WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 64 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SINJAI BUPATI SINJAI,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 15 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 9 TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG TIMUR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2016

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN WALIKOTA BINJAI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 30 Tahun 2014 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA LUBUKLINGGAU, PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 4 TAHUN2015 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN KOTA KEDIRI

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20M.PAN/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI KARIMUN PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2014 Seri E Nomor 13 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGELOLAAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 333 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 27 TAHUN 2014

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH. PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 10 "A TAI-lUri c2.017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 1 Tahun 2017 Seri E Nomor 1 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

GUBERNUR SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN,

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT AN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

bahwa sehubungan dengan telah diundangkannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI GARUT, PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 44 Tahun 2017 Seri E Nomor 35 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

Transkripsi:

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu, perlu mengatur kembali penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu di lingkungan Pemerintah Kota Batu; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor Halaman 1 dari 15 Hlm

169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Halaman 2 dari 15 Hlm

Indonesia Nomor 5049); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 12. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern; 13. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Bidang Penanaman Modal; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 16. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Penanaman Modal; 17. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik; Halaman 3 dari 15 Hlm

18. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu; 19. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2011 tentang Izin Trayek; 20. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2011 tentang Ijin Mendirikan Bangunan; 21. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2011 tentang Ijin Gangguan; 22. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penataan Menara Telekomunikasi Seluler; 23. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu; 24. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Pengendalian Menara Seluler; 25. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Perizinan Rumah Susun; 26. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perlindungan, Pelestarian, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Batu; 27. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pelayanan di Bidang Pengairan; 28. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BATU TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. Halaman 4 dari 15 Hlm

3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif, yang di dalam pelaksanaan tugasnya selalu mencerminkan kemitraan. 4. Walikota adalah Walikota Batu. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Batu. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. 8. Badan adalah Badan Penanaman Modal Kota Batu. 9. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanaman Modal Kota Batu. 10. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing untuk melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia. 11. Penanam Modal adalah perseorangan atau Badan Usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dari dalam negeri dan penanam modal asing. 12. Fasilitasi penanaman modal adalah insentif atau kemudahan pelayanan dan atau perizinan yang diberikan kepada penanam modal. 13. Pelayanan penanaman modal adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non-perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen perizinan penanaman modal. 14. Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang selanjutnya disingkat LKPM adalah laporan yang memuat perkembangan penanaman modal dan kendala yang dihadapi Penanam Modal disampaikan secara berkala kepada Badan Penananaman Modal. Halaman 5 dari 15 Hlm

15. Sistem informasi penanaman modal adalah suatu kesatuan tatanan yang terdiri atas organisasi, manajemen, teknologi, himpunan data, dan sumber daya manusia yang mampu menghasilkan dan menyampaikan informasi secara cepat, tepat, lengkap, dan akurat di bidang penanaman modal. 16. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. 17. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 19. Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disingkat UPTB adalah unsur pelaksana teknis badan yang mempunyai fungsi penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal. 20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batu. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud diselenggarakannya Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal sebagai upaya: 1) terwujudnya pelayanan perizinan yang cepat, efektif, efisien,transparan, dan memberikan kepastian hukum; dan 2) terwujudnya hak-hak masyarakat dan investor untuk mendapatkan pelayanan di bidang perizinan. Halaman 6 dari 15 Hlm

Pasal 3 Tujuan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan khususnya dan pelayanan publik pada umumnya di Pemerintah Kota Batu. BAB III PELIMPAHAN WEWENANG Pasal 4 (1) Walikota Batu mendelegasikan sebagian wewenang penandatanganan perizinan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Kota Batu. (2) Walikota Batu melimpahkan sebagian wewenang penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Badan selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu. BAB IV PENYELENGGARAAN Pasal 5 (1) Penyelenggaraan pelayanan perizinan dan layanan Non-Perizinan secara administrasi dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal Kota Batu. (2) Penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi kegiatan penyelenggaraan perizinan dan layanan non-perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen perizinan dan pemungutan retribusi dilakukan oleh Kepala Badan Penanaman Modal atas nama Walikota sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, meliputi: a. pemberian perizinan baru; b. perubahan perizinan; Halaman 7 dari 15 Hlm

c. perpanjangan/ herregistrasi/ daftar ulang perizinan; d. pemberian salinan perizinan; e. pembatalan perizinan; f. penolakan perizinan; g. pembekuan perizinan; dan h. legalisasi perizinan. Pasal 6 Penerbitan atau penolakan Surat Izin dilaksanakan dan ditandatangani oleh Kepala Badan selaku Administrator. Pasal 7 (1) Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan, Badan Penanaman Modal dibantu oleh Tim Teknis dan Tim Pembina Perizinan. (2) Tim Teknis dan Tim Pembina Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari perwakilan SKPD terkait yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (3) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas tim teknis, masing-masing SKPD menetapkan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP). BAB V JENIS PERIZINAN Pasal 8 (1) Jenis perizinan pada Badan Penanaman Modal meliputi sektor: a. pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum, cipta karya, pengairan, dan bina marga; d. penataan ruang; e. perhubungan; f. penanaman modal; Halaman 8 dari 15 Hlm

g. sosial dan ketenagakerjaan; h. kebudayaan dan pariwisata; i. koperasi, perindustrian, perdagangan, dan usaha kecil menengah; j. lingkungan hidup; dan k. pelayanan non-perizinan. (2) Rincian Jenis Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. (3) Jenis Pelayanan Non-Perizinan di Badan Penanaman Modal meliputi: a. insentif daerah; dan b. layanan informasi dan pengaduan. Pasal 9 (1) Untuk terwujudnya Pelayanan Perizinan yang cepat, efektif, efesien, transparan, dan memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP). (2) Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan. BAB VI PENGADUAN Pasal 10 (1) Jika terdapat permasalahan terkait dengan pelayanan perizinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka Pemohon dapat menyampaikan pengaduan. (2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara lisan dan/atau tertulis melalui media yang disediakan. Halaman 9 dari 15 Hlm

(3) Pengaduan yang disampaikan harus ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh Badan Penanaman Modal paling lama dalam waktu 3 (tiga) hari kerja. BAB VII PELAPORAN Pasal 11 Kepala Badan Penanaman Modal membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan secara tertulis setiap 3 (tiga) bulan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. BAB VIII PEMBINAAN, PENGAWASAN, MONITORING, DAN EVALUASI Pasal 12 (1) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan teknis perizinan dan non-perizinan secara fungsional dilakukan oleh Pejabat SKPD selaku Pembina. (2) Pembinaan, pengawasaan, dan pengendalian secara administrasi pada Badan Penanaman Modal dilakukan oleh Kepala Badan. Pasal 13 (1) Masing-masing SKPD melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perizinan yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal sesuai dengan kewenangannya. Halaman 10 dari 15 Hlm

(2) Terhadap pelaksanaan perizinan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundanganundangan di bidang perizinan. BAB VIX PEMBIAYAAN Pasal 14 Sumber pembiayaan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu dibebankan pada Anggaran Penadapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Batu. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 (1) Kewenangan penandatanganan pemberian atau penolakan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 yang semula berada di SKPD beralih ke Badan Penanaman Modal. (2) Semua perizinan yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Walikota ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku. Pasal 16 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Batu Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pendelegasian Sebagian Kewenangan Di Bidang Pelayanan Perijinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Batu (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 2/B), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Halaman 11 dari 15 Hlm

Pasal 17 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala Badan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 16 Oktober 2013 WALIKOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO Diundangkan di Batu pada tanggal 16 Oktober 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, ttd WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 2/E Halaman 12 dari 15 Hlm

Lampiran Peraturan Walikota Batu Nomor : 64 Tahun 2013 Tanggal : 16 Oktober 2013 JENIS PERIZINAN PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU NO SEKTOR JENIS PERIZINAN A Pendidikan 1. Ijin Pendirian Lembaga Pendidikan Non- Formal. 2. Izin Pendirian Lembaga Pelatihan dan Keterampilan Swasta. 3. Ijin Pendirian Sanggar/Kursus Seni. 4. Ijin Pendirian Sekolah Swasta 5. Izin Kursus. B Kesehatan 1. Izin Praktek Dokter Umum. 2. Izin Praktek Dokter Spesialis. 3. Izin Praktek Dokter Gigi. 4. Izin Praktek Bersama Dokter Umum. 5. Izin Praktek Bersama Dokter Spesialis. 6. Izin Praktek Bersama Dokter Gigi. 7. Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan. 8. Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat. 9. Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat Gigi. 10. Izin Pendirian Apotek. 11. Izin Pendirian Optik. 12. Izin Pendirian Toko Obat. 13. Izin Pendirian Laboratorium Kesehatan. 14. Izin Pendirian Klinik Pengobatan. 15. Izin Pendirian Klinik Kecantikan. 16. Izin Pendirian Rumah Bersalin. 17. Izin Pendirian Balai Pengobatan Umum Perusahaan/Institusi. 18. Izin Pendirian Balai Pengobatan Umum Swasta Perorangan. 19. Izin Penyelenggaraan Pusat Kebugaran Jasmani. 20. Izin Penyelenggaraan SaranaPelayanan Halaman 13 dari 15 Hlm

C Pekerjaan Umum, Cipta Karya, Pengairan dan Bina Marga D Penataan Ruang E Perhubungan F Penanaman Modal Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza. 21. Izin Pengobatan Tradisional. 22. Izin Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). 23. Izin Produksi Makanan dan Minuman Industri Rumah Tangga. 24. Izin Laik Hygiene Restoran/Rumah Makan. 25. Izin Laik Hygiene Jasa Boga/Catering. 1. Izin Mendirikan Bangunan. 2. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). 3. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT). 4. Izin Pemanfatan Tanah Milik Daerah. 5. Izin Pemasangan Jaringan Instalasi di bawah tanah. 6. Izin Pengeboran Air Bawah Tanah. 7. Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA). 8. Izin Penurapan dan Eksplorasi (SIPE). 1. Izin Pemanfaatan Ruang/Keterangan Rencana Kota. 2. Izin Lokasi. 3. Izin Reklame. 1. Izin Mendirikan Bangunan Menara Telekomunikasi. 2. Izin Trayek. 3. Izin Usaha Angkutan Barang. 4. Izin Usaha Angkutan Orang. 5. Kartu Pengawasan. 1. Pendaftaran Penanaman Modal. 2. Izin Prinsip Penanaman Modal. 3. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal. 4. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal. 5. Izin Usaha. 6. Izin Usaha Perluasan. 7. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal. 8. Izin Usaha Perubahan. Halaman 14 dari 15 Hlm

G Sosial dan Ketenagakerjaan 1. Izin Pendirian Kantor Cabang Perusahaan Jasa TKI. 2. Izin Penyelenggaraan Latihan Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN). I Kebudayaan dan Pariwisata Tanda Daftar Usaha Pariwisata. J Koperasi, Perindustrian, 1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Perdagangan dan UKM 2. Izin Usaha Toko Modern (IUTM). 3. Izin Usaha Industri (IUI). 4. Tanda Daftar Industri (TDI). 5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP). 6. Tanda Daftar Gudang (TDG). 7. Izin Pemakaian Kios/Lapak/Los Bedak Pasar. K Lingkungan Hidup 1. Izin Lingkungan. 2. Izin Gangguan (HO). 3. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC). 4. Dokumen Pengelolaan Lingkungan terdiri dari AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL. L Pelayanan Non-Perizinan 1. Insentif Daerah. 2. Pelayanan Informasi dan Pengaduan. WALIKOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO Halaman 15 dari 15 Hlm