BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian Rakyat Ebleg Kebumen, dapat diambil kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Ragam nilai dalam filsafat nilai menurut Scheler ialah bahwa nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung pada pembawaannya. Hal tersebut berdasarkan pada kualitas nilai yang a priori (keadaan dimana manusia dapat merasakan sesuatu hal tanpa melalui pengalaman inderawi terlebih dahulu). Hierarki nilai menurut Scheler ada empat, yaitu nilai kenikmatan dan keridaknikmatan, yang sesuai dengan rasa nikmat dan rasa sakit yang didasarkan atas pengalaman inderawi. Tingkat kedua dari hierarki nilai Scheler, yaitu nilai vitalitas. Nilai vitalitas merupakan nilai yang tidak tergantung bagi kehidupan manusia yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kehidupan yang dialami manusia. Tingkatan ketiga, yaitu nilai spiritual dan tingkat yang terakhir adalah nilai kesucian dan keprofanan, yang tidak dapat direduksi menjadi nilai spiritual. Ragam nilai pada tarian rakyat Ebleg meliputi; nilai religius, nilai moral, nilai sosial, nilai ekonomi dan nilai hiburan. 2. Tarian rakyat Ebleg merupakan suatu bentuk warisan budaya yang harus dilestarikan keberadaanya terutama di lingkungan masyarakat Kebumen. Ebleg berasal dari bahasa Jawa yang berarti tabag atau anyaman bambu. 94
95 Ebleg merupakan tarian yang menggunakan piranti berupa anyaman bambu yang berbentuk seperti kuda. Tarian rakyat Ebleg merupakan tarian yang sejenis dengan Kuda Lumping, tetapi dalam setiap penampilannya tarian rakyat Ebleg berbeda dengan varian lainnya. Tarian rakyat Ebleg berpedoman menggunakan pakem yang menggambarkan strategi perang Sultan Agung Hayangkarakusuma kerika akan berperang melawan Belanda di Batavia. Adapun demikian, tarian rakyat Ebleg sama dengan varian lainnya masih tetap menggunakan prosesi janturan atau trance. Tarian rakyat Ebleg awalnya diciptakan sebagai strategi perang kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin oleh Sultan Agung. Seiring perkembangannya tarian rakyat Ebleg berfungsi sebagai ritual untuk menghormati leluhur, dan saat ini mengalami perubahan sangat pesat yang hanya sebagai sebuah hiburan untuk rakyat. 3. Nilai-nilai yang terkandung dalam tarian rakyat Ebleg menurut hierarki nilai Max Scheler, yaitu: a. Nilai kesenangan atau nilai kenikmatan dan ketidaknikmatan: tarian rakyat Ebleg yang mengundang banyak antusiasme warga dalam penyajiannya memiliki kesenangan tersendiri bagi pihak penyelenggara, kelompok Ebleg dan juga warga masyarakat yang ikut menyasikan. Nilai kesenangan dalam tarian Ebleg dapat terlihat dari banyaknya penonton yang antusias terhadap tarian ini, bukan hanya itu saja, tetapi dapat dilihat dari fungsi tarian sebagai hiburan. Tarian berfungsi sebagai hiburan ada karena kebutuhan masyarakat yang
96 membutuhkan kesenangan. Tarian rakyat Ebleg saat ini yang beredar di masyarakat hanya memiliki nilai kesenangan saja. Hal tersebut terjadi karena masyarakat lebih membutuhkan nilai kesenangan, bahkan hingga mengorbankan nilai yang lebih tinggi hanya untuk memenuhi kepuasan diri. Nilai kesenangan dapat terlihat dalam setiap penyelenggaraan tarian rakyat Ebleg. b. Nilai vitalitas atau nilai kehidupan: tarian rakyat Ebleg tidak hanya memiliki fungsi sebagai hiburan saja, tetapi juga memiliki fungsi sebgai strategi perang melawan VOC. Hal ini sesuai dengan tujuan awal terciptanya tarian Ebleg. Sultan Agung Hayankrakusuma menciptakan tarian yang awalnya bernama Sendratari Yudha Cakrakusuman atau lebih dikenal dengan Ebleg Singamataram, sebagai media untuk melatih para prajuritnya melawan Belanda dengan menggunakan simbol-simbol yang diciptakan memalui sebuah kesenian. Nilai vitalitas terdapat dalam gerakan dan makna keseluruhan sesaji dalam tarian Ebleg. c. Nilai spiritaul: nilai spiritual yang kedudukannya lebih tinggi dengan nilai vitalitas dapat ditunjukan pada tarian rakyat Ebleg seperti terdapat pada keindahan tarian dan juga gending yang memiliki makna tersendiri bagi para penikmat Ebleg. Bagi sebagian masyarakat tarian Ebleg memiliki keindahan karena memiliki alur cerita selayaknya prajurit yang akan menuju medan pertempuran dan juga atraksi yang ditampilkan saat mendem menjadikan tarian ini semakin
97 memiliki nilai tersendiri. Gending yang dimainkan memiliki keindahannya, karena mampu menyedot antusiasme penonton untuk ikut andil dalam tarian Ebleg, meskipun musik yang ditimbulkan terdengar sangat sederhana tang-plong-tang-jur. Bukan saja alur cerita dan gending saja yang memiliki keindahan, gerakan yang dilakukan para pemain juga memiliki berbagai filosofis yang terkandung dan dalam prosesni janturan serta tujuan sesaji karena berkaitan dengan hal-hal yang diluar nalar manusia. d. Nilai kesucian dan keprofanan: nilai kesucian dan keprofanan terdapat saat tarian akan dimulai, yaitu sebelum memulai cara para pemain atau beberapa pemain diwakili oleh penimbul, pemain kuda, dan pemain barongan dengan membawa kuda putih dan juga barongan melakukan ritual terlebih dahulu sebelum acara berlangsung. Ritual tersebut bertujuan untuk memohon restu kepada para pendahulu supaya acara dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu alangan apapun. Bukan hanya itu saja, para pemain saat melakukan sembahan juga memiliki nilai kesucian dan keprofanan, karena para penari juga melakukan adegan menyembah Sang Kuasa dengan tujuan untuk meminta perlindungan dan juga keselamatan. B. Saran Setelah menyelesaikan penyusunan skripsi ini, maka peneliti menyampaikan saran-saran kepada pembaca antara lain sebagai berikut:
98 1. Penonton dan warga masyarakat sekitar yang menyaksikan Ebleg hendaknya bersikap sopan dan menjaga ketertiban supaya dalam pelaksanaan tidak terjadi konflik yang dapat meresahkan masyarakat. 2. Peran serta pemerintah dalam melestarikan tarian tradisi terutama pemerintah kabupaten Kebumen harus lebih ditingkatkan lagi. Pengadaan festifal dan lomba-lomba untuk tarian tradisi lebih sering diadakan supaya eksistensi tarian tradisi tetap terjaga kelestariannya. 3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi masyarakat supaya dapat menjaga, melestarikan tarian tradisi, dan memahami kembali makna dan tujuan awal diciptakannya tarian tradisi terutama tarian Ebleg. Hal ini ditujukan agar kebudayaan kita tetap terjaga kelestariannya dan tidak hilang oleh zaman karena semua itu merupakan kekayaan budaya bangsa.