BAB II PEMBAHASAN A. SUMBER HUKUM ISLAM. a. Al-quran. i. Arti Definisi Dan Pengertian Al Qur'an

dokumen-dokumen yang mirip
Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Pendidikan Agama Islam

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

Pendidikan Agama Islam

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ushul Fiqh SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

SUMBER HUKUM ISLAM 1

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

Sumber sumber Ajaran Islam

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Kewajiban Menunaikan Amanah

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Kepimpinan Mengikut Perspektif Islam

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Khotbah Jum'at - Memilih pemimpin yang baik

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Surat Untuk Kaum Muslimin

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

Sumber Ajaran Agama Islam

3 Wasiat Agung Rasulullah

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Keutamaan Bulan Ramadhan

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Syariat Adalah Amanah

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Perintah Pertama di Dalam Alquran

HIKMAH RAMADHON (Dikutip dari Kuliah Subuh Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom di Masjid Nurul Hidyah, Citra Raya)

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah

Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Tentang Kenikmatan Iman

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Hakikat Syafaat dan Tawassul Menurut Al-Quran

*** Bahaya Vonis Kafir

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

DI BULAN SUCI RAMADHAN

Takwa dan Keutamaannya

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :

EFEK KESEHARIAN TAKWA

Kehidupan Seorang Pembelajar

Taat Kepada Pemimpin Kaum Muslimin

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Bagaimana Setelah Ramadhan?

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM. Matakuliah : Agama Islam. Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd

Memahami Takdir Secara Adil

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fiqih islam merupakan kumpulan hukum islam yang berkenaan dengan amal perbuatan, yang digali dari sumber/dalilnya secara terperinci. Dalil pokok yang merupakan sumber fiqih itu adalah wahyu Tuhan. Satu-satunya pemilik dan penguasa hukum. Pengertian wahyu sebagai satu-satunya sumber hukum, ialah bahwa dialah yang berhak menetapkan adanya sumber lain yang dapat dijadikan dasar bagi fiqih islam, di antaranya dinyatakan adalah : Qur an, Hadist dan sumber hukum pelengakap islam lainnya. Sedangkan saat ini kita tidak hanya menggunakan 3 hukum tersebut. Kita menggunakan hukum yang dibuat oleh pemimpin negara Indonesia yang berupa Undang-Undang. Akan tetapi di Indonesia muncul Undang-Undang Islam yang terbaru sampai saat ini adalah KHI (Kompilasi Hukum Islam). Semoga tulisan kami ini bisa membantu pembaca dalam mempelajari hukum islam.

BAB II PEMBAHASAN A. SUMBER HUKUM ISLAM a. Al-quran i. Arti Definisi Dan Pengertian Al Qur'an Al-Qur an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul Al-Qur an Sebagai Sumber Hukum Islam 1. Dasar Kehujjahan Al-Qura an dan Kedudukannya sebagai Sumber Hukum Alqur an merupakan sumber hukum utama dan menempati kedudukan pertama dari sumber-sumber hukum yang lain dan merupakan aturan dasar yang paling tinggi. Sumber hukum maupun ketentuan norma yang ada tidak boleh bertentangan dengna isi Al-Qur an Sebagaimana kita ketahui Al-Qur an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada umat manusia adalah untuk wajib diamalkan semua perintah-nya dan wajib ditinggalkan segala larangan-nya. Firman Allah SWT : Artinya : Sesungguhnya kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantan

karena membela orang-orang yang khianat (An-Nisa ; 105) 2. Pedoman Al-Qur an dalam Menetapkan Hukum Pedoman Al-Qur an dalam menetapkan hukum sesuai dengan perkembangan dan kemampuan manusia, baik secara fisik maupun rohani. Manusia selalu berawal dari kelemahan dan ketidakmampuan. Untuk itu Al-Qur an berpedoman kepda tiga hal, yaitu : a. Tidak memberatkan 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."(al-baqoroh : 286)

185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.(al-baqoroh : 185) b. Meminimalisir beban Dasar ini merupakan konsekwensi logis dari dasar yang pertama. Dengan dasar ini kita dapati rukhshah dalam beberapa jenis ibadah, seperti : Menjamak dan mengqashar salat apabila dalam perjalanan dengan syarat yang telah ditentukan. c. Berangsur-angsur dalam menetapkan hokum Al-Qur an dalam menetapkan hukum adalah secara bertahap, hal ini bisa kita telusuri dalam hukum haramnya minuman-

minuman keras dan sejenisnya, berjudi serta perbuatanperbuatan yang mengandung judi ditetapkan dalam Al-Qur a b. Hadist i. Pengertian Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an. ii. Kedudukan hadist sebagai sumber hukum islam Semua umat islam telah sepakat dengan bulat bahwa hadist rosulullah adalah sumber dan dasar hukum islam setelah alquran, dan umat islam diwajibkan mengikuti dan mengamalkan hadist sebagaimana diwajibkan mengikuti dan mengamalkan alquran. Alquran dan hadist merupakan dua sumber hukum pokok syariat islam yang tetap dan orang islam tidak akan mungkin bias memahami syariat islam secara mendalam dan lengkap tanpa kembali kepada kedua sumber islam tersebut. Seorang mujtahid dan seorang ulama pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan mengambil salah satu dari keduanya. Banyak kita jumpai ayat ayat alquran dan hadist hadist yang memberikan pengertian bahwa hadist merupakan sumber hukum islam selain alquran yang wajib diikuti dan diamalkan baik dalam bentuk perintah maupun larangannya. Dalil Alquran

179. Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam Keadaan kamu sekarang ini[254], sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-nya di antara rasul-rasul-nya[255]. karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulnya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, Maka bagimu pahala yang besar. (Ali imron : 179) 136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-nya, kitab-kitab-nya, rasul-rasul-nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Annisa : 136) Dalam surat ali imron diatas Allah membedakan antara orang orang yang beriman dengan orang orang yang munafik dan akan

memperbaiki keadaan orang orang yang beriman dan memperkuat iman mereka. Oleh karena itu orang mukmin dituntut agar tetap beriman kepada Allah dan Rosul-Nya. Sedangkan pada surat An- Nisa, allah menyerukan kaum muslim agar mereka tetap beriman kepada Allah dan Rosul-Nya, Alquran dan kitab yang diturunkan sebelumnya. Kemudian pada akhir ayat allah mengancam orang orang yang mengingkari dan menentang seruan-nya. Selain itu Allah memerintahkan orang islam agar percaya kepada Rosul SAW juga menyerukan agar mentaati dan melaksanakan segala bentuk perundang undangan dan peraturan yang dibawahnya, baik berupa perintah maupun larangan. Dalil Hadist Mari kita pahami dalam salah satu pesan rosulullah SAW berkenaan dengan kewajiban menjadikan hadist sebagai pedoman hidup disamping alquran untuk pedoman utamanya, beliau bersabda Yang artinya: aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa kitab Allah dan sunnah Rosul- Nya.(HR.Malik). Dalam hadist lain rosul bersabda Yang artinya : wajib bagi sekalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafa ar-rasyidin (khalifah yang mendapat petunjuk), berpegang teguhlah kamu sekalian dengannya.(hr.abu Daud dan Ibnu Majah). Hadist hadist tersebut diatas kita anggap cukup untuk menunjukkan bahwa berpegang teguh kepada hadist atau menjadikan hadist sebagai pegangan dan pedoman hidup itu adalah wajib, sebagaimana wajibnya berpegang teguh kepada alquran. C. Ijtihad

i. Pengertian dan fungsi Secara bahasa ijtihad berarti pencurahan segenap kemampuan untuk mendapatkan sesuatu. Yaitu penggunaan akal sekuat mungkin untuk menemukan sesuatu keputusan hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara eksplisit dalam al-quran dan as-sunnah. Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abdullah bin Mas'ud sebagai berikut : " Berhukumlah engkau dengan al-qur'an dan as-sunnah, apabila sesuatu persoalan itu engkau temukan pada dua sumber tersebut. Tapi apabila engkau tidak menemukannya pada dua sumber itu, maka ijtihadlah ". Kepada Ali bin Abi Thalib beliau pernah menyatakan : " Apabila engkau berijtihad dan ijtihadmu betul, maka engkau mendapatkan dua pahala. Tetapi apabila ijtihadmu salah, maka engkau hanya mendapatkan satu pahala ". Muhammad Iqbal menamakan ijtihad itu sebagai the principle of movement. Mahmud Syaltut berpendapat, bahwa ijtihad atau yang biasa disebut arro'yu mencakup dua pengertian : a. Penggunaan pikiran untuk menentukan sesuatu hukum yang tidak ditentukan secara eksplisit oleh al-qur'an dan as- Sunnah. b. Penggunaan fikiran dalam mengartikan, menafsirkan dan mengambil kesimpulan dari sesuatu ayat atau hadits. Adapun dasar dari keharusan berijtihad ialah antara lain terdapat pada al-qur'an surat An-Nisa ayat 59.

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa : 59) ii. Kedudukan Ijtihad Berbeda dengan al-qur'an dan as-sunnah, ijtihad terikat dengan ketentuan-ketentuan sebagi berikut : a. Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan yang mutlak absolut. Sebab ijtihad merupakan aktifitas akal pikiran manusia yang relatif. Sebagai produk pikiran manusia yang relatif maka keputusan daripada suatu ijtihad pun adalah relatif. b. Sesuatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku bagi seseorang tapi tidak berlaku bagi orang lain. Berlaku untuk satu masa / tempat tapi tidak berlaku pada masa / tempat yang lain. c. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah. Sebab urusan ibadah mahdhah hanya diatur oleh Allah dan Rasulullah. d. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-qur'an dan as- Sunnah. e. Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor motifasi, akibat, kemaslahatan umum, kemanfaatan bersama dan nilainilai yang menjadi ciri dan jiwa daripada ajaran Islam. iii. Cara-cara ijtihad a. Qiyas = reasoning by analogy. Yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu hal yang belum diterangkan oleh al-qur'an dan as-

Sunnah, dengan dianalogikan kepada hukum sesuatu yang sudah diterangkan hukumnya oleh al-qur'an / as-sunnah, karena ada sebab yang sama. Contoh : Menurut al-qur'an surat al-jum'ah 9; seseorang dilarang jual beli pada saat mendengar adzan Jum'at. Bagaimana hukumnya perbuatan-perbuatan lain ( selain jual beli ) yang dilakukan pada saat mendengar adzan Jum'at? Dalam al-qur'an maupun al-hadits tidak dijelaskan. Maka hendaknya kita berijtihad dengan jalan analogi. Yaitu : kalau jual beli karena dapat mengganggu shalat Jum'at dilarang, maka demikian pula halnya perbuatan-perbuatan lain, yang dapat mengganggu shalat Jum'at, juga dilarang. Contoh lain : Menurut surat al-isra' 23; seseorang tidak boleh berkata uf ( cis ) kepada orang tua. Maka hukum memukul, menyakiti dan lain-lain terhadap orang tua juga dilarang, atas dasar analogi terhadap hukum cis tadi. Karena sama-sama menyakiti orang tua. Pada zaman Rasulullah saw pernah diberikan contoh dalam menentukan hukum dengan dasar Qiyas tersebut. Yaitu ketika Umar bin Khathabb berkata kepada Rasulullah saw : Hari ini saya telah melakukan suatu pelanggaran, saya telah mencium istri, padahal saya sedang dalam keadaan berpuasa. Tanya Rasul : Bagaimana kalau kamu berkumur pada waktu sedang berpuasa? Jawab Umar : tidak apa-apa. Sabda Rasul : Kalau begitu teruskanlah puasamu. b. Ijma' = konsensus = ijtihad kolektif. Yaitu persepakatan ulamaulama Islam dalam menentukan sesuatu masalah ijtihadiyah. Ketika Ali bin Abi Thalib mengemukakan kepada Rasulullah tentang kemungkinan adanya sesuatu masalah yang tidak dibicarakan oleh al-qur'an dan as-sunnah, maka Rasulullah mengatakan : " Kumpulkan orang-orang yang berilmu kemudian jadikan persoalan itu sebagai bahan musyawarah ". Yang menjadi persoalan untuk saat sekarang ini adalah tentang kemungkinan dapat dicapai atau tidaknya ijma tersebut, karena ummat Islam sudah begitu besar dan berada diseluruh pelosok bumi termasuk para ulamanya.

c. Istihsan = preference. Yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain. Oleh para ulama istihsan disebut sebagai Qiyas Khofi ( analogi samar-samar ) atau disebut sebagai pengalihan hukum yang diperoleh dengan Qiyas kepada hukum lain atas pertimbangan kemaslahatan umum. Apabila kita dihadapkan dengan keharusan memilih salah satu diantara dua persoalan yang sama-sama jelek maka kita harus mengambil yang lebih ringan kejelekannya. Dasar istihsan antara lain surat az-sumar 18. d. Mashalihul Mursalah = utility, yaitu menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syari'at. Perbedaan antara istihsan dan mashalihul mursalah ialah : istihsan mempertimbangkan dasar kemaslahan ( kebaikan ) itu dengan disertai dalil al-qur'an / al- Hadits yang umum, sedang mashalihul mursalah mempertimbangkan dasar kepentingan dan kegunaan dengan tanpa adanya dalil yang secara tertulis exsplisit dalam al-qur'an / al-hadits. B. FUNGSI HUKUM ISLAM 1. Fungsi Ibadah : sebagai alat untuk menegakkan ibadah. 2. Fungsi amar ma ruf nahi munkar : perintah kebaikan dan pencegah kemunkaran. 3. Fungsi zawajir : sebagai alat penjeraan. 4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah: penataan organisasi dan rehabilitasi masyarakat. 5. Fungsi Jawabir : sebagai penebus dosa. C. Kontribusi umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional 1. Konstribusi Umat Islam Dalam Perumusan Sistem Hukum Islam. a. Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia

Kemerdekaan indonesia tidak lepas dari orang-orang islam juga. Dapat dilihat dari organisasi-organisasi kemerdekaan jaman dahulu seperti oraganisasi serikat islam dan organisasi islam lainnya. b. Perumusan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Pada saat sidang BPUPKI dulu sebagin besar orang yang mengikuti sidang tersebuat adalah orang islam seperti M. Yamin Dan pada saat sidang PPKI juga banyak sekali orang islam yang ikut rapat tersebut D. Lahirnya Undang-Undang Perkawinan, Peradilan Agama, Zakat, dll 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 2. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1948 & Undang-undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951 3. Undang-undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 5. KHI (Kompilasi Hukum Islam) BAB III KESIMPULAN Dalam menentukan hukum, islam sangatlah sistematis yang pertama dalam menentukan hukum islam menggunakan Al-Qur an terlebih dahulu. Al- Quran dalam menetapkan hukum tidak memberatkan, memminimalisisr beban dan berangsur-angsur dalam menetapkan hukum. Kemudian Al-Hadist dan yang terakhir adalah sumber hukum pelengkap yang salah satunya ijtihad.

DAFTAR PUSTAKA LKS Fiqih XII Ma.Ganjil, Hikmah Abdullah, Dr. H. Sulaiman, Sumber Hukum Islam Permasalahn dan Fleksibilitasnya, Jakarta, Sinar Grafika, 1995. Idris Ramulyo, Mohammad, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 1995