BAB I PENDAHULUAN. penderitanya dan menghasilkan kerentanan terhadap berbagai infeksi. sel T CD4 yang rendah (Cabada, 2015; WHO, 2016).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perannya melawan infeksi dan penyakit. Infeksi yang terkait dengan. daya tahan tubuh penderita (Murtiastutik, 2008).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. Jumlah penderita HIV/AIDS menurut WHO 2014 di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Giardia intestinalis. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit diare akibat infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi di negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

BAB I mengalami komplikasi karena infeksi ini (WHO, 2012). Prevalensi tertinggi infeksi nosokomial terjadi di Intensive Care Units

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 2 triliun/tahun. (Anonim. 2014). sebagai berikut : adanya parasite, adanya sumber parasit untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB VI PEMBAHASAN. Banyak faktor dapat mempengaruhi terjadinya diare berulang pasca

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

Esy Maryanti, Suri Dwi Lesmana, Sri Wahyuni Dwintasari, Hendro Mandela Fakultas Kedokteran Universitas Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi masyarakat dalam cara mendeteksi dini penyakit HIV.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. saluran cerna, dan saluran genitourinarius. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu masalah nasional maupun internasional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk golongan tumbuhan. Jamur bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan hewan dapat menularkan penyakit, manusia tetap menyayangi hewan

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. karena merupakan penyebab kematian paling tinggi (Ahira, 2013). Data

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di daerah beriklim tropis, termasuk di Indonesia. Candida dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian FOS terhadap Jumlah Plak Peyeri Ileum Itik Cihateup

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus

PREVALENSI INFEKSI PROTOZOA USUS PADA PASIEN AIDS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: KHOR CHIANG WEI

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disebabkan oleh protozoa, seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hewan ke manusia. Toxoplasma gondii berperan sebagai parasit obligat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia mencapai 19 per 1.000

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Deteksi Protozoa Usus Oportunistik pada Penderita Diare Anak di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, berdasar data Riskesdas tahun 2007, pneumonia telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penderita HIV/AIDS meningkat setiap tahun dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sel limfosit T CD4 merupakan sel target infeksi HIV, penurunan jumlah dan fungsi sel T CD4 akibat efek sitopatik infeksi HIV mengakibatkan kegagalan fungsi imun spesifik dan non spesifik pada penderitanya dan menghasilkan kerentanan terhadap berbagai infeksi. Infeksi Cryptosporidium sp. dilaporkan sebagai infeksi oportunistik gastrointestinal pada penderita HIV/AIDS yang paling penting dan menjadi perhatian utama di negara berkembang (WHO, 2016), karena prevalensinya yang tinggi yaitu dua kali lipat dibandingkan dengan di negara maju, dan dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas terutama pada penderita dengan jumlah sel T CD4 yang rendah (Cabada, 2015; WHO, 2016). Cryptosporidium sp. adalah protozoa parasit intraseluler obligat yang menyerang epitel saluran pencernaan dengan gejala klinis diare. Parasit ini menyelesaikan siklus hidup dalam satu host secara aseksual dan seksual yang menghasilkan dua bentuk ookista yaitu, ookista berdinding tipis yang dikeluarkan di lumen usus yang menyebabkan autoinfeksi dan ookista berdinding tebal akan dikeluarkan ke lingkungan bersama feses. Ookista berukuran kecil 4-6 µm, merupakan parasit intraseluler namun di luar sitoplasma yang berkontribusi pada resistensi terhadap pengobatan (Pantenburg et al., 2002; Cabada, 2015).

2 Potozoa ini ditularkan melalui transmisi fecal-oral dari manusia ke manusia, hewan ke manusia melalui air/makanan yang terkontaminasi ookista, terutama sumber air yang terkontaminasi. Ookista dapat bertahan di lingkungan selama periode yang lama dan bertahan terhadap klorinasi rutin, karena dindingnya yang tebal (Iqbal et al., 2012; Cabada 2015). Pada penderita HIV/AIDS, Cryptosporidium sp. ini tidak saja menyerang saluran cerna, namun juga ditemukan pada saluran pernafasan dan sistem hepatobilier. Pada saluran cerna ditemukan di sepanjang traktus gastrointestinal, dan infeksi paling berat ditemukan di yeyunum (Sutanto et al., 2009; Cabada, 2015). Infeksi Cryptosporidium sp. pada pasien HIV/AIDS dengan jumlah CD4 besar dari 200 sel/µl, infeksi masih terbatas (self-limiting) seperti pada imunokompeten, namun dapat menjadi kronis pada jumlah yang lebih rendah dan mungkin fulminan pada jumlah CD4 < 50 sel/µl. (Panterburg et al., 2008). Protozoa ini dapat menyebabkan diare kronis 4 bulan/lebih bahkan menahun (pernah dilaporkan 3 tahun), sehingga menurunkan kualitas hidup dan mempersingkat kehidupan pasien akibat kehilangan cairan yang banyak dan malnutrisi. Keadaan ini diperparah dengan tidak adanya antiparasit yang efektif terutama pada pasien dengan jumlah sel T CD4 < 200 sel/µl (Cama et al., 2007; Assefa et al., 2009; Tuli et al., 2008). Penelitian tentang respons imun Cryptosporidium sp. dengan berbagai model binatang terutama menggunakan mencit atau primata telah banyak dilakukan, tetapi sampai sekarang belum dapat menjelaskan bagaimana respons imun yang terjadi pada manusia (Cabada, 2015).

3 Sel limfosit T CD4 diketahui merupakan komponen utama sel-sel di lamina propria intestinal dan termasuk dalam populasi sel T yang jumlahnya menurun pasca infeksi HIV-1, dimana infeksi HIV-1 terutama menyerang sel limfosit T CD4 di daerah intestinal atau gut associated lymphoid tissue (GALT), dan gp120 HIV-1 akan berikatan dengan reseptor integrin α4β7 yang terekspresi di sel limfosit T CD4 intestinal sehingga menimbulkan kerusakan sel dan keutuhan struktur jaringan (Wahdini dan Kurniawan, 2010). Kerusakan inilah yang memudahkan penetrasi patogen dan produknya, sehingga akan mengaktifkan imun non-spesifik dan aktifasi limfosit yang akan menginduksi kematian sel limfosit T CD4. Penelitian menunjukkan bahwa sel T CD4 memiliki peran penting dalam respons imun terhadap infeksi Cryptosporidium sp. (Wilcox et al., 2000; Kurniawan et al., 2009; Panterburg et al., 2008). Hal ini dapat dilihat pada pulihnya pasien AIDS dari cryptosporidiosis sebagai respon terhadap pengobatan antiretroviral yang dikaitkan dengan peningkatan jumlah sel CD4 dalam mukosa usus (Panterburg et al., 2008). Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa Cryptosporidium sp. terdapat pada pasien AIDS dengan diare dan tanpa diare, salah satunya penelitian oleh Masarat et al. (2012) di Kashmir, India. Dimana, penelitian ini justru menemukan bahwa 80% pasien HIV/AIDS dengan sel T CD4 < 200 sel/µl yang terinfeksi Cryptosporidium sp. adalah pasien tanpa gejala klinis diare, yang pemeriksaannya dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan pewarnaan tahan asam dan Enzyme- Linked Immunosorbent Assay (ELISA).

4 Tingginya penderita HIV/AIDS dengan jumlah sel T CD4 yang rendah di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang dan kurangnya perhatian terhadap infeksi Cryptosporidium sp., terbukti dengan tidak adanya data mengenai infeksi protozoa ini sebagai infeksi oportunistik gastrointestinal mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. 1.2. Rumusan Masalah 1. Berapakah jumlah sel CD4 pada penderita HIV/AIDS di RS. Dr. M. Djamil Padang? 2. Apakah penderita HIV/AIDS di RS. Dr. M. Djamil Padang terinfeksi Cryptosporidium sp. (diare/non-diare)? 3. Apakah terdapat hubungan antara jumlah sel CD4 dengan infeksi Cryptosporidium sp. (diare/non-diare) pada penderita HIV/AIDS di RS. Dr. M. Djamil padang? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah sel CD4, untuk mengetahui adanya infeksi Cryptosporidium sp. pada penderita HIV/AIDS dan untuk mengetahui hubungan antara jumlah sel CD4 dengan infeksi Cryptosporidium sp. (diare/non-diare) pada penderita HIV/AIDS di RS. Dr. M. Djamil Padang. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui jumlah sel CD4 pada pasien HIV/AIDS di RS. Dr. M. Djamil Padang.

5 2. Untuk mengetahui adanya infeksi Cryptosporidium sp. (diare/non-diare) pada penderita HIV/AIDS di RS. Dr. M. Djamil Padang. 3. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah sel CD4 dan infeksi Cryptosporidium sp. (diare/non-diare) pada pasien HIV/AIDS di RS. Dr. M. Djamil Padang. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai infeksi Cryptosporidium sp. pada penderita HIV/AIDS dan hubungannya dengan jumlah sel CD4. 2. Menjadi dasar bagi penelitian parasitologi dan imunologi selanjutnya.