209 LEMBAGA NEGARA BERDASARKAN FILOSOFI NEGARA HUKUM PANCASILA Oleh : I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstract Indonesia is a unitary state based on legal norms, which means that all state activities in Indonesia are protected by law and legislation, the problems that arise in the field of state of Indonesia one of which is about state institutions such as what State institutions and institutional patterns of the State in accordance with the philosophy of Pancasila. Synergy or interaction of state power tools is needed to ensure legal certainty and create good law in Pancasila law state. The right pattern of state institutions in the Pancasila law state is a state institution with a power-sharing based on trias politica Keywords: State Institution, Philosophy of Pancasila, State of Law. Abstrak Indonesia adalah Negara kesatuan yang berdasar pada norma hukum, yang artinya segala kegiatan kenegaraan di Indonesia dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang undangan, permasalahan yang muncul dibidang kenegaraan Indonesia salah satunya adalah tentang lembaga Negara seperti apa lembaga Negara dan pola kelembagaan Negara yang sesuai dengan filosofi pancasila. sinergi atau interaksi alat kekuasaan negara sangat diperlukan untuk menjamin kepastian hukum dan menciptakan hukum yang baik di negara hukum pancasila. pola yang tepat tentang lembaga negara di negara hukum pancasila adalah lembaga negara dengan pembagian kekuasaan berdasar trias politica Kata Kunci : Lembaga Negara, Filosofi Pancasila, Negara Hukum. A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum, yang bermakna segala sesuatu perbuatan masyarakat Indonesia selalu berdasarkan kepada ketentuan hukum yang berlaku, atau sering kita dengar bahwa Hukum adalah panglima tertinggi dalam struktur ketatanegaraan Indonesia, sehingga segala sesuatu yang dilakukan di Indonesia wajib berdasar kepada ketentuan hukum, bukan hanya tindakan masyarakatnya yang diatur oleh hukum, namun juga sistem ketatanegaraan Indonesia juga diikat Menggunakan kaidah hukum yang berlaku. Indonesia adalah negara hukum sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Angka 3 Undang-
210 Undang Dasar 1945 yang menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, dengan demikian dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus memenuhi dan mewujudkan persyaratan dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam negara hukum. Dengan dirumuskannya pola Indonesia adala negara yang berdasarkan hukum di dalam UUD 1945, maka semua adalah pelaku, pendukung dan pelaksana sebagaimana telah digariskan bahwa para penyelenggara negara (policy executers) dan para pemimpin pemerintahan (policy makers) wajib memiliki semangat yang baik yaitu sesuai dengan jiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 1. Pancasila menjiwai seluruh kehidupan negara hukum Indonesia. Konsep negara hukum Pancasila merupakan konsep negara hukum yang dikembangkan dan diterapkan di Indonesia yang didasarkan pada sistem hukum Pancasila. Konsep 1 Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1986, Hlm 21. negara hukum Pancasila memiliki ciri khas yang terdapat pada falsafah bangsa dan negara Indonesia yakni Pancasila 2. Philipus M. Hadjon merumuskan perkembangan unsur negara hukum Pancasila, sebagai berikut 3 : 1. Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas kerukunan. 2. Hubungan fungsional yang proposional antara kekuasaan-kekuasaan negara. 3. Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan sarana terakhir. merupakan 4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Melihat pada perkembangan unsur negara hukum pancasila yang dikemukakan diatas maka dapat dilihat bahwa Indonesia yang menganut negara hukum pancasila diwajibkan untuk menjalankan hal hal yang disebutkan diatas sebagai 2 Yopi Gunawan dan Kristian, Perkembangan Konsep Negara Hukum & Negara Hukum Pancasila, Bandung : Refika Aditama, 2015, Hlm 92 3 Ibid, Hlm 110-111
211 interpretasi dan konsekuensi menganut sistem negara hukum yang dijiwai oleh pancasila. Secara teori, jika Indonesia mampu menjalankan unsur negara hukum pancasila tersebut, sungguh sangat baik dalam menjalankan organisasi kekuasaan yang disebut negara ini, namun permasalahan terjadi ketika prinsip keadilan belum mampu mengayomi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, alat kekuasaan negara saling tumpang tindih dalam menjalankan fungsinya masing masing dan segala sesuatu permasalahan tidak didasari dengan penyelesaian musyawarah mufakat terlebih dahulu. B. Permasalahan Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menuangkan permasalahan yang menarik dibahas dalam penulisan ini, permasalahan tersebut antara lain: 1. Bagaimana pola interaksi setiap alat kekuasaan negara dalam mendukung prinsip negara hukum pancasila? 2. Bagaimana pola kelembagaan negara yang sesuai dengan prinsip negara hukum pancasila? C. Pembahasan 1. Interaksi Alat Kekuasaan Negara Dalam Mendukung Prinsip Negara Hukum Pancasila Kekuasaan Negara berdasarkan teori negara hukum membedakan tugas kekuasaan negara menjadi tiga kekuasaan utama yaitu kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif, dalam pembagian tersebut lembaga lembaga negara terbagi kembali menjadi lembaga lembaga negara seperti kekuasaan legislatif terdapat lembaga MPR, DPR dan DPD yang memiliki kewenangan dalam merumuskan peraturan perundang undangan, kekuasaan eksekutif terdapat pada lembaga Presiden, Gubernur, Bupati atau Walikota, sedangkan lembaga yudikatif terdapat dalam lembaga peradilan seperti Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Pengadilan Umum dan Pengadilan Khusus. Ketiga Kekuasaan negara tersebut dapat berjalan secara baik jika berjalan sesuai dengan tugas, kewenangan dan fungsi masing masing dan lembaga lembaga negara
212 tersebut tidak dibenarkan untuk saling mencampuri kewenangan serta fungsi lembaga negara yang lainya, sehingga interaksi lembaga negara dalam mendukung prinsip negara hukum Pancasila mendapatkan peran strategis dalam filosofi negara hukum pancasila, contoh yang konkrit dapat dilihat dari sistem pembuatan dan pemberlakuan peraturan perundang undangan di Indonesia. Di Indonesia lembaga yang memiliki kewenangan untuk menyusun peraturan perundang undangan adalah lembaga legislatif, sehingga lembaga legislatif harus memperhatikan keadaan masyarakat sebelum menyusun peraturan perundang undangan serta berkordinasi dengan lembaga eksekutif dalam hal pelaksanaan peraturan perundang undangan tersebut, karena lembaga negara yang berkewenangan untuk menjalankan peraturan perundang undangan adalah eksekutif sebagai pelaksana dari peraturan perundang undangan yang berlaku. begitu pula sinergi dengan lembaga yudikatif untuk menegakkan peraturan tersebut serta memberikan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran atas peraturan perundang undangan tersebut. sehingga dapat disimpulkan bahwa sinergi atau interaksi alat kekuasaan negara sangat diperlukan untuk menjamin kepastian hukum dan menciptakan hukum yang baik di negara hukum pancasila. 2. Kelembagaan Negara Yang Sesuai Dengan Prinsip Negara Hukum Pancasila Membahas masalah lembaga negara dikaitkan dengan prinsip negara hukum pancasila tentu terkait dengan pembagian lembaga negara sesuai dengan Trias Politica dimana dalam trias politica lembaga negara terbagi kedalam tiga bagian besar yaitu eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, dimana penjabaran dari trias politika di Indonesia adalah sebagai berikut; a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur mengenai MPR dalam pasal 2 dan pasal 3. Dalam pasal 2 (1) dinyatakan
213 anggota MPR terdiri atas DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilihan umum.masa jabatan anggota MPR adalah 5 tahun. Alat kelengkapan MPR terdiri dari pimpinan, badan pekerja, dan komisi. Pimpinan MPR terdiri dari 1 orang ketua dan 3 orang wakil ketua b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kedudukan DPR sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20 adalah lembaga negara pembuat undang-undang atau lembaga legislatif. Namun kekuasaan ini wajib dengan persetujuan Presiden. Anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPR sesuai undangundang sebanyak 560 orang. Masa jabatan anggota DPR selama lima tahun. DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun, namun saat ini masa sidang DPR dalam setahun sebanyak empat kali masa sidang. c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dewan Perwakilan Daerah adalah lembaga negara baru yang dibentuk setelah perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lembaga negara ini dibentuk untuk menampung aspirasi masyarakat di daerah-daerah, sebab sebelumnya aspirasi daerah belum memperoleh penyaluran secara baik. Salah satu hasil reformasi sistem pemerintahan adalah pembentukan lembaga negara yang mampu mewakili aspirasi daerah secara khusus, di samping lembaga wakil rakyat yang sudah ada sebelumnya. Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum. d. Presiden Kedudukan Presiden sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara. Sebagai kepala
214 pemerintahan ditegaskan dalam Pasal 4 ayat 1 bahwa Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Presiden ditolong oleh satu orang Wakil Presiden dalam melakukan kewajibannya. e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Badan Pemeriksa Keuangan adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK berkedudukan di ibukota negara, dan mempunyai perwakilan di setiap provinsi. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. Keanggotan BPK sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 berjumlah 9 (sembilan) orang. Susunan BPK terdiri atas satu orang ketua, satu orang wakil ketua, dan 7 (tujuh) orang anggota. Masa jabatan anggota BPK selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan. f. Mahkamah Agung (MA) Mahkamah Agung adalah salah satu lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia.. Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negara Tertinggi dari semua Lingkungan Peradilan, yang dalam melakukan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruhpengaruh lain. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 (1) UUD 1945). Hal ini berarti kekuasaan seorang hakim bebas merdeka tidak terpengaruh oleh kekuasaan yang lain. Hakim mempunyai kewenangan memutuskan perkara sesuai peraturan perundangan secara bebas,
215 tidak dapat dicampuri atau dipengaruhi oleh pihak lain, demi tegaknya hukum dan keadilan. g. Mahkamah Konstitusi (MK) Mahkamah Konstitusi adalah lembaga negara baru sebagai hasil perubahan ketiga UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lembaga ini adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 24 C. Selanjutnya Mahkamah Konstitusi diatur dengan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 mengenai Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi berkedudukan di ibukota negara. h. Komisi Yudisial (KY) Komisi Yudisial adalah lembaga negara baru sebagai hasil perubahan ketiga UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya. Lembaga ini berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Jika diperhatikan dalam lembaga negara yang ada di Indonesia, teori trias politica tersebut sudah dijalankan diindonesia dan dibentuk dengan jiwa dasar pancasila yang mengedepankan ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan keadilan dalam menjalankan kegiatan kenegaraan, hal tersebut sudah sangat sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang merupakan pengamalan dari filosofi pancasila dan sesuai dengan karakteriristik negara hukum pancasila. D. Kesimpulan 1. sinergi atau interaksi alat kekuasaan negara sangat diperlukan untuk menjamin kepastian hukum dan menciptakan hukum yang baik di negara hukum pancasila. 2. pola yang tepat tentang lembaga negara di negara
216 hukum pancasila adalah lembaga negara dengan pembagian berdasar trias politica. kekuasaan DAFTAR BACAAN BUKU : Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1986 Yopi Gunawan dan Kristian, Perkembangan Konsep Negara Hukum & Negara Hukum Pancasila, Bandung : Refika Aditama, 2015 PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN: Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945