KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM ABSTRACK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal)

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI

Penerapan Metode Group Investigasi Dalam Pembelajaran Tari Bedana Di SMP Wiratama Kotagajah. (Jurnal Penelitian) Oleh TANJUNG ASMARA

LAMPIRAN 1 PANDUAN OBSERVASI. 1. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas

LAMPIRAN I RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh: Geby Finka Rani

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

PENERAPAN EVALUASI FORMATIF PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DI SMK WIYATA KARYA NATAR. (Jurnal Penelitian) Oleh FIVITA AYU

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X. (Jurnal Penelitian) Oleh FREDI TENANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh ARIYADI

PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN DEMONTRASI PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 1 MARGATIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG MELALUI KOREOGRAFI DI SMAN 5 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh NABILLA KURNIA ADZAN

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMA NEGERI 4 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh MARLINA ZULKARNAIN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA. (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 13.1 Mengidentifikasi jenis karya seni tari berpasangan/ kelompok tari bedana

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SMP NEGERI 1 BATANGHARI. (Jurnal Penelitian) Oleh

PEMBELAJARAN TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 8 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh RATNA JUWITA MZ

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK. (Jurnal Penelitian) Oleh NI WAYAN PRAMI

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka

Ekspresi. Baik Sekali 2. SFT Cukup. Baik Sekali Baik Sekali 5. BL Cukup 6. RSD Cukup 3.

RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama. : Ekstrakurikuler Tari (Pengembangan Diri)

PEMBELAJARAN TARI MENGGUNAKAN TAHAPAN KOREOGRAFI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1KALIREJO. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMAN 2 KOTA METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh:

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. yakni bimbingan pengajaran, dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan

PENERAPAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DI SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR. (Jurnal Penelitian) Oleh Ardan Rahmat Senogala

ABSTRACT THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE AT IV B CLASS OF SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG NOVITA HENDRA TRISNA WATI

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Media pedidikan memiliki pengertian alat bantu proses belajar baik di dalam

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

PEMBELAJARANTARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE DRILLDI SMPN 1 JATI AGUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh RATIH ASTARI

PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

Jurnal Seni dan Pembelajaran Februari 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hamalik, 2011 dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran mengatakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu

PEMBELAJARAN GERAK TARI DAN LAGU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI TK KARTIKA II-31. (Jurnal Penelitian) Oleh. SendyAnisa.

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menikmati keindahan, mengapresiasi, dan mengungkapkan perasaan keindahan

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran Seni Budaya/Seni Tari

PANDUAN OBSERVASI. 1) Peranan Guru dalam pembelajaran tari Bedana.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2012:6).

(Jurnal Penelitian) Oleh. Maria Regina Maharani Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. 2. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn.

BAB I LATAR BELAKANG

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI MELALUI AUDIOVISUAL DI SMPN 1 BANJAR MARGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP NEMUI NYIMAH PADA SISWA SD NEGERI 01 SIMPANG AGUNG LAMPUNG TENGAH. (Jurnal Penelitian) Oleh

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi(cita cita)

PENERAPAN METODE LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA DI SMP AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG. Oleh. MARIYANA (Jurnal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TARI NUSANTARA MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA MEMANFAATKAN MEDIA AUDIOVISUAL

I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang

I PENDAHULUAN. Pendidikan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

PEMBELAJARAN TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN MODEL DIRECTIVE LEARNINGDI SD N 2 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model ini dianggap paling hebat, kalau tidak mau dikatakan sebagai satu-satunya

PEMBELAJARAN TARI KIPAS NYAMBAI BEBAI MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DI SDN 1 WAYSINDI. (Jurnal Penelitian) Oleh: INNA RAHMADONA

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadiankejadian

Transkripsi:

1 KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (Jurnal) Oleh Nia Daniati 0913043026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

2 THE ABILITY BEDANA DANCE OF STUDENTS CLASS XI IN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES Nia Daniati This research aimed to describe the ability Bedana dance of students class XI in extracurricular activities SMA state 13 Bandar Lampung. Based on the results, it can be concluded that the level of ability Bedana dance of students at SMA state 13 Bandar Lampung included in the category enough, the average value of 73 with a spanned value 60%-74%. The students were able Bedana dance appropriate indicator wiraga, wirama and wirasa. But there are 3-4 errors in the Bedana dance indicators wiraga, wirama and wirasa. Average ability dancing of Bedana indicators is indicator wiraga the included in the category enough, the average value of 74 with a spanned value 60% -74%. On indicator wirama included in the category enough, the average value of 74 with a spanned value 60% -74%. And indicator wirasa included in the category enough, the average value of 69 with a spanned value 60% -74%. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menari Bedana siswi kelas XI dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menari Bedana siswi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung termasuk dalam kategori cukup, nilai rata-rata 73 dengan rentang nilai 60%-74%. Siswi mampu menari Bedana sesuai indikator wiraga, wirama dan wirasa. Namun terdapat 3-4 kesalahan dalam menari Bedana baik pada indikator wiraga, wirama dan wirasa. Rata-rata kemampuan menari Bedana per indikator yaitu pada indikator wiraga termasuk dalam kategori cukup, nilai rata-rata 74 dengan rentang nilai 60%-74%. Pada indikator wirama termasuk dalam kategori cukup, nilai rata-rata 74 dengan rentang nilai 60%-74%. Dan indikator wirasa termasuk dalam kategori cukup, nilai rata-rata 69 dengan rentang nilai 60%-74%. Kata kunci: kemampuan, tari bedana, ekstrakurikuler

3 I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Hamalik, 2009: 2). Menurut Hamalik tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan, pengajaran, dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi pendidikan merupakan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan pengetahuan, pengayaan pengalaman, pengembangan keterampilan, pembentukan kepribadian dan memiliki ahlak yang mulia serta dapat mengabdikan dirinya kepada masyarakat sehingga dapat berguna bagi nusa dan bangsa. Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya (Djamarah, 2002: 44). Tari merupakan perpaduan gerakangerakan indah dan ritmis yang disusun atau ditata sehingga dapat memberi kesenangan dan kepuasan bagi pelaku dan penikmatnya (Firmansyah dkk, 1996: 2). Pembelajaran seni tari untuk siswi di SMAN 13 Bandar Lampung, khususnya dalam kemampuan Menari Bedana menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Tari Bedana memiliki sembilan ragam gerak yaitu khesek gantung, khesek injing, ayun, ayun gantung, humbak moloh, tahtim, belitut, gelek dan jimpang. Peneliti memilih SMAN 13 Bandar Lampung sebagai tempat atau lokasi penelitian. SMAN 13 Bandar Lampung terletak di Jalan Padat Karya Sinar Harapan Bandar Lampung. Di SMAN 13 Bandar Lampung pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari, hanya belajar teori seni tari berdasarkan LKS dan buku-buku paket yang ada. Hal ini dikarenakan guru seni budaya di sekolah tersebut kurang menguasai seni tari. Pembelajaran seni tari khususnya praktik menari Bedana tetap dilaksanakan di sekolah ini yaitu dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 13 Bandar Lampung dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan siswa-siswi yang ingin belajar menari agar mereka dapat mengembangkan bakat yang dimiliki. Maksud dan tujuan peneliti memilih sekolah ini karena peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana kemampuan menari Bedana siswi pada kegiatan ekstrakurikuler. Kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Seseorang

4 dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Maka peneliti memilih kemampuan siswi menari Bedana tersebut karena peneliti ingin melihat kesanggupan atau kecakapan siswi menari Bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 13 Bandar Lampung. Ekstrakurikuler seni tari di SMAN 13 Bandar Lampung diikuti siswi kelas X dan XI. Siswi kelas X belajar tari Sigeh Penguten sedangkan siswi kelas XI belajar tari Bedana. Untuk siswi kelas XII tidak diperbolehkan ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler tari karena mereka lebih ditekankan fokus belajar untuk persiapan Ujian Nasional. Ekstrakurikuler tari dilaksanakan pada hari Jum at setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Program ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh guru, siswa dan kemampuan sekolah (Suryosubroto, 1997: 270). kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptip kualitatif. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung. pelaksanaan penelitian ini secara ilmiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya. Dalam penelitian ini, metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan menari Bedana siswi kelas XI dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Sumber data dalam penelitian ini berupa data-data yang berasal dari informan, yaitu siswi kelas XI yang mengikuti program ekstrakurikuler tari di SMA N 13 Bandar Lampung sebanyak 14 siswi. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Tes berupa tes kemampuan siswi menari Bedana dan non tes berupa pengamatan terhadap aktivitas belajar siswi. Bagaimanakah kemampuan menari Bedana siswi kelas XI dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menari Bedana siswi kelas XI dalam

5 III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Pra-Penelitian Penelitian ini dimulai pada tanggal 18 Januari 2013 selesai pada tanggal 15 Maret 2013. Pada hari Jum at tanggal 23 November 2012 dilakukan kunjungan pertama di SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang bertujuan untuk menemui Bapak Kepala SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang bernama Triyatmo, S.Pd., untuk meminta izin penelitian skripsi. Dari ibu Erna didapatkan informasi mengenai siswi kelas XI yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari berjumlah 14 siswi. Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kunjungan kedua di SMAN 13 Bandar Lampung yaitu pada hari Jum at 11 Januari 2013 menyerahkan surat izin penelitian. 3.2 Proses Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh kali pertemuan. Setiap pertemuan akan di uraikan sebagai berikut: 1. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 18 Januari 2013. Aktivitas siswi untuk pertemuan pertama yaitu pengenalan tari Bedana dan proses pembelajran ragam gerak tari Bedana yaitu belajar gerak tahtim, Khesek gantung, khesek injing, dan humbak muloh. 2. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat tanggal 1 Februari 2013. Aktivitas siswi pada pertemuan kedua yaitu proses pembelajaran ragam gerak tari Bedana yaitu belajar gerak jimpang, ayun, ayun gantung, belitut dan gelek. 3. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jum at 8 Februari 2013. Aktivitas siswi pada pertemuan ketiga yaitu proses pembelajaran ragam gerak tari Bedana dengan menggunakan iringan musik. 4. Pertemuan keempat Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari jum at tanggal 15 Februari 2013. Aktivitas siswi pada pertemuan ketiga yaitu proses pembelajaran ragam gerak tari Bedana dengan menggunakan iringan musik. 5. Pertemuan kelima Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari jum at tanggal 22 Februari 2013. Aktivitas siswi pada pertemuan kelima adalah menghafal gerakan, memperhalus gerak dan merangkai pola lantai dengan menggunakan iringan musik tari Bedana 6. Pertemuan keenam Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari jumat 8 Maret 2013. Aktivitas siswi dan guru adalah pembagian kelompok dan latihan dengan kelompok masing-masing yang dibimbing oleh guru.

6 Tabel 1. Rata-rata Aktivitas Siswi Secara Keseluruhan No Pertemuan Aspek Yang Dinilai Va La Ma Ea Rata-rata Kriteria 1 Peremuan I 100 100 80 80 90 Baik Sekali 2 Pertemuan II 100 80 100 60 85 Baik Sekali 3 Pertemuan III 80 80 80 80 80 Baik 4 Pertemuan IV 80 80 80 80 80 Baik 5 Pertemuan V 80 80 100 60 80 Baik 6 Pertemuan VI 80 80 100 60 80 Baik Nilai Rata-rata 87 83 90 70 82 Kategori BS B BS C B Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas siswi selama proses belajar menari Bedana secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata yaitu 82 dengan kriteria Baik. Adapun aktivitas siswi pada pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata yaitu 90 dengan kriteria Baik sekali. Pada pertemuan kedua diperoleh nilai rata-rata yaitu 85 dengan kriteria baik sekali. Pada pertemuan ketiga diperoleh nilai ratarata yaitu 80 dengan kriteria baik. Pada pertemuan keempat diperoleh nilai rata-rata yaitu 80 dengan kriteria baik. Pada pertemuan kelima diperoleh nilai rata-rata yaitu 80 dengan kriteria baik dan pada pertemuan keenam diperoleh nilai rata-rata yaitu 80 dengan kriteria baik. Berdasarkan aktivitas siswi pada aspek visual activities memperoleh nilai rata-rata yaitu 87 dengan kategori baik sekali. Pada aspek listening activities memperoleh nilai rata-rata 83 dengan kategori baik. Pada aspek motor activities memperoleh nilai rata-rata yaitu 90 dengan kategori baik sekali dan pada aspek emotional activities memperoleh nilai rata-rata yaitu 70 dengan kategori cukup. Sehingga dari keempat aspek tersebut mendapatkan nilai rata-rata secara keseluruhan yaitu 82 dengan kategori baik. 7. Pertemuan Ketujuh Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 15 Maret 2013. Pada pertemuan ini dilakukan proses pengambilan nilai praktik menari Bedana pada kegiatan ekstrakurikuler dengan memperhatikan indikator wiraga, wirama dan wirasa. Indikator wiraga meliputi sub indikator dari sembilan ragam gerak dan hapalan urutan gerak. Indikator wirama meliputi sub indikator tempo ketepatan gerak dan ketepatan iringan musik atau kesesuaian dengan musik dan indikator wirasa meliputi sub indikator ekspresi wajah saat menari. Dalam pengambilan nilai kemampuan menari Bedana dilakukan oleh dua penilai yaitu penilai I adalah guru tari dan penilai II adalah peneliti. Dari 14 siswi terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok satu yang beranggotakan delapan siswi dan kelompok dua enam siswi. Siswi dipanggil perkelompok untuk menarikan tari Bedana.

7 1. Kemampuan Menari Bedana Secara Menyeluruh Yang Berdasarkan Indikator Wiraga, Wirama, dan Wirasa. Dari hasil penilaian kemampuan menari Bedana pada siswi kelas XI dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang berjumlah 14 siswi diperoleh nilai keseluruhan yaitu 1027 dengan nilai tertinggi 93, dan siswi yang mendapatkan nilai terendah yaitu 55 Secara keseluruhan kemampuan menari Bedana siswi kelas XI dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung termasuk kategori cukup dengan nilai rata-rata 73. Tabel 2. Kemampuan siswi menari Bedana secara keseluruhan TK F Presentase BS 2 14% Baik 4 28% Cukup 7 50% Kurang 1 7% KS 0 0% Jumlah 14 100% NR 73% siswi yang termasuk kategori baik sekali dengan rentang nilai 85-100 berjumlah 2 orang yang berinisial Wi dan As. Siswi mampu menari Bedana sesuai dengan indikator wiraga, wirama dan wirasa. Indikator wiraga siswi mampu menari tari Bedana dengan baik sekali sesuai dengan urutan, ketepatan gerak sesuai dengan iringan musik dan untuk ekspresi wajah siswi mampu memeragakan semua gerak dengan senyum. Siswi yang termasuk kategori baik dengan rentang nilai 75-84 berjumlah 4 orang yang berinisial Da, Ay, Ro, dan Sr. Siswi mampu menari Bedana sesuai dengan indikator wiraga, wirama dan wirasa. Akan tetapi indikator wiraga terdapat 1-2 gerakan dilakukan tidak tepat dan terdapat 1-2 kesalahan gerak yang tidak sesuai urutan, indikator wirama terdapat 1-2 kesalahan gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik. Dan wirasa siswi mampu memperagakan gerak dengan ekspresi wajah kurang senyum. Siswi yang termasuk kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 berjumlah 7 orang yang berinisial Ra, Mi, Tri, Ta, Sa, Pu dan Se. Siswi mampu menari Bedana sesuai dengan indikator wiraga, wirama dan wirasa. Akan tetapi pada indikator wiraga terdapat 3-4 gerakan yang dilakukan tidak tepat dan terdapat 3-4 kesalahan gerak yang tidak sesuai urutan. indikator wirama terdapat 3-4 kesalahan gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik dan indikator wirasa siswi memperagakan gerak tari Bedana dengan ekspersi wajah kurang senyum dan terlihat bingung. Siswi yang termasuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-59 berjumlah 1 orang yang berinisial Es. Siswi mampu menari Bedana sesuai dengan indikator wiraga, wirama, dan wirasa akan tetapi masih terdapat 5-6 kesalahan gerak yang dilakukan tidak tepat dan terdapat 5-6 kesalahan gerak yang tidak sesuai urutan. Indikator wirama terdapat 5-6 kesalahan gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik dan indikator wirasa siswi mampu memeragakan gerak dengan ekspresi wajah tanpa senyum dan terlihat bingung. Tidak ada siswi yang termasuk kategori

8 kurang sekali dengan rentang nilai 039. Gambar 3. Siswi memeperagakan gerak ayun secara bersamaan Gambar 1. Siswi memperagakan gerak hombak muloh dengan kelompok. Gambar 2. Siswi memperagakan gerak khesek gantung dengan kelompok. 3.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian kemampuan menari Bedana siswi kelas XI dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung, Peneliti dapat mendeskripsikan hasil menari Bedana dengan memperhatikan dari ketiga indikator yaitu wiraga, wirama, dan wirasa sebagai berikut. Hasil tes kemampuan menari Bedana yang telah dilakukan oleh pelatih dan peneliti secara keseluruhan pada ketiga indikator menunjukkan bahwa siswi yang termasuk dalam kategori baik sekali adalah sebanyak 2 orang yang berinisial Wi dan As. Pada aspek indikator wiraga, wirama dan wirasa, siswi mampu memperagakan gerakan tari Bedana dengan baik sekali dan sesuai dengan urutan. Siswi yang termasuk dalam kategori baik sekali pada saat pengambilan nilai karena kedua siswi tersebut menari Bedana dengan sembilan ragam gerak yang telah sesuai dengan teknik gerak masing- masing. Hafal urutan gerakan dan menari sesuai dengan ketepatan tempo dan

9 irama musik, serta ekspresi wajah selalu tersenyum. Berdasarkan pengamatan urutan gerak dari awal sampai akhir gerakan tidak ada yang salah. Pada indikator wirama ketepatan tempo dan irama musik selalu tepat, Pada aspek indikator wirasa telah dilakukan dengan tepat. Kedua siswi tersebut mampu berekspresi sesuai dengan ekspresi wajah menari Bedana yang selalu senyum dari awal hingga akhir tarian. Siswi yang termasuk dalam kategori baik adalah sebanyak 4 orang yang berinisial Da, Ay, Ro dan Er. pada aspek indikator wiraga, wirama, dan wirasa, siswi mampu memperagakan gerakan tari Bedana dengan baik akan tetapi terdapat 1-2 gerakan masih mengalami kesalahan dan terdapat kesalahan 1-2 gerakan dilakukan tidak sesuai urutan. Kesalahan gerakan yang dilakukan pada ketepatan tempo dan irama musik terdapat 1-2 gerakan tidak sesuai dengan iringan musik. serta siswi mampu memperagakan gerakan tari Bedana dengan ekspresi wajah kurang senyum. Berdasarkan pengamatan pada saat penilaian, kesalahan yang dilakukan pada keempat siswi tersebut berbedabeda.diangkat namun siswi hanya melangkah kaki kanan kedepan tetapi kaki kiri tidak diangkat. Ketepatan tempo pada ragam gerak kurang sesuai dengan irama musik dan terlihat beberapa siswi melihat temannya. Dari keempat siswi yang termasuk dalam kategori baik saat menari Bedana sering melakukan kesalahan pada hafalan urutan gerak, siswi tersebut tidak hafal urutan gerak sehingga mempengaruhi indikator wirama dan wirasa. Seperti yang dilakukan siswi yang berinisial Er, siswi tersebut dapat menari tari Bedana namun masih terdapat kesalahan pada urutan gerak, seharusnya setelah gerak tahtim 2x8 dilanjutkan gerak ayun gantung 4x8 hitungan, namun setelah Er melakukan gerak tahtim, Er tidak melakukan gerak ayun gantung, tetapi Er melakukan gerak khesek gantung. Sehingga hal ini membuat Er lupa urutan gerak, dan indikator wirama dan wirasa tergangggu. Siswi yang termasuk dalam kategori cukup adalah sebanyak 7 orang yang berinisial Ra, Mi, Tri, Ta, Sa, Pu dan Se. Siswi mampu memperagakan gerak tari Bedana pada aspek indikator wiraga, wirama dan wirasa akan tetapi terdapat 3-4 kesalahan gerakan tidak tepat, dan terdapat 3-4 kesalahan gerakan tidak sesuai urutan, kemudian 3-4 kesalahan gerakan tidak sesuai dengan tempo dan irama musik, serta ekspresi wajah kurang senyum dan terlihat bingung terdapat 3-4 kali pada saat menari Bedana. Berdasarkan pengamatan saat pengambilan nilai, kesalahan yang dilakukan ketujuh siswi berbedabeda. Ada beberapa siswi melakukakan kesalahan pada gerak belitut. Seperti yang dilakukan siswi yang berinisial Se, pada gerak belitut hitungan kelima seharusnya langkah kaki kanan dan berputar ke arah kanan tetapi Se berputar ke arah kiri sehingga hitungan kelima sampai hitungan kedelapan salah dan Se terlihat bingung dengan urutan gerak, ketepatan tempo dan irama musik tidak tepat. Siswi yang termasuk dalam kategori kurang adalah 1 siswi yang berinisial

10 Es. Siswi menari Bedana sesuai dengan aspek indikator wiraga, wirama, dan wirasa akan tetapi masih terdapat 5-6 kesalahan gerakan dari masing-masing indikator seperti melakukan kesalahan pada ragam gerak dan tidak hafal urutan gerak, kemudian terjadi 5-6 kesalahan pada ketepatan tempo dan irama musik serta menari Bedana dengan ekspresi wajah tanpa senyum dan terlihat bingung. Es adalah siswi satu-satunya yang termasuk dalam kategori kurang, karena terdapat 5-6 kesalahankesalahan dari masing-masing indikator. Berdasarkan pengamatan saat pengambilan nilai, Es tidak hafal urutan tari Bedana sehingga masih terlihat mencontek teman sekelompoknya. V. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan. Secara keseluruhan kemampuan menari Bedana siswi kelas XI dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung termasuk dalam kategori cukup, rentang nilai 60%-74% dengan nilai rata-rata 73. Rata-rata kemampuan menari Bedana per indikator yaitu pada indikator wiraga termasuk dalam kategori cukup, rentang nilai 60%- 74% dengan nilai rata-rata 74. Pada indikator wirama termasuk dalam kategori cukup, rentang nilai 60%- 74% dengan nilai rata-rata 74 dan indikator wirasa termasuk dalam kategori cukup, rentang nilai 60%74% dengan nilai rata-rata 69. 2 Saran. penulis menyarankan kepada siswi khususnya kelas XI yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bandar Lampung agar bersungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran tari Bedana dan selalu semangat untuk latihan di rumah maupun disekolah dengan memperhatikan ketiga indikator tersebut yaitu pada indikator wiraga, wirama dan wirasa sehingga siswi dapat menari dengan teknik yang benar dan memperoleh hasil belajar yang baik. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Saiful Bahri & Ahmad Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka cipta. Firmansyah, dkk. 1996. Mengenal Tari Bedana. Bandar Lampung: Gunung Persagi. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka cipta.