PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

HUBUNGAN KESIAPAN KERJA DENGAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH 1 MUNTILAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan kreativitas (X 2 ) serta

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMESINAN

HUBUNGAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGELASAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK N 1 SEDAYU

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA GAMBAR KERJA DAN PEMAHAMAN TEORI PENGUKURAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUBUT

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN OSIS TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA

PENGARUH KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL DAN PRESTASI TEORI PROSES PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK BUBUT SISWA

Pengaruh Minat Kerja dan Praktik Kerja... (Maikaningrum)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN DALAM BEKERJA TERHADAP KOMPETENSI PRAKTIK PENGELASAN SISWA

Abstrak. Kata kunci : Kesiapan fasilitas praktik, metode mengajar guru, dan prestasi belajar praktik.

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

PENGARUH PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIKUM DAN PERAN TEKNISI TERHADAP PRESTASI MEMBUBUT

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTIK INDUSTRI DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

KONTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DALAM PRAKTIK PEMESINAN DAN MOTIVASI KERJA SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI GAMBAR TEKNIK DI SMK N 2 PENGASIH

Satria Bekti Santosa, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

KONTRIBUSI METODOLOGI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PPL PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN 2013

Halaman a. Definisi Pengetahuan b. Tingkat Pengetahuan c. Pengukuran Pengetahuan d. Pengetahuan Dasar Pemesinan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN INFORMASI KERJA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK JURUSAN TEKNIK MESIN DI KABUPATEN SLEMAN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) ISSN Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI 1 PAJANGAN

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI SISWA SMK N 1 SEDAYU SKRIPSI

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

PENGARUH REWARD DAN MINAT SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA BERORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN SOFT SKILLS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

PENGARUH MOTIVASI, KEMANDIRIAN, DAN FASILITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPETENSI KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM STUDI TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 2 YOGYAKARTA

PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENGAJAR

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN PENGETAHUAN K3 TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII SMK PIRI 1 YOGYAKARTA JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMKN 1 SEYEGAN

HALAMAN PENGESAHAN...

KESIAPAN KERJA SISWA TEKNIK PEMESINAN DITINJAU DARI BAKAT MEKANIK DAN PRESTASI BELAJAR

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT KOMPETENSI KEAHLIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK 1 PUNDONG JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode penelitian ex-post facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk

KONTRIBUSI PRESTASI MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI DI SMK N 1 PAJANGAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

Hubungan Penguasaan Kompetensi Keahlian dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Minat Bekerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

HUBUNGAN KEMANDIRIAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pengaruh Kepemimpinan Diri... (Reny Vita Fatika)

PENGARUH KESIAPAN KERJA, POLA ASUH ORANG TUA, PELAJARAN ADAPTIF, DAN PRODUKTIF TERHADAP PRESTASI PRAKERIN

PENGARUH PELAKSANAAN BUSINESS CENTRE TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 WONOSOBO

HUBUNGAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Arwita Priyani Guru MAN 2 Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN

Hubungan Lingkungan Kerja... (Alfenti Debyan Pratiwi)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

BAB IV HASIL PENELITIAN. pelajaran 2016/2017. Terdapat empat variabel yang dideskripsikan dalam penelitian

Kajian Pustaka Untuk menghadapi tantangan dimasa depan maka diperlukan sumber daya manusia yang handal

Kata Kunci: pengalaman praktik kerja industri, prestasi belajar, kesiapan kerja

PENGARUH BIMBINGAN KEJURUAN, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TKJ

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR, BIMBINGAN KARIR DAN SIKAP MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Kata Kunci: prestasi praktik kerja industri, sikap kewirausahaan, minat berwirausaha.

HUBUNGAN HASIL BELAJAR PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP PELAJARAN TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR

PENGARUH MOTIVASI DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF BIDANG PEMESINAN DI SMK NASIONAL BERBAH

Pengaruh Motivasi Belajar... (Lusi Wahyuni)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan 17

Vol.10/No.02/Juli 2017 ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KEMAMPUAN SOFT SKILLS

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PROFIL JIWA WIRAUSAHA DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

commit 77 to user BAB IV HASIL PENELITIAN

HEVRI GUNAWAN SUBAGYO ABSTRAK. Kata Kunci: kepedulian orang tua, kebiasaan belajar, prestasi belajar

Transkripsi:

Pengaruh Praktik Kerja (Taufik Romadon) 109 PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI EFFECT OF INDUSTRIAL PRACTICE AND WORK MOTIVATION ON VOCATIONAL COMPETENCE TEST Oleh: Taufik Romadon, Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta email:ramadhant_7by@yahoo.co. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Praktik Kerja Industri dan Motivasi kerja terhadap Uji Kompetensi. Variabel penelitian yang termasuk jenis penelitian ex-post facto ini adalah Praktik Kerja Industri (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) sebagai variabel bebas serta Hasil Uji Kompetensi (Y) sebagai variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah 63 siswa kelas XII jurusan teknik pengelasan SMKN Sedayu. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Praktik Kerja Industri dan Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap uji kompetensi dengan signifikansi berturut-turut sebesar 12,1% dan 19,5%. Lebih jauh Praktik Kerja Industri dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Hasil Uji Kompetensi dengan signifikansi sebesar 24,5%. Kata kunci: Praktik Kerja Industri, Motivasi Kerja, Uji Kompetensi. Abstract This research aims at determining effect of Industrial Practice and Work Motivation on Competence Test. The variable on this ex-post facto research were Industrial Practice (X 1 ) and Work Motivation (X 2 ) as independent variable, while Result of Test Competence (Y) as dependent variable. This research was conducted on 63 students of Welding Department at SMKN I Sedayu. The data were collected by questionnaire and documentation method and then analyzed by linear and multiple regression. The result shows that Industrial Practice and Work Motivation possitively affecting CompetenceTest with significance respectively 12,1% and 19,5%. Furthermore both of them possitively affecting CompetenceTest with significance 24,5%. Keywords: Industrial Practice, Work Motivation, Test Competence PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ialah lembaga pendidikan yang memiliki pola pelatihan khusus dalam menyiapkan peserta didik menjadi lulusan yang siap memasuki dunia kerja berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian. Ditegaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal (15) bahwa SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu serta diharapkan mampu untuk mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat, bangsa dan negara yang tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Untuk mewujudkan tujuan ini dirancang Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai perwujudan kebijaksanaan dan Link and Match. PSG dilaksanakan pada lembaga (tempat) yaitu di sekolah dan di dunia kerja. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan mutu lulusan SMK dalam menciptakan relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini sebagai usaha untuk mencari titik temu antara dunia pendidikan sebagai produsen dan dunia kerja/industri sebagai konsumen. Tujuan link and match adalah mendekatkan pemasok (supplier) dengan mutu sumber daya manusia, terutama yang berhuhungan dengan kualitas ketenagakerjaan. Joko Sutrisno dalam Kompas.com (2010) menyatakan rata-rata hanya 10% tiap tahunnya siswa lulusan SMK yang melanjutkan ke perguruan tinggi, dan 50% siswa yang terserap

110 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 dunia kerja. Data terbaru tahun 2013 dari BPS Tabel 1. Data sebaran Praktik Kerja Industri menyatakan jumlah pengangguran di Indonesia, Jumlah Klasifikasi Industri lulusan SMK masih menjadi nomor wahid Tahun siswa Kecil Menengah Besar penyumbang pengangguran. Sekitar 11,19% dari 2012 60 19 16 25 total tersebut atau sekitar 814 ribu orang, 2013 67 27 22 18 merupakan tamatan SMK. Masih minimnya siswa yang terserap di dunia kerja memperlihatkan 2014 63 28 20 15 keberhasilan pendidikan bukan hanya dari segi ketrampilan saja, tetapi juga dari soft skill yang dimiliki siswa seperti cara berbicara, tingkah laku, sikap kerja, dan mental kerja siswa, hal inilah yang akan membentuk etos kerja yang baik pada siswa. Aspek soft skill yang dimiliki siswa terbentuk ketika siswa dididik di sekolah dan mulai diperkenalkan dengan dunia industri dengan cara praktik kerja industri. Sebagian besar soft skill yang dimiliki siswa dipengaruhi ketika siswa tersebut melaksanakan praktik kerja industri. Tabel 1 memperlihatkan sebaran Praktik Kerja Industri (prakerin). Tahun 2012 siswa cenderung melaksanakan prakerin di Industri menengah dan besar sehingga pengalaman yang diperoleh akan lebih banyak dibandingkan pada tahun 2013 yang lebih cenderung melaksanakan prakerin di industri kecil dan menengah. Praktik kerja industri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Hasil Uji Kompetensi Kejuruan, pasalnya dengan Praktik Kerja Industri peserta didik akan mendapatkan pengalaman untuk Soft skill positif yang dimiliki siswa terkait menerapkan dan melatih skill yang telah dengan keberhasilan praktik kerja industri yang dilaksanakan siswa tersebut. Joko Sutrisno menambahkan pendidikan diperoleh disekolah langsung di dunia industri. Masalah umum yang terjadi ketika siswa melaksanakan praktek kerja industri yaitu siswa saat ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan hanya membantu mekanik saat melakukan ekonomi sehingga ujian praktik SMK menjadi penting agar SMK mampu menghasilkan lulusan yang mampu berwirausaha, kerja mandiri, atau siap diserap industri atau pasar kerja lainnya (Kompas.com, 2010). Sesuai dengan pernyataan tersebit ujian praktik SMK atau Uji Kompetensi Kejuruan (UKK) perlu ditingkatkan agar program tersebut dapat tercapai. Pentingnya UKK sebagai syarat kelulusan serta mewujudkan tujuan SMK maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji kompetensi siswa perbaikan mesin. Siswa bukan membantu dalam pekerjaan mengelas tetapi hanya sebagai pembantu mengambilkan alat yang dibutuhkan mekanik, dan membersihkan mesin atau pun alat setelah selesai digunakan. Pekerjaan seperti di atas tentu tidak sesuai harapan, siswa tidak terlibat langsung dalam mengetahui cara mengelas dan bagaimana proses mengelas yang seharusnya sesuai posedur kerja. Hal seperti ini yang membuat skill siswa tidak berkembang setelah melaksanakan prakerin. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa di industri tersebut. besar dalam pekerjaan pengelasan seorang Berdasar hasil observasi yang dilakukan, terdapat penurunan rata-rata nilai UKK dari tahun 2012 dengan rata-rata 8,96 menjadi rata-rata 8,86 pada tahun 2013. Penurunan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yaitu: Praktik Kerja Indusri, Motivasi Kerja, Prestasi mata pelajaran praktik mekanik harus memiliki kualifikasi khusus untuk pekerjaan yang membutuhkan kualifikasi tertentu. Berdasar Tabel 1 dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi kerja peserta didik menurun dari tahun ke tahun dilihat dari sebaran tempat prakerin. Peserta didik yang melaksanakan pengelasan, Prestasi mata pelajaran teori prakerin di industri kecil semakin banyak dan di pengelasan, Fasilitas praktik pengelasan di sekolah, Minat siswa pada bidang keahlian yang ditekuni, industri besar semakin sedikit. Pelaksanaan prakerin di industri kecil dengan fasilitas seadanya Kinerja guru dalam memberikan contoh dan etos kerja yang kurang tinggi akan mengelas, dan sebagainya. mempengaruhi motivasi kerja peserta didik. Motivasi kerja di sini merupakan motivasi siswa

untuk memasuki dunia kerja. Motivasi datang dari masing-masing individu siswa. Adanya motivasi untuk memasuki dunia kerja tentu akan membuat siswa bersemangat dan bersungguhsungguh menghadapi uji kompetensi, mengingat uji kompetensi merupakan salah satu syarat kelulusan dan syarat untuk mendaftar suatu pekerjaan. Namun, masih tingginya tingkat pengangguran lulusan SMK dan kecenderungan peserta didik memilih tempat prakerin di industri kecil menunjukkan motivasi untuk memasuki dunia kerja siswa belum sesuai harapan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Emi Prabawanti menunjukkan bahwa motivasi kerja dan praktik kerja industri berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa dengan signifikansi sebesar 38,90%. Sedang Iwan Riya Harja menyimpulkan bahwa kompetensi kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja dengan signifikansi 52 %. Hasil Uji Kompetensi merupakan syarat kelulusan bagi peserta didik untuk menyelesaikan pendidikan di jenjang SMK. Hasi uji kompetensi juga bisa mereprentasikan keahlian seorang siswa dalam bidang yang ditekuninya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil UKK, yang difokuskan pada prakerin dan motivasi kerja sehingga bisa meningkatkan pencapaian Hasil UKK tersebut. METODE PENELITIAN Pendekatan kuantitatif digunakan karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 12) yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex-post facto. Pengaruh Praktik Kerja (Taufik Romadon) 111 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Sedayu mulai tanggal 14 Maret 2014 sampai dengan tanggal 16 Maret 2014. Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa SMKN 1 Sedayu kelas XII kompetensi keahlian teknik pengelasan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk variabel Uji Kompetensi dan Praktik Kerja Industri serta metode kuesioner untuk variable Motivasi Kerja. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Sebelum analisis data dilakukan lebih lanjut, yang diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang baik adalah memperhatikan uji persyaratan analisis. Apabila tahap ini berhasil dengan baik, maka pengujian hipotesis baru dilakukan. Uji Persyaratan Analisis Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik, yaitu regresi linier. Sebagai syarat suatu penelitian, maka sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, linearitas, dan multikolinieritas. Uji Hipotesis Uji hipotesis pertama dan kedua merupakan hipotesis yang menunjukkan pengaruh antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat, sehingga untuk menguji hipotesis pertama dan kedua dipakai teknik analisis regresi sederhana. Sedang uji hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui koefisien regresi variabel terhadap variabel terikat, koefisien determinasi, sumbangan relatif serta sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

112 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 HASIL PENELITIAN Data penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas: Prakerin (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) serta satu variabel terikat: Hasil Uji Kompetensi (Y). Prakerin Berdasarkan data prakerin, diperoleh skor tertinggi sebesar 92 dan skor terendah 80. Harga mean (M) 85,57, median (Me) 85,00, modus (Mo) 85 dan standar deviasi (SD) 2,944. Sedang jumlah kelas interval 7 kelas, rentang data 12 dan lebar kelas 2. Data selengkapnya tampak pada Tabel 1, sedang diagram kecenderungan skor variabel prakerin tampak pada Gambar 1. Berdasar diagram kecenderungan skor variabel prakerin, dapat dikatakan variabel prakerin siswa kelas XII SMKN 1 Sedayu termasuk dalam kategori sedang. Harga mean (M) 96,65, median (Me) 97,00, modus (Mo) 94 dan standar deviasi (SD) 7,477. Sedang jumlah kelas interval 7 kelas, rentang data 33 dan lebar kelas 5. Data selengkapnya tampak pada Tabel 2, sedang diagram kecenderungan skor variabel motivasi kerja tampak pada Gambar 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja No Interval frekuensi Frekuensi relatif (%) 1 77 81 4 6,3 2 82 86 2 3,2 3 87 91 7 11,1 4 92 96 18 28,6 5 97 101 15 23,8 6 102 106 10 15,9 7 107 111 7 11,1 Jumlah 63 100 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Prakerin No Interval frekuensi Frekuensi relatif (%) 1 79 80 6 9,5 2 81 82 8 12,7 3 83 84 6 9,5 4 85 86 25 39,7 5 87 88 7 11,1 6 89 90 9 14,3 7 91 92 2 3,2 Jumlah 63 100 Tinggi 11 17,46% Sangat tinggi 11 17,46% Prakerin Sangat Rendah 11 17,46% Sedang 24 38,1% Rendah 6 9,25% Gambar 1. Diagram Distribusi Kecenderungan Skor Prakerin Motivasi kerja Berdasarkan data motivasi kerja, diperoleh skor tertinggi sebesar 109 dan skor terendah 77. Sangat tinggi 20 31,75% Tinggi 15 23,81% Motivasi Kerja Sangat Rendah 5 7,49% Rendah 6 9,25% Sedang 17 31,75% Gambar 2. Diagram Distribusi Kecenderungan Skor Motivasi Kerja Berdasar diagram kecenderungan skor variabel Motivasi Kerja, dapat dikatakan variabel Motivasi Kerja siswa kelas XII SMKN 1 Sedayu termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji kompetensi Berdasar hasil Uji Kompetensi, diperoleh skor tertinggi 94,49 dan skor terendah 85,06. Harga mean (M) 89,44; median (Me) 88,91; modus (Mo) 88,09; dan standar deviasi (SD) 2,23 Sedang jumlah kelas interval 7 kelas, rentang data 10,43 dan lebar kelas 1,5. Data selengkapnya tampak pada Tabel 3, sedang diagram kecenderungan skor variabel uji kompetensi tampak pada Gambar 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Kompetensi No Interval frekuensi Frekuensi relatif (%) 1 85,00 86,50 7 11,1 2 86,51 88,00 5 7,9 3 88,01 89,50 22 34,9 4 89,51 91,00 10 15,9 5 91,01 92,50 14 22,2 6 92,51 93,00 1 1,6 7 93,01 94,50 4 6,3 Jumlah 63 100 Tinggi 20 25,40% Gambar 3. Diagram Distribusi Kecenderungan Skor Hasil Uji Kompetensi Berdasar diagram kecenderungan skor variabel Hasil Uji Kompetensi, dapat dikatakan variabel Hasil Uji Kompetensi siswa kelas XII SMKN 1 Sedayu termasuk dalam kategori rendah. Uji prasyarat Hasil uji normalitas yang tampak pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2- tailed)>0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data-data memenuhi data distribusi normal. Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas No Var Hasil Uji Kompetensi Sedang 8 12,70% Sangat Tinggi 6 9,52% Asymp. Sig. (2-tailed) Sangat Rendah 6 9,25% Rendah 24 38,10% Taraf Signifikansi Kesimpulan 1 X1 0,115 >0,05 Normal 2 X2 0,665 >0,05 Normal 3 Y 0,327 >0,05 Normal Tabel 5 yang menyajikan hasil uji linieritas menunjukkan nilai signifikansi pengaruh antara variabel XX 1, XX 2 pada taraf signifikansi 5 % dan Pengaruh Praktik Kerja (Taufik Romadon) 113 harga FFhiittuunngg untuk tiap-tiap variabel lebih kecil dari harga FFttaabbeell sehingga disimpulkan bahwa variabel terikat Hasil Uji Kompetensi adalah linier. Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Linearitas Harga F Varia Taraf bel f F F signifikan Kesim hitung tabel pulan X1. Y 1/24 0,891 4,26 0,05 Linier X2. Y 1/22 1,085 4,30 0,05 Linier Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Var Collinearity Statistics Tolerance VIF XX1 0,622 1,607 XX2 0,622 1,607 Keterangan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Hasil uji multikolinieritas yang dilakukan menggunakan software IBM SPSS Statistics 17 secara ringkas disajikan dalam tabel 6. Tampak bahwa besaran VIF pada Prakerin (XX 1 ) dan Motivasi Kerja (XX 2 ) adalah 1,607 kurang dari 10 dan besar tolerance pada Prakerin (XX 1 ) dan Motivasi Kerja (XX 2 ) adalah 0,622 lebih dari 0,10. Model regresi dalam penelitian ini dapat disimpulkan tidak terdapat adanya multikolinearitas. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis pertama Persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan Y=66,831+0,264XX 1. Persamaan tersebut menunjukan bahwa jika Prakerin (XX 1 ) meningkat satu satuan maka Hasil Uji Kompetensi (Y) akan meningkat 0,264 satuan. 2. Hipotesie kedua Persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan Y=76,660+0,132XX 2. Persamaan tersebut menunjukan bahwa jika Motivasi Kerja (XX 2 ) meningkat satu satuan maka nilai Hasil Uji Kompetensi (Y) akan meningkat 0,132 satuan. 3. Hoptesis ketiga Berdasarkan pembahasan di atas, maka persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan Y=63,468+0,178XX1+0,111XX 2. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa jika nilai Prakerin (XX 1 ) meningkat satu satuan maka nilai Hasil Uji Kompetensi (Y) akan meningkat 0,178

114 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 dengan asumsi XX 2 tetap, demikian juga jika nilai Motivasi Kerja (XX 2 ) meningkat satu satuan maka nilai Hasil Uji Kompetensi (Y) akan meningkat 0,111 satuan dengan asumsi XX 1 tetap. PEMBAHASAN Hasil penelitian dapat diuraikan seperti tampak pada gambar 4. X 1 X 2 RX 1 = 0,425 RX 3 = 0,483 RX 2 = 0,442 Gambar 4. Desain Hasil Penelitian Pengaruh Prakerin terhadap Hasil Uji Kompetensi Prakerin mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Uji Kompetensi. Berdasar hasil analisis regresi sederhana (satu prediktor) diperoleh harga rrhiittuunngg sebesar 0,384 yang bernilai positif, berarti Prakerin memiliki pengaruh yang positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Koefisien regresi sebesar 0,121 menunjukkan nilai positif, sehingga dapat diketahui bahwa Prakerin berpengaruh positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Sesuai data sampel (N=63), bila Prakerin semakin tinggi maka akan meningkatkan Hasil Uji Kompetensi dan sebaliknya, jadi dapat dikatakan bahwa pengaruh tersebut adalah searah. Selain itu, berdasarkan tabel interpretasi tingkat korelasi (pengaruh) tersebut dalam kategori rendah karena berada dalam interval koefisien antara 0,200 sampai dengan 0,399. Harga koefisien determinasi XX 1 terhadap Y ( ) sebesar 0,121. Hal ini menunjukan bahwa variabel Prakerin memiliki kontribusi pengaruh terhadap Hasil Uji Kompetensi sebesar 12,1% sedangkan 87,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Perhitungan model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 66,831 + 0,264XX 1 Y Model regresi tersebut memiliki arti bahwa diperkirakan setiap peningkatan 1 satuan skor XX 1 atau Prakerin, maka akan meningkatkan 0,264 satuan pada Y atau variabel Hasil Uji Kompetensi. Hasil uji t diperoleh tthiittuunngg sebesar 2,897 lebih besar dari nilai ttttaabbeell sebesar 1,6702 pada taraf signifikasi 5% atau p (0,001<0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Prakerin terhadap Hasil Uji Kompetensi. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Hasil Uji Kompetensi Motivasi Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Uji Kompetensi. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana (satu prediktor) diperoleh harga rrhiittuunngg sebesar 0,442 yang bernilai positif, berarti Motivasi Kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Koefisien regresi sebesar 0,132 menunjukkan nilai positif, sehingga dapat diketahui bahwa Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Motivasi Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Uji Kompetensi. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana (satu prediktor) diperoleh harga rrhiittuunngg sebesar 0,442 yang bernilai positif, berarti Motivasi Kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Koefisien regresi sebesar 0,132 menunjukkan nilai positif, sehingga dapat diketahui bahwa Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Sesuai data sampel (n=63), bila Motivasi Kerja semakin tinggi maka akan meningkatkan Hasil Uji Kompetensi dan sebaliknya, jadi dapat dikatakan bahwa pengaruh tersebut adalah searah. Selain itu, berdasarkan tabel interpretasi tingkat korelasi (pengaruh) tersebut dalam kategori sedang karena berada dalam interval koefisien antara 0,400 sampai dengan 0,599. Harga koefisien determinasi XX 2 terhadap Y ( ) sebesar 0,195. Hal ini menunjukan bahwa variabel Motivasi Kerja memiliki kontribusi pengaruh terhadap Hasil Uji Kompetensi sebesar 19,5% sedangkan 80,5% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Perhitungan model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 76,660 + 0,132XX2 Model regresi tersebut memiliki arti bahwa diperkirakan setiap peningkatan 1 satuan skor XX 2 atau Motivasi Kerja, maka akan meningkatkan 0,132 satuan pada Y atau variabel Hasil Uji Kompetensi. Hasil uji t diperoleh tthiittuunngg sebesar 3,850 lebih besar dari nilai ttttaabbeell sebesar 1,6702 pada taraf signifikasi 5% atau p (0,000<0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Kerja terhadap Hasil Uji Kompetensi. Perhitungan model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 76,660 + 0,132XX 2 Model regresi tersebut memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 satuan skor XX 2 atau Motivasi Kerja, maka akan meningkatkan 0,132 satuan pada Y atau variabel Hasil Uji Kompetensi. Hasil uji t diperoleh tthiittuunngg sebesar 3,850 lebih besar dari nilai ttttaabbeell sebesar 1,6702 pada taraf signifikasi 5% atau p (0,000<0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Kerja terhadap Hasil Uji Kompetensi. Pengaruh Prakerin dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama terhadap Hasil Uji Kompetensi Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Uji Kompetensi. Berdasar analisis regresi ganda diperoleh harga rrhiittuunngg sebesar 0,495 bernilai positif, sehingga diketahui bahwa Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Karena koefisien korelasi tersebut bernilai positif, maka koefisien regresi Prakerin 0,178 dan Motivasi Kerja 0,111, keduanya positif, sehingga Prakerin dan Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Hasil Uji Kompetensi. Sesuai data sampel (n=63), bila Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama semakin tinggi maka Hasil Uji Kompetensi akan naik, dengan kata lain pengaruh tersebut adalah searah. Harga koefisien determinasi XX1 dan XX2 terhadap Y ( ) sebesar 0,245 dan mempunyai Pengaruh Praktik Kerja (Taufik Romadon) 115 pengaruh yang signifikan dengan FFhiittuunngg lebih besar dari FFttaabbeell yaitu 9,758>3,15 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa Hasil Uji Kompetensi secara signifikan dipengaruhi oleh Prakerin dan Motivasi Kerja (24,5%), sedangkan 75,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Mengingat pengaruh antara Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Hasil Uji Kompetensi memiliki tingkat korelasi yang cukup kuat dan koefisien determinasinya sebesar 24,5%, sehingga dimungkinkan bahwa Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dapat dijadikan sebagai prediksi terhadap Hasil Uji Kompetensi. Perhitungan model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 63,468 + 0,178XX1+ 0,111XX2 Model regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi XX 1 sebesar 0,178 yang berarti nilai Prakerin (XX 1 ) meningkat satu satuan maka nilai Hasil Uji Kompetensi (Y) akan meningkat 0,178 satuan dengan asumsi XX 2 tetap, demikian juga nilai koefisien regresi XX 2 sebesar 0,111 yang berarti jika Motivasi Kerja (XX 2 ) meningkat satu satuan maka nilai Hasil Uji Kompetensi (Y) akan meningkat 0,111 satuan dengan asumsi XX 1 tetap. Pengaruh tersebut diperkuat pula oleh sumbangan relatif dan efektif dari kedua variabel. Sumbangan relatif Prakerin dan Motivasi Kerja brturut-turut adalah 33,18% dan 66,82%, sedang sumbangan efektif Prakerin dan Motivasi Kerja berturut-turut adalah 8,13% dan 16,37%. Total sumbangan efektif Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama adalah 24,5%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Emi Prabawanti dan Iwan Riya Harja. Variabel lain yang mungkin mempengaruhi Hasil Uji Kompetensi yang tidak diteliti dalam penelitian ini sangat banyak, antara lain: 1) Prestasi mata pelajaran praktik pengelasan; 2) Prestasi mata pelajaran teori pengelasan; 3) Fasilitas praktik pengelasan di sekolah; 4) Minat siswa pada bidang keahlian yang ditekuni; 5) Kinerja guru dalam memberikan contoh mengelas, dan masih banyak variabel-variabel yang mungkin mempengaruhi Hasil Uji Kompetensi.

116 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasar hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Prakerin berpengaruh posistif dan signifikan terhadap Hasil Uji Kompetensi Siswa Kelas XII SMKN 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/ 2014 yang ditunjukkan dengan persamaan garis regresi Y=66,831+0,264XX 1. Pengaruh kontribusi variabel Prakerin terhadap Hasil Uji Kompetensi adalah 12,1% sedang 87,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti. 2. Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Uji Kompetensi Siswa Kelas XII SMKN 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014 yang ditunjukkan oleh persamaan garis regresi Y=76,660+0,132XX 2. Pengaruh kontribusi variabel Motivasi Kerja terhadap Hasil Uji Kompetensi adalah 19,5% sedang 80,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 3. Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Uji Kompetensi Siswa Kelas XII SMKN 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/ 2014 yang ditunjukkan oleh persamaan garis regresi Y=63,468+0,178XX 1 + 0,111XX 2. Harga koefisien determinasi XX 1 dan XX 2 terhadap Y sebesar 0,243 berpengaruh signifikan dengan FFhiittuunngg lebih besar dari FFttaabbeell (9,758>3,15) pada taraf signifikansi 5%. Pengaruh Prakerin dan Motivasi Kerja terhadap Hasil Uji Kompetensi adalah 24,5%, sedangkan 75,5% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Sekolah harus menyusun program prakerin yang lebih baik lagi agar peserta didik mendapatkan banyak pengalaman setelah melaksanakan Prakerin. 2. Peserta didik perlu diberi motivasi agar mencapai tujuan dari pendidikan kejuruan yaitu untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap untuk bekerja sesuai dengan bidangnya. Pemberian motivasi bisa dengan cara menyisipkan motivasi pada saat pembelajaran berlangsung 3. Sekolah perlu membuat kerjasama dengan industri yang sesuai dengan kompetensi yang ditekuni peserta didik sehingga kualitas Prakerin dan Motivasi Kerja peserta didik dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA ------. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud. ------. (2012). Pedoman Penyelenggaraan UN Kompetensi Keahlian SMK Tahun Pelajaran 2011/2012. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Joko Sutrisno. (2013). 70 Persen Lulusan SMK Terserap Pasar Kerja. Diakses tanggal 27 Desember 2013 jam 20.15 WIB dari: edukasi.kompas.com/read/2010/01/26/163 24716/2014.70.persen.lulusan.smk.tersera p.pasar.kerja. Iwan Riya Harja. (2013). Pengaruh Kompetensi Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Studi Teknik Pengelasan SMK N 2 Yogyakarta. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Emi Prabawanti. (2012). Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII Program Keahlian Akutansi SMK N 1 Tempel Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta.