INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Dewi Rumbaina Mustikawati dan Nina Mulyanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Badan Litbang Pertanian telah melepas kedelai varietas Gema pada 9 Desember 2011. Varietas unggul baru kedelai hasil Badan Litbang Pertanian perlu segera diperkenalkan ke petani kedelai di Lampung agar petani mengenal dan bisa dijadikan alternatif dalam pengembangan kedelai dimasa mendatang di Lampung. Oleh karena itu dilakukan display sebagai kajian kedelai di lahan petani. Kajian dilakukan di lahan petani (lahan sawah) seluas 0,5 ha di desa Bumi Setia, kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah dari bulan April-Juli 2014. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman kedelai varietas Gema 67,85 cm, rata-rata jumlah polong per tanaman 74,1, rata-rata polong hampa 4,15%, rata-rata serangan penggerek polong 2,27% dan rata-rata serangan pengisap polong 4,88%. Rata-rata produktivitas 1,83 ton/ha. Hasil perhitungan menunjukkan R/C ratio kedelai 1,79 yang berarti usahatani effisien dan menguntungkan. Kata kunci: kedelai, varietas Gema, introduksi ABSTRACT INTRODUCTION OF SOYBEAN OF GEMA VARIETY IN THE BUMI SETIA VILLAGE SEPUTIH MATARAM SUB-DISTRICT CENTRAL LAMPUNG DISTRICT. Agricultural Research Agency has released soybean varieties Gema on 9th December 2011. The new superior varieties of soybean IAARD result needs to be introduced into soybean farmers in Lampung that farmers know and can be used as an alternative in the future development of soybean in Lampung. Therefore do display as soybean study on farmers' fields. The study was conducted in farmers' fields (wetland) area of 0.5 ha in the Bumi Setia village, Seputih Mataram sub-district, Central Lampung district from April to July 2014. The results showed that the average height of soybean Gema varieties 67.85 cm, the average number of pods per plant 74.1, averaging 4.15 % empty pods, averaging 2.27% pod borer attack and the average attack pod sucking 4.88 %. The average productivity 1.83 tonnes/ha. The calculations show the R/C ratio of 1.79, which means soybean efficient and profitable farming. Keywords : soybean, Gema varieties, introduction 92
PENDAHULUAN Kedelai merupakan komoditas palawija yang kaya akan protein nabati dapat digunakan sebagai pengganti protein hewani. Kedelai merupakan komoditas terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai akan terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat tentang makanan sehat. Kebutuhan kedelai bagi penduduk Indonesia diperkirakan 2 juta ton/tahun, sedangkan produksi kedelai saat ini hanya 0,6 juta ton, sehingga masih kekurangan sekitar 1,4 juta ton. Hingga tahun 2011 total kebutuhan kedelai Nasional mencapai 2,2 juta ton, sementara produksi kedelai lokal hanya 851.286 ton atau 29% dari total ketersediaan kedelai. Produksi kedelai tahun 2011 turun sebesar 55,74 ribu ton (6,15 persen) dibandingkan 2010. Penurunan produksi tersebut terjadi karena adanya perkiraan penurunan luas panen. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai Nasional Indonesia terpaksa mengimpor kedelai sebanyak 2.088.615 ton atau 71% dari total ketersediaan (Ekonomi dan Bisnis, 2012). Produksi kedelai Lampung pada tahun 2012 diperkirakan 8 ribu ton biji kering, turun sekitar 2,99 ribu ton (27,23%) dibanding produksi tahun 2011. Penurunan produksi kedelai ini masih disebabkan berkurangnya luas panen sebesar 2,52 ribu hektar (27,43%) (LDA, 2013). Dalam rangka upaya peningkatan produksi kedelai diperlukan sejumlah kebijakan antara lain 1) memperbaiki teknologi pertanaman kedelai, 2) memberikan jaminan harga kedekai, 3) membangun jaringan terpadu antara petani dan pengrajin tahu tempe sehingga akses terhadap kedelai lokal dapat maksimal dan ketergantungan terhadap kedelai impor dapat diminimalisir. Melalui ketiga kebijakan tersebut, diharapkan Indonesia dapat secara berangsur-angsur mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor dan selanjutnya dapat mencapai swasembada kedelai yang dapat menguntungkan semua pihak, khususnya pada petani kedelai dan industri yang menggunakan bahan baku kedelai. Berbagai usaha dalam hal memperbaiki teknologi pertanaman kedelai untuk meningkatkan produksi kedelai telah dilakukan seperti menciptakan varietas unggul baru (VUB) kedelai. Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 70 VUB kedelai. Pada 5 10 tahun terakhir VUB kedelai tersebut diantaranya memiliki potensi produksi lebih dari 3 ton/ha dengan umur 76 93 hari yakni Grobogan, Anjasmoro, Argopuro, Argomulyo, Baluran, Detam 1, dan Wilis. Varietas tersebut diciptakan dengan 93
mempertimbangkan potensi produktivitas juga adaptasinya terhadap cekaman lingkungan dan perubahan iklim serta preferensi petani (Badan Litbang Pertanian, 2011). Terakhir Badan Litbang Pertanian telah melepas lagi kedelai varietas Gema, Dering 1, Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 (Badan Litbang Pertanian, 2013). Kedelai varietas Gema dilepas pada 9 Desember 2011 dengan SK Mentan: No. 5039/Kpts/SR.120/12/2011, Nomor galur asal: Shr/W-60, asal seleksi persilangan galur introduksi Shirome dengan varietas Wilis (Kementerian Pertanian, 2013). Varietas unggul baru kedelai hasil Badan Litbang Pertanian perlu segera diperkenalkan ke petani kedelai di Lampung agar petani mengenal dan bisa dijadikan alternatif dalam pengembangan kedelai dimasa mendatang di Lampung. Oleh karena itu dilakukan display sebagai kajian kedelai di lahan petani. METODOLOGI Kajian dilakukan di lahan petani (lahan sawah) seluas 0,5 ha di desa Bumi Setia, kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah dari bulan April-Juli 2014. Kedelai yang digunakan varietas Gema berasal dari Balitkabi Malang. Sebelum ditanam benih diberi perlakuan (seed treatment) dengan Iletrisoy 5 gram/kg benih ditambah Lannet 1 gram/kg benih. Jarak tanam 40 cm x 20 cm. Tanaman diberi pupuk 50 kg urea, 100 kg SP36, 100 kg NPK (15:15:15), 50 kg KCl dan 1 ton pupuk organik pabrikan, pupuk organik pabrikan diaplikasikan saat mengolah tanah 2 minggu sebelum tanam. Benih ditanam 2 butir/lubang. Pupuk urea, SP36, NPK dan KCl diberikan 7 hari setelah tanam dengan cara ditugal disamping tanaman. Pengamatan dilakukan saat panen dalam ubinan 5 m x 10 m. Peubah yang diamati adalah daya tumbuh (rata-rata dari 6 petak ubinan), tinggi tanaman, jumlah polong pertanaman, persentase polong hampa, serangan penggerek polong dan pengisap polong (rata-rata dari 20 sampel tanaman) dan produktivitas (rata-rata dari 6 petak ubinan). Untuk mengetahui efisiensi usahatani kedelai, maka dihitung Return Cost Ratio (Analisis R/C). 94
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan pada display menunjukkan bahwa rata-rata daya tumbuh varietas Gema 97,50% (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan kriteria varietas yang dianjurkan. Varietas unggul baru kedelai yang dianjurkan adalah benih dengan daya tumbuh 90% (Kementerian Pertanian, 2010). Sejalan dengan salah satu komponen PTT kedelai yaitu penggunaan benih bermutu dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh >85% (Supriyadi, 2009 ; Mustikawati, 2011). Tabel 1. Daya tumbuh dan produktivitas kedelai varietas Gema Nomor ubinan (5m x 2m) Daya tumbuh (%) Produktivitas (ton/ha) 1 100 1,9 2 100 2,42 3 95 1,6 4 100 2,06 5 90 1,3 6 100 1,7 Rata-rata 97,5 1,83 Tabel 2. Data vegetatif dan generatif kedelai varietas Gema Nomor Sampel Tinggi Tanaman (cm) Jumlah polong Polong Hampa (%) Serangan penggerek polong (%) Serangan Pengisap polong (%) 1 41 163 2,45 0 1,84 2 76 48 2,08 2,08 0,00 3 84 50 0,00 0,00 6,00 4 72 100 5,00 0,00 8,00 5 70 83 2,41 2,41 0,00 6 60 145 2,07 1,38 1,38 7 59 67 11,94 0,00 13,43 8 80 74 0,00 0,00 0,00 9 92 35 0,00 2,86 0,00 10 54 16 18,75 6,25 0,00 11 60 65 3,08 3,08 6,15 12 58 93 3,23 3,23 6,45 13 54 13 7,69 7,69 15,38 14 76 45 2,22 0,00 0,00 15 82 94 3,19 2,13 5,32 16 86 119 3,36 1,68 5,04 17 84 95 3,16 10,53 8,42 18 49 16 0,00 0,00 6,25 19 51 100 9,00 2,00 14,00 20 69 61 3,28 0,00 0,00 Rata-rata 67,85 74,1 4,15 2,27 4,88 95
Dalam Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata tinggi tanaman kedelai varietas Gema hasil pengamatan 67,85 cm, tinggi tanaman varietas Gema ini lebih tinggi dari tinggi tanaman yang tertera dalam deskripsinya yaitu hanya ± 55 cm (Kementerian Pertanian, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kedelai varietas Gema mampu beradaptasi baik di lingkungan tumbuhnya. Tinggi tanaman yang lebih tinggi merupakan hasil dari adanya interaksi faktor genetik dengan lingkungan tempat tumbuhnya. Pertumbuhan tanaman akan optimal dan sesuai dengan potensi genetiknya jika ditanam dalam kondisi lingkungan yang sesuai (Susilawati dan Kurniawati, 2011). Tabel 3. Analisis R/C ratio kedelai No. Uraian Volume Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp) INPUT A. Tenaga Kerja 1 Pengolahan lahan sampai siap tanam 1 ha 445.000 445.000 2 Menanam 1 ha 460.000 460.000 3 Memupuk 1 ha 52.500 52.500 4 Menyiang 1 ha 1.320.000 1.320.000 5 Pengendalian 1 ha 52.500 52.500 hama/penyakit 6 Panen, penjemuran, mipil 1 ha 1.810.000 1.810.000 Total A 4.140.000 B. Sarana Produksi 1 Benih 40 kg 10.000 400.000 2 Pupuk Urea 50 kg 1.900 95.000 3 Pupuk SP36 100 kg 2.400 240.000 4 Pupuk NPK(15-15-15) 100 kg 2.500 250.000 5 Pupuk KCl 50 kg 7.000 350.000 6 Pupuk organik pabrikan 1000 kg 500 500.000 7 Lanet 1 bks 20.000 20.000 9 Pupuk hayati 5 bks 25.000 125.000 Total B 1.980.000 Total C = A+B 6.120.000 OUTPUT D. Hasil (pendapatan 1830 kg 6.000 10.980.000 kotor) E. Pendapatan bersih (D-C) 4.860.000 R/C 1,79 96
Rata-rata jumlah polong 74,1 per tanaman. Umumnya setiap tanaman kedelai mampu menghasilkan 50-250 polong. Rata-rata polong hampa 4,15%, polong terserang hama penggerek polong 2,27% dan polong terserang hama pengisap polong 4,88% (Tabel 2). Persentase polong hampa masih dikatakan rendah. Tidak ditemukan penyakit penyakit saat pengamatan. Serangan pengisap polong lebih tinggi dibanding serangan penggerek polong. Dalam deskripsi dinyatakan bahwa kedelai varietas Gema peka terhadap hama pengisap polong, dan agak tahan terhadap hama penggerek polong (Kementerian Pertanian, 2013). Rata-rata produktivitas kedelai varietas Gema 1,83 ton/ha (Tabel 1). Meski hasil ini di bawah rata-rata hasil dalam deskripsinya yaitu 2,47 ton/ha (Kementerian Pertanian, 2013), tetapi masih lebih tinggi jika dibanding hasil petani kedelai sebelumnya yaitu berkisar antara 0,8 1,0 ton/ha. Untuk mengetahui efisiensi usahatani kedelai, maka dihitung Return Cost Ratio (Analisis R/C), yaitu perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya produksi. Hasil perhitungan menunjukkan R/C ratio kedelai 1,79 (Tabel 3). Menurut Sulastri et al. (2011), R/C ratio > 1 berarti usahatani efisien dan menguntungkan. KESIMPULAN Rata-rata tinggi tanaman kedelai varietas Gema 67,85 cm, rata-rata jumlah polong per tanaman 74,1, rata-rata polong hampa 4,15%, rata-rata serangan penggerek polong 2,27% dan rata-rata serangan pengisap polong 4,88%. Rata-rata produktivitas 1,83 ton/ha. Hasil perhitungan menunjukkan R/C ratio kedelai 1,79 yang berarti usahatani effisien dan menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2011. SL-PTT Kedelai Untuk Tingkatkan Produksi Kedelai. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/994/ Badan Litbang Pertanian. 2013. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Kementerian Pertanian. Balitkabi. Ekonomi dan Bisnis. 2012. Total Kebutuhan Kedelai Nasional Capai 2,2 juta Ton. http://www.infobanknews.com/2012/07/total-kebutuhan-kedelainasional-capai-22-juta-ton/ Kementerian Pertanian. 2013. Deskripsi Varietas Unggul Kedelai. Badan Litbang Pertanian. Balitkabi. 80p. 97
Kementerian Pertanian. 2010. Petunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai. Badan Litbang Pertanian. BPTP Nusa Tenggara Barat. 11p. LDA. 2013. Kedelai Lampung Tahun 2012. BPS Provinsi Lampung. Mustikawati, D.R. 2011. Filosofi SL-PTT dan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Kedelai. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Pemandu Lapang (PL II) di Bandar Lampung, 11 Juli 2011. Supriyadi, H. 2009. Petunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Kedelai. BPTP Jawa Barat. BBP2TP. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 14p. Susilawati, P.N. dan S. Kurniawati. 2011. Kajian Implementasi Teknologi PTT Pada Laboratorium Lapang SLPTT Kedelai Kecamatan Cibaliung, Pandeglang Banten. Prosiding Seminar Nasional. Pengkajian dan Diseminasi Inovasi Pertanian Mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian. Cisarua, 9-11 Desember 2010. Buku 2: 1033-1039. 98