BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana untuk mendewasakan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidikan. Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan demikian, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. juga telah membuat undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan identitas penting dalam kehidupan manusia. Diakui atau tidak pendidikan telah mengantarkan manusia pada tingkat peradaban yang tinggi. Pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. 1 Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dalam membentuk watak serta serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab. 2 Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan sasaran pendidikan nasional yang terdapat dalam undang-undang, maka diperlukanlah suatu proses pembelajaran di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. 1 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 1. 2 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 7. 1

2 Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah, di mana terjadi interaksi antara guru dan siswa. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, salah satu mata peajaran yang di pelajari di madrasah ibtidaiyah adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Banyak yang mengatakan mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang kurang menarik bagi siswa dan membosankan karena cakupan dari materi ini sangat luas dan juga materi ini merupakan mata pelajaran yang banyak membutuhkan hafalan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur an Surah. Al-Mujaadilah ayat 11. ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق يل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع الل ه ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و الل ه ب ا ت ع م ل ون خ ب ي ر. Ayat di atas secara tidak langsung menjelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Guru menempati posisi kunci dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar mencapai tujuan secara optimal. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab akibat. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, sehingga guru sebagai figure central harus mampu menetapkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan siswa yang aktif, produktif, dan efisien. Tujuan pendidikan IPS tercapai dengan baik apabila dalam proses pembelajaran guru mengoptimalkan interaksinya dengan siswa. Hal ini sesuai

3 dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 20 yang menyatakan, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Interaksi dalam hal ini yaitu keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran IPS biasanya didominasi oleh metode ceramah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan pemberian tugas sehingga proses pembelajaran kurang efektif. Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan di sekolah-sekolah termasuk di madrasah ibtidaiyah. Pembelajaran IPS diharapkan dapat menjadi wahana belajar yang menyenangkan bagi siswa, bila diperhatikan praktek pendidikan di madrasah selama ini, proses pembelajaran yang disajikan oleh guru kurang menarik bagi siswa, pemberian konsep materi tanpa menggunakan media yang konkrit, suasana belajar yang menjenuhkan, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa menjadi pasif dan perkembangan permbelajaran siswa kurang mendapat hasil yang baik. Mempelajari IPS merupakan hal yang penting, namun sangat disayangkan pembelajaran IPS yang dilaksanakan selama ini masih bersifat monoton, yakni guru membacakan dan menjelaskan materi lalu siswa hanya disuruh mendengarkan kemudian lagi langsung disuruh untuk mengingatnya. Sementara dalam proses pembelajaran, siswa dapat mengingat materi-materi tersebut, namun jika sudah berakhir pembelajaran tersebut, maka materi-materi yang dipelajari lama-kelamaan akan terlupakan. Hal ini membuat siswa merasa kesusahan karena harus mengingat kembali materi-materi tentang IPS tersebut.

4 Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sekarang guru-guru masih banyak menggunakan cara-cara tradisional dalam proses pembelajaran, seperti dalam proses pembelajaran IPS guru memberikan materi kemudian siswa mencatatnya. Siswa memahaminya dengan cara menghafalkan materi yang disampaikan oleh guru. Kondisi belajar seperti ini menimbulkan kebosanan pada siswa. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran inovatif (pembelajaran berpusat pada siswa) yang mampu melibatkan siswa, agar proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu juga, pada proses pembelajaran IPS yang sering dijumpai adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya, meskipun ia belum memahami materi pelajaran IPS yang diajarkan tersebut sehingga dengan hal-hal yang negatif ini menyebabkan motivasi belajar IPS siswa menjadi menurun. Motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Dengan menurunnya motivasi belajar siswa akan mengakibatkan menurunnya aktivitas belajar siswa bahkan akhirnya hasil belajar juga menurun. Menghadapi persoalan di atas, berbagai upaya bisa dilakukan oleh guru. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Terdapat banyak model pembelajaran, di antaranya word square dan crossword puzzle. Model word square memiliki kemiripan dengan crossword puzzle yaitu diajarkan dalam bentuk permainan dengan menggunakan kotak-kotak

5 sebagai alat dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini diharapkan dapat membuat siswa merasa senang dan tidak jenuh selama mengikuti pembelajaran IPS di sekolah. Dengan demikian, materi yang disampaikan akan mudah diterima dan dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar lebih optimal. Proses pembelajaran IPS di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat ini masih menggunakan pembelajaran yang cenderung teachercentered sehingga siswa menjadi pasif. Dengan demikian proses interaksi antara guru dan siswa pada pembelajaran yang dilaksanakan belum optimal. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang perbedaan model word square dan model crossword puzzle terhadap hasil belajar siswa yang akan disusun dalam bentuk skripsi dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Penggunaan Model Word Square dengan Model Crossword Puzzle pada Pembelajaran IPS di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana hasil belajar menggunakan model word square pada pembelajaran IPS di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan? 2. Bagaimana hasil belajar menggunakan model crossword puzzle pada pembelajaran IPS di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan?

6 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model word square dan menggunakan model crossword puzzle di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan? C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (diobservasi). 3 Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman dengan judul skripsi ini, penulis akan memberikan batasan beberapa istilah dalam ruang lingkup pembahasan penelitian sebagai berikut: 1. Perbedaan adalah beda atau selisih. Perbedaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model word square dan model crossword puzzle. 2. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan (mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik) bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. 4 3. Model word square adalah model pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya dan berorientasi pada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model ini juga model yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban. 4. Model crossword puzzle adalah kotak-kotak isian yang bersilang antara jajaran kotak-kotak yang menurun dan mendatar. Jawaban atas isian harus pas dan sesuai dengan jumlah kotak yang tersedia. 3 Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 29 4 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 7.

7 D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model word square pada pembelajaran IPS di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model crossword puzzle pada pembelajaran IPS di MIN Muara Banta Kabupaaten Hulu Sungai Selatan. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model word square dan menggunakan model crossword puzzle pada siswa di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan. E. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan dan keguruan, khususnya teori pembelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis a. Guru Manfaat praktis bagi guru antara lain sebagai berikut: 1) Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan kegiatan pembelajaran ke arah yang lebih baik.

8 2) Dapat dijadikan media pembelajaran yang bersifat variatif. 3) Guru dapat mengembangkan pemahaman peserta didik tentang IPS. b. Peserta Didik Manfaat praktis bagi peserta didik antara lain sebagai berikut: 1) Menumbuhkan semangat belajar peserta didik khususnya dalam pembelajaran IPS. 2) Memudahkan peserta didik mengingat teori yang sudah dipelajari. 3) Menjadikan daya tarik serta menyenangkan pembelajaran yang dilakukan. c. Sekolah Manfaat praktis bagi sekolah antara lain sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. 2) Meningkatkan kualitas sekolah melalui prestasi belajar peserta didik dan kinerja guru IPS. F. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan penulis yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar dalam pembelajaran IPS menggunakan model word square dengan model crossword puzzle siswa di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

9 Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar dalam pembelajaran IPS menggunakan model word square dengan model crossword puzzle siswa di MIN Muara Banta Kabupaten Hulu Sungai Selatan. G. Kerangka Pemikiran Berdasarkan judul tersebut, maka akan diketahui apakah ada perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model word square (variabel X 1 /variabel bebas 1) dan menggunakan model crossword puzzle (variabel X 2 /variabel bebas 2) terhadap kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran IPS. X 1 (variabel bebas 1) Y (variabel terikat) Keterangan: X 2 (variabel bebas 2) Y X 1 X 2 : Hasil belajar : Model word square : Model crossword puzzle

10 H. Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan karya ilmiah ini terdiri dari lima bab dengan garis-garis besar sebagai berikut. Bab I pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, hipotesis penelitian, kerangka pemikiran serta sistematika penulisan. Bab II landasan teori memuat tentang hasil belajar, model pembelajaran word square dan model pembelajaran crossword puzzle serta pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di Madrasah Ibtidaiyah. Bab III metode penelitian, yang memuat tentang jenis dan pendekatan, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV penyajian data dan analisis, yang meliputi tentang deskripsi data dan analisis data. Bab V merupakan bab terakhir, yaitu penutup yang memuat tentang simpulan dan saran-saran.