BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentan waktu bulan Maret 2016 sampai dengan Juli 2016. Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan pengutipan langsung sumber data yang berasal dari laporan keuangan bank yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dalam rentan waktu tahun 2011 sampai dengan 2015. B. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kausal yaitu untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variabel) yaitu Good Corporate Governance dan tingkat suku bunga kredit terhadap variabel terikat (dependent variabel) yaitu ROA perbankan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas Adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Pada penelitian ini variabel independennya adalah Corporate Governanace dan tingkat suku bunga kredit, yang terdiri dari indikator : 41
a. Proporsi Kepemilikan Institusional (X 1 ) Kepemilikan institusional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional diukur sesuai dengan presentase kepemilikan saham oleh institusi perusahaan. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti investor institusional akan dapat memonitor tim tim manajemen secara lebih efektif dan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. b. Ukuran Dewan Direksi (X 2 ) Ukuran dewan direksi diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan direksi yang ada dalam perusahaan (Iqbal, 2012). Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance, jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang. c. Ukuran Dewan Komisaris Independen (X 3 ) Komisaris independen merupakan jumlah komisaris yang berasal dari luar perusahaan. Menurut peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI), sedikitnya sepertiga dari anggota komisaris pada perusahaan publik yang terdaftar di BEI merupakan komisaris independen. d. Tingkat Suku Bunga Kredit (X 4 ) Kinerja perbankan salah satunya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga kredit. Penelitian ini menggunakan data tingkat suku bunga kredit rata-rata pertahun yang terdapat pada laporan tahunan masing-masing bank periode 2011-2015. 2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat 42
a. Return on Assets (ROA) (Y) Return on Asset (ROA) adalah rasio pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau net pendapatan dibagi dengan nilai buku aset di awal tahun fiskal (Brigham & Ehrhadrt, 2005). Return on Asset mengukur pendapatan perusahaan dalam hubungannya dengan semua sumber daya itu pada bagian disposal (modal pemegang saham ditambah dana jangka pendek dan panjang yang dipinjam). Jika perusahaan tidak memiliki utang, maka laba atas aset dan laba atas ekuitas akan sama. Suatu indikator bagaimana keuntungan perusahaan relatif terhadap total aset. ROA memberikan ide mengenai bagaimana manajemen yang efisien menggunakan aset-asetnya untuk menghasilkan penghasilan. Dihitung dengan membagi penghasilan tahunan perusahaan dari total aset, ROA ditampilkan sebagai persentase. Kadang-kadang ini disebut sebagai "laba atas investasi". (Brigham & Erhardt, 2005). TABEL 3.1 SKALA PENGUKURAN VARIABEL No Variabel Dimensi Indikator Skala pengukuran 1 Proporsi Jumlah saham Jumlah saham yang Skala rasio kepemilikian yang dimiliki dimiliki pihak institusional pihak institusional institusional 2 Ukuran Jumlah anggota Jumlah anggota Skala rasio dewan direksi dewan direksi dewan direksi 3 Ukuran dewan komisaris independen Jumlah anggota dewan komisaris independen Jumlah dewan independen anggota komisaris Skala rasio 43
No Variabel Dimensi Indikator Skala pengukuran 4 Tingkat suku Tingkat suku Rata-rata suku bunga Skala Rasio bunga bunga kredit kredit dalam satu tahun 5 ROA perbankan Return on Skala rasio Assets % D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan perbankan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015. 2. Masih beroperasi hingga tahun 2015. 3. Bank mempublikasikan laporan tahunan (annual report) untuk periode 31 Desember 2011-2015 di dalam website Bursa Efek Indonesia. 4. Perusahaan yang mengungkapkan informasi mengenai corporate governance, struktur kepemilikan, dan rasio keuangan dalam laporan tahunannya. 5. Perusahaan yang mengungkapkan informasi pemberian suku bunga kredit pada laporan tahunannya. Pemilihan rentang waktu bertujuan agar penelitian hanya berfokus pada rentang waktu tersebut sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal. 44
Berdasarkan data dari BEI pada tahun 2011-2015 populasi perusahaan perbankan sebanyak 44. TABEL 3.2 PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN Keterangan Jumlah Perusahaan Perbankan yang terdaftar d BEI dari tahun 2011-2015 44 Perusahaan yang tidak masuk sebagai sampel: 1. Tidak memplubikasikan dan /atau di delisting periode 2011 14 2. Tidak memplubikasikan dan /atau di delisting periode 2012 10 Total Sampel penelitian (jumlah perusahaan 20 x 5 tahun) 100 Sumber Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011-2015 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data dokumentasi yaitu data sekunder yang berupa laporan keuangan perbankan yang sudah go public dan dipublikasikan. Perusahaan perbankan tersebut juga harus mempunyai data mengenai jumlah anggota dewan direksi, anggota dewan komisaris independen, data tentang laporan konsolidasi perusahaan secara lengkap dan data mengenai pemberian suku bunga kredit. Pengambilan data dalam penelitian ini mencakup 5 (lima) periode dimaksud untuk melakukan uji stabilitas antara regresi tahun 2011-2015. F. Metode Analisis Data Dalam pengolahan data peneliti menggunakan alat bantu berupa perangkat lunak statistik (statistic software) yaitu SPSS versi 23. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan metode penggabungan 45
(pooling data) merupakan model yang diperoleh dengan mengkombinasikan atau mengumpulkan semua data cross section dan data time series. Analisis regresi linear berganda dapat menjelaskan pengaruh antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Pooling data atau data panel dilakukan dengan cara menjumlahkan perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria selama periode pengamatan. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : ROA = α + β1 KI + β2 DD + β3 DKI + β4 RATE Keterangan : ROA = Return on Assets KI = Proporsi Kepemilikan Institusional DD = Ukuran Dewan Direksi DKI= Ukuran Dewan Komisaris Independen RATE = Tingkat Suku Bunga Kredit 1. Statistik Deskriptif Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Gambaran yang diberikan dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini untuk mengenali pola sejumlah data, merangkum informasi yang terdapat dalam data, dan menyajikan informasi tersebut kedalam bentuk yang diinginkan (Ghozali, 2006). 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dalam penelitian adalah sebagai berikut : 46
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau dengan melihat histogram dan residualnya (Ghozali, 2005). Data tersebut normal atau tidak, dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkolerasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal (nilai korelasi antar sesama variabel bebas tidak sama dengan nol). Uji multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi (karena 47
VIF=1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10. Jadi multikolinearitas terjadi jika tolerance < 0,10 atau VIF > 10 (Ghozali, 2005). c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2006). Salah satu cara memdeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah melihat grafik plot nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual ( Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2006) Dasar analisis tersebut adalah (Ghozali, 2006) : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 48
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi merupakan suatu alat analisis dalam uji penyimpangan asumsi klasik yang memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi adanya autokorelasi dari suatu model regresi adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya, dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel tidak bebas tertentu. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan Durbin Watson. Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Menurut Singgih Santoso (2012), data yang tidak terdapat autokorelasi adalah jika nilai Durbin Watson terletak antara -2 sampai 2. 3. Uji Goodness of Fit Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistic F dan nilai statistik t (Ghozali,2006). a. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 49
2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Niali yang mendekati satu berarti variabel variabel indenpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Koefisien determinasi (R²) adalah presentasi nilai Y (variabel dependen) yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. Dalam konteks regresi, koefisien determinasi merupakan ukuran yang lebih bermakna dibandingkan koefisien korelasi, karena koefisien determinasi mampu memberikan informasi mengenai variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi yang digunakan. Sedangkan koefisien korelasi hanya merupakan ukuran mengenai derajat (keeratan) hubungan antara dua variabel. Dalam kenyataan nilai Adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam Ghozali (2006), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1-k)/(n-k). jika k>1, maka adjusted R² akan bernilai negatif. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh 50
secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat (Ghozali, 2006). Dengan langkah sebagai berikut : 1) Membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan (tingkat signifikansi) yang muncul, dengan tingkat peluang munculnya kejadian (probabilitas) yang ditentukan sebesar 5% atau 0,05 pada output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol (Ho) : a) Apabila signifikasi > 0,05 maka keputusannya adalah menerima Ho dan menolak Ha. b) Apabila signifikansi < 0,05 maka keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha. c. Uji signifikan Parameter Individual (Uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut : 1) Quick Look : bila jumlah degree off freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi= 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka menerima hipotesis alternatif yang menyatakan. 51
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya. 52