Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki expertise dibidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan pilihan tepat guna mendapatkan jawaban, saran, solusi, keputusan atau kesimpulan terbaik. Jawaban seorang expert atas sebuah konsultasi tentunya sangat dapat dipercaya atau dipertanggungjawabkan serta dapat berpengaruh terhadap mutu serta kualitas hasil dari suatu permasalahan, ini dikarenakan seorang expert selalu menguasai terhadap bidang yang ditekuninya berdasakan keilmuan dan pengalamannya. Demikian pula seperti para orang tua yang mengalami berbagai kekhawatiran tentang apa yang terjadi pada anaknya. Sudah semestinya agar melakukan konsultasi kepada seorang ekspert guna mendapatkan solusi terbaik dari kekhawatirannya tersebut agar dapat memperoleh saran dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh para orang tua. Setiap orangtua menginginkan anaknya berkembang sempurna. Namun demikian, sering terjadi keadaan dimana anak memperlihatkan suatu gejala atau masalah perkembangan sejak usia dini. Orangtua yang memperhatikan perkembangan anaknya dan cukup memiliki informasi mengenai kriteria perkembangan anak, umumnya dapat merasakan dalam hati kecilnya bila anaknya mengalami penyimpangan dalam perkembangan sejak masa bayi. Misalnya ada gangguan di otak (McCandless, 2003). 1
2 Di Indonesia jumlah anak yang menderita autis dari tahun ke tahun semakin meningkat. Itu dikarenakan kurang penanganannya sejak dini. Orangtua memiliki peran dominan dalam upaya penyembuhan karena orangtua merupakan orang yang paling dapat mengerti dan dimengerti anak penyandang autis. Untuk itu orangtua tetap dituntut untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi kesembuhan anaknya. Dalam persoalan ini orangtua dituntut mengerti hal-hal seputar autisme dan mampu mengorganisir kegiatan penyembuhan terapi biomedis untuk anak autis. Para ahli tidak akan dapat bekerja tanpa peran serta orangtua dan terapi tidak akan efektif bila orangtua tidak dapat bekerja sama, karena umumnya para ahli tersebut bekerja berdasarkan data yang diperoleh dari orangtua yang paling memahami dan berada paling dekat serta hidup bersama anak penyandang autis. Autis merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal (bahasa) dan nonverbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup minat, kognisi dan perhatian. Ini suatu kelainan dengan ciri perkembangan yang terlambat atau yang abnormal dari hubungan sosial dan bahasa (Lumbantobing, 2001). Gejala autis timbul sebelum anak mencapai usia 3 (tiga) tahun. Pada sebagian anak, gejala gangguan perkembangan ini sudah terlihat sejak lahir (Yusuf, 2003). Kelainan perilaku tersebut terlihat dari ketidakmampuan si anak untuk berhubungan dengan orang lain. Seolah-olah mereka hidup dalam dunianya sendiri. Kelainan ini bagi orang awam dalam hal ini orang tua, sangatlah susah untuk diketahui dengan cermat apakah anaknya menderita autis atau tidak.
3 Seperti halnya di Sekolah Talenta Kids, adalah Sekolah yang didirikan untuk menjawab akan perlunya pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus khususnya di Kota Salatiga. Talenta Kids memberikan pelayanan untuk penanganan secara dini bagi anak autis yang mengalami hambatan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, sensorik, perilaku dan emosi untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi disekolah ini masih banyak sekali anak-anak yang dimasukkan kesekolah ini yang sebelumnya belum tersentuh terapi sedikitpun. Hal ini dikarenakan para orang tua tidak mengetahui gejala-gejala awal autis itu seperti apa, sehingga mereka berfikir kalau anaknya masih dalam kondisi baik. Padahal sangat disayangkan sekali, karena sebenarnya kondisi autis anak itu bisa dideteksi sejak dini yaitu dengan melihat gejala dan kebiasaan yang dilakukan anak setiap hari. Dengan bisa mendiagnosa awal tentang keadaan anaknya, setiap orang tua sebenarnya bisa melakukan suatu tindakan lebih cepat demi kesembuhan anaknya. Bisa dibawa ke therapist kalau tidak, sebenarnya bisa dengan langsung ke psikolog. Namun akibat ketidaktauhan dan biaya yang cukup mahal untuk konsultasi ke psikolog atau dokter ini membuat orang tua bisa melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa mereka lakukan demi kesembuhan anaknya. Kebanyakan dari para orang tua mengetahui kondisi autis anaknya itu setelah anaknya berumur lebih dari 3tahun atau kalau anaknya sudah mau masuk sekolah. Padahal kalau kondisi autis diketahui sudah diatas umur 3tahun itu penyembuhanya akan lebih susah disbanding anak penyembuhan untuk anak dibawah 3tahun. Disekolah ini dalam mendiagnosa anak juga masih menggunakan sistem manual, untuk penentuan terapi apa yang akan dilakukan ke
4 anak, dan kurikulum apa yang akan diberikan kepada si anak itu semua masih dilakukan dengan cara manual. Kebanyakan dari orangtua yang menginginkan mengathui keadaan anaknya, mereka langsung bertanya kepada orang yang ekspert dibidang itu. Dalam hal ini yang dimaksud adalah psikolog. Namun demikian, keterbatasan yang dimiliki seorang ekspert terkadang menjadi kendala bagi orang tua yang akan melakukan konsultasi guna mendapatkan solusi terbaik (LilikSriyanti). Berdasarkan kondisi diatas, maka dibangunlah sebuah sistem yang menggunakan teknologi komputerisasi yang dapat mengadopsi kemampuan seorang ahli atau pakar yaitu teknologi Kecerdasan Buatan. Salah satu bagian dari kecerdasan buatan adalah Sistem Pakar yaitu sistem yang mengandung pengetahuan dan pengalaman dari satu atau banyak pakar dalam suatu area pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan solusi terhadap suatu masalah, dalam hal ini dibangun aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis. Metode yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah Forward Chaining, Dengan menggunakan teknik inferensi ini pula peluang dalam mendapatkan suatu konklusi yang lebih spesifik dapat dengan mudah didapatkan (Arhami.M, 2005). Program aplikasi ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam mendeteksi awal autis di anaknya. Serta tindakan apa yang harus dilakukan oleh para orang tua setelah mengetahui kondisi anaknya. Dan juga membantu guruguru di Sekolah Autis Talenta Kids dalam menentukan terapi dan kurikulum yang nantinya akan diajarkan kepada masing-masing anak.
5 1. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis berbasis web menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids Tegalrejo? 2. Bagaimana cara meminimalkan biaya ke psikolog yang cukup mahal? 3. Bagaimana mengetahui kondisi kejiwaan seseorang yang berkaitan dengan Autisme? 1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah merancang dan mengimplementasikan sistem pakar pendeteksi anak autis menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Talenta Kids. Dikembangkannya aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Talenta Kids ini diharapkan mempunyai manfaat yaitu : 1. Manfaat Akademik a. Untuk mengembangkan ilmu, yaitu mengenai aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi anak autis menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids. 2. Manfaat Praktis a. Membantu orang tua untuk melakukan penanganan sejak dini ke anak yang menderita autis dan bisa melakukan terapi biomedis dengan benar.
6 b. Bagi penulis sendiri, sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh dalam perkuliahan kedalam kasus nyata. 1. 4 Batasan Masalah Untuk tidak memperluas area pembahasan, perlu adanya batasan-batasan untuk menyederhanakan permasalahan, yaitu: a. Aplikasi sistem pakar mencakup bidang yang sangat luas, tapi dalam penyusunan skripsi ini penulis lebih mengarahkan seorang orang tua yang ingin mendeteksi kondisi kejiwaan anaknya yang terkait dengan Autisme. b. Program ini berbasis web dan hanya bisa diakses dengan menggunakan web browser yang harus terkoneksi dengan internet. c. Diasumsikan bahwa data dimasukkan oleh orang yang mengetahui perubahan tingkah laku anak. d. Sistem pakar ini untuk mendiagnosa pasien dibawah umur 7 tahun. e. Sistem pakar dibuat dengan mengguanakan bahasa pemprograman php. f. Hanya admin atau pakar yang dapat melakukan manipulasi data. 1. 5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang skripsi yang dibuat. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
7 Bab 1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab ini memaparkan uraian tentang konsep dasar dan teoriteori yang berkaitan dengan topik perencanaan yang akan dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan pada aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids. Teori-teori yang berkaitan dengan topik perencanaan antara lain teori tentang penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, teori sistem pakar, teori tentang anak autis dan terapi-terapi yang biasanya dilakukan, Teorema Forward Chaining, PHP, MySQL, AJAX, dan jquery. Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab ini menjelaskan tentang perancangan atau metode penelitian yang memuat uraian tentang bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan atau metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi : analisa proses bisnis, analisa kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, analisa kebutuhan antarmuka, analisa kebutuhan proses dengan UML (Unified Modeling Language) yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram, analisa perancangan data fisik, analisa kebutuhan bahasa pemrograman serta analisa perancangan sistem. Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini menyajikan dan menjelaskan mengenai aplikasi sistem pendukung keputusan serta hasil pengujiannya. Dimulai dari
8 implementasi, pengujian, dan hasil analisa, disertai pembahasannya masing-masing. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Pengembangan Bab ini memuat kesimpulan dan juga saran pengembangan dari penelitian mengenai aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis dengan menggunakan metode Forward Chaining dengan studi kasus Sekolah Autis Talenta Kids Tegalrejo.