BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogis, PT. Rinneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Cet. 2, hlm. 132.

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rieneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 2-3.

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Agama dan Budaya, Bandung: Pustaka Setia, hal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi disegala bidang kehidupan masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Usman

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2009, hlm. 80 Ibid, Hlm. 84

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-ruz Media, Yogyakarta, 2013, hlm.18. 2

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pustakarya, 2012, Hlm Faturrahman, Lif Khoiru Ahmadi, dan Sofan Amri, Pengantar Pendidikan, PT. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Suroso Prawiroharjo sebagaimana dikutip Raka Joni (1984 : 5), salah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya suatu bangsa tidak terlepas dari perkembangan Ilmu. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), salah satu produk perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu:

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 14 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bahkan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dewasa ini pendidikan nasional sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang perlu mendapatkan penanganan secepatnya, diantaranya berkaitan dengan masalah relevansi, atau kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Bahkan dalam dunia usaha juga muncul keluahan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik, hal ini diperkuat dengan banyaknya lulusan yang masih pengangguran. Pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi serta memiliki budi pekerti yang luhur. Pendidikan juga dianggap sebagai penentu kemajuan suatu bangsa, karena maju dan mundurnya suatu negara tergantung pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki warga negaranya, olehkarena itu mutu pendidikan perlu ditingkatkan terus menerus. Peningkatan mutu pendidikan diupayakan oleh berbagai pihak dan berbagai cara, salah satu indikator mutu pendidikan yang memadai adalah meningkatkan prestasi belajar siswa, yang dapat dilihat dari nilai penguasaan materi pelajaran dan kemampuan memecahkan masalah. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik, Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Dalam dunia pendidikan, gurulah yang dipandang berperan aktif dalam mendidik dan mengajar siswanya. Menurut M. Muntahibun Nafis, guru atau pendidik dalam pendidikan Islam pada hakikatnya adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi dan kecenderungan yang ada pada peserta 1

2 didik, baik yang mencakup ranah afektif, kognitif, maupun psikomotorik. 1 Tenaga pendidik dan kependidikan Islam dalam proses pendidikan Islam memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Sedangkan menurut Nur Uhbiyati, yang disebut guru merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk social dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. 2 Sementara itu, menurut Maryam Rudyanto yang dikutip oleh Umiarso dan Imam Gojali mendefinisikan guru sebagai orang yang membantu peserta didik untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. 3 Jadi dapat diampil kesimpulan bahwa keberadaan gurulah yang memang memiliki pengaruh besar terhadap berkembanganya kemampuan seorang anak didik. Melihat dari kesimpulan diatas, maka kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka yang berpikir demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan mutlak yang harus guru punyai. Dengan pemilihan dasar mengajar ini diharapkan guru dapat mengoptimalkan perannya di kelas. 4 Disamping itu, guru juga berperan sebagai mediator. Dalam peranan ini, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat 1 Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta, Cet. I, 2011, hlm. 85. 2 Nur Uhbiyati, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2002, hlm. 113. 3 Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, IRCiSoD, Jogjakarta, Cet. II, 2011, hlm. 202. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 5

3 komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Selain harus memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, guru juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Sedangkan sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 5 Agar hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal, guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang sumber pembelajaran, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan sumber belajar dengan baik. Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada harus disesuaikan dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa. 6 Keteramilan mengajar memang sangat diperlukan, terlebih adalah keterampilan menerapkan variasi media pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, tidak jarang seorang anak didik akan merasakan kejenuhan dan kebosanan. Untuk itu, bila terjadi kebosanan dalam proses pembelajaran di kelas maka dampaknya akan besar terhadap siswa, mulai dari kurangnya perhatian, mengantuk, mengobrol, melakukan aktivitas sendiri, mencari perhatian bahkan ada siswa yang mencoba mengganggu teman lainnya. 7 Faktor yang memang sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah faktor kebosanan siswa. Hal ini disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja yang akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun. 8 Kurangnya variasi media juga salah satu pemicu turunnya konsentrasi siswa pada pelajaran. Dalam kegiatan mengajar, banyak 5 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 11. 6 Ibid, hlm. 11. 7 Darwin Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Gaung Persada Press, Jakarta, 2007, hlm. 281 8 J.j Hasibun dan Modjiono, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, hlm. 64

4 ditemui seorang guru yang hanya mengajar menggunakan satu metode yang terus menerus sama, bahkan tanpa ada media yang menarik untuk siswa, sehingga guru sukar menciptakan suasana kondusif, dan akibatnya penyampaian materi kurang efektif. Dengan cara seperti ini, anak didik bukan hanya bosan, tetapi juga tidak konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu langkah yang mendorong anak didik belajar adalah dengan penerapan metode variasi mengajar yang bisa membuat pengajaran menjadi tidak kaku, meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar, dan meningkatkan konsentrasi anak didik dalam waktu yang relative lama. 9 Keterampilan dalam mengadakan dan menerapkan variasi media pembelajaran sangat berdampak baik bagi perkembangan belajar siswa, bahkan dapat menambah kualitas pembelajaran. Adanya variasi media akan lebih baik daripada hanya satu macam saja, karena materi yang disajikan akan lebih luas jangkauannya. Disamping itu dapat mempertahankan perhatian siswa pada pelajaran melalui kesegaran baru pada setiap pergantian media. 10 Oleh sebab itu, guru harus pintar dan mampu memilih serta menggunakan bebagai macam media pembelajaran. dikarenakan peran dan keterampilan guru dalam menerapkan variasi media pembelajaran sangatlah dibutuhkan dalam pembelajaran, apalagi dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Tujuan pembelajaran sendiri merupakan salah satu pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa, sedangkan variasi media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memanfaatkan berbagai macam media pembelajaran dan mampu menerapkan variasi media pembelajaran dengan akurat, maka guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak merupakan madrasah yang peneliti pilih untuk dijadikan lokasi penelitian. MTs SAROJA NU merupakan madrasah yang jaraknya berada jauh dari deretan sekolah-sekolah lainnya. Sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anak mereka di MTs tersebut, 9 Syaiful Bahri Djamaroh, Op. Cit, hlm. 64 10 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 164

5 disamping jarak madrasah yang dekat, para orang tua juga beralasan bahwa madrasah tersebut tidak hanya memiliki pengajaran tentang ilmu pengetahuan umum saja, melainkan juga diajarkan ilmu pesantren seperti kitab kuning yang termasuk dalam salah satu mata pelajaran di madrasah tersebut. Peserta didik di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak berjumlah 119 yang terdiri dari 6 rombel, yaitu VII A, VII B, VIII A, VIII B, IX A dan IX B. Peneliti di sini hanya memfokuskan penelitian pada kelas VIII A dan VIII B dengan rincian kelas VIII A terdiri dari 20 peserta didik sedangkan VIII B terdiri dari 20 peserta didik. 11 Penerapan variasi media pembelajaran di MTs SAROJA NU telah memiliki perkembangan yang cukup baik. Meskipun masih ada faktor-faktor yang menghambat keberhasilan dari penerapan variasi media tersebut. Melihat proses pembelajarannya, peserta didik di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak terlihat antusias dan semangat belajar dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti mendapati bahwa saat guru menyampaikan materi dengan menggunakan media yang bervariatif, mayoritas peserta didik cenderung aktif menyimak, apalagi saat guru memutarkan video terkait materi, dan saat menggunakan media kartu diskusi. 12 Sehingga dalam penerapannya, peserta didik yang memiliki tipe belajar yang berbeda-beda dapat terpadu dengan baik sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan bersama-sama. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak. Mata pelajaran ini memiliki tujuan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mampu mengambil ibrah dari Sejarah Islam sehingga dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Media yang dipergunakan juga media yang dapat menjadikan peserta didik lebih aktif untuk mempelajari bahan ajar. Dengan menggunakan berbagai media pembelajaran 11 Hasil Observasi di ruang TU di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak, Tanggal 15 Mei 2017 jam 09.00 WIB 12 Hasil Observasi di kelas VIII A Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak, Tanggal 15 Mei 2017 jam 11.55-13.10 WIB

6 tentunya akan memberikan kesan yang berbeda kepada peserta didik dan daya tarik terhadap pembelajaran akan meningkat. Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak, Sugiyono mengatakan bahwa pembelajaran di masa sekarang mengikuti perkembangan teknologi, apalagi guru-guru sekarang memang dituntut untuk dapat menguasainya, terlebih untuk memudahkan dalam mengakses terkait pembelajaran seperti halnya internet. Jika guru benarbenar mampu memanfaatkan teknologi dengan baik seperti menggunakan media LCD ataupun yang lain, maka kualitas dalam sistem KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) akan lebih baik, serta hasil dari pembelajaran peserta didik sedikit demi sedikit dapat ditingkatkan. Apalagi jika guru itu memiliki keterampilan dalam menerapkan media yang bervariatif, tidak hanya mengajar dengan metode klasikal saja sehingga dapat menghilangkan kejenuhan dan siswa lebih aktif belajar. 13 hal ini terlihat dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dilakukan Sugiyono yang tidak hanya monoton menggunakan pembelajaran model tradisional saja, tetapi menggunakan pembelajaran yang lebih menarik seperti memvariasikan media pada saat mengajar. 14 Penerapan media yang bervariatif merupakan hal yang sangat penting. Melihat begitu pentingnya maka guru perlu memiliki keterampilan serta kompetensi yang memadai. Karena pembelajaran di era sekarang semua serba canggih dan teknologis. Maka dari itu, guru dituntut dapat menguasai bahan ajar dengan baik serta mampu menggunakan media pembelajaran dengan akurat. Melihat realitanya, dalam mengajar masih ada beberapa guru yang belum memanfaatkan media pembelajaran yang bermacam-macam, kurangnya pengalaman dan keterampilanlah yang menjadi salah satu alasannya. Jika kekurangan tersebut tidak secepatnya ditanggulangi dan dipenuhi, maka cara 13 Wawancara dengan Sugiyono, Guru SKI MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak, tanggal 15 Mei 2017 jam 08.20-0850 WIB 14 Hasil Observasi di kelas VIII A Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak, Tanggal 15 Mei 2017 jam 11.55-13.10 WIB

7 mengajar akan tertinggal dan peserta didik juga akan merasa kudet. Maka dari itu, guru harus pandai menggunakan dan memvariasikan media pembelajaran secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang dapat merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi media apa yang guru ambil dalam pelajaran. Media pembelajaran yang bermacam-macam dapat dijadikan pola pilihan, guru harus pandai dalam memilih media yang sesuai dengan peserta didik. Berbagai media pembelajaran yang ada di MTs SAROJA NU adalah LCD proyektor, media ini merupakan salah satu media yang selalu dipergunakan dan divariasikan dalam penyajiannya. Dalam pembelajaran ini, media yang dipergunakan adalah media audio visual, media visual, serta media cetak. Berbagai macam media tersebut dimanfaatkan untuk mempermudah dalam memadukan tipe belajar yang berbeda-beda, serta untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. 15 Berdasarkan pemaparan di atas itulah yang melatarbelakangi penulis untuk menyusun skripsi berdasarkan penelitian dengan judul Penerapan Variasi Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Penelitian yang berjudul Penerapan Variasi Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak Tahun Pelajaran 2016/2017 ini memiliki fokus, yakni pelaku (actor), tempat (place) dan kegiatan (activiy) yang diteliti. 1. Pelaku (actor) Pelaku yang paling utama adalah peserta didik kelas VIII dan selanjutnya menyebar ke seluruh komponen-komponen yang akan peneliti 15 Hasil Observasi di kelas VIII B Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak, Tanggal 16 Mei 2017 jam 11.55-13.10 WIB

8 teliti, yaitu meliputi guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Kepala Madrasah MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak. 2. Tempat (place) Tempat yang dijadikan sebagai penelitian ini adalah di ruag kelas VIII MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak. 3. Kegiatan (activiy) Kegiatan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan dan proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menerapkan variasi media pembelajaran di MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak. Proses pembelajaran yang dimaksut adalah kegiatan awal penerapan variasi media pembelajaran hingga akhir dari pembelajaran, sampai dapat mengetahui hasil yang diinginkan dari penerapan variasi media pembelajaran tersebut. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana implementasi variasi media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan variasi media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak? D. Tujuan Penelitian Dari permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi variasi media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan variasi media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

9 E. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, mengandung berbagai kegunaan, baik secara teoretis dan praktis yang akan memberikan kontribusi dan hasil penelitian ini: 1. Manfaat teoretis Secara teoretis penelitian ini bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu dan memberikan sumbangan teoretis (pemikiran) pada dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan penerapan variasi media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi peserta didik; sebagai salah satu cara untuk memberikan motivasi belajar, menambah semangat dalam belajar, serta dapat memadukan tipe belajar siswa yang berbeda-beda sehingga siswa mampu meningkatkan kualitas belajar dan dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik. b. Bagi lembaga; hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan bagi sekolah dan madrasah-madrasah lain pada umumnya kaitannya dengan penerapan variasi media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dapat memberi masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. c. Bagi Guru/pendidik; hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dasar tentang keterampilan guru dalam menerapkan variasi media pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa atau peserta didik khususnya bagi MTs SAROJA NU Undaan Kidul Demak. Peningkatan hasil belajar dengan diterapkannya variasi media ini tidak hanya diperuntukkan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam saja, akan tetapi mencakup seluruh mata pelajaran.