BAB III: ANALISA TAPAK DAN PENERAPAN TEMA PADA BANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Merupakan salah satu elemen kualitas dalam perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas lainnya yang berhubungan.

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BANGUNAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. 1. Transit Hub

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB IV ANALISIS. Adapun pelaku kegiatan di dalam Mesjid di Kebon Jeruk adalah: beribadah lainnya pada mesjid di Kebon Jeruk tersebut.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB IV : KONSEP. Bagan 28.Konsep Alur Kegiatan m2 Penunjang m2 Rawat Jalan m2 Rawat Inap m2 Service. 780.

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN


LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB VI HASIL PERANCANGAN

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB III: ANALISA TAPAK DAN PENERAPAN TEMA PADA BANGUNAN 3.1. Dokumen Survey Lapangan Lokasi : Jl.Industri blok B14/No.2, Kemayoran Luas : 10.816 M2 (belum dikurang area GSB sebesar ±1600 m2) Peruntukan : Kpm KDB : 40 % KLB : 4 Tinggi max : 24 lantai Batasan Tapak Gambar 1: Lokasi Site Utara : Jl. Industri Selatan : Kali Rembiga Barat : Kali Rembiga Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27

Timur Jalan Lingkungan,Gereja Gambar 2: Batas Tapak Gambar 4: Batas Tapak Belakang Gambar 3: Batas Tapak Belakang Gambar 6: Batas Tapak Depan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28 Gambar 5: Batas Tapak Samping

3.2. Aksesbilitas dan Transportasi Kota Akses menuju jl. Gunung Akses utama menuju jl. H Benyamin Sueb dan Akses tertutup Gambar 7: Aksesbilitas Tapak Tanggapan Akses Tapak Kelebihan Kekurangan Nilai Tidak menyebabkan kemacetan. Mudah terlihat. Untuk masuk menuju pintu alternatif, harus memutari tapak 3 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29

Mudah terlihat Memudahkan pengunjung menemukan jalan keluar site Memudahkan pengunjung menemukan pintu masuk alternatif Menyebabkan kemacetan karena akses keluar masuk jadi satu Menimbulkan kemacetan karena pintu alternative berdekatan dengan pintu utama 2 1 Table 1: Alternatif Akses Tapak akses utama ke dalam tapak terdapat dibagian barat laut tapak, dikarenakan bagian sisi tapak yang berbatasan langsung dengan jalan utama, hanya diperuntukan untuk daerah hijau dan tidak boleh digunakan sebagai akses keluar masuk kendaraan. Oleh karena itu, peletakan Serbaguna Kantor Gambar 8: Sirkulasi Tapak Foodcourt GOR Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30

Akses Dalam Tapak Sirkulasi dalam tapak pada alurnya menyerupai angka 8 untuk menghidari distorsi dari main entrance yang terletak di barat laut, dan alternate entrance yang terletak di barat daya tapak. Sedangkan satu-satunya jalan keluar tapak terdapat di bagian selatan. Serbaguna Kantor Foodcourt GOR Gambar 9: Sirkulasi Tapak Batas Daerah Hijau Gambar 10: Zoning 3d Sirkulasi Tapak Gambar 11: Zoning 3d Sirkulasi Tapak Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31

3.3. View To Site Gambar 12: View To Site Tanggapan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32

Berdasarkan kedaan tapak yang telah dianalisa, saya meletakan zona bangunan kantor pada bagian tengah site, karena kantor merupakan satu-satunya bangunan tower yang berperan sebagai bangunan utama dari PPKK dan peletakkan zona kantor ditengah Serbaguna Kantor Foodcourt GOR Gambar 13: View To Site Batas Daerah Hijau Gambar 14: View To Site Berdasarkan kebutuhan target perancangan yang merujuk untuk menghubungkan zona serbaguna dan Gor untuk dapat dikomersialkan, saya meletakan zona bangunan serbaguna dekat dengan pintu keluar, kemudian zona GOR saya letakan dibagian atas zona serbaguna untuk efisensi penggunaan tapak yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai area hijau. zona kantor dan foodcourt bersebelahan menciptakan system skyline pada visual dengan tahapan tinggi masa bangunan. Drop out pada zona kantor pun mudah dicapai. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33

Gambar 15: Zoning 3d View to Site Gambar 16: Zoning 3d View to Site 3.4. Orientasi tapak terhadap matahari Gambar 17: Analisa Matahari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34

Tanggapan Pada zona tapak perencanaan terdapat 4 zona yang memiliki ketinggian masa bangunan yang berbeda-beda. Dari keempat zona tersebut, zona kantor merupakan zona bangunan bertingkat tinggi yang tentunya sangat rentan terekspose sinar matahari. Oleh karena itu, saya menghususkan zona kantor Serbaguna Kantor Foodcourt GOR Gambar 18: Analisa Matahari Batas Daerah Hijau Alternative Masa Bangunan 2 No Kelebihan 1. Efisiensi posisi zona bangunan terhadap tapak yang memberikan banyak ruang untuk zona lainnya. 2. Bangunan mendapatkan sinar matahari pagi Gambar 19: Alternatif 1 Analisa Matahari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 35

No Kekurangan 1. Sebagian besar sisi bangunan berhadapan langsung dengan barat dan timur, sehingga cenderung panas. 2. Memerlukan perlindungan terhadap sinar matahari yang panas Gambar 20: zoning 3d Alternatif 1 Analisa Matahari Perlindungan bangunan terhadap sinar matahari bisa berupa elemen tambahan pada kulit bangunan yang terpapar langsung oleh sinar matahari. Kulit tambahan atau yang disebut juga sun shading dengan macam dan jenis yang berbeda beda Alternative Masa Bangunan 2 No Kelebihan 1. Hanya sebagian kecil sisi bangunan yang terkena sinar matahari langsung. 2. Hanya memerlukan sedikit perlindungan terhadap panas matahari No Kekurangan 1. Bangunan tidak memperoleh sinar matahari pagi Gambar 21: Alternatif 2 Analisa Matahari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 36

Gambar 22: zoning 3d Alternatif 2 Analisa Matahari Matahari pagi sangat diperlukan baik bangunan maupun penghuni, dengan orientasi bangunan seperti diatas, bangunan hanya mendapatkan sedikit cahaya matahari. Namun masalah tersebut bisa diatasi dengan memberikan sun shading jenis vertical angled fins yang bidangnya diletakkan secara vertical dengan sudut bukaan kearah matahari sehingga cahaya matahari masih dapat masuk kedalam bangunan dengan pantulan dari sun shading atau secara tidak langsung. Saya memilih alternative orientasi bangunan yang kedua, untuk menghindari pemanasan suhu pada bangunan, walaupun cahaya matahari langsung dengan sun shading. Serbaguna Kantor Foodcourt Gambar 23: Analisa Matahari GOR Batas Daerah Hijau Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 37

Gambar 24: zoning 3d Analisa Matahari Matahari pagi sangat diperlukan baik bangunan maupun penghuni, dengan orientasi bangunan seperti diatas, bangunan hanya mendapatkan sedikit cahaya matahari. Namun masalah tersebut bisa diatasi dengan memberikan sun shading jenis vertical angled fins yang bidangnya diletakkan secara vertical dengan sudut bukaan kearah matahari sehingga cahaya matahari masih dapat masuk kedalam bangunan dengan pantulan dari sun shading atau secara tidak langsung. 3.5. Analisa Angin Gambar 25: Analisa Angin Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 38

Jakarta terletak di dekat garis khatulistiwa, sehingga arah angin dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim Barat bertiup antara November dan April dari Barat Daya ke Timur Laut, sedang angin musim Timur antara Mei dan Oktober dari Timur Laut ke Barat Daya. Tanggapan Angin melewati bagian bangunan yang lebih pendek, sehingga angin yang masuk tidak begitu kencang dan udara di dalam banguan akan terasa sejuk. Di sini cross ventilation dapat diterapkan secara optimal. Serbaguna Kantor Foodcourt Gambar 26: Analisa Angin GOR Batas Daerah Hijau Zona GOR, foodcourt, dan serbaguna, diorientasikan searah tapak dan mengikuti alur angin Gambar 27: Analisa Angin Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 39

3.6. Tingkat Kebisingan Tapak Bising Sedang Tenang Gambar 28: Kebisingan Tapak Tanggapan Bising Sedang Tenang Serbaguna Kantor Foodcourt GOR Batas Daerah Hijau Gambar 29: Kebisingan Tapak Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 40

Untuk zona serbaguna dan kantor diorientasikan sejauh mungkin dari pusat kebisingan. Pada zona yang dekat dengan daerah bising bisa diatasi dengan sound bearing seperti pohon, dan juga penggunaan material bangunan yang dapat menyerap kebisingan. Gambar 30: Zoning 3d Kebisingan Tapak 3.7. Zoning Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisis terhadap arah matahari, angin, dan bising, orientasi massayang bisa menggunakan potensi matahari untuk pencahayaan, angin untuk penghawaan dan menghindari kebisingan sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung PPKK. Serbaguna Kantor Gambar 31: Zoning Kesimpulan Foodcourt GOR Taman Batas Daerah Hijau Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 41

Gambar 32: Zoning 3d Kesimpulan 3.8. Zoning Vertikal SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN JAJARAN DIREKSI DIREKTUR PK SERBA GUNA SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN DEWAN PENGAWAS DIREKTUR KU DIREKTUR PP PELAYANAN PUBLIK Gambar 33: Zoning Vertikal KOLAM RENANG FOODCOURT Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 42

3.9. Analisa Struktur Pemilihan struktur bangunan dipertimbangkan terhadap : Fungsi bangunan sebagai bangunan umum. Nilai ekonomis. Memenuhi persyaratan fleksibilitas bangunan agar ruangan yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan seefektif mungkin. Ketinggian bangunan. Faktor teknis dan persyaratan bangunan Keadaan fisik tanah dan kondisi di sekitar tapak. Analisis Sub-Structure Sub-Structure yang dimaksud disini adalah pondasi yang memikul keseluruhan berat bangunan. Oleh karena itu, dalam menentukan jenis pondasi yang digunakan, hal-hal yang dipertimbangkan adalah : Daya dukung tanah. Beban bangunan. Pertimbangan nilai ekonomi (bahan, waktu, dan tenaga kerja). Jenis pondasi yang biasa digunakan dalam bangunan tinggi adalah: JENIS PONDAS PEMBUATAN KEUNTUNGAN KERUGIAN Pondasi Tiang Dibuat secara Pemancangan Pada saat Pancang pracetak (untuk relative cepat pemancangan bahan beton). Ditanam dengan Kualitas terjamin. lebih menimbulkan getaran, sehingga Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 43

cara dipancang Dengan menggunakan alat pancang khusus. Persediaan cukup banyak, kecuali dalam ukuran-ukuran khusus. menganggu lingkungan sekitar. Untuk tiang yang tidak cukup Dapat digunakan sebagai pondasi air. panjang perlu peyambungan, dan kurang baik. hasilnya Pelaksanaan mudah, Memerlukan tempat tidak penampungan di memerlukan lokasi. tenaga ahli Untuk tiang berdiameter besar, perlu alat pemancang yang besar. Pondasi Bored Langkah awal Getaran yang Karena diameter Pile Adalah pengeboran pada ditimbulkan pada saat pelaksanaan lebih besar, maka pekerjaan lokasi di titik-titik cukup kecil, cocok ini memerlukan pondasi. digunakan pada biaya besar. Setelah dibor Pondasi langsung dicor di tempat dengan menggunakan bahan beton dan daerah yang padat, dan tidak menganggu lingkungan sekitar Pelaksanaan tidak menyebabkan bising. Waktu pelaksanaan relatif lama. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 44

tulangan besi. Tiang panjang, memerlukan sambungan cukup tidak Ukuran diameter biasanya lebih besar dari ukuran pracetak, sehingga daya dukung tiap tiang lebih besar. Table 2: Analisa Substructure Analisis Upper-Structure Upper-Structure yang dimaksud disini adalah kolom dan plat lantai yang berfungsi sebagai pendukung dan penyalur beban pada bangunan. Dalam menentukan jenis struktur yang digunakan, hal-hal yang dipertimbangkan adalah : Struktur harus sesuai untuk bangunan dengan ketinggian rendah (3-4 lantai). Kemampuan menahan dan menyalurkan beban sesuai dengan kebutuhan. Mudah, cepat, dan murah dalam pembangunan dan perawatan. Fleksibel terhadap kemungkinan perluasan dan pengembangan. 3.10. Analisa Bahan Bangunan Bangunan yang ekologis berarti bangunan yang memperhatikan efek bahan bangunan terhadap lingkungan sekitarnya maupun terhadap pengguna bangunan. Adapun penggolongan bahan bangunan adalah sebagai berikut. Golongan Bahan Bangunan Contoh Bahan Bahan Bangunan Anorganik : batu alam, tanah liat, tras. Batu kali, kerikil, pasir, kapur, tras Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 45

Organik : kayu, bambu, dedaunan, serat, rumput, dsb Bermacam-macam kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang Bahan Bangunan Buatan Bahan yang dibakar Batu merah, genteng Bahan yang dilebur Kaca Bahan dikempa/diperes yang Conblock, batako Bahan kimia dan petrokimia Plastik, bitumen, kertas, cat Bahan Bangunan Logam mulia Emas, perak Logam Logam setengah mulia Air raksa, nikel, kobalt Logam besi Besi, baja Logam non-besi Aluminium, kuningan, perunggu Table 3: Analisa Upper Structure Agar ekosistem lingkungan tidak rusak, bahan bangunan yang digunakan harus sesuai dengan prinsip ekologis. Adapun klasifikasi bahan bangunan adalah sebagai berikut : Klasifikasi bahan secara ekologis Contoh bahan Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali Kayu, bambu, rotan, rumbia, serabut kelapa, ijuk, kulit kayu, kapas, kapuk, wol Bahan bangunan alam yang dapat Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 46

digunakan kembali batu kali, batu alam Bahan bangunan buatan yang dapat didaur ulang Limbah, potongan, sampah, ampas, bahan bungkusan (kaleng, botol), mobil bekas Bahan bangunan yang mengalami perubahan transformasi sederhana Batu merah, conblock, batako, genteng, bis beton, semen, beton tanpa tulangan Bahan bangunan yang mengalami beberapa tingkat perubahan transformasi Plastik, damar epoksi, produk petrokimia yang lain Bahan bangunan komposit Beton bertulang, pelat serat semen, cat kimia, perekat Table 4: Analisa Bahan Bangunan Untuk menjaga kelestarian lingkungan, sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan harus diolah dan digunakan kembali sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga. 3.11. Analisa Utilitas Bangunan Perancangan sistem utilitas bangunan sebisa mungkin berdasarkan pada prinsip arsitektur ekologis baik dalam plumbing, pencahayaan dan pengudaraan. Sistem Plumbing Sistem plumbing pada bangunan mesjid tersebut ada 2, yaitu sistem air bersih dan air kotor. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 47

Sistem Air Bersih Digunakan untuk tempat wudhu, kamar mandi, toilet, pantry, menyiram tanaman dan antisipasi kebakaran. Adapun sistem pendistribusian air bersih adalah seperti gambar berikut. Gambar 34: Sistem Air Bersih Sistem Air Kotor Air Kotor Padat Kotoran padat dari kloset dibuang melalui saluran air kotor dan kemudian disalurkan ke STP. Air Kotor Cair Air kotor yang berasal dari kamar mandi, tempat wudhu, pantry dan air hujan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 48

Gambar 35: Sistem Air Kotor Proses pengambilan air dari dalam tanah, bila tidak diiringi dengan pengembalian air ke dalam tanah, maka lama kelamaan akan terjadi erosi, banjir, longsor yang akan berdampak pada konsidi tanah yang kering dan tandus sehingga akan mengganggu ekosistem yang berpengaruh pada daur ulang hidrologi. Adapun skema daur ulang hidrologi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Untuk hal mencegah terjadinya diatas, sistem Gambar 36: Skema Daur Ulang air di dalam bangunan PPKK Jeruk akan menggunakan ekosistem arsitektural yang mirip dengan proses alam tersebut, yaitu dengan cara : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 49

1. Menanam tanaman penahan air Dengan menanam tanaman penahan air dan rumput, dapat mengurangi penyiraman tanaman atau pengairan dan biaya pemeliharaan lansekap hingga 85%. Dengan demikian, selain mencegah terjadinya erosi, juga dapat mengurangi debit pemakaian air. 2. Menggunakan kembali air kotor Pemakaian air bersih setiap hari untuk bangunan ibadah adalah sekitar 50 liter/ orang/ hari. Setelah digunakan, air tersebut akan menjadi air kotor. Salah satunya cara untuk mengurangi konsumsi air adalah dengan menggunakan kembali air yang sudah dibuang sebagai air abu-abu yang tidak boleh diminum, untuk toilet ataupun tempat cuci yang airnya tidak digunakan untuk minum. Dalam beberapa kasus, tanaman ataupun organisme lain juga digunakan untuk merubah air kotor menjadi air yang dapat diminum. Dengan demikian, secara teori, semua air kotor yang dihasilkan oleh bangunan dapat didaur ulang. 3. Menampung air hujan Penampungan air hujan dapat mengurangi biaya pengairan untuk rumah maupun bangunan. Selain itu, air hujan juga dapat digunakan untuk menyiram toilet, air pemadam kebakaran. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 50