan pada perusahaan yang berasal dari kantor akuntan publik. Karyawan diutus untuk menilai laporan keuangan audit telah berjalan sesuai etika etika akuntansi atau melakukan kecurangan. Pada saat ini lah karyawan KAP harus memiliki keunggulan kompetitif. Dimana memberikan keputusan sesuai dengan etika etika yang berlaku, jujur dan mendedikasikan diri pada profesinnya. Hal ini semakin membuat peneliti tertarik untuk melihat apakah variabel gender, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, motivasi dan independensi berpengaruh dalam keputusan etis akuntan publik.

9 Penelitian ini meneruskan penelitian dari Muchlis (2006) dengan pergantian variabel perilaku machiavelian menjadi pengalaman kerja serta pertimbangan etis menjadi gaya kepemimpinan dan pengabungan variabel motivasi dan independensi. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul : PENGARUH GENDER, PENGALAMAN KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN, KECERDASAN EMOSIONAL, MOTIVASI DAN INDEPENDENSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS DI KAP SEMARANG). 1.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah gender berpengaruh terhadap keputusan auditor? 2. Apakah pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis auditor? 3. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis auditor? 4. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis auditor? 5. Apakah motivasi berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis auditor?

10 6. Apakah independensi berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis aud 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh gender terhadap pengambilan keputusan etis auditor. 2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap pengambilan keputusan etis auditor. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pengambilan keputusan etis auditor. 4. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengambilan keputusan etis auditor. 5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap pengambilan keputusan etis auditor. 6. Untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap pengambilan keputusan etis auditor. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Profesi Auditor Memberikan masukan profesi auditor untuk meningkatkan kinerjanya dengan lebih memahami kode etik profesinya. 2. Untuk Perusahan (Kantor Akuntan Publik) Memberi masukan untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam memilih auditor perusahaan dengan lebih mempertimbangkan perilaku etis auditor

11 3. Untuk Dunia Akademis Sebagai refrensi untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis auditor. 4. Untuk Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lanjutan 1.5 KERANGKA PIKIR Gender (H1) Pengalaman kerja (H2) (+) Gaya Kepemimpinan (H3) Kecerdasan Emosional (H4) Motivasi (H5) (+) (+) (+) (+) PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AKUNTAN PUBLIK Independensi (H6) Gambar 1.1 Kerangka Pikir

12 Penelitian ini menganalisis pengaruh antara gender, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, motivasi dan independensi terhadap pengambilan keputusan etis auditor. Demikian variabel independennya adalah gender, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, motivasi, dan independensi. Sedangkan variabel dependennya adalah pengambilan keputusan etis auditor. Semakin besar pengaruh gender, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, motivasi dan independensi maka semakin berdampak pula terhadap keputusan etis auditor. 1.6 Sistematika penulisan 1.6.1 BAB I Bab pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. 1.6.2 BAB II Membahas mengenai tinjauan pustaka yang diawali dengan landasan teori yang dilengkapi dengan penelitian sebelumnya, dan kerangka pemikiran yang digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap penelitian ini serta perumusan hipotesis yang akan diuji. 1.6.3 BAB III Menguraikan tentang metode penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian. Hal yang terangkum dalam bab ini antara lain adalah definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,metode analisis data.

13 1.6.4 BAB IV Memjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, proses pengolahan data serta pembahasan akan hasil penelitian yang diperoleh. Hal yang ada dalam bab ini antara lain adalah deskripsi obyek penelitian, analisis data dan intepretasi hasil. 1.6.5 BAB V Bab penutup yang menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian serta saran konstruktif untuk penelitian yang serupa selanjutnya.