MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI FUTURES GRAHA PENA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

JUAL-BELI SISTEM DROPSHIPPING

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB III PEMBAHASAN. adalah berasal dari kata "ribh" ( ر )yang artinya 'keuntungan'. 14. bersama tambahan keuntungan yang jelas'.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

Nafar Ramadlan 1437 H. Beramal dengan ikhlash

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV. A. Analisa Jual Beli Logam Tanpa Surat Izin Kepemilikan di UD. Sinar Rejeki

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL AKAD MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI YANG NOMINALNYA BERBEDA DENGAN JUMLAH PEMBIAYAAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Mura>bah}ah bil Waka>lah dengan Penerapan Kwitansi yang Nominalnya Berbeda dengan Jumlah Pembiayaan yang Diajukan di BMT UGT Sidogiri KC. Larangan Sidoarjo Operasional akad mura>bah}ah untuk pembelian bahan material bangunan yang diterapkan di BMT UGT Sidogiri KC. Larangan Sidoarjo dijalankan diawal akad sebelum barang secara prinsip sudah menjadi milik BMT, hal ini terlihat dari aplikasinya yang diterapkan secara bersamaan dengan akad waka>lah, dalam hal pengajuan pembiayaan untuk pembelian bahan material bangunan ini pihak BMT tidak memungkinkan untuk memenuhi keinginan atau barang-barang yang dibutuhkan oleh pihak anggota penerima pembiayaan sehingga pihak BMT sebagai muwakki>l memberikan kuasa kepada pihak anggota sebagai waki>l untuk melakukan pembelian barang kepada pihak ketiga atau supplier. 62

63 Berdasarkan operasional akad pembiayaan yang dijalankan secara bersamaan ini penulis menelaah lebih lanjut dari hadits berikut tentang kesesuaian dilangsungkannya dua akad secara bersamaan dalam satu transaksi. ع ن ا ب ئ ى ر ي ر ة ر ض ىي هلل ع ن و ق ال : ن ه ى ر س و ل اهلل ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م "ع ن ب ي ع ت ي ف ب ي ع ة "ر و اه ا ح د و الن س ائ ي و ص ح ح و الت ر م ذ ى و اب ن ح ب ان Artinya: Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW melarang dua akad jual beli dalam satu transaksi. (HR. Ahmad dan Nasai Tirmidzi dan Ibnu Hibban menganggapnya shahih). 1 Hadits tersebut menjelaskan tentang larangan dari Rasulullah SAW untuk menajalankan dua akad dalam satu transasksi. Sehingga dari sini dapat dilihat kesuaianya dari hadits tersebut tentang pelaksanaan dua akad yang dijalankan secara bersamaan yaitu akad mura>bah}ah yang disertai dengan akad waka>lah. Selain itu pula pelaksanaan akad mura>bah}ah bil waka>lah ini dilakukan diawal akad sebelum terjadinya pengadan barang yang sudah berada di pihak BMT. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN- MUI/VI/2000 tentang Mura>bah}ah yang terdapat dalam ketentuan umum mura>bah}ah No. 9 serta Peraturan Bank Indonesia tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, yang terdapat dalam pasal 9 huruf (d) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk 1 Hafid Ibnu Hajar al-atsqalani, Bulu>ghul mara>m, 258 H-377, 162.

64 membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli mura>bah}ah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN- MUI/VI/2000 tentang Mura>bah}ah yang terdapat dalam ketentuan umum mura>bah}ah No.8 bahwa Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, maka pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. Dari penjelasan Fatwa DSN tersebut menggambarkan adanya perjanjian khusus atau kesepakatan terlebih dahulu dalam pembelian barang sebelum dilaksanakannya suatu akad mura>bah}ah, sehingga tidak dikhawatirkannya penyalahgunaan akad dikemudian hari. Dalam operasional akad mura>bah}ah bil waka>lah yang dijalankan di BMT UGT Sidogiri KC. Larangan Sidoarjo memang tidak menyalahi aturan karena sesama pihak atau kedua belah pihak saling rela dan suka sama suka dan tidak ada pihak yang dirugikan, hanya saja operasionalnya yang dilihat dari segi kesesuaian analisis hukum Islam tidak sesuai berdasarkan Fatwa DSN No. 04/DSN- MUI/VI/2000 tentang Mura>bah}ah serta beberapa dalil dari ayat alqur an dan hadits yang telah disebutkan, karena hal ini dapat dikhawatirkan adanya penyalahgunaan akad yang dilakukan oleh pihak anggota penerima pembiayaan. Contoh kasus pengajuan pembiayaan untuk pembelian bahan material bangunan di BMT UGT sidogiri KC. Larangan Sidoarjo

65 dengan adanya penyerahan bukti kwitansi, sebelumnya di dalam akad tertulis sudah ada keterangan adanya kewajiban penyerahan bukti pembelian barang, hanya saja terkadang dan tak jarang pihak anggota ada yang memberikan bukti kwitansi pembelian barang ada juga yang tidak menyerahkan bukti kwitansi pembelian barang tersebut, tetapi dalam contoh kasus pembiayaan untuk pembelian bahan material bangunan ini pihak anggota mengajukan pembiayaan sejumlah Rp.10.000.000 tetapi ketika pihak anggota menyerahkan bukti kwitansi pembelian barang tersebut jumlah nominalnya RP.8.500.000 sehingga jelas bahwa total pembelian barang yang dilakukan oleh pihak anggota lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pembiayaan yang sebelumnya sudah diberikan oleh pihak BMT, dan dengan adanya selisih jumlah nominal pembiayaan dengan jumlah nominal yang ada di bukti kwitansi tersebut pihak anggota tidak mengembalikan sisa pembiayaan yang melebihi harga jual barang tadi, hal ini dikarenakan sudah dari awal diadakannya kesepakatan akad sebelum adanya pengadaan barang yang secara prinsip sudah menjadi milik BMT. Tidak adanya pengembalian sisa uang dari pihak anggota, memang tidak merugikan pihak BMT ataupun kedua belah pihak baik pihak BMT maupun dari pihak anggota, hanya saja sisa penggunaan uang tadi dikhawatirkan tidak digunakan untuk pembelian bahan material bangunan seperti kesepakatan akad diawal sebelumnya yang penggunaan pembiayaannya digunakkan untuk pembelian bahan

66 material bangunan, sehingga dikhawatirkan pula terjadi gharar dalam penggunaan sisa pembiayaan yang dilakukan oleh pihak anggota dengan membelikan suatu barang yang tidak berdasarkan kesepakatan akad diawal, seperti keterangan dalam hadits berikut ini: ع ن ا ب ئ ى ر ي ر ة ر ض ىي هلل ع ن و ق ال : ن ه ى ر س و ل اهلل ص ل ى هلل ع ل ي و و س ل م ع ن ب ي ع ا حل ص اة و ع ن ب ي ع ا لغ ر ر. ر و اه م س ل م Artinya: Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW melarang jual beli dengan cara lemparan batu dan jual-beli gharar (yang belum jelas harga barang, waktu dan tempatnya). (HR. Muslim). 2 Walaupun secara hukum tetap sah akad ini, hanya saja bisa dikhawatirkan terjadinya kerusakan akad yang dilakukan oleh pihak anggota karena tidak memenuhi kesepakatan akad di awal, kesesuaian hal ini dapat dilihat dari Firman Allah QS. al-nisa [4]: 29 dan Firman Allah QS. al-ma idah [5]: 1 berikut ini:... Artinya:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. 3... 2 Muhammad bin Halifah al- Ubbi, S}hah}ih Muslim (Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2008) 318. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2013), 83.

67 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu... 4 Ayat-ayat tersebut menerangkan untuk tidak memakan harta sesama dengan jalan yang batil serta memenuhi adanya ketentuan yang sudah dilaksanakan di awal akad. Operasional akad mura>bah}ah bil waka>lah untuk pembelian bahan material bangunan di BMT UGT Sidogiri KC. Larangan Sidoarjo dengan penerapan bukti kwitansi yang nominalnya berbeda dengan jumlah pembiayaan yang diajukan dan dengan tidak mengembalikan sisa uang pembiayaan ini ditakutkan akan disalahgunakan oleh pihak anggota penerima pembiayaan, dan ditakutkan terjadi kerusakan akad yang disebabkan oleh pihak anggota. B. Analisis Operasional Akad Mura>bah}ah bil Waka>lah dengan Penerapan Kwitansi yang Nominalnya Berbeda dengan Jumlah Pembiayaan yang Diajukan di BMT UGT Sidogiri KC. Larangan Sidoarjo Pembiayaan mura>bah}ah merupakan suatu pembiayaan dengan menggunakan akad jual beli atas barang yang dipesan oleh pihak nasabah sebagai pembeli kepada pihak penjual yaitu pihak bank, dimana pihak bank menjual barang tersebut dengan harga tertentu kemudian memberitahukan kepada pihak nasabah sebagai pihak pembeli untuk membeli barang tersebut dengan mensyaratkan keuntungan tertentu pula, dengan kata lain pembiayaan mura>bah}ah ini merupakan suatu 4 Ibid., 106.

68 pembiayaan dengan menggunakan akad jual beli, dengan menjual harga asal atas barang kepada pihak nasabah dengan memperoleh nilai tambah atau margin keuntungan atas pembelian yang dilakukan oleh pihak nasabah kepada pihak bank yang pada awal akad sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Berikut sekilas gambaran operasional yang secara langsung penulis amati dilapangan: a. Sebelumnya pihak atau calon penerima pembiayaan (anggota) diberitahukan tentang ketentuan prosedur pembiayaan, dan dijelaskan mengenai ketentuan serta jaminan untuk pembiayaan yang akan diajukan, seperti pada gambar di bawah ini: b. Kemudian pihak BMT memberitahukan rincian detail perhitungan tentang jumlah margin keuntungan atas pembiayaan yang diajukan oleh pihak penerima pembiayaan (anggota), seperti pada gambar di bawah ini:

69 c. Setelah memenuhi beberapa persyaratan dalam prosedur pengajuan, maka dilangsungkan sebuah kesepakatan akad yang dilakukan secara bersamaan yaitu akad mura>bah}ah yang digabungkan dengan akad waka>lah, yang disepakati dengan penanda tanganan yang menyatakan bahwa pihak anggota penerima pembiayaan setuju dengan ketentuan pembiayaan yang dibuat oleh pihak BMT, seperti pada gambar berikut ini: d. Terakhir, diadakan kesepakatan akad secara bersamaan yaitu akad mura>bah}ah dengan akad waka>lah dan saling setuju yang menandakan sahnya suatu perjanjian setelah penanda tanganan kesepakatan akad, dimana kesepakatan akad dari pihak BMT

70 memberikan kepercayaan kepada penerima pembiayaan (anggota) sebagai waki>l untuk melakukan pembelian barang atau bahan material yang dimaksud, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. Semisal contoh kasus di BMT tentang pengajuan pembiayaan akad mura>bah}ah bil waka>lah untuk pembelian bahan material bangunan dengan sejumlah pengajuan pembiayaan sebesar Rp.10.000.000, berikut operasional pembiayaannya yaitu sebelumnya pihak BMT sudah melakukan kesepakatan akad mura>bah}ah bil waka>lah yang dilakukan secara bersamaan dan pada awal akad sudah diterangkan tentang penggunaan akad mura>bah}ah yang disertai dengan akad waka>lah ini dikarenakan keterbatasan pihak BMT yang tidak bisa memenuhi kebutuhan barang dari pihak anggota atau tidak memungkinkan bagi pihak BMT untuk membeli barang yang diinginkan oleh pihak anggota sehingga pihak BMT memberikan kuasa kepada pihak anggota atau si X ini untuk membeli barangnya sendiri sesuai yang diinginkan kepada pihak ketiga yaitu si Y (supplier).

71 Setelah pembelian barang sudah dilakukan oleh pihak si X (anggota) maka pihak si X ini menyerahkan bukti pembelian barang kepada pihak BMT, yang pada kenyataanya bukti kwitansi atau bukti pembelian barang tersebut nominalnya berbeda dengan jumlah pembiayaan yang diajukan diawal akad tadi, nyatanya jumlah nominal bukti kwitansi sejumlah Rp. 8.500.000, sehingga jumlah pembelian harga barang yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah nominal pembiayaan yang diajukan di awal akad tadi yang lebih besar Rp. 10.000.000, sehingga sebenarnya berdasarkan jumlah nominal di dalam bukti kwitansi ini menyatakan masih ada sisa jumlah pembiayaan yang diberikan oleh pihak BMT kepada pihak anggota penerima pembiayaan, tetapi sisanya tidak dikembalikan oleh pihak anggota penerima pembiayaan. 5 5 Herman Prandika (Anggota (nasabah) Terkait Pembiayaan Mura>bah}ah bil Waka>lah), Wawancara, Sidoarjo, 29 November 2015.