BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia bisnis di Indonesia berjalan beriringan dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya memiliki tujuan utama untuk mencari laba. Banyaknya perusahaan yang berdiri di Indonesia ini membuat perusahaan harus mampu menunjukkan keunggulan kinerjanya, agar dapat mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis Indonesia. Salah satu cara untuk mempertahankan eksistensi tersebut, perusahaan harus terus bertahan yang sesuai dengan prinsip perusahaan yaitu going concern. Segala upaya perlu dimaksimalkan oleh manajemen perusahaan, seperti inovasi, investasi hingga ekspansi. Semua hal tersebut tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit, apalagi jika terjadi hal yang tidak di inginkan seperti kelesuan yang terjadi pada sektor tambang terutama sub-sektor batubara di tahun 2012. Hal ini membuat manajemen dapat menentukan public offering agar perusahaan mendapatkan dana dari pasar modal dan dapat mengurangi resiko bankrupt. Public offering yang dapat dilakukan manajemen salah satunya dengan cara menjual saham untuk menutupi kerugian akibat kelesuan yang terjadi seperti pada sektor tambang. Oleh karena itu, dibutuhkan pihak lain yang dapat memberikan dana seperti investor. Investor, sebagai pemilik dana tentunya akan memilih perusahaan sesuai dengan kinerja dan reputasi dari perusahaan tersebut dengan 1
menggunakan laporan keuangan sebagai informasi bahwa perusahaan yang dipilih untuk berinvestasi adalah perusahaan dengan kinerja yang baik. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dan penilaian keadaaan perusahaan. Laporan keuangan harus berisi informasi keuangan maupun non-keuangan yang dapat diandalkan, relevan, dan tepat waktu. Informasi dalam laporan keuangan harus memberikan informasi sesuai dengan keadaan perusahaan pada periode berjalan, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan evaluasi baik dari pihak internal seperti manajemen maupun pihak eksternal seperti investor, kreditur, pemerintah, maupun masyarakat luas. Pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat berupa financial maupun non-financial. Informasi yang di ungkapkan nantinya akan digunakan oleh user sebagai guideline dalam pengambilan keputusan. Menurut (Darrough, 1993) dalam (Na'im and Rakhman, 2000) pengungkapan laporan keuangan dibagi berdasarkan pengelompokan jenis informasi yaitu pengungkapan informasi yang wajib (mandatory disclosure) dan juga pengungkapan informasi sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) adalah pengungkapan yang diharuskan karena peraturan yang berlaku dalam negara itu sendiri mengenai akuntansi, salah satu peraturan di Indonesia mengenai penyajian dan pengungkapan laporan keuangan telah di atur melalui keputusan ketua BAPEPAM No: KEP-347/BL/2012. Pengungkapan informasi sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan yang di ungkapkan secara sukarela dan tidak bersifat wajib. Namun, informasi 2
yang terkandung dalam pengungkapan sukarela ini tidak kalah penting dengan informasi yang ada pada mandatory disclosure. Pengungkapan sukarela akan dipertimbangkan oleh pihak manajemen perusahaan dari segi manfaat serta biaya (cost and benefit) yang akan dikeluarkan apabila perusahaan melakukan voluntary disclosure (Na'im & Rakhman, 2000). Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang memberikan informasi tambahan dari pengungkapan wajib, sehingga informasi yang terdapat dalam pengungkapan sukarela dapat membuat investor maupun kreditur mampu mengambil keputusan dengan lebih tepat (Alsaeed, 2005). Kekeliruan dan kecurangan mungkin saja dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan, karena terdapat perbedaan kepentingan (Agency Theory). Perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham membuat gap yang mengakibatkan biaya agensi (Agency Cost). Hal ini terjadi karena kinerja manajer diukur dari besarnya laba yang didapatkan perusahaan pada satu periode. (Jensen & Meckling, 1976) mendefinisikan agency cost sebagai biaya yang dikeluarkan oleh pemegang saham (principal) untuk melakukan pengawasan (Monitoring) terhadap manajemen (agent). Segala kebutuhan laporan keuangan mengenai keandalan informasi tersebut menyebabkan keadaan Kantor Akuntan Publik (KAP) menjadi sangat dibutuhkan untuk menguji keandalan informasi yang telah disajikan dalam laporan keuangan tahunan. Ketika laporan keuangan telah diaudit, para stakeholder akan semakin percaya pada tidak adanya material misstatement atau 3
salah saji material. Pengauditan yang telah dilakukan juga akan mengurangi asimetri informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Asimetri informasi pada laporan keuangan akan terjadi apabila satu dari dua pihak dalam hal ini pada teori keagenan (principal atau agent) mempunyai informasi lebih banyak dan lengkap dari pihak lainnya. Jika pelaporan keuangan sebuah entitas telah diaudit tentunya pengungkapan pada laporan keuangan lebih baik seiring dengan saran-saran yang di berikan oleh auditor independen kepada manajemen perusahaan. Ketika manajemen dan komisaris sebagai suatu entitas perusahaan tidak merasa melakukan kecurangan atau kepentingan lain dan juga benefit yang dirasa lebih besar daripada cost yang akan dikeluarkan jika melakukan pengungkapan sukarela, maka pengungkapan sukarela akan diungkapkan pada pelaporan keuangan tahunan. Setiap perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan, bukan hanya perusahaan yang akan melakukan go public melainkan setiap perusahaan yang memiliki total asset Rp10.000.000.000,- (Sepuluh miliar rupiah) atau lebih. Hal tersebut diatur dalam UU perseroan terbatas No. 40 tahun 2007 pasal 68 ayat 1e. Peraturan tersebut mengartikan bahwa pemerintah sebagai salah satu stakeholder menginginkan informasi yang luas dan tidak terdapat asimetri informasi. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga keuangan yang berlaku di 4
Indonesia telah membuat peraturan mengenai pengungkapan laporan tahunan (annual report) dalam pasar modal yang diatur dalam Kep-38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996. Peraturan-peraturan yang telah diberlakukan di Indonesia memperlihatkan bahwa pembuat peraturan dan pemerintah Indonesia cukup serius dalam hal pendanaan pada pasar modal. Oleh dari itu terdapat tanggung jawab yang cukup besar bagi emiten dalam penjualan saham dan obligasi pada pasar modal. Jenis kelompok perusahaan juga menjadi salah satu hal penting dalam pelaporan keuangan, karena terdapat kebijakan yang lebih komprehensif dalam pelaporan keuangan yang dilakukan perusahaan group dibandingkan dengan perusahaan single business. Faktor lain seperti kepemilikan saham oleh asing dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pelaporan keuangan. Semakin banyak proporsi kepemilikan saham oleh asing, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan melakukan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) karena pengaruh pihak asing dianggap dapat memperbaiki tingkat kesesuaian laporan keuangan dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) dan juga memiliki kredibilitas serta pengalaman yang lebih baik dalam hal pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengungkapan sukarela dengan judul Pengaruh Struktur Modal, Proporsi Kepemilikan Asing, Kelompok Usaha, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Tingkat Pengungkapan Sukarela. 5
1.2 Rumusan Masalah Persoalan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Apakah Struktur modal terutama tingkat leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan pada perusahaan Tambang sub-sektor Batubara yang terdaftar di BEI? 2. Apakah proporsi kepemilikan asing berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan pada perusahaan Tambang sub-sektor Batubara yang terdaftar di BEI? 3. Apakah reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik) berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan pada perusahaan Tambang sub-sektor Batubara yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji apakah Struktur modal terutama tingkat leverage berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan Tambang sub-sektor Batubara yang terdaftar di BEI. 2. Untuk menguji apakah Proporsi Kepemilikan Asing berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan Tambang sub-sektor Batubara yang terdaftar di BEI. 3. Untuk menguji apakah reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik) berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan Tambang sub-sektor Batubara yang terdaftar di BEI. 6
1.4 Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi tambahan untuk pengetahuan maupun pengembangan teori mengenai pengaruh struktur modal, proporsi kepemilikan saham asing, dan reputasi KAP terhadap pengungkapan sukarela pada laporan keuangan. 2. Hasil Penelitian ini dapat menjadi sumber penambahan pengetahuan dan peningkatan wawasan bagi praktisi akuntan, manajemen, serta publik dalam hal pengaruh struktur modal, proporsi kepemilikan saham asing, dan reputasi KAP terhadap pengungkapan sukarela pada laporan keuangan 3. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai pengaruh struktur modal, proporsi kepemilikan saham asing, dan reputasi KAP terhadap pengungkapan sukarela pada laporan keuangan 7
1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini disajikan dalam sistematika dan akan dibahas dalam lima bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penulis mengambil judul, rumusan masalah, batasan dan lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan mengenai sistematika kerangka penulisan. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan landasan teori yang berkaitan dengan topik dan judul skripsi. Teori yang terdapat dalam bab ini adalah laporan keuangan, pengungkapan laporan keuangan, pengungkapan wajib dan sukarela, teori keagenan, dan pengembangan hipotesis BAB III Metoda Penelitian Bab ini menguraikan tentang penelitian yang dilakukan, jenis dan sumber data penelitian, sampel yang digunakan, identifikasi variabel, metoda pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini akan mengemukakan hasil dari analsis mengenai data penelitian yang diteliti dengan pembahasan dari hasil analisis tersebut. 8
BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan pembahasan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta ketebatasan penelitian. 9