HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN ZINC DALAM TERAPI DIARE PADA ANAK BALITA DI APOTEK PLATUK JAYA SURABAYA

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SAUNG NAGA KECAMATAN BATURAJA BARAT TAHUN 2014.

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

Universitas Tribhuwana Tunggadewi 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene dengan Kejadian Stomatitis pada Bayi di Poli Anak RSUD Jombang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SOKOSARI KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN

Nisa khoiriah INTISARI

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

PERILAKU IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BARENG JOMBANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2010).

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

SKRIPSI. OLEH : Elisabeth Buku Kumanireng NRP :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI PERTAMA (KOLOSTRUM) Dl RUMAH BERSALIN AN-NISSA SURAKARTA

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Silvia Rane 1, Yusri Dianne Jurnalis 2, Djusmaini Ismail 3

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Evi Susanti 1), Tanto Hariyanto 2), Ragil Catur Adi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Email: jurnalpsik.unitri@gmail.com ABSTRAK Diare merupakan salah jenis penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di Indonesia. Diare telah menjadi penyebab kematian terutama pada bayi.diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus serta parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa.pengetahuan ibu tentang hygiene makanan merupakan salah satu faktor yang cukup krusial dalam kejadian diare pada bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan ibu tentang hygiene makanan dengan kejadian diare pada bayi. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Total sampel berjumlah 30 orang yang diperoleh melalui teknik total sampling. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner. Data kemudian dianalisis menggunakan uji coefficient contingency. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50% ibu mempunyai pengetahuan baik, sebanyak 40% bayi mengalami diare dan sebanyak 60% bayi yang tidak diare. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang hygiene makanan dengan kejadian diare pada bayi (p= 0,163). Ada berbagai faktor yang mempengaruhi hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada bayi. Faktor sikap dan perilaku ibu dalam memberikan makanan juga mungkin penting untuk diketahui. Kata kunci: Diare pada bayi, hygiene, makanan, pengetahuan ibu. 174

THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER'S KNOWLEDGE ABOUT FOOD HYGIENE WITH THE INCIDENCE OF DIARRHEA IN INFANTS IN POSYANDU MELATI, TLOGOMAS MALANG ABSTRACT Diarrhea has high prevalence in Indonesia. Diarrhea has been the cause of death, especially in infants. Diarrhea is a disease caused by microorganisms infection including bacteria, viruses and other parasites such as fungi, worms and protozoa. Mothers' knowledge of food hygiene is one factor that is crucial in the incidence of diarrhea in infants. The study aimed to determinethe relationship of mother's knowledge about food hygiene with the incidence of diarrhea in infants. This study design used analytic correlational with cross sectional approach. Total sample of 30 people were obtained through total sampling technique. Data were obtained through questionnaires. Data were analyzed using contingency coefficient test. The results showed that 50% mothers had good knowledge, 40% infants with diarrhea and 60% infants without diarrhea. There was no relationship between mother's knowledge about food hygiene with the incidence of diarrhea in infants (p = 0.163). There were various factors that affect this relationship. Attitudes and behavior of the mother in delivering food might also be important. Keywords: Diarrhea in infants, food, hygiene, mothers knowledge PENDAHULUAN Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak. Bayi merupakan kelompok umur yang rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2003). Diare lebih dominan menyerang bayi karena daya tahan tubuh bayi yang masih lemah sehingga bayi sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare. Sampai saat ini penyakit diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia, baik ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkan (Depkes RI, 2007). Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada bayi. Di dunia terdapat 6 juta bayi yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare yang sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007).Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia tahun 2001, diare menempati urutan ketiga penyebab 175

kematian bayi.diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak setelah DBD, campak, tetanus neonaturum dan keracunan makanan. (Depkes RI, 2007). Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah faktor lingkungan, praktik penyapihan yang buruk dan malnutrisi.diare dapat menyebar melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar atau membersihkan tinja seorang anak serta membiarkan seorang anak bermain di daerah dimana ada tinja yang terkontaminasi bakteri penyebab diare. Perilaku ibu dalammenjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibutentang cara pengolahan dan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan bayinyatentu sangat penting agar anak yang sedang mengalami diare tidak mengalami kondisi yang lebih buruk. Dampak yang ditimbulkan dari diare adalah terjadinya kekurangancairan atau dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik) yangsecara klinis berupa pernafasan kussmaul, gangguan gizi akibat muntah dan gangguansirkulasi darah yang dapat berupa renjatan hipovolemik (Mansjoer, 2005). Dehidrasi dan malnutrisi adalah akibat yang paling berat dari diare, keduanya dapatmenyebabkan kematian dalam waktu singkat jika tidak diobati dengan benar. Upaya pencegahan diare meliputi pemberian ASI, memperbaiki makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban, membuang tinja bayi dengan benar dan memberikan imunisasi campak karena pemberian imunisasi campak dapat mencegah terjadinya diare yang lebih berat lagi (Depkes, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 April 2012 di wilayah kerja Posyandu Melati Kelurahan pada 7 ibu yangmempunyai bayi diperoleh data bahwa 5 dari 7 bayi menderita diare dan mempunyai ibuberpengetahuan kurang tentang hygiene makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang hygiene makanan dengan kejadian diare pada bayi di wilayah kerja Posyandu Melati Kelurahan METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelasional dengan metode pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah ibu- ibu dari wilayah kerja Posyandu Melati Kelurahan sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi antara lain: a) ibu yang mempunyai bayi pada saat dilakukan pengumpulan data 176

dan bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Melati Kelurahan Tlogomas Malang, b) ibu yang pada saat dilakukan pengumpulan data bisa berkomunikasi, membaca dan menulis, dan c) ibu yang bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2012. Data primer untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang hygiene makanan diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh subyek penelitian sedangkan data penunjang diperoleh dari dinas atau instansi terkait seperti jumlah bayi, dokumentasi penyakit diare yang diderita oleh bayi pada buku KIA, gambaran umum lokasi penelitian dan data demografi yang ada di wilayah kerja Posyandu Melati Kelurahan.ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji korelasi coefficient contingency (p<0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1, sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 15 orang (50%), 13 orang (43,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 2 orang (6,7%) mempunyai pengetahuan kurang tentang hygiene makanan. Tabel 1. Karakteristik Umum Subyek Penelitian Karakteristik % 19-23 tahun 17 Usia ibu 24-28 tahun 53 29-33 tahun 17 34-38 tahun 13 Usia bayi Jenis Kelamin Pendidikan Jumlah Anak Pengetahuan ibu tentang hygiene makanan Kejadian diare 0-6 bulan 23 7-9 bulan 67 10-12 bulan 10 Laki- laki 33 Perempuan 67 SD/ sederajat 10 SMP/ sederajat 17 SMA/ sederajat 50 Perguruan Tinggi 23 1 anak 27 2 anak 40 3 anak 23 >4 anak 10 Baik 50 Cukup 43 Kurang 7 Tidak Diare 60 Diare 40 Tabel 2.Tabulasi silang pengetahuan ibu tentang Hygiene Makanan dan Kejadian Diare Pada Bayi Kejadian diare pada Pengetahuan Ibu Tentang Hygiene Makanan bayi Baik Cukup Kurang f f f (%) (%) (%) Tidak Diare 10 6 2 66,6 46,2 100 Diare 5 7 0 33,4 53,4 0 Total 15 13 2 100 100 100 f (%) 18 60 12 40 30 100 177

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Hygiene Makanan Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1, sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 15 orang (50%), 13 orang (43,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 2 orang (6,7%) mempunyai pengetahuan kurang tentang hygiene makanan. Pengetahuan ibu mungkin dipengaruhi oleh pendidikan, informasi/ pengalaman yang didapat, sosialekonomi, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Nursalam dkk (2001) bahwa faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi pengetahuan adalah usia, pendidikan dan pengalaman. Sebagian besar responden berusia 24-28 tahun yaitu berjumlah 16 orang (53,4%). Nursalam dan Pariani (2001) menyatakan bahwa semakin cukup usia seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih baik dalam berpikir dan bekerja sehingga pengetahuan juga bertambah. Faktorusia bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang hygiene makanan karena pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman. Sebagian besar responden merupakan lulusan SMA (50%). Semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan hal baru tersebut. Pendidikanyang tinggi membuat seseorang cenderung mencari informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Berdasarkan pengalaman (jumlah anak), dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai 2 anak yaitu berjumlah 12 orang (40%). Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan karena pengalaman yang diperoleh dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi di masa lalu. Sebagian besar responden yang memiliki anak lebih dari satu, telah memiliki pengalaman dimasalalu dalam menjaga dan merawat anak-anak.pengetahuan yang diperolah di masa lalu dijadikan sebagai pedoman agar kesalahan-kesalahan dalam menjaga dan merawat anak yang pertama baik itu dalam hal hygiene makanan atau masalah kesehatan lainnya tidak terulang lagi pada anak yang berikutnya. Kejadian diare pada bayi Sebanyak 12 bayi (40%) mengalami diare dan 18 bayi (60%) tidak mengalami diare.hal ini berarti kejadian diare di Wilayah Kerja Posyandu Melati Kelurahan cukup besar. Bayi yang mengalami diare mungkin disebabkan oleh faktor lain selain kebersihan ibu dalam menjaga kebersihan makanan seperti anak yang alergi terhadap suatu makanan atau infeksi oleh bakteri tertentu sehingga 178

bisa menyebabkan diare. Menurut Juwono (2003) bayi lebih mudah terkena diare daripada anak-anak dan orang dewasa karena mereka yang diberi susu botol, atau yang telah mendapatkan makanan tambahan belum dapat menjaga kebersihan dan menyiapkan makanannya sendiri, sehingga kualitas makanan dan minuman tergantung pada ibu sebagai pengasuh utama. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara pengolahan dan penyimpanan makanan yang higienis. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian di Wilayah Kerja Posyandu Melati Kelurahan Tlogomas Malang dimana bayi yang mengalami diare mempunyai ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang hygiene makanan. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Hygiene Makanan Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Hasil uji statistik menggunakan analisis coefficient contingency menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti, diperoleh nilai p-value 0,163 > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang hygiene makanan dengan kejadian diare pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Melati Kelurahan. Hal ini mungkin karena pengalaman berpengaruh dengan kejadian diare pada bayi, karena ibu yang mempunyai bayi diare sebagian besar mempunyai satu anak sehingga ibu belum mempunyai pengalaman tentang diare dan cara mencegah serta mengobatinya. Bayi yang mengalami diare kebanyakan berumur 7 bulan ke atas dimana pada fase itu bayi sudah mendapat makanan tambahan dan mengalami fase oral yaitu bayi suka memasukkan apapun yang dilihatnya ke dalam mulut sehingga hal ini bisa menjadi penyebab diare dan juga ibu yang mempunyai pengetahuan baik belum tentu bisa mempengaruhi sikap dan perilaku ibu dalam menjaga hygiene makanan sehingga pada penelitian selanjutnya mungkin bisa menambah sikap dan perilaku sebagai variabel tambahan. KESIMPULAN 1) Sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 15 responden (50%). 2) Sebagian besar responden memiliki bayi yang mengalami diare yaitu sebanyak 12 responden (40%). 3) Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang hygiene makanandengan kejadian diare pada bayi. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. 179

Juwono, L. 2003. Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta : EGC Mansjoer, A. 2005.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nursalam, Dkk.. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung seto. 180