BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat (dalam Wardhani. 2009:1.3)..

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Arikunto, dkk., (2006: 16) secara garis besar, terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. 1. Perencanaan adalah merencanakan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar. 2. Pelaksanaan adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti guna meningkatkan hasil pembelajaran. 3. Observasi adalah pengamatan siswa selama pembelajaran berlangsung 4. Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi tahapan belajar selanjutnya Wardhani, (2007: 2.4) Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.1 yang menggambarkan siklus penelitian tindakan kelas.

22 Refleksi Refleksi Perencanaan SIKLUS I Observasi Perencanaan SIKLUS II Observasi Pelaksanaan Pelaksanaan Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Modifikasi dari Arikunto, (2006: 16) B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Tambah Luhur yang terletak di Jalan Sutiyoso, Desa Tambah Luhur, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, selama kurang lebih 4 bulan, dimulai dari bulan Desember 2014 sampai Maret 2015. 3. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SDN 1 Tambah Luhur yang terdiri dari 1 guru dan 28 siswa dengan komposisi 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

23 C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara atau alat untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu teknik non tes dan tes. 1. Teknik Nontes, dilakukan dengan mengobservasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model problem based learning untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning sesuai dengan langkah-langkah yang baik dan benar (lembar observasi terlampir). 2. Teknik Tes, berupa soal (terlampir) yang digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif (angka) berupa nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode inkuiri. D. Alat Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2006: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut: 1. Lembar observasi, instrumen ini dirancang oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

24 2. Soal-soal Tes, tes dilakukan pada akhir pembelajaran disetiap siklus yang bertujuan untuk mengungkapkan pengetahuan siswa terhadap materi dengan menggunakan model Problem Based Learning. E. Teknik Analisis Data Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis kualitatif Data kualitatif didapatkan dari hasil observasi selama pembelajaran. Analisis dan pendeskripsian data nontes ini bertujuan untuk mengukur kinarja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Rumus penilaian dari kinerja guru dan aktivitas siswa di atas adalah sebagai berikut: a. Menghitung tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus: N = R x 100 SM Keterangan : N R SM = nilai yang dicapai/diharapkan = skor mentah yang diperoleh guru = skor maksimum (Adaptapsi dari Purwanto, 2012: 102)

25 Tabel 3.1 kriteria penilaian kinerja guru secara klasikal dalam pembelajaran No Tingkat Kategori keberhasilan 1 80 Sangat Baik 2 60-79 Baik 3 40-59 Cukup Baik 4 20-39 Kurang Baik 5 <20 Sangat Kurang (Sumber: Aqib, dkk, 2012:41) b. Analisis aktivitas siswa NA = SP SM X 100 Keterangan: NA = Nilai Akhir SP = Skor Pemerolehan SM = Skor Maksimal 100 = Bilangan Tetap (Adaptasi dari Kunandar 2013: 126) Tabel 3.2 Kategori aktivitas siswa berdasarkan perolehan nilai No Rentang Nilai Kategori 1 N < 20 Pasif 2 20 < N < 40 Kurang Aktif 3 40 < N < 60 Cukup Aktif 4 60 < N < 80 Aktif 5 N > 80 Sangat Aktif (Adaptasi dari Aqib 2009: 41) Nilai Klasikal = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa Persentase siswa aktif secara klasikal diperoleh dengan rumus: Persentase = Jumlah Siswa Aktif Jumlah Siswa X 100

26 2. Analisis Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data hasil belajar melalui penerapan model PBL pada siklus I pertemuan ke dua dan siklus II pertemuan ke dua. Data kuantitatif ini didapatkan dari nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus: a. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus: S = R x 100 N Keterangan: S R N = Nilai yang diharapkan = Jumlah skor/item yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes 100 = Bilangan tetap Tabel 3.3 Lembar hasil belajar kognitif siswa No Nama 1. 2. 3. dst Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa belum tuntas Kriteria ketuntasan klasikal Nilai Pengetahuan Siklus I Siklus II Nilai Ket. Nilai Ket. Sumber: (Adaptasi Purwanto, 2008: 112)

27 b. Sedangkan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus: X = Xi x 100 N X : rata-rata hitung N : banyaknya siswa Xi : nilai siswa (Sumber: Muncarno, 2010: 15). c. Untuk menghitung persentase hasil belajar siswa secara klasikal, digunakan rumus P = Siswa Tuntas Belajar Siswa (Sumber: Aqib, dkk, 2009: 41) 100 % Tabel 3.4 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa No Presentase Kriteria 1 >80% Sangat tinggi 2 60-79% Tinggi 3 40-59% Sedang 4 20-39% Rendah 5 < 20% Sangat Rendah (Sumber: Aqib, dkk 2009: 137) F. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus dilakukan dua kali pembelajaran dan melalui empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

28 Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut: a. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning. b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan model Problem Based Learning. c. Menyiapkan materi yang akan diajarkan melalui model Problem Based Learning. d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara guru dan peneliti. e. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan. f. Membuat LKS. g. Menyiapkan instrumen penilaian dan soal tes 2. Pelaksanaan Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:

29 a. Kegiatan Awal 1) Pengkondisian kelas (menata tempat duduk untuk pembelajaran, menertibkan siswa, berdo a, dan mengecek kehadiran siswa). 2) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa kapan Indonesia merdeka? (pembelajaran 1). Kemudian guru memberikan sedikit penjelasan tentang kemerdekaan Indonesia. b. Kegiatan Inti 1) Siswa mengamati gambar beberapa pahlawan Indonesia yang telah guru siapkan. 2) Siswa diberi pertanyaan tentang apa yang mereka lihat dari gambar tersebut, kemudian guru menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya suatu permasalahan atau siswa diberi permasalahan dari gambar tersebut. Guru memberikan pertanyaan siapakah tokoh pada gambar tersebut? 3) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 4 siswa secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, agama, dan sebagainya). 4) Siswa dibagikan LKS berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan dari gambar yang dipaparkan di awal. 5) Siswa melakukan diskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut serta mencari pemecahan masalah dan menyajikannya dalam bentuk laporan sederhana.

30 6) Guru memantau pelaksanaan diskusi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan serta memotivasi siswa untuk membuat hipotesis, mengumpulkan informasi data yang relevan dengan tugas pemecahan masalah. 7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka sebagai bukti pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini, guru memancing agar sikap percaya diri siswa muncul dan berkembang secara optimal. 8) Mengklarifikasi jawaban setiap kelompok dan meminta pendapat dan tanggapan kepada siswa lain atas solusi yang diberikan. 9) Siswa diberi penguatan dan apresiasi terhadap sikap percaya diri siswa dalam kegiatan diskusi dan presentasi. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. c. Kegiatan Akhir 1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan penjelasan solusi terbaik dari permasalahan yang diberikan. 2) Siswa melakukan kegiatan tanya jawab dengan guru tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian materi. 3) Guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal tes individu kepada siswa. 4) Mengajak siswa berdo a menurut agama masing-masing.

31 3. Observasi 1. Pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penerapan model Problem Based Learning. 2. Mencatat segala perubahan prilaku guru dan siswa saat penerapan model Problem Based Learning kedalam lembar observasi. 4. Refleksi 1. Menganalisis kekurangan dan keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning. 2. Menganalisis aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning. 3. Berkolaborasi dengan guru untuk melakukan perencanaan tindakan selanjutnya. Siklus II 1. Perencanaan Pada siklus II peneliti membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi siklus I, yang membedakan adalah sub materi yang akan diajarkan. 2. Pelaksanaan Pada siklus II dilakukan tindakan atau perlakuan yang sama dengan siklus I berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi.

32 3. Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi akivitas siswa dan kinerja guru. 4. Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus II pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan telah terjadi pencapaian indikator, maka penelitian dianggap cukup. G. Kriteria Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai berikut: 1. Persentase aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. 2. Nilai rata-rata siswa meningkat setiap siklusnya. 3. Tingkat keberhasilan siswa mencapai 75% dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 66. Diadaptasi dari Depdiknas (2008: 5)