Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

dokumen-dokumen yang mirip
Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Linda Seri Murni Sitohang Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IX-3 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DI SMP NEGERI 1 PAYUNG T.P. 2015/2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATIONUNTUK MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR SISWAKELAS VIII-1PADA MATA PELAJARAN IPS SMPNEGERI 1PAYUNG

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Karolina Br Karo Guru SD Negeri Tigaserangkai Surel:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION PADA MATA PELAJARAN PAK SMP NEGERI 2 SIMPANG EMPAT

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB III METODE PENELITIAN

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA BIDANG STUDI BIOLOGI MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS DI KELAS XI MIA-2 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel: asniarelfrida@gmail.com ABSTRAK Masalah dalam pembelajaran biologi di SMAN 1 Percut Sei Tuan adalah interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa masih berlangsung satu arah dalam pengertian bahwa pembelajaran tidak melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan sumber belajar dalam pembelajaran. Penerapan LKS dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan akan dikemas dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan ditempuh dalam dua siklus. Setelah penelitian berlangsung selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa; 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode diskusi berbantuan LKS dapat meningkatkan ketuntasan pembelajaran siswa, terbukti dari hasil tes siswa ketuntasan pembelajaran meningkat. Kata kunci : Metode diskusi berbantuan LKS, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pembelajaran biologi haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran biologi. Salah satu faktor penyebabnya adalah latihan soal umumnya jarang sekali berbentuk soal cerita yang berkaitan dengan terapan biologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat memungkinkan siswa telah mengalami karena cenderung tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Beberapa hal yang lazim terjadi pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan adalah pembelajaran masih monoton. Meski peneliti sebagai guru telah mengenal model-model dan ragam metode pembelajaran tetap saja pemahaman peneliti dalam menerapkan model maupun metode secara praktis masih terbatas, sementara kebutuhan akan variasi model sangat mendesak. Interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa termasuk lemah dalam pengertian bahwa pembelajaran tidak melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan sumber belajar dalam pembelajaran. Alasannya adalah kebutuhan sumber belajar dan perangkat pembelajaran yang masih terbatas untuk melaksanakan pembelajaran berorientasi siswa 63

aktif. Guru tidak ubahnya seperti pendongeng cerita, yang akan berakhir dengan soal atau pertanyaan dan seolah-olah tidak begitu bermakna. Hal yang menyebabkan kegiatan konsultatif antara guru dan siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang berkategori sulit jarang terjadi. Sementara itu, biologi masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit akibat kurangnya pengaplikasian setiap materi kedalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa-siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan seringkali masih merasa kesulitan, ragu-ragu, agak takut, dan kuatir salah jika menjawab pertanyaan dari guru, dan terlebih lagi siswa malu untuk bertanya. Hal ini salah satu hal yang menyebabkan disetiap jam pelajaran biologi siswa cenderung merasa enggan dan malas. Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai pelajaran biologi akan semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus mampu memberikan motivasi terhadap siswa melalui pengelolaan kelas yang menarik dan melibatkan siswa dalam menemukan konsep. Selain itu perlu juga diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Bentuk dari tindakan guru dalam upaya memperbaiki aktifitas dan meningkatkan hasil belajar siswa ini diwujudkan dengan memilih metode diskusi melalui lembar kerja siswa (LKS). Dengan metode ini siswa dituntut trampil melakukan diskusi dalam proses menemukan konsep melalui studi pustaka dan diskusi sesuai dengan petunjuk LKS. Upaya perbaikan pembelajaran telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti sebagai guru biologi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yakni dengan menerapkan metode-metode pembelajaran dan memberi variasi sumber dan perangkat pembelajaran. Namun kemampuan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran masih sangat terbatas sehingga variasi yang diharapkan belum tercapai maksimal. Untuk itu maka peneliti melaksanakan penerapan metode diskusi melalui LKS dengan desain penelitian tindakan kelas. Melalui PTK maka peneliti selain berupaya memperbaiki hasil belajar siswa sekaligus akan memperbaiki kemampuan peneliti dalam penerapan metode dan perangkat LKS dalam pembelajaran biologi. Sehingga dapat dianalisis kesesuai penggunaan metode dan LKS, kelemahan, dan kekuatan peneliti dalam penerapan tersebut sebagai bahan refleksi selanjutnya. Untuk memperjelas masalah diatas dapat dirumuskan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini yaitu 1) Bagaimana hasil belajar kognitif siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi berbantuan LKS pada bidang studi biologi di kelas XI MIA-2 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015?; 2) Bagaimana 64

hasil belajar afektif siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi berbantuan LKS pada bidang studi biologi di kelas XI MIA-2 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015?; 3) Bagaimana hasil belajar psikomotorik siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi berbantuan LKS pada bidang studi biologi di kelas XI MIA-2 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015?. Setelah menetapkan rumusan masalah di atas maka, dapat ditentukan tujuan penelitian ini, antara lain untuk ; 1) mengetahui bagaimana hasil belajar kognitif siswa setelah pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi berbantuan LKS pada bidang studi biologi di kelas XI MIA-2 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015; 2) Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar afektif siswa setelah pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi berbantuan LKS pada bidang studi biologi di kelas XI MIA-2 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015; 3)Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar psikomotorik siswa setelah pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi berbantuan LKS pada bidang studi biologi di kelas XI MIA-2 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015. KAJIAN TEORI Menurut Majid (2009:176) lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. Tugas-tugas dalam LKS dapat berupa tugas teori seperti mengisi test dalam bentuk objektif maupun subjektif. Fungsi dari LKS dalam pembelajaran tentu adalah untuk membantu berlangsungnya proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Untuk itu maka LKS harus disusun sebaik mungkin sehingga memungkinkan siswa mengembangkan kecakapan kognitif,afektif dan psikomotoriknya. Gega (1994) dalam Tarigan (2009:13) mengungkapkan bahwa LKS yang baik adalah LKS yang : (1) membantu dan mengarahkan siswa dalam belajar (2) mengarahkan siswa untuk merencanakan dan melakukan investigasi sehingga tujuan belajar dapat tercapai (3) sederhana, sehingga memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi dan bekerja (4) melatih berpikir dan memecahkan masalah (5) merangsang siswa berpikir kritiskreatif dengan merancang kegiatan penyelidikan. Lembar kerja siswa yang ada di sekolah saat ini adalah lembar kerja yang isinya berupa tugas teori dan praktik. Tugas teori berupa test dalam hal ini lembar kerja siswa tentu harus dilengkapi dengan buku atau referensi lain yang memiliki materi terkait dengan tugas LKS tersebut. Majid (2005:177) menyatakan bahwa tugas-tugas sebuah lembaran kegiatan tidak akan 65

dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Lebih lanjut Majid (2009:45) menyatakan ada dua kategori umum yang dipakai dalam membahas materi ajar, yaitu : 1) Metode deduktif, mulai dengan pola atau rampatan (konsep atau asas) dan berkembang ke fakta, kemudian ke pengamatan, penerapan, dan pemecahan masalah. 2) Metode induktif, mulai dengan fakta, rincian, dan pengamatan berkembang ke perumusan konsep dan asas, dan akhirnya ke penerapan dan pemecahan masalah. LKS yang berbasis konstruktivisme akan lebih mengedepankan metode penyampaian secara induktif, dimana siswa disuguhi fakta yang mengembangkan alternatif berupa dugaan-dugaan melalui pengetahuan yang sudah ada, kemudian menuntut pengamatan melalui ilustrasi maupun pengujian praktis sehingga diperoleh konsep yang benar METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Percut Sei Tuan yang beralamat di Jalan Irian Barat No. 37, Sampali dan pelaksanaannya selama 4 bulan mulai dari bulan September sampai dengan Desember 2014. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober dan Nopember 2014, berlangsung selama dua siklus dengan dua KBM setiap siklusnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA-2 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa yang terikut dalam penelitian sebanyak 37 siswa. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah: tes hasil belajar kognitif, lembar observasi hasil belajar psikomotorik dan afektif. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK pertama kali diperkenalkanoleh psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 (Aqib, 2006 :13). Menurut Lewin dalam Aqib (2006 : 21) menyatakan bahwa dalam satu Siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Metode Analisis Data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Rumusan penelitian terjawab apabila nilai siswa secara individu mencapai KKM biologi Kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan sebesar 75 dan secara klasikal 85% siswa mencapai KKM tersebut. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Diadakan tes kemampuan awal siswa sebelum Siklus I dilaksanakan sebagai Pretes untuk mengetahui kemampuyan awal siswa. Dari hasil tes diperoleh nilai 66

terendah 0 dan tertinggi 30 dengan rata-rata 24 sehingga ketuntasan belajar secara kalsikal 0%. Atau kemampuan awal siswa sangat rendah mengindikasikan siswa tidak membaca buku di rumah untuk materi yang akan dipelajari di sekolah. Siklus I Tahap Observasi Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes hasil belajar sebagai Postes I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada Siklus I. Adapun data hasil penelitian pada Siklus I disajikan dalam Tabel 1. Tabel.1. Deskripsi Data Hasil Tes Siklus I Nilai Frekuensi Ketunta san 100 2 5,4% 80 12 32,0% 60 10-40 9-20 4 - Jumlah 37 37,4% Ratarata 59 Merujuk pada Tabel 4.1. Siswa dengan nilai terendah 20 sebanyak 4 siswa dan yang mendapat nilai 100 sebanyak 2 orang. nilai rata-rata 59 dengan KKM 75, jumlah siswa tuntas 14 dari 37 siswa. Hal ini menunjukkan pengetahuan kognitif siswa masih rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada Siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami materi yang telah disampaikan hanya sebesar 37,4% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan LKS dalam pembelajaran diskusi. Data hasil belajar ini didukung oleh data psikomotorik belajar siswa yang belum begitu menunjukkan siswa aktif diskusi. Data hasil observasi aktifitas psikomotorik belajar siswa disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Deskripsi Data Psikomotorik Formatif I No Psikomotorik Skor Proporsi 1 Mengidentifikasi maksud 32 36% pembicaraan 2 Menggunakan tata bahasa yang 33 38% tepat 3 Berbicara secara jelas dan mudah 21 24% dimengerti 4 Menggunakan pilihan kosakata yang tepat 33 38% Intonasi suara 5 sesai dengan yang disampaikan 22 25% Merujuk pada Tabel 2. keterampilan yang dominan yang 67

dilakukan siswa adalah menggunakan tata bahasa yang tepat dan menggunakan pilihan kosakata yang tepat (38%), meskipun keterampilan keduanya yang paling tinggi tapi hasilnya masih jauh dari yang diharapkan karena seharusnya yang paling dominan itu adalah semua keterampilan yang deteliti dan keterampilan yang paling rendah adalah berbicara secara jelas dan mudah dimengerti (24%) kondisi ini disebabkan siswa masih kurang percaya diri ketika menyampaikan hasil diskusi kelompok didepan kelas karena siswa belum terbiasa dengan metode seperti ini. Selain hasil belajar kognitif dan psikomotorik, guru juga meneliti perkembangan afektif siswa. Untuk merekam afektif siswa dilakukan oleh seorang pengamat sesuai dengan instruksi oleh peneliti. Hasil rekaman yang dilakukan oleh pengamat diserahkan kembali kepada peneliti. Hasil analisis rekaman afektif siswa dari pengamat selama siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Deskiripsi Data Afektif Siswa Siklus I No Afektif Skor Proporsi 1 Kejujuran 28 32% 2 Disiplin 32 36% 3 Tanggung jawab 29 33% 4 Ketelitian 35 40% 5 Kerjasama 26 30% Terlihat dari tabel bahwa afektif yang paling dominan adalah ketelitian (40%), meskipun paling dominan tapi masih sesuai dengan harapan dan perlua ada peningkatan dan yang paling rendah adalah kejujuran (32%). Tahap Refleksi I Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1. LKS belum berfungsi optimal mengarahkan kegiatan belajar siswa sehingga aktifitas belajar siswa belum sepenuhnya dapat diarahkan melalui LKS. 2. Pembelajaran secara kombinasi klasikal, kelompok dan individu dalam diskusi dan latihan belum maksimal. 3. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok belum tampak, lebih banyak kegiatan baca tulis. 4. Gerakan guru mendekati untuk membimbing siswa belum merata. 5. Siswa banyak bertanya dan mengungkapkan hal-hal yang menyimpang dari pembahasan. 6. Guru belum dapat melakukan pemberian tindakan langsung dalam proses pembelajaran karena penguasaan guru terhadap model pembelajaran belum begitu baik Siklus II Tahap Observasi Pada akhir proses belajar mengajar Siklus II siswa diberi tes hasil belajar segagai Postes II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada Siklus II. Adapun 68

data hasil penelitian pada Siklus II disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Deskripsi Data Hasil Tes Kognitif Siklus II. Nilai Frekuensi Ketuntasan Ratarata 100 7 19% 80 25 67% 60 4-81 40 1 - Jumlah 37 86% Merujuk pada Tabel 4.4. Siswa dengan nilai terendah 40 sebanyak 1 siswa dan yang mendapat nilai tertinggi 100 sebanyak 7 orang. Nilai rata-rata 81 dengan jumlah siswa tuntas 32 orang. Hal ini menunjukkan hasil belajar kognitif siswa mulai membaik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada Siklus II secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memahami materi yang telah disampaikan hanya sebesar 86% mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai beradaptasi dengan apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan LKS dalam diskusi. Data hasil belajar ini didukung oleh data hasil belajar psikomotorik siswa yang megalami sedikit perbaikan dalam diskusi. Data hasil observasi psikomotorik belajar Siklus II disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Deskripsi Data Psikomotorik Formatif II No Psikomotorik Skor Proporsi 1 Mengidentifikasi 59 74% 2 3 4 5 maksud pembicaraan Menggunakan tata bahasa yang tepat 58 73% Berbicara secara jelas dan mudah dimengerti 57 71% Menggunakan pilihan kosakata yang tepat 58 73% Intonasi suara sesai dengan yang disampaikan 57 71% Merujuk pada Tabel 5, semua aktifitas psikomotorik siswa sudah mengalami peningkatan, dan peningkatan yang paling dominan adalah mengidentifikasi maksud pembicaraan (74%), menggunakan tata bahasa yang tepat dan menggunakan pilihan kosakata yang tepat (73%) serta berbicara secara jelas dan mudah dimengerti dan intonasi suara sesai dengan yang disampaikan (71%). Hasil belajar afektif siswa juga mengalami peningkatan, adapun data peningkatannya disajikan dalam tabel 6. Tabel.6 Deskiripsi Data Afektif Siswa Siklus II No Afektif Skor Proporsi 1 Kejujuran 58 73% 2 Disiplin 52 65% 3 Tanggung jawab 58 73% 4 Ketelitian 53 66% 5 Kerjasama 56 70% Merujuk pada Tabel 6. semua hasil belajar afektif siswa sudah mengalami peningkatan, dan peningkatan yang paling dominan adalah kejujuran dan tanggung jawab 69

(73%), kerjasama (70%), ketelitian (66%) serta disiplin (65%). Tahap Refleksi II Pada Siklus II guru telah menerapkan metode diskusi berbantuan LKS dengan baik dan dilihat dari aktifitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran tuntas dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Akan tetapi karena keterbatasan biaya dan waktu dalam desain penelitian maka penelitian direncanakan dalam dua siklus saja.. Pembahasan Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan berdasarkan analisis data kualitatif hasil penelitian dari kerja kolaborasi antara peneliti, guru sejawat dan pembimbing penelitian yang terlibat dalam kegiatan ini, sebelum dan sesudah penelitian yang dibuat oleh guru yang melakukan tindakan kerja kolaborasi dimulai: 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, a) identifikasi masalah yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa dan penyebabnya; b) perencanan solusi masalah, 3) pelaksanaan tindakan, dan 4) evaluasi hasil pelaksanaan tindakan. Perbaikan kualitas proses dan hasil belajar ditunjukkan melalui data kognitf, psikomotorik dan afektif siswa. Merujuk pada tabel 2 dan 5, menunjukkan peningkatan kualitas psikomotorik belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Keterampilan mengidentifikasi maksud pembicaraan naik dari 36% menjadi 74%, menggunakan tata bahasa yang tepat naik dari 38% menjadi 73%, berbicara secara jelas dan mudah dimengerti meningkat dari 24% menjadi 71%, menggunakan pilihan kosakata yang tepat meningkat dari 38% menjadi 71% dan Intonasi suara sesuai dengan yang disampaikan meningkat dari 25% menjadi 71% kondisi ini sudah lebih baik dan menuju yang diharapkan karena seharusnya semua aspek psikomotorik harus meningkat dan siswa juga sudah terbiasa dengan metode pembelajaran. Berdasarkan pada tabel 3 dan 6 menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar afektif siswa dari siklus I dan siklus II. Aspek kejujuran menunjukkan peningakatan yang paling dominan yaitu dari 32% menjadi 73%, hal ini disebabkan guru selalu memberikan motivasi kepada siswa disaat awal pembelajaran untuk selalu jujur dalam segala hal, termasuk dalam belajar. Aspek tanggung jawab juga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 33% menjadi 73%, hal ini disebabkan setiap akhir 70

diskusi siswa diruh untuk mempertangggung jawabkan hasil diskusinya. Selain itu kerjasama siswa juga meningkat dari 30% menjadi 70%, ketelitian dari 40 % menjadi 66% dan disiplin dari 36% menjadi 65%. Untuk hasil belajr kognitif siswa data kemampuan awal menunjukan tidak seorang siswapun mendapat nilai diatas KKM sehingga ketuntasan 0% dengan rata-rata 24. Pada formatif I menunjukkan, hanya 14 dari 37 siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75, siswa yang telah tuntas sebanyak 37%. Sehingga pembelajaran Siklus I dikatakan gagal memberi ketuntasan secara klasikal karena kurang dari 85% siswa memperoleh nilai 75. Kendala pada Siklus I yang ditindaklanjuti di Siklus II telah menunjukkan peningkatan yang berarti dalam perolehan skor. Hal ini nampak pada perolehan data pada tabel 4, dimana siswa yang tuntas mengalami kenaikan, dari 14 siswa di Siklus I menjadi 32 siswa yang tuntas di Siklus II, jadi sekitar 86% telah tuntas. Karena ketuntasan klasikal telah melampaui 85% maka KBM Siklus II dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa sampai pada ketuntasan klasikal yang diharapkan. Peningkatan hasil belajar sehingga tuntas klasikal pada Siklus II ini diperoleh dari tindakan perbaikan pada Siklus II diantaranya: 1. Lebih mengoptimalkan penggunaan LKS dalam mengarahkan kegiatan siswa karena LKS telah disusun secara matang dengan harapan aktifitas siswa dapat terarah. 2. Pembelajaran akan berorientasi pada kelompok kooperatif saja untuk diskusi karena memerlukan lebih banyak waktu menempuh ketiga orientasi klasikal, kelompok dan individual sekaligus. 3. Guru membimbing siswa secara merata untuk mempermudah siswa melakukan diskusi dan meningkatkan minat siswa sehingga menekan aktifitas baca tulis untuk hal-hal yang menyimpang dari pembahasan. 4. Memilih ketua kelompok untuk menagatasi waktu pembimbingan yang kurang dimana fungsi ketua kelompok adalah sebagai pengganti guru dalam diskusi kelompok yang berasal dari siswa. 5. Guru menganalisis kembali kemampuan penerapan model dan materi ajar dengan memperkirakan kesulitankesulitan yang akan dihadapi siswa dan jalan keluar langsung yang dapat ditempuh ditengah KBM berlangsung. Secara keseluruhan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sudah sesuai dengan harapan, karena sudah menggunakan metode diskusi berbantuan LKS dengan baik dan benar. Sehingga siswa memiliki minat dalam belajar berkaitan 71

dengan tindak mengajar yang dilakukan peneliti sebagai guru di kelas adalah selalu memberikan tujuan pembelajaran, inti materi ajar dan kegiatan yang akan dilakukan, membimbing dan mengarahkan siswa melalui LKS yang bertujuan menciptakan hubungan baik dengan siswa, mendorong dan membimbing siswa dalam menyampaikan ide, berlaku adil pada semua siswa, mengingatkan siswa untuk mengulangi materi yang telah diajarkan, memberi semangat siswa dalam belajar, menciptakan suasana yang membuat siswa terlibat secara aktif dengan memberi latihan soalsoal. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan gaya mengajar terbuka merupakan upaya pembenahan gaya mengajar guru. Pembenahan yang diupayakan antara lain model pembelajaran klasikal, yang cenderung dilaksanakan tanpa variasi dibenahi menjadi model belajar diskusi kelompok kooperatif berbantuan LKS. Pembenahan ini dilaksanakan dengan strategi pembelajaran terbuka, yaitu menjamin rasa aman, nyaman dan senang dalam pembelajarannya serta guru selalu menarik dan memelihara minat belajar siswa. Tindakan mengajar yang sesuai dengan harapan seperti yang telah dilaporkan dapat menjawab rumusan msalah. Beberapa tindak mengajar tersebut merupakan tindakan guru yang merupakan kunci keberhasilan atau memberikan hasil yang memuaskan dan dipandang memberikan kontribusi yang cukup bagi keberhasilan usaha meningkatkan hasil belajar. Melalui metode diskusi berbantuan LKS, perencanaan pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan baik. Hal itu ditunjukkan oleh hasil evaluasi pelaksanaan tindakan kelas yang dilaporkan terdahulu. Tindakan belajar dan mengajar seperti telah dilaporkan pada evaluasi tindakan kelas, menjawab rumusan masalah. Tindakan-tindakan guru tersebut memenuhi teori dalam menciptakan kondisi belajar yang kreatif. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode diskusi berbantuan LKS dapat meningkatkan ketuntasan pembelajaran siswa, terbukti dari hasil tes siswa ketuntasan pembelajaran meningkat. Pada Siklus I rata-rata nilai tes 59 dengan ketuntasan pembelajaran sebesar 37% dan pada Siklus II rata-rata nilai tes 81 dengan ketuntasan pembelajaran naik menjadi 86%, sehingga berhasil memberikan ketuntasan hasil belajar secara klasikal 2. Adanya peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa 72

menurut pengamatan pengamat pada Siklus I dan II antara lain keterampilan mengidentifikasi maksud pembicaraan 36% menjadi 74%, keterampilan menggunakan tata bahasa yang tepat 38% menjadi 73%, keterampilan berbicara secara jelas dan mudah dimengerti 24% menjadi 71%, keterampilan menggunakan pilihan kosakata yang tepat 38% menjadi 73%, dan keterampilan menggunakan intonasi suara sesuai dengan yang disampaikan 25% menjadi 71%. 3. Data hasil belajar afektif siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I dan II antara lain kejujuran 32% menjadi 73%, disiplin 36% menjadi 65%, tanggung jawab 33% menjadi 73%, ketelitian 40% menjadi 66%, dan kerjasama 30% menjadi 70%. Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.. Sudjiono, A., (2008), Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Pustaka, Jakarta. Tambun, A Elfrida, (2014), Perbaikan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Biologi Melalui Penerapan Metode Diskusi Berbantuan LKS di Kelas XI MIA-2 Semester I SMAN 1 Percut Sei Tuan T.A.2014/2015, UD.Toma, Medan. Wena, M., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta. DAFTAR RUJUKAN Aunurrahman., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta Bandung, Bandung. Herlanti, Y., (2006), Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Joyce, Wheil, dan Calhoun, (2010), Model s of Teaching (Model Model Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Majid, A., (2009), Perencanaan Pembelajaran, Rosda, Bandung. 73