BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dan dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan hidup dan lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup. Sekolah merupakan daerah yang strategis untuk menanamkan dan mengembangkan kedisiplinan individu sejak dini. Individu mungkin telah mendapatkan pengajaran akan kedisiplinan dari keluarga dan sekolah merupakan tempat lanjutan dalam mengembangkan kedisiplinan tersebut. Kedisiplinan tidak boleh dipandang sebelah mata, sebab banyak sekali sekolah yang menjadikan kedisiplinan sebagai tolak ukur ataupun menjadikan image kualitas dari lembaga pendidikan formal tersebut. Jika suatu memiliki kualitas kedisiplinan siswa yang rendah maka akan banyak sekali masyarakat yang justru memandang rendah sekolah tersebut. Maka dari itu, banyak para pendidik yang selalu berusaha keras agar para siswanya memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi. Berbagai macam cara dan kegiatan serta berbagai sanksi yang diberikan kepada para siswa guna memberikan pengajaran kedisiplinan kepada siswa. Kendati demikian masih ada saja siswa yang melanggar peraturan tersebut, seperti membolos pada saat jam pelajaran berlangsung, ketidaksesuaian pakaian sekolah, ribut dikelas, suka

berkelahi dan lain sebagainya yang mendorong para guru melakukan kekerasan terhadap siswa tersebut. Ketaatan berarti kesediaan hati secara tulus untuk menepati setiap peraturan yang sudah dibuat dan disepakati bersama. Orang hidup memang bukan untuk peraturan, tetapi setiap orang pasti membutuhkan peraturan untuk memudahkan hidupnya. Tu u (2004:30) mengatakan Disiplin berasal dari bahasa latin disciplina yang menunjuk kepada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah bahasa Inggris disciple yang berarti mengikuti orang untuk belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Sedangkan menurut Wantah (2005:140) Disiplin adalah suatu cara untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri. Dengan disiplin anak mengetahui dimana letak batasan kesalahannya sehingga dia dapat memperbaiki kesalahannya. Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa disiplin selalu dianggap perlu untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didik disekolah, namun pandangan tentang disiplin yang baik itu telah mengalami perubahan. Kedisiplinan adalah suatu hal sangat diutamakan dalam kegiatan. Jika seseorang memiliki kualitas disiplin yang buruk, maka pekerjaan orang tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Sikap disiplin dapat mengajarkan seseorang untuk lebih memiliki sikap tanggungjawab, kepatuhan atas perintah atasan serta ketepatan dalam menghargai waktu. Disiplin disekolah sangat diperlukan guna menciptakan keteraturan dan keselarasan dalam tata tertib disekolah. Apabila disiplin telah diterapkan sejak 2

3 dini pada anak dan dilanjutkan disekolah, maka akan memberikan motivasi, perjuangan serta kompetisi yang lebih baik. Kenyataan diatas mendorong peneliti untuk meneliti tentang Disiplin mentaati peraturan sekolah. Sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan kepada guru BK di SMP Negeri 15 Medan tercatat masih banyak siswa yang kurang memperhatikan tata tertib yang ada disekolah tersebut. Masih banyak siswa yang memiliki tingkat kehadiran yang rendah, berpakaian tidak sesuai aturan, bolos pada saat jam pelajaran dan tidak memperhatikan pada saat jam pelajaran. Guru BK sendiri sedikit merasa kewalahan karena beliau hanya sendirian bertugas disekolah tersebut, padahal setiap hari pasti selalu saja ada siswa yang bermasalah baik karena masalah kedisiplinan ataupun karena masalah lainnya. Permasalahan yang terlihat diatas menunjukkan bahwa banyak siswa yang berbuat seenaknya sendiri disekolah. Apabila keadaan demikian terus dibiarkan dan tidak segera diatasi oleh pihak sekolah maka bisa saja keadaan tersebut akan membudaya dan pada akhirnya akan merugikan siswa dan lingkup sosial masyarakat disekitar siswa itu sendiri. Sikap tidak disiplin inilah, yang akan menyebabkan Indonesia akan lebih parah dari penajajahan Belanda, turunnya karakter yang baik dari asset bangsa yang cerdas, betapa sangat menyedihkan. Penyebab dari sikap tidak disiplin ini mungkin saja karena kurangnya pola asuh orangtua yang baik terhadap anaknya. Masalah kedisiplinan bukan hanya menjadi tanggungjawab sekolah dan pihak yang terlibat didalamnya, namun juga harus menjadi tanggungjawab

4 orangtua. Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa remaja. Sekolah diharapkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa yaitu melalui tindakan bimbingan konseling oleh guru pembimbing. Melalui guru pembimbing inilah, diharapkan para siswa memiliki wadah untuk bertukar pikiran dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan kurangnya kesadaran akan disiplin. Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan dimanapun seseorang berada akan selalu ada tata tertib. Jadi manusia mustahil hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya dimanapun berada. (Tu u) mengatakan Apabila manusia mengabaikan disiplin, maka manusia tersebut akan mengalami masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemamapuan dan membentuk manusia Indonesia yang bermartabat dalam rangka mencetuskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Dengan melihat tujuan Bimbingan Konseling, maka dalam hal membantu meningkatkan disiplin siswa dalam proses pembelajaran disekolah, guru pembimbing menggunakan layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok disini merupakan suatu cara untuk memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok.

5 Menurut Romlah (2003:1) Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk membantu mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Kegiatan bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi yang tepat mengenai pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri, dan pemahaman antar pribadi. Agar tujuan bimbingan kelompok berjalan dengan baik, maka dapat diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling. Menurut (Abimanyu 1996: 256) Teknik modelling adalah proses belajar melalui observasi tingkah laku dari seorang individu atau kelompok, sebagai model berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model yang ditampilkan. Dengan layanan bimbingan kelompok teknik modelling diharapkan siswa yang memiliki masalah seragam akan dikumpulkan dan memecahkan masalahnya secara bersama-sama dalam ruang lingkup kelompok. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modelling Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Mematuhi Tata Tertib Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Medan.

6 1.2. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang diuraikan diatas, maka masalah sikap tidak disiplin yang ada pada siswa, diantara lain: 1. Siswa yang sering terlambat berangkat ke sekolah 2. Siswa yang sering tidak hadir ke sekolah 3. Siswa yang menggunakan pakaian seragam yang tidak sesuai 4. Siswa yang tidak memperhatikan pelajaran 5. Siswa yang kurang memperhatikan lingkungan sekolahnya 1.3. Pembatasan Masalah Untuk lebih mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji, maka dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada layanan bimbingan kelompok teknik modeling dan masalah kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah. Selain itu, tempat penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Medan saja. 1.4. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu Adakah pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling untuk meningkatkan kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah siswa kelas VII SMP Negeri 15 Medan?.

7 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling untuk meningkatkan kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah siswa kelas VII SMP Negeri 15 Medan T.A.2015/2016. 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi keilmuan bidang Bimbingan Konseling, terutama dalam layanan bimbingan kelompok teknik modelling untuk meningkatkan kedisipinan mematuhi tata tertib sekolah. 1.6.2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah, dapat menjadi bahan evaluasi sekaligus memperkaya pengetahuan sekolah akan layanan Bimbingan Konseling dalam hal ini adalah layanan bimbingan kelompok teknik Modelling. b. Bagi Guru BK, dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik modelling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga menambah keterampilan guru terutama guru pembimbing dalam membantu siswa menyelesaikan masalahnya. c. Bagi Guru Bidang Studi, dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam mengatasi ketidak disiplinan siswa dalam proses belajar mengajar aktif dikelas.

8 d. Bagi Siswa, dapat memberikan pengetahuan kepada siswa tentang layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Siswa dapat mengetahui bagaimana sikap displin yang baik dan bagi siswa yang sebelumnya memiliki sikap tidak disiplin mentaati peraturan sekolah dapat lebih berkurang masalahnya. e. Bagi Peneliti, sebagai informasi ilmiah guna memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling dalam membantu siswa dan memberikan motivasi dalam meningkatkan sikap disiplin diri siswa tersebut. Penelitian ini juga dapat memberikan motivasi untuk kinerja guru pembimbing dalam memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan baik.