PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
ASOSIASI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN, KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN O X O

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 BUA

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Adapun yang dimaksud dengan penguasaan konsep menurut Winkel (dalam Helperida, 2012) adalah pemahaman dengan menggunakan konsep, kaidah

OLEH : ANISATUL HIDAYATI NPM: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nurul Inayah1) Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya, Kurikulum 1964, Kurikulum 1974, Kurikulum 1984, Kurikulum

PROFIL PENALARAN PESERTA DIDIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

belajar matematika karena penalaran matematika sebagai kompetensi dasar matematika. Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen No.

BAB I PENDAHULUAN. dalam matematika itu sendiri maupun dalam bidang-bidang yang lain.

Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Tipe NHT dan Tipe TPS Pada Materi Pecahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Komparasi Kemampuan Penalaran Siswa Kelas VIII antara Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Two Stay-Two Stray (TS-TS)

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENELITI DAN PEMBUATAN SKRIPSI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA. Rully Charitas Indra Prahmana 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ASOSIASI KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis

Sikap Siswa terhadap Matematika dan Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing

KECAKAPAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

KEEFEKTIFAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya peradaban dunia membawa perubahan terhadap budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan untuk meningkatkan serta mengembangkan potensi

Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako Abstrak

ISSN Pedagogy Volume 1 Nomor 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki peranan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONFIDENCE DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SERTA SELF- ESTEEM MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER

PENINGKATAN PENALARANMATEMATIKA MELALUI STRATEGITHINK PAIR SHARE BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING 1. PENDAHULUAN

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

Analisis Perangkat Pembelajaran Group Investigation Berbasis RME untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Kalkulus

HUBUNGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

Volume 1 Nomer 2 Desember 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VIII DI SMPN 1 INDRALAYA UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap peserta didik perlu memiliki kemampuan matematis pada tingkatan

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

PROSES PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK DIMENSI TIGA BERDASARKAN KEMAMPUAN SISWA DI SMA NEGERI 5 KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK)TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTS AL-I ANAH KOSAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Transkripsi:

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016 Muh. Hasbi 1), Nurul Inayah 2) muhhasbi62@yahoo.co.id 1), inayah.nurul.ni@gmail.com 2) Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian expost facto yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako Angkatan 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika FKIP Untad angkatan 2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan matematika kelas C dan D angkatan 2016. Banyaknya sampel adalah 78 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan penalaran matematis, dan tes kemampuan koneksi matematis. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial dengan menggunakan analisis Non-Parametrik Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis berpengaruh positif terhadap kemampuan koneksi matematis. Kata Kunci : Penalaran Matematis, Koneksi Matematis Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam peradaban manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada abad ke-21 ini, seluruh kehidupan manusia telah menggunakan matematika, bahkan pada era modern ini matematika juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan bidang ilmu pengetahuan lainnya, seperti kedokteran, biologi, sosial, ekonomi dan bisnis, kimia, serta fisika. Matematika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan belajar yang memerlukan proses berpikir. Proses berpikir adalah suatu kejadian yang dialami seseorang ketika menerima respon sehingga menghasilkan kemampuan untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya untuk memecahkan atau menjawab permasalahan. Salah satu bagian dari proses berpikir adalah kegiatan penalaran. Menurut Jujun Suriasumantri (Haryono, 2014:174) penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Kaitannya dengan matematika sebagai ilmu pengetahuan, maka proses berpikir ini dapat dikatakan sebagai proses berpikir matematis. Kemampuan berpikir matematis perlu ditempatkan sebagai tujuan pembelajaran dan sekaligus sebagai suatu cara untuk pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarmo (2013:3) yang menyatakan bahwa salah satu visi pembelajaran matematika yaitu memberikan kemampuan menalar dengan logis, sistematis, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa keindahan terhadap keteraturan unsurunsur dalam matematika, serta mengembangkan sikap objektif dan terbuka. Shadiq (2007:7) menyatakan bahwa kemampuan bernalar sangat dibutuhkan dalam setiap segi kehidupan ini termasuk dalam bidang matematika agar seseorang bisa menganalisis setiap masalah yang muncul secara cermat, dapat memecahkan masalah dengan baik, dapat menilai sesuatu secara kritis dan objektif, serta dapat mengemukakan

Muh. Hasbi, dan Nurul Inayah, Pengaruh Kemampuan Penalaran 127 pendapat maupun idenya dengan logis. Pentingnya penalaran matematis juga diakui oleh Ball, Lewis & Thamel dalam Riyanto & Siroj (2011: 113) yang menyatakan bahwa Mathematical reasoning is the foundation for the construction of mathematical knowledge. Artinya penalaran matematika merupakan fondasi dalam mengkonstruk pengetahuan matematika. Sumarmo (2013: 149) mengatakan bahwa selain sebagai ilmu pengetahuan yang menekankan pada proses penalaran, matematika juga merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki karakteristik sebagai sebagai suatu ilmu yang terstruktur, hirarkis, dan sistematis yang mengandung makna bahwa konsep dan prinsip dalam matematika saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Artinya, pada saat mempelajari suatu ide atau konsep yang baru, seorang individu membutuhkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya yang berkaitan dengan ide atau konsep yang sedang dipelajari. Kemampuan dalam menghubungkan ide atau konsep ini dikenal dengan istilah koneksi. Ausubel (2011) menyatakan bahwa jika siswa belajar memahami suatu pengetahuan baru berdasarkan pada apa yang telah mereka miliki artinya mereka mampu mengoneksikan suatu konsep yang sedang dipelajari dengan konsep lain, maka pembelajaran bermakna akan tercapai. Karakirik dalam Susanti (2012) menyarankan bahwa aktivitas awal dalam mengkomunikasikan dan mengkoneksikan ide-ide matematis adalah penggunaan manipulatif siswa dalam penjelasan penalaran matematis mereka. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara kemampuan penalaran dan koneksi matematis yang dimiliki siswa. Dengan kata lain, kemampuan penalaran dan koneksi merupakan dua hal yang saling berhubungan guna membangun kemampuan berpikir matematis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bajuber (2015) yang menyatakan bahwa terdapat asosiasi antara kemampuan penalaran matematis dan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri model Alberta. Namun, apakah kedua kemampuan ini saling mempengaruhi satu sama lain? atau apakah ada pengaruh kemampuan penalaran terhadap kemampuan koneksi? Oleh karena pertanyaan-pertanyaan ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kemampuan Penalaran Matematis Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako Angkatan 2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang bersifat asosiatif untuk menerangkan adanya pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi matematis. Peubah yang diselidiki dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis, yaitu peubah bebas dan peubah terikat. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai peubah bebas adalah kemampuan penalaran matematis, sedangkan yang bertindak sebagai peubah terikat adalah kemampuan koneksi matematis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako angkatan 2016, sebanyak 187 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik Cluster random sampling dan dipilih sampel penelitian yaitu mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2016, kelas C dan D sebanyak 92 mahasiswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa pemberian tes, yaitu tes kemampuan penalaran matematis dan tes kemampuan koneksi matematis yang berbentuk uraian. Hasil tes mahasiswa kemudian dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Dalam menentukan kategori kemampuan

128 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 6 Nomor 2, September 2017 penalaran matematis dan koneksi matematis mahasiswa, digunakan kriteria pengkategorian hasil belajar yang dikemukakan oleh Depdiknas (2006) seperti ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Kategori Tingkat Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Nilai Kategori 91 100 Sangat Tinggi 75 90 Tinggi 60 74 Sedang 40 59 Rendah 0 39 Sangat Rendah Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan bantuan program PASW 18, yaitu analisis statistika deskriptif untuk mengetahui gambaran kemampuan penalaran dan koneksi matematis mahasiswa, dan melalui teknik analisis korelasi diuji hipotesis tentang ada atau tidak ada pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi matematis mahasiswa, seperti dituliskan pada hipotesis statistik yang ditunjukkan pada tabel 2. H 0 : Tidak ada pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi Pendidikan Matematika angkatan 2016 FKIP UNTAD. H 1 : Ada pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi Pendidikan Matematika angkatan 2016 FKIP UNTAD. HASIL PENELITIAN Berdasarkan nilai tes kemampuan penalaran dan koneksi matematis mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2016 FKIP Universitas Tadulako diperoleh hasil statistika deskriptif seperti disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Statistika Deskriptif Tes Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2016 FKIP Universitas Tadulako Hasil Statistika Deskriptif Tes Kemampuan Penalaran dan Koneksi Mahasiswa Tes Kemampuan Penalaran Matematis Tes Kemampuan Koneksi Matematis Statistik Nilai Statistik Statistik Nilai Statistik Jumlah Data Rata-rata Median Modus Standar Deviasi Variansi Skewness Kurtosis 78,00 33,27 25,00 25,00 11,42 130,41 1,16 0,73 Jumlah Data Rata-rata Median Modus Standar Deviasi Variansi Skewness Kurtosis 78,00 49,95 50,00 85,00 30,79 947,89-0,16-1,19

Muh. Hasbi, dan Nurul Inayah, Pengaruh Kemampuan Penalaran 129 Rentang Nilai Minimum Nilai Maksimum 50,00 20,00 70,00 Rentang Nilai Minimum Nilai Maksimum 100,00 0,00 100,00 Berdasarkan kriteria pengkategorian hasil belajar, maka diperoleh distribusi frekuensi pengelompokkan mahasiswa berdasarkan tingkat kemampuan penalaran matematis dan koneksi matematis seperti disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Frekuensi ditinjau dari Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2016 FKIP Universitas Tadulako Skor Kemampuan Kategori Frekuensi Penalaran Matematis 91 100 75 90 60 74 40 59 0 39 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 0 0 4 19 55 Frekuensi Koneksi Matematis 4 19 12 13 30 Hasil perhitungan uji normalitas kedua kelompok data, yaitu skor kemampuan penalaran matematis dan skor kemampuan koneksi matematis dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Analisis Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Shapiro Wilk Statistik dk p Statistik dk p Penalaran 0,278 78 <0,001 0,835 78 <0,001 Koneksi 0,116 78 0,011 0,934 78 0,001 Oleh karena data tidak terdistribusi normal (p < 0,05), maka pengujian data menggunakan analisis korelasi dengan uji parametrik tidak dapat dilanjutkan. Namun dapat tetap dilanjutkan dengan uji non-parametrik Kendall-Tau. Hasil uji Kendall-Tau dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Korelasi Non-Parametrik Kendall-Tau Kendall s Tau_b Penalaran Koefisien Korelasi p N Penalaran 1,000 78 Koneksi 0,185 0,033 78 Berdasarkan tabel 5 bagian penalaran terhadap koneksi tampak diperoleh nilai p sebesar 0,033 < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi matematis.

130 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 6 Nomor 2, September 2017 PEMBAHASAN Tujuan penelitian diantaranya adalah untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis dan kemampuan koneksi matematis mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2016 FKIP Univeritas Tadulako. Menelaah hasil analisis data terhadap kemampuan penalaran matematis mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2016, diperoleh bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan penalaran matematis sangat rendah. Dari 78 mahasiswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan penalaran matematis yaitu 33,27, yang terdiri atas 55 mahasiswa berada pada kategori kemampuan sangat rendah, 19 mahasiswa berada pada kategori kemampuan rendah, 4 mahasiswa berada pada kategori kemampuan sedang, dan tidak ada satu mahasiswa pun yang berada pada kategori kemampuan tinggi, bahkan sangat tinggi. Hasil analisis deskriptif untuk kemampuan koneksi matematika mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2016 diperoleh nilai rata-rata sebesar 49,95, yang terdiri atas 4 mahasiswa berada pada kategori kemampuan sangat tinggi, 19 mahasiswa berada pada kategori kemampuan tinggi, 12 mahasiswa berada pada kategori kemampuan sedang, 13 mahasiswa pada kategori kemampuan rendah, dan 30 mahasiswa berada pada kategori kemampuan sangat rendah. Hal ini memberikan informasi bahwa sebagaian besar mahasiswa masih memiliki kemampuan koneksi matematika yang rendah. Pada pengujian hipotesis tentang pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi matematis, diputuskan bahwa H 0 ditolak, yang berarti bahwa terdapat pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan koneksi matematis. Hal ini sesuai dengan pendapat Karakirik dalam Susanti (2012) yang menyatakan bahwa aktivitas awal dalam mengkomunikasikan dan mengkoneksikan ide-ide matematis adalah penggunaan manipulatif siswa dalam penjelasan penalaran matematis mereka. Pendapat ini juga sejalan dengan pendapat Ball, Lewis & Thamell dalam Widjaya (2010) yang menyatakan bahwa penaralan matematika merupakan pondasi dalam mengkonstruksi pengetahuan matematika. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan aktivitas penalaran yang baik untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara kemampuan penalaran dan koneksi matematis yang dimiliki siswa. Dengan kata lain, kemampuan penalaran dan koneksi merupakan dua hal yang saling berhubungan guna membangun kemampuan berpikir matematis. Hal ini sejalan dengan penelitian Bajuber (2015) yang menyatakan bahwa terdapat asosiasi antara kemampuan penalaran matematis dan kemampuan koneksi matematis siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan penalaran matematis mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2016 FKIP Universitas Tadulako berada pada kategori sangat rendah, tingkat kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2016 FKIP Universitas Tadulako berada pada kategori rendah, serta kemampuan penalaran matematis berpengaruh secara positif terhadap kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2016 FKIP Universitas Tadulako.

Muh. Hasbi, dan Nurul Inayah, Pengaruh Kemampuan Penalaran 131 SARAN Bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, diharapkan dapat mengeksplor atau menambah variabel lain dalam penelitian sejenis, misalnya kemampuan pemahaman, kemampuan komunikasi, bahkan kolaborasi antar kemampuan matematika. DAFTAR PUSTAKA Ausubel, D. P. (2011). Assimilation theory. (Online):http://teorije-ucenja.zesoi.Fer. hr/doku. php?id=learning_theories:assimilation_theory. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2016. Bajuber, Rafiq. 2015. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Model Alberta untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran, Koneksi Matematis, dan Kemandirian Belajar Siswa SMP (Studi pada Siswa Salah Satu SMP di Kota Palu). Tesis.Tidak Diterbitkan. UPI: Bandung Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Matematika. Departemen Pendidikan Nasional Haryono, Didi.2014. Filsafat Matematika: Suatu Tinjauan Epistemologi dan Filosofis. Bandung: Alfabeta Riyanto, B & Siroj, R. (2011). Meningkatkan kemampuan penalaran dan prestasi matematika dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Matematika, 5 (2), hlm. 111-127. Shadiq, J. (2007). Penalaran atau reasoning? Mengapa perlu dipelajari para siswa di Sekolah. Yogyakarta : PPPPTK Matematika. Sumarmo, U. (2013). Kumpulan makalah berpikir dan disposisi matematika serta pembelajarannya. Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika F-MIPA UPI. Susanti, E. (2012). Meningkatkan penalaran siswa melalui koneksi matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.(online): http://eprints.uny.ac.id diakses pada tanggal 7 Oktober 2016. Widjaya, Wanti. 2010. Design Realistic Mathematics Education Lesson. Makalah Seminar Nasional Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Palembang 1 Mei 2010.