BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. situasi tertentu sebagaimana adanya secara sistematis, aktual, dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti Negara-negara berkembang tidak terkecuali Indonesia. Dewasa ini pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV EFEKTIVITAS ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB III METODE PENELITIAN. Research) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, pendidikan, kesehatan dan

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. kelompok ekonomi kaya dan miskin. Terdapat pada penjelasan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peternakan. Keberhasilan pembangunan peternakan sangat ditentukan oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB. I PENDAHULUAN. salah satu sarana terhubungnya komunikasi batin antara seorang muslim dengan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug.

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB IV. A. Mekanisme Penyaluran Bantuan Modal Usaha di Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan

PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PADANG (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 Tanggal 21 Maret 1980)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

SEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi dari masa ke masa semakin berkembang dan meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari kegiatan ekonomi yang ada di tengah masyarakat. Salah satu kegiatan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota Padang, yang menjadi sentral perekonomian Provinsi Sumatera Barat. Kota Padang memiliki peningkatan usaha mikro yang begitu signifikan, fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Jumlah usaha mikro Kota Padang Tahun 2012-2013 Tahun 2012 Tahun 2013 65.994 (unit) 88.936 (unit) Sumber: BPS Sumatera Barat Usaha mikro menjadi andalan dalam mewujudkan tujuan ekonomi, yaitu menciptakan kesejahteraan bagi pelakunya. Salah satu indikator dan menjadi faktor utama penentu kesejahteraan adalah tingkat kemiskinan pelaku ekonomi. Beranjak dari indikator ini, serta dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang miskin masih berkisar pada angka 300.000 an orang, kesejahteraan di Kota Padang masih belum memadai untuk dikatakan telah terwujud. Pernyataan ini dapat dilihat pada tabel berikut:

2 Tabel 1.2 Perkembangan jumlah kemiskinan di Kota Padang Tahun 2012-2013 Tahun 2012 Tahun 2013 350.088 (orang) 377.943 (orang) Sumber: BPS Sumatera Barat Berdasarkan kepada fakta ini, harus segera ditemukan solusi untuk menurunkan jumlah masyarakat miskin supaya terwujud kesejahteraan yang sempurna pada Kota Padang. Menjawab persoalan kesejahteraan yang harus terwujud, ekonomi Islam memiliki sebuah instrumen yang dinamakan dengan zakat. Zakat sudah dipakai untuk menciptakan kesejahteraan, melalui penyaluran dalam bentuk zakat produktif. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa zakat mempunyai peran dalam mewujudkan peningkatan kesejahteraan. Namun, dalam karya tulis ini dibuatkan dua di antara yang ada. Pertama, yang dilakukan BAZ Kabupaten Tanah Datar dalam pemberdayaan ekonomi mustahiq adalah dengan pemberian modal usaha dalam bentuk barang/hewan produksi dan bukan dalam bentuk al-qard al-hasan, serta pelatihan. Program ini telah mampu meningkatkan persentase mustahiq yang berkembang usahanya yaitu, 73,68%. 1 Kedua, yang dilakukan oleh Rumah Zakat Kota Semarang, Rumah Zakat memberlakukan pendistribusian zakat produktif dengan memberikan pinjaman berbentuk mikro kredit. Sasaran utamanya adalah masyarakat 1 Andrizal, Peranan zakat produktif untuk pemberdayaan ekonomi mustahiq (studi kasus Badan Amil Zakat Kabupaten Tanah Datar), tesis Tahun 2012.

3 miskin yang mempunyai usaha mikro. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kegiatan perekonomian melalui usaha mikro, serta mewujudkan kesejahteraan bagi mustahik yang memiliki usaha produktif. 2 Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang berdimensi sosial ekonomi 3. Di samping itu, zakat juga merupakan ibadah maliyah ijtima iyah (ibadah yang berkaitan dengan ekonomi dan kemasyarakatan). Melalui zakat, para muzakki (orang-orang yang mengeluarkan zakat) tanpa disadari dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab sosial dan jiwa solidaritas terhadap sesama. Sedangkan bagi para mustahik (orang-orang yang menerima zakat), zakat dapat memperbaiki dan meningkatkan perekonomiannya. Zakat juga bagian dari kegiatan ekonomi yang berperan untuk mengentaskan kemiskinan dan juga membantu fakir miskin diberbagai belahan dunia khususnya Indonesia yang sedang mengalami krisis multidimensi. Dapat diketahui bahwa salah satu peranan zakat adalah membantu Negara Muslim lainnya dalam menyatukan hati para warganya untuk dapat loyal kepada Islam dan membantu segala permasalahan yang ada di dalamnya. Termasuk persoalan yang ada di tubuh orang Islam itu sendiri, sebagaimana membantu Negara Muslim lainnya dalam 2 Sintha Dwi Wulansari, Analisis Peranan Dana Zakat Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Mustahik (Studi Kasus Rumah Zakat Kota Semarang), 2013. 3 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, Alih bahasa: Salman Harun, (Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), Cet Ke-10, h.3.

4 menegakkan kalimatullah dan memotivasi orang yang berhutang untuk dapat berbuat baik serta membuatnya istiqamah dalam kebaikan. 4 Mengenai permasalahan zakat di Indonesia, diatur dalam UU No. 23 Tahun 2011 dan PP No. 14 Tahun 2014 tentang pengelolaan Zakat. Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat dalam Bab III Pasal 21- pasal 29 UU No. 23 Tahun 2011, yang intinya adalah, terdapatnya beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh muzakki dan amil yang dalam hal ini adalah BAZNAS atau LAZ. Kegiatan itu adalah, pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan, dan pelaporan seputar zakat. 5 BAZNAS Kota Padang mencoba memberikan solusi untuk mengatasi hal ini sesuai dengan yang diamanahkan oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 pada pasal 21- pasal 29 bahwa, badan amil zakat mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama, dan dalam hal ini adalah pendistribusian zakat. Bentuk-bentuk program pendistribusian zakat oleh BAZNAS Kota Padang yaitu: a. Padang Sejahtera Padang Sejahtera adalah kegiatan memberikan bantuan stimulan kepada masyarakat miskin produktif untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pembinaan berbagai usaha. Untuk 4 Yusuf Qardhawi. Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, alih bahasa: Sari Narulita,(Jakarta: Zikrul Hakim), h.29-30. 5 Peraturan Perundang-undangan Pengelolaan Zakat. No 23 Tahun 2011 jo PP nomor 14 Tahun 2014.

5 merelalisasikan program ini dilakukan upaya dalam bentuk pemberian bantuan modal, pembinaan dan pengembangan usaha. b. Padang Religius Padang religius adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan nilai-nilai keberagamaan dan syi ar agama di tengah masyarakat Kota Padang yang bertujuan untuk lebih memupuk semangat keberagamaan. Melalui program ini diharapkan semangat dan semarak keberagamaan di Kota Padang semakin meningkat. Sehingga nuansa keagamaan pada tingkat kelurahan, kecamatan dan Kota Padang semakin meningkat. c. Padang Sehat Padang Sehat adalah kegiatan memberikan bantuan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak mampu yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan melalui pemberian bantuan biaya berobat. d. Padang Cerdas Padang Cerdas adalah kegiatan memberikan bantuan biaya kepada anak didik dalam peningkatan prestasi pendidikan serta bantuan biaya bagi anak didik putus dan atau terancam putus sekolah. e. Padang Makmur Padang Makmur adalah kegiatan yang dilakukan untuk memakmurkan masyarakat dengan mengangkat derajat masyarakat miskin atau tidak mampu kearah yang lebih baik.

6 f. Padang Peduli Padang Peduli adalah program yang dilakukan dalam rangka ikut serta dan peduli terhadap masyarakat yang ditimpa musibah dan bencana serta orang terlantar dengan tujuan dapat meringankan beban penderitaan yang bersangkutan. 6 Karya tulis ini membahas salah satu program, yaitu Program Padang Sejahtera. Program ini sangat bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan mustahik yaitu fakir dan miskin. Selain itu, program yang diterapkan oleh BANZNAS inipun menggunakan instrumen pinjaman (qard al-hasan) kepada mustahik, dalam bentuk modal usaha. Program Padang Sejahtera juga merupakan bentuk perwujudan Undang-Undang No 23 Tahun 2011 dan PP nomor 14 Tahun 2014 di BAZNAS Kota Padang dengan memiliki Rencana Program Tahunan (RKT) Tahun 2014, dan program ini memiliki sasaran yaitu fakir dan miskin atau asnaf yang pertama dan kedua. Ruang lingkup program Padang Sejahtera ini meliputi sebelas kecamatan yang ada di Kota Padang, yaitu Padang Timur, Padang Barat, Padang Selatan, Padang Utara, Kuranji, Lubuk Begalung, Koto Tangah, Lubuk Kilangan, Nanggalo, Bunguih Taluak Kabung, dan Kecamatan Pauh. Dana yang bisa diperoleh adalah sebesar Rp. 500.000 Rp. 5.000.000. 7 Dana yang digunakan untuk pendistribusian program Padang Sejahtera dimasukkan ke dalam sebuah rekening bank, yang rekening 2014. 6 Program Kerja BAZNAS Kota Padang Tahun 2014. 7 Sintaro Abe, pegawai BAZNAS Kota Padang, Wawancara Pribadi, Tanggal 1 Oktober

7 tersebut merupakan rekening khusus untuk Program Padang Sejahtera saja, dan BAZNAS hanya tinggal membagikan saja kepada rekening masyarakat yang akan mendapatkan bantuan tersebut serta BAZNAS tinggal mengelolanya saja. 8 Masyarakat mengakui bahwa ada peningkatan yang dirasakan dari usaha yang dilakukannya setelah menerima bantuan dalam bentuk program Padang Sejahtera. seperti buk Wisniati, yang merasakan langsung dampak dari bantuan ini, beliau berkata; Saya merasa terbantu dengan dana zakat yang saya peroleh dari BAZNAS Kota Padang. Dana yang saya peroleh berjumlah sebesar Rp. 2.500.000, berhubung dengan modal usaha yang saya gunakan sebelumnya tidak memadai, dengan adanya bantuan ini saya mampu mewujudkan keinginan saya untuk meningkatkan usaha saya dan menambah jumlah dagangan saya. 9 Ada juga bapak Winardi, yang mengatakan; Bantuan ini sangat saya harapkan, dengan bantuan ini, usaha saya tidak jadi gulung tikar, karena modal awal saya terpakai untuk berobat. Saya memperoleh bantuan sebesar Rp. 3.000.000. Saya menilai bantuan dana ini harus ditingkatkan terus untuk menopang perekonomian warga Kota Padang. 10 Ibu Rosneli juga mengatakan; Saya memperoleh bantuan sebesar Rp. 2.000.000. Dana zakat yang diberikan kepada saya ini membantu dalam mengembangkan usaha yang selama ini hanya terdapat beberapa jenis barang dagangan saja. Saya juga terbantu dengan adanya pembinaan lansung oleh BAZNAS terhadap usaha yang saya lakukan. 11 Berdasarkan data dari BAZNAS Kota Padang: 8 Ibid,. 9 Wisniati, Pedagang Ampera, Wawancara Pribadi, Tanggal 1 Oktober 2014. 10 Winardi, Pedagang Ikan, Wawancara Pribadi, Tanggal 1 Oktober 2014. 11 Rosneli, Pedagang Barang Harian, Wawancara Pribadi, Tanggal 1 Oktober 2014.

8 Tahun Jumlah Mustahik 2012 200 orang 2013 250 orang 2014 350 orang Program Padang Sejahtera terus meningkat nasabahnya, dilihat dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2014, lebih kurang ada 800 orang nasabah penerima bantuan. Data ini bisa berubah karena masih ada permohonan dan berkas yang masuk ke BAZNAS tapi belum diproses pencairan dananya. Melihat kepada data ini, dinilai bahwa masyarakat terbantu dan sangat mengharapkan bantuan melalui program Padang Sejahtera ini serta terus ditingkatkan terutama dalam hal dana yang diberikan. 12 Berdasarkan fenomena yang terjadi terhadap apa yang dipraktekkan oleh BAZNAS Kota Padang, serta teori tentang ciri-ciri pertumbuhan usaha adalah: a. Meningkatnya Modal Modal artinya persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat diproduksi apabila stok modal naik dalam kurun waktu tertentu, maka modal dikatakan meningkat, dan apabila stok modal menurun, maka dikatakan modal menurun. Meningkatnya modal juga diartikan sebagai pelaku usaha tidak melakukan keseluruhan kegiatan usahanya hanya untuk 12 Sintaro Abe, op.cit,.

9 konsumsi saja tetapi juga berusaha memenuhi peningkatan modal yang akan mempengaruhi peningkatan produksi. b. Peningkatan produktivitas Kegiatan usaha dipengaruhi oleh faktor utamanya yang disebut dengan produksi, yaitu kegiatan untuk menghasilkan sebuah komoditi jual yang dapat memunculkan keuntungan dalam usaha. Setiap usaha berorientasi kepada keuntungan. Apabila menginginkan keuntungan yang besar, maka produksinya pun harus ditingkatkan. Pertumbuhan usaha bias dinilai dan sangat dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas. 13 c. Peningkatan pendapatan dari kegiatan usaha Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh setelah mengusahakan atau mengolah modal. Pendapatan yang berasal dari sebuah usaha disebut juga dengan keuntungan. Usaha maju dan berkembang setelah pendapatan memberikan keuntungan pada pelaku usahanya. 14 d. Penggunaan sumber daya manusia dan teknologi Faktor utama lainnya dari sebuah usaha adalah SDM sebagai pelaksana dan teknologi sebagai penunjang keefektivitasan kerja dari SDM. Menggunakan SDM dan teknologi harus 13 M.L. jhingan. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Alih bahasa: D. Guritno. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004). h. 57-70. 14 Bacharawi Sanusi. Pengantar Ekonomi Pembangunan. (Jakarta: Rineka Cipta: 2004). h. 63-67.

10 sejalan dan optimal, karena usaha menginginkan sebuah hasil yang menguntungkan. 15 Karya tulis ini akan membahas lebih jauh permasalahan yang ada dan menuangkannya ke dalam sebuah karya ilmiah tesis dengan judul Pengaruh Program Padang Sejahtera BAZNAS terhadap pertumbuhan usaha mikro dan kesejahteraan mustahik di Kota Padang. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang penulis utarakan, ada beberapa persoalan yang bisa dijadikan objek penelitian dan pengembangan pembahasan lebih lanjut, yaitu: 1. Tujuan utama yang ingin dicapai oleh BAZNAS Kota Padang dalam penerapan program Padang Sejahtera dinilai dari zakat sebagai instrumen ekonomi Islam. 2. Pengaruh program Padang Sejahtera BAZNAS terhadap usaha mikro mustahik. 3. Pengaruh program Padang Sejahtera BAZNAS terhadap kesejahteraan mustahik. 4. Profesionalisme BAZNAS Kota Padang dalam memberdayakan dana zakat untuk program Padang Sejahtera. 5. Efektivitas pendistribusian zakat untuk dana bina usaha dalam bentuk program Padang Sejahtera. 15 Kasmir. Kewirausahaan. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010). h. 141-143.

11 C. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berhubungan dengan keterbatasan yang penulis miliki, dari beberapa identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dirumuskan dua diantaranya sebagai berikut: a. Apa pengaruh program Padang Sejahtera BAZNAS terhadap pertumbuhan usaha mikro yang dilakukan mustahik? b. Apa pengaruh program Padang Sejahtera BAZNAS terhadap kesejahteraan mustahik? 2. Batasan Masalah Demi terarahnya penelitian dan penulisan karya ilmiah ini, penulis membatasi waktu dan tempat penelitian. a. Waktu Data yang akan dikumpulkan waktunya adalah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. b. Tempat Tempat penelitian adalah di Kota Padang, yang terdapat 11 kecamatan, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Padang Selatan, Kuranji, Nanggalo, Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Koto Tangah, Bunguih Taluak kabung, Pauh.

12 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh program Padang Sejahtera BAZNAS terhadap pertumbuhan usaha mikro yang dilakukan mustahik. b. Untuk mengetahui pengaruh program Padang Sejahtera BAZNAS terhadap kesejahteraan mustahik. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi penulis dan umum Sebagai rujukan dan tambahan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi Islam, melalui pengkajian instrumen zakat. b. Bagi mustahik Sebagai rujukan untuk memahami bahwa zakat bisa mereka gunakan dalam hal meningkatkan perekonomian serta mewujudkan kesejahteraan. Dana zakat yang mereka terima supaya terarah penggunaannya sebagai penopang usaha dan tidak untuk konsumtif saja. c. Bagi BAZNAS Kota Padang Sebagai acuan untuk melihat pengaruh program yang dilaksanakan, serta bisa melakukan evaluasi untuk kelancaran program selanjutnya.

13 E. Defenisi Operasional Pengaruh : daya yang dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang ikut membentuk kepercayaan, watak, atau perbuatan seseorang. 16 Padang Sejahtera : salah satu program BAZNAS Kota Padang yang kegiatannya memberikan bantuan stimulan kepada masyarakat miskin produktif untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pembinaan berbagai usaha. Untuk merelalisasikan program ini dilakukan upaya dalam bentuk pemberian bantuan modal, pembinaan dan pengembangan usaha. 17 BAZNAS Usaha Mikro : Singkatan dari Badan Amil Zakat Nasional : kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. 18 Kesejahteraan : Menunjuk ke keadaan yang baik, serta kondisi orang-orang di dalamnya merasakan keadaan makmur, sehat dan damai. 19 16 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Press. 17 Program Kerja BAZNAS Kota Padang Tahun 2014. 18 Mochammad Najib Imanullah, Kewirausahaan dan Hukum, (Surakarta:LPP UNS, 2006), h. 7. 19 Syaukani, Otonomi Daerah Demi kesejahteraan Rakyat, (Jakarta:Nuansa Madani, 2004), h. 5.

14 Mustahik : Orang-orang yang berhak menerima zakat, ada delapan golongan, yang biasa juga disebut dengan asnaf delapan. 20 20 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, op.cit,.h. 511-513.