BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah melalui data primer yaitu data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

Bagian I Laporan Realisasi Rencana Bisnis dan Laporan Hasil Pengawasan Dewan Komisaris Untuk Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi

c. Penjelasan mengenai deviasi atas realisasi Rencana Bisnis, seperti penyebab dan kendala yang dihadapi.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 426 /KMK.06/2003

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM. dihadapan L. Siregar, SH, Notaris di Jakarta.

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP :

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213 TAHUN 1961 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PIMPINAN UMUM ASURANSI JIWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

BAB III METODOLOGI ANALISIS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

BAB I PENDAHULUAN. Awal mula transpotasi darat dimulai dengan munculnya pemakaian roda yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

FAQ (Frequently Asked Question)

BAB II PT IRA WIDYA UTAMA MEDAN

b. Akte Notaris Imah Fatimah.S.H Nomor 66 tanggal 9 Februari 1984,

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 10 TAHUN 2011

PP 42/2002, BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

BAB IX ASURANSI ANEKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang kontraktor, Perusahaan ini didirikan pada tanggal 27 Agustus 1980

III. METODELOGI PENULISAN. Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

BAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1994 (13/1994) TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

perusahaan. Di samping itu juga kualitas produk yang tinggi serta

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BNI LIFE INSURANCE didirikan pada tahun 1996 yang memiliki lini bisnis

INSURANCE OUTLOOK 2016: NAVIGATING FINANCIAL MARKET VOLATILITY Jakarta, 24 November 2015

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2015 TENTANG

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Transkripsi:

33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputeramuda 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili oleh Drs. H.I.K.Suprakto dan Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan sesuai akte No. 7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 20 Pebruari 1970. PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 Memperoleh ijin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat Jendral Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik Indonesia No. KEP.350/DJM/111.3/7/1973 tanggal 24 Juli 1973. 2. Struktur Organisasi Dalam mengelola organisasinya, PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 memiliki sebuah dewan komisaris, sedangkan untuk operasionalnya PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 dipimpin oleh direktur utama. Direktur utama membawahi langsung seorang wakil manajemen ISO, kepala bagian humas dan sekretariat, kepala bagian IT dan kepala bagian pemeriksaan umum. Direktur utama juga membawahi langsung direktur teknik dan pemasaran serta direktur keuangan dan SDM.

34 Direktur teknik dan pemasaran memimpin dua kepala divisi, yaitu kepala divisi teknik dan kepala divisi pemasaran. Dimana kepala divisi teknik membawahi langsung kepala bagian teknik bonding enginering dan produk baru, kepala bagian teknik askes & personal accident, kepala bagian teknik fire & marine cargo, kepala bagian teknik kendaraan bermotor & aneka. Sedangkan kepala divisi pemasaran, membawahi langsung, kepala bagian prinsip mengenal Tertanggung & evaluasi bisnis, kepala bagian pengembangan bisnis retail, kepala bagian pengembangan bisnis korporasi, kepala bagian pengembangan bisnis khusus, kepala bagian pengembangan bisnis syariah, kepala bagian operasional korporasi. Direktur keuangan & SDM membawahi dua kepala divisi yaitu kepala divisi keuangan & investasi dan kepala divisi SDML. Kepala divisi keuangan dan investasi membawahi langsung, kepala bagian keuangan, kepala bagian pembukuan perpajakan & anggaran, kepala bagian investasi, sedangkan kepala divisi SDML membawahi langsung, kepala bagian hukum & personalia, kepala bagian pengembangan SDM, kepala bagian logistik.

35 PEMEGANG SAHAM DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA WAKIL MANAJEMEN ISO DIREKTUR TEKNIK & PEMASARAN DIREKTUR KEUANGAN & SDM KEPALA DIVISI TEKNIK KEPALA DIVISI PEMASARAN KEPALA DIVISI KEUANGAN & INVESTASI KEPALA DIVISI SDM TEKNIK BONDING,ENGINERING &PRODUK BARU PRINSIP MENGENAL NASABAH & EVALUASI BISNIS KEUANGAN HUKUM & PERSONALIA TEKNIK ASKES & PERSONAL ACCIDENT PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL PEMBUKUAN PERPAJAKAN & ANGGARAN PENGEMBANGAN SDM TEKNIK FIRE & MARINE CARGO PENGEMBANGAN BISNIS KORPORASI TEKNIK KENDARAAN BERMOTOR & ANEKA PENGEMBANGAN BISNIS KHUSUS INVESTASI LOGISTIK PENGEMBANGAN BISNIS SYARIAH OPERASIONAL KORPORASI HUMAS & SEKRETARIAT IT PEMERIKSAAN UMUM Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 Uraian tugas yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan guna menunjang jalannya operasi perusahaan akan diuraikan dibawah ini dan penulis hanya membahas divisi-divisi yang berkaitan dengan pengendalian akseptasi untuk mengurangi kerugian klaim :

36 a. Kepala Divisi Pemasaran Tugas pokok Kepala Divisi Pemasaran antara lain adalah : 1) Menyusun Konsep Rencana Kerja Tahunan Divisi Pemasaran, Daftar Perkiraan Premi Bruto (Estimated Gross Premium Income) berikut dengan daftar Prospective Clients yang bersangkutan dan konsep anggran biaya divisi pemasaran kantor pusat (tidak termasuk cabang/cabang pembantu). 2) Membuat laporan bulanan secara tertulis Kepala Direksi tentang perkembangan (progress report) Divisi Pemasaran. 3) Mengusulkan pembukaan, pengembangan, penurunan ataupun penutupan kantor cabang dan mengurus administrasinya. Wewenang yang dimilikinya antara lain menutup pos-pos asuransi sepanjang risiko-risiko yang akan diaksep telah memenuhi peryaratan yang ditetapkan perusahaan dan meminta informasi dan/ atau data teknik underwriting dan administratif dari Kepala Divisi Teknik, info dan/ atau data administratif dari Kepala Divisi Umum/ Peronalia. Namun Kepala Divisi Teknik, Kepala Divisi Keuangan dan Kepala Divisi Umum/Personalia juga berhak menolak pemberian info dan data yang diminta, apabila menurut perkembangannya bertentangan dengan kebijaksanaan perusahaan. Underwriting sendiri merupakan kegiatan penelitian atau permohonan asuransi, penentuan jumlah premi, penyiapan polis beserta syarat-syarat tambahan yang dianggap perlu dan kegiatan lain yang berhubungan dengan penutupan asuransi yang akan dilakukan. Dalam underwriting juga tercakup kegiatan

37 pengelolaan akumulasi risiko, penawaran reasuransi dan kegiatan lain yang berhubungan dengan penyebaran risiko. Kepala divisi Pemasaran beranggung jawab terutama atas : 1) Riset pemasaran dan sebagai penunjang untuk penentuan strategi pemasaran, rencana pencapaian produksi (premi bruto) dan kebijaksanaan perusahaan. 2) Pencapaian produksi (premi bruto) minimal segala jenis asuransi yang telah ditargetkan. b. Kepala Divisi Teknik Secara struktural Kepala Divisi Teknik bertanggung jawab kepada direksi dan membawahi Biro Akseptasi, Biro Reasuransi, Biro klaim dan Biro Riset Pengembangan. Tugas pokok Kepala Divisi Teknik, antara lain : 1) Mengawasi, membimbing dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan underwriting yang telah ditetapkan. 2) Melaporkan kegiatan akseptasi klaim portofolio premi dan akseptasi klaim, paling lambat tanggal 25 setiap bulan. 3) Mengevaluasi dan mengembangkan prasarana penutupan produk asuransi. 4) Mengadakan negosiasi penerimanaan dan penempatan risiko dalam kerja sama treaty, pool, reasuransi fakultatif secara langsung melalui broker, di dalam atau diluar negeri. Kepala Divisi Teknik berwenang untuk : 1) Mengatur strategi bidang teknik mengenai underwriting, reasuransi, penyelesaian klaim dan personalianya.

38 2) Mengadakan akseptasi penutupan langsung atau tidak langsung (dalam jumlah uang pertanggungan yang besarnya dapat ditentukan dengan ketentuan lain) dalam setiap risiko. 3) Menolak surat permintaan penutupan yang tidak atau belum memenuhi persyaratan dasar untuk penerbitan polis atau membahayakan kepentingan perusahaan. 4) Menandatangani Slip Reasuransi yang tidak termasuk batas jumlah pertanggungan besar. 5) Mengatur pengeluaran komisi untuk setiap jenis asuransi. Kepala Divisi Teknik bertanggung jawab terutama atas : 1) Data dan informasi hasil kegiatan riset teknik yang telah dilakukan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Divisi Teknik dan sebagai penunjang untuk penentuan strategi bidang teknik, rencana pencapaian surplus underwriting segala jenis asuransi sebagai proyeksi atau target Divisi Teknik tahun berikutnya dan kebijaksanaan perusahaan. 2) Pencapaian surplus underwriting segala jenis asuransi yang telah diproyeksikan atau ditargetkan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Divisi Teknik dan merupakan kegiatan dari program dan Rencana Kerja Perusahaan.

39 c. Kepala Divisi Keuangan Kepala Divisi Keuangan bertanggung jawab kepada Direksi dan membawahi Kepala Biro Keunagan dan Kepala Biro Pembukuan. Tugas pokok Kepala Divisi Keuangan : 1) Mengatur strategi, dalam bidang keuangan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. 2) Mengawasi, membimbing dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan keuangan yang telah ditetapkan. 3) Melaporkan semua kegiatan dan mutasi keuangan, paling lambat tanggal 25 setiap bulan. 4) Melaksanakan negosiasi keuangan dengan pihak intern dan pihak ekstern. Kepala Divisi Keuangan terutama bertanggung jawab atas : 1) Data dan informasi hasil kegiatan riset keuangan yang telah dilakukan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Divisi Keuangan sebagai penunjang untuk penentuan strategi bidang keuangan, rencana pencapaian laba perusahaan tahun berikutnya dan kebijkasanaan perusahaan. 2) Pencapaian laba perusahaan yang telah diproyeksikan atau ditargetkan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Divisi Keuangan serta program dan Rencana Kerja Perusahaan. d. Kepala Divisi Umum Kepala Divisi Umum bertanggung jawab kepada Direksi dan membawahi Biro Tata Usaha, Biro Pembekalan dan Rumah Tangga dan Biro Personalia.

40 Tugas dan tanggung jawab Kepala Divisi Umum meliputi : 1) Melaporkan segala jenis pelaksanaan kegiatan Divisi Umum kepada Direksi atau melalui Sekretaris Eksekutif. 2) Mengikuti, membina, membimbing serta merumuskan dan melaksanakan aktivitas guna memperbaiki dan meningkatkan efisiensi kerja para pegawai di lingkungan Divi Umum. Wewenang Kepala Divisi Umum dan Personalia antara lain meliputi pengaturan strategi bidang umum tata usaha, pembekalan dan rumah tangga serta personalia. 3. Bidang Usaha PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 Sampai saat ini jenis asuransi yang diselenggarakan oleh PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 antara lain meliputi: 1. Asuransi Kebakaran : memberikan jaminan kerugian atas harta benda dan/ atau kepentingan yang dipertanggungakn yang disebabkan oleh kecelakaan, pencurian dan kebakaran. 2. Asuransi Kendaraan Bermotor : memberikan jaminan kerugian atau kerusakan pada kendaraan bermotor yang dipertanggungkan yang disebabkan oleh kecelakaan, pencurian dan terbakar. 3. Asuransi Pengangkutan : memberikan jaminan atas kerugian yang timbul pada barang yang diperyanggungkan selama dalam proses pengangkutan pada berbagai sarana pengangkutan.

41 4. Asuransi E.A.R (Erection All Risk Policy) : memberikan jaminan atas kerugian yang timbul akibat kerusakan yang terjadi selama proses pemasangan mesin, peralatan maupun pembangunan atau pendirian seluruh instalasi. 5. Asuransi C.A.R (Contarctors All Risk Policy) : memberikan jaminan atas kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan yang timbul selama proses pelaksanaan pembangunan proyek kontraktor sipil. 6. Asuransi Machinery Breakdown : memberikan jaminan atas kerugian yang timbul yang diakibatkan oleh kerusakan mesin disaat operasi, diperbaiki atau tidak bekerja. 7. Asuransi Kebongkaran (Burglary Insurance) : memberikan jaminan kerusakan atau kecurian barang-barang milik Tertanggung yang diakibatkan oleh pencurian dengan kekerasan. 8. Lain-lain. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sisitematis, faktual, dan akurat mengenai pengendalian intern atas proses akseptasi telah dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

42 C. Definisi Operasional Variabel Dalam melakukan penelitian, penulis menetapkan variable yang dapat memperjelas dan mengarahkan terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun definisi dan variable yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Asuransi Asuransi mengalihkan risiko yang dihadapi oleh seseorang baik terhadap dirinya ataupun terhadap harta benda yang dimiliki kepada pihak lain (perusahaan asuransi), dengan syarat bahwa risiko tersebut tidak pasti terjadi dan dijamin oleh syarat dalam polis asuransi 2. Akseptasi Proses penerimaan permintaan permohonan asuransi yang diajukan oleh Tertanggung kepada Penanggung berdasarkan tehnik-tehnik seleksi risiko. 3. Klaim Klaim atau ganti rugi adalah sesuai persyaratan polis, merupakan janji Penanggung kepada Tertanggung mengenai manfaat polis yang sesuai dengan perjanjian kontrak dalam polis. 4. Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern terdiri dari rencana organisasi serta seluruh metode koordinasi dan pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga aktivanya, menguji keakuratan dan keandalan data

43 akuntansinya, mendukung efisiensi operasional serta mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajerial yang telah ditetapkan 5. Komponen Pengendalian Intern Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait, yaitu: Lingkungan pengendalian, Penaksiran risiko, Aktivitas pengendalian, Informasi dan komunikasi, dan Pemantauan. D. Metode Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang diungkapkan sebelumnya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengumpulan data dari luar perusahaan melalui penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder, seperti : teori-teori asuransi dan pengendalian akseptasi dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku literatur, tulisan ilmiah, majalah dan buku acuan lainnya sebagai dasar penulisan skripsi yang diperoleh dari perpustakaan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan tujuan penulisan skripsi. Data tersebut dapat diperoleh dengan cara: a. Wawancara (interview) dengan jalan mengajukan pertanyaanpertanyaan langsung kepada pegawai yang berwenang.

44 E. Jenis Data Jenis data penelitian yang digunakan dalam penulisan skirpsi ini adalah: 1. Data Sekunder Data yang diambil dari data primer yang telah penulis olah lebih lanjut yang telah disajikan pada PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, seperti berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, kebijakan perusahaan, pedoman proses akseptasi, laporan klaim periode 2009 dan 2010. F. Metode Analisa Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif adalah analisa data dengan berdasarkan pada angka-angka, persantase, frekuensi, dan nilai tunai (present value) dimana untuk mengolahnya dapat digunakan statistik deskriptif. Sedangkan deskriptif kualitatif adalah analisis yang didasarkan pada pernyataan keadaan dan ukuran kualitas.