1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK n-butil METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Etil Akrilat dari Asam Akrilat dan Etanol Kapasitas ton/tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus molekul : C2H5OH

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri telah menuntut semua negara ke arah industrialisasi. Indonesia

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri. Banyak sektor yang masih tergantung impor dari luar negeri sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Peningkatan pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat. memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Laporan Tugas Akhir Perancangan Pabrik Butil Asetat Dari Butanol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DISKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Prabrik Isopropil Asetat dari Asam Asetat dan Isopropanol Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DISKRIPSI PROSES

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK SIKLOHEKSANA DENGAN PROSES HIDROGENASI BENZENA KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

Pra Rancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Campuran Asam Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

PRARANCANGAN PABRIK SELULOSA ASETAT DARI SELULOSA DAN ASETAT ANHIDRID DENGAN PROSES ASETILASI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN D

VII. TATA LETAK PABRIK

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri di dunia serta khususnya di Indonesia, semakin banyak diversifikasi usaha yang telah dilakukan. Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia, memiliki peran penting dalam dunia perdagangan industri, baik sebagai produsen maupun konsumen. Apalagi dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, baik faktor primer maupun sekunder. Sehingga perlu adanya solusi baru agar Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju. Salah satu usahanya adalah dengan pembangunan dan pemantapan industri dalam jangka waktu yang panjang untuk mencapai peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Indonesia. Salah satu produk industri yang mempunyai kegunaan penting serta mempunyai prospek yang bagus adalah butil metakrilat. Butil metakrilat dengan rumus molekul 8H14O2 mempunyai nama IUPA, di antaranya 2-methyl-2- proponic acid butyl ester, butyl 2-methyl-2-propenate, dan 2-methyl butyl acrylate. Rumus struktur butil metakrilat pada Gambar 1.1. O H 3 H 2 H 2 H 2 O H 3 H 2 Gambar 1.1. Rumus struktur butil metakrilat Pertimbangan utama yang melatar belakangi berdirinya pabrik butil metakrilat ini, pada prinsipnya yaitu untuk melakukan usaha yang secara ekonomi cukup menguntungkan, karena kebutuhan butil metaklirat selama ini masih diimpor. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) kebutuhan butil metakrilat dari tahun 2010-2014 semakin meningkat (Tabel 1.1). Alasan pendirian pabrik butil metaklirat ini diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru, sehingga dapat menurunkan angka pengangguran di Indonesia,

2 menghemat devisa negara, mengurangi beban impor, serta pabrik butil metakrilat di Indonesia belum ada yang berdiri. 1.2 Kapasitas Perancangan Dalam pendirian pabrik butil metakrilat di Indonesia akan direncanakan pada tahun 2021. Penentuan kapasitas rancangan pabrik butil metakrilat diperlukan beberapa pertimbangan, salah satunya adalah perkiraan kebutuhan butil metakrilat di Indonesia serta kapasitas pabrik yang telah berdiri. 1.2.1 Kebutuhan Butil Metakrilat Kapasitas pendirian pabrik butil metakrilat didasarkan pada kebutuhan impor butil metakrilat di Indonesia yang berasal dari negara lain. Kebutuhan butil metakrilat di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Kebutuhan impor butil metakrilat di Indonesia (BPS, 2015). Tahun Kebutuhan impor butil metakrilat (ton/tahun) 2010 2.141,3921 2011 2.230,6453 2012 2.659,6163 2013 3.215,0689 2014 3.269,3712 Dari data yang terdapat pada Tabel 1.1 dapat dibuat regresi linier hubungan antara tahun dengan impor butil metakrilat di Indonesia. Gambar 1.2. Hubungan antara tahun dengan kebutuhan impor butil metakrilat di Indonesia

3 Persamaan hasil regresi linier dari grafik yang diperoleh di persamaan 1.1. y = 324,04x 64926... (1.1) Sehingga pada tahun 2021 kebutuhan butil metakrilat di Indonesia diperkirakan (ton/tahun) = 324,04x 64926... (1.2) = 5.623,84 ton/tahun. 1.2.2 Kapasitas Minimum Pabrik Butil Metakrilat Penentuan kapasitas rancangan tidak boleh terlalu kecil, karena akan mengakibatkan biaya produksi yang tinggi, sehingga mengakibatkan pabrik tidak memperoleh keuntungan yang besar. Untuk memproduksi butil metakrilat di Indonesia perlu memperhatikan kapasitas pabrik yang sudah beroperasi pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Kapasitas pabrik butil metakrilat yang telah berdiri (Business Development Asia, 1999). Nama Pabrik Lokasi Kapasitas (ton/tahun) Sumitomo hem Jepang 75.000 LG MMA Korea 22.000 Heilongjiang Longxin Tiongkok 12.000 TPI Polyacrylate Thailand 10.000 Berdasarkan data di atas maka dipilih kapasitas prarancangan pabrik butil metakrilat sebesar 12.000 ton/tahun. Kapasitas ini dipertimbangkan dengan tujuan: dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga dapat menghemat devisa negara, kemudian dapat memacu berdirinya industri kimia lainnya yang menggunakan butil metakrilat, sisanya untuk ekspor. 1.3 Pemilihan Lokasi Lokasi dari suatu pabrik sangat mempengaruhi kedudukan pabrik tersebut dalam persaingan dari sebuah pabrik. Pemilihan lokasi pabrik yang tepat, dan menguntungkan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah tersedianya bahan baku, pemasaran, tersedianya tenaga kerja, air, iklim, kebijakan pemerintah, serta sarana penunjang lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka lokasi pendirian pabrik butil metakrilat dipilih di kawasan industri ilegon dengan pertimbangan dua faktor

4 1.3.1 Faktor Primer Faktor primer secara langsung sangat mempengaruhi tujuan utama dari pendirian suatu pabrik. Tujuan utama antara lain: kegiatan dalam produksi dan distribusi produk yang diatur sesuai kualitas, waktu dan tempat yang dibutuhkan oleh konsumen dengan tingkat harga yang terjangkau, namun tetap memperoleh keuntungan yang cukup. Ada 7 faktor primer. 1. Lokasi sumber bahan baku. Kawasan industri ilegon merupakan kawasan yang dekat dengan pelabuhan, sehingga bahan baku butanol dan asam metaklirat yang diimpor mudah untuk diangkut. Lokasi kawasan industri ini berjarak kurang lebih 20 km dari Pelabuhan Merak. 2. Prospek pasar. Prospek pasar di kawasan industri ilegon akan relatif lebih mudah, mengingat kawasan industri ilegon sebagai pusat industri yang berkembang pesat pada saat ini. Apabila terjadi kelebihan kapasitas yang mungkin terjadi, dapat dengan mudah diekspor melalui pelabuhan yang jaraknya relatif dekat. 3. Sarana transportasi. Fasilitas transportasi sangat dibutuhkan sebagai penunjang dalam penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Sarana transportasi yang terdapat di kawasan industri ilegon meliputi: laut, terdapat dua pelabuhan yaitu pelabuhan Merak-Banten dan Pelabuhan Karangantu, darat, dan udara. Dengan sarana transportasi yang tersedia diharapkan dapat mempermudah hubungan antar daerah. 4. Tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja ahli (skilled labour) pada setiap daerah tidak mudah untuk didapatkan, hal ini tergantung pada tingkat pendidikan yang ada pada daerah tersebut. Pemberian ongkos kerja disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.

5 5. Sarana komunikasi. Komunikasi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu industri di kawasan industri ilegon. Di ilegon memiliki sarana komunikasi yang mendukung. 6. Keadaan geografis dan iklim. Daerah kawasan industri ilegon merupakan daerah yang bebas banjir, gempa dan angin topan, sehingga keamanan bangunan pabrik dapat terjamin. 7. Utilitas. Kota ilegon memiliki sarana pembangkit tenaga listrik yang cukup memadai, antara lain terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Suralaya serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di dalam industri kecamatan itangkil. Kemudian air yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pabrik selama proses produksi. Air tersebut bisa didapatkan dari Sungai idanau dengan debit air di musim penghujan sebesar 578 m 3 /detik, sedangkan debit air di musim kemarau 2,7 m 3 /detik (Hidayat dkk, 2013). 1.3.2 Faktor Sekunder 1. Harga tanah dan bangunan. Harga tanah di kawasan industri ini telah diatur oleh pemerintah sebagai kawasan industri. Luas tanah yang diperlukan untuk mendirikan pabrik butil metaklirat sekitar 20.000 m 2. Untuk daerah yang jauh dengan pemukiman penduduk harga tanah sekitar Rp. 2.000.000/m 2 (Krakatau Industrial Estate ilegon, 2015). 2. Kawasan industri dan keadaan masyarakat. Peraturan daerah ilegon perlu untuk dipelajari terlebih dahulu, tetapi karena daerah ilegon dan sekitarnya sudah ditetapkan sebagai kawasan industri tentunya masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber tenaga kerja. 3. Kemungkinan perluasan pabrik. ilegon merupakan daerah dengan jumlah penduduk yang relatif banyak, tetapi karena di daerah ini telah ditetapkan sebagai kawasan industri, maka

6 perluasan penduduk dibatasi agar upaya pendirian pabrik dapat berjalan dengan lancar. 1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam Macam Proses Butil metakrilat dapat dibuat dengan tiga cara sesuai bahan bakunya, yaitu a) asam metakrilat dan butanol, b) metakrolein, butanol dan oksigen, c) metil metakrilat dan butanol. 1. Bahan baku asam metakrilat dan butanol. Butil metaklirat disintesis dengan menggunakan reaksi esterifikasi sebagai berikut ini (Fauconet et al., 1996). T = 70-180 4H6O2 + 4H10O 8H14O2 + H2O... (1.3) H 2 SO 4 Dalam proses esterifikasi antar asam metakrilat dengan butanol merupakan suatu reaksi kesetimbangan. Di mana konversi di dalam reaktor tidak bisa melebihi nilai tertentu yang telah ditentukan konstanta kesetimbangannya. Untuk meningkatkan reaksi tersebut dapat dilakukan dengan cara, salah satu reaktan dibuat berlebihan (Sakakura, 1994). Katalis yang sering digunakan dalam reaksi esterifikasi ini antara lain adalah: asam sulfat, ρ-toluenesulfonic acid, naphtenesulfonic acid, benzenesulfonic acid dan methanesulfonic acid. Asam kuat ini harus dihilangkan setelah reaksi, penghilangan asam ini dapat dilakukan dengan mereaksikan produk keluar reaktor dengan larutan alkali sehingga terjadi proses netralisasi. Dengan adanya langkah tersebut diperlukan alkali yang banyak agar proses netralisasi dapat berjalan secara sempurna. Selain itu, sangat sulit untuk mengambil katalis asam dan asam metakrilat yang telah dinetralkan (Sakakura, 1994). Salah satu cara dalam mengatasi hal tersebut maka dipakai katalis asam dapat dipakai kembali sehingga beban limbah dan biaya operasional dapat dikurangi. Langkah ini dilakukan dengan cara mencuci cairan kelur reaktor dengan menggunakan air, sehingga katalis asam tadi akan terbawa ke dalam fase aqueous. Sedangkan perbandingan mol reaktan yang biasa

7 digunakan antara asam metakrilat dan butanol adalah 1,0:1,2 sampai dengan 1,0:0,8. Sehingga kadar katalis asam sebaiknya antara 0,5 sampai dengan 2% berat. Serta reaksi bisa dijalankan pada suhu 70-80º (Sakakura, 1994). Sedangkan dari Matsamura (1979) proses pembuatan butil metakrilat dari asam metakrilat dan butanol pada fase liquid dengan menggunakan katalis asam kuat dengan perbandingan mol rasio antara butanol dan asam metakrilat 1,2-3,0:1 dan reaksi dijalankan pada suhu 70-100º. 2. Bahan baku metil metakrilat dan butanol. Reaksi transesterifikasi antara metil metakrilat dengan butanol. T=110-130º H8O + 4H9OH Ti 8H14O2 + H3OH... (1.4) Reaksi ini dijalankan dengan menggunakan bantuan katalis titanium atau zirconium alkoholat. Benzena atau sikloheksana ditambahkan dengan tujuan untuk melarutkan metanol yang terbentuk selama reaksi. Perbandingan mol reaktan metil metakrilat dengan butanol yang masuk kedalam reaktor antara 2:1 sampai dengan 1,1:1. Serta kadar katalis yang bisa digunakan antara 0,1 sampai dengan 1% berat. Suhu reaksi yang bisa digunakan antara 110º sampai dengan 130º (Strehlke dkk, 1975). 3. Bahan baku metakrolein, butanol dan oksigen. Proses pembentukan butil metakrilat disintesis dalam reaktor alir tangki berpengaduk menggunakan katalis paladium. T=80º 4H6O + 4H9OH + 0,5O2 8H14O2 + H2O... (1.5) Pd Air yang dihasilkan berkompetisi dengan butanol dan bereaksi dengan metakrolein. Reaksi antara air dengan metakrolein membentuk asam karboksilat sebagai produk samping. Selain itu produk air dan dan asam karboksilat mudah teradsorpsi ke dalam permukaan katalis dan akan menurunkan kecepatan reaksi pada saat konsenterasi air dan asam karboksilat bertambah (Yamaguchi et al., 2000). Namun proses ini memiliki kelemahan yaitu harga katalis dan bahan baku yang dibutuhkan relatif lebih mahal sehingga tidak lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lain yang bisa dipakai.

8 1.4.2 Kegunaan Produk Kegunaan butil metakrilat dibantaranya sebagai pendispersi pigmen, promotor perekatan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan di dalam industri pelapisan kulit, pengkilap lantai, bahan pelindung serta dalam industri cat. 1.4.3 Tinjauan Proses Secara Umum Dalam penentuan proses pembuatan butil metakrilat, maka dipilih proses dengan bahan baku asam metakrilat dan butanol karena tekanan operasi yang rendah, katalis yang murah serta reaksi pada fase cair-cair serta penanganan lebih mudah. Pada proses ini, butanol, asam metakrilat dan asam sulfat bersama-sama dimasukkan ke dalam reaktor tangki berpengaduk. Reaksi ini terjadi pada suhu 90º dengan konversi 93% (Sakakura, 1994). Produk keluar reaktor akan dipisahkan dalam fase ester dengan fase airnya di dalam dekanter. Fase air ini akan diumpankan ke dalam evaporator serta fase ester akan diumpankan ke dalam fase ekstraktor untuk dicuci dengan air. Selanjutnya fase air akan diumpankan ke dalam evaporator dan fase ester akan dibawa ke netralizer. Evaporator akan memekatkan larutan asam dengan cara menguapkan air, sehingga larutan pekat asam di recycle ke dalam reaktor. Larutan ester masuk ke dalam netralizer akan dinetralkan asamnya dengan menambahkan larutan NaOH secara stoikiometris dan dipisahkan di dalam dekanter. Fase air akan dibuang sebagai limbah dan fase ester akan diumpankan ke dalam menara distilasi serta akan dimurnikan esternya. Butanol akan keluar sebagai hasil atas dan di recycle ke reaktor serta produk butil metakrilat keluar sebagai hasil bawah.

9 1.4.4 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku serta Produk 1. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku. Tabel 1.3. Sifat fisis asam metakrilat dan butanol (Yaws, 1999). Nama Bahan Baku Asam Metakrilat Butanol Rumus Molekul 4 H 6 O 2 4 H 10 O Berat Molekul 86,09 g/mol 74,123 g/mol Titik Didih Normal 161 117,66 Titik Beku 15-89,3 Densitas 1011,5668 kg/m 3 806,1848 kg/m 3 Suhu Kritis 370 289,78 Tekanan Kritis 46,38 atm 44,55 atm Viskositas 1,4276 cp 2,5989 cp Kapasitas Panas 174,6077 J/mol.K 160,1207 J/mol.K Wujud air air Sifat kimia asam metakrilat dan butanol: - Reaksi esterifikasi (Kirk dan Othmer, 1991). H 3 = (H) 2 OOH + ROH H 3 = (H) 2 OOR + H 2 O... (1.6) - Reaksi substitusi (Fessenden dan Fessenden, 1986). 4 H 9 OH + Hl 4 H 9 l + H 2 O... (1.7) 2 Sifat Fisis dan Kimia Produk. Nama Produk : Butil Metakrilat Rumus Molekul : 8 H 14 O 2 Berat Molekul Titik Didih Normal Titik Beku : 142,198 g/mol : 160,85 : -60 Densitas : 890,6158 kg/m 3 Suhu Kritis Tekanan Kritis Viskositas Kapasitas Panas Wujud : 342,85 : 25,956 atm : 0,8136 cp : 288,1413 J/mol.K : air Sifat kimia butil metakrilat (Fauconet et al., 1996). 4 H 6 O 2 + 4 H 10 O 8 H 14 O 2 + H 2 O... (1.8)