Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Arah Pengembangan Sanitasi

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III. Kerangka Pengembangan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB.3 Kerangka Pembangunan Sanitasi

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Kota Manggarai Barat

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB II. sektor sanitasi

BAB II PENGEMBANGAN SANITASI

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Transkripsi:

.1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebagai sebuah dokumen perencanaan jangka menengah daerah dalam penanganan sanitasi sekaligus merupakan sebuah rangkaian dokumen perencanaan daerah bersama-sama dengan Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pulau Taliabu -2020, maka visi sanitasi di dalam Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Pulau Taliabu Tahun 2017-2021 haruslah memiliki keterkaitan terhadap pencapaian visi RPJMD Kabupaten Pulau Taliabu sebagai kesinambungan pembangunan daerah. Penetapan visi daerah, sebagai bagian dari perencanaan strategis pembangunan daerah merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan pembangunan suatu daerah mencapai kondisi yang diharapkan. Pada dasarnya visi dan misi sanitasi merupakan kerangka dasar dari tujuan pembangunan sektor sanitasi yang menjadi penjabaran dari visi-misi dasar Pemerintah Kabupaten. Visi misi dasar Kabupaten Pulau Taliabu telah dengan jelas dituangkan dalam Rencana Pembangunan Menengah Daerah, dari sinilah kerangka kerja sektor sanitasi diambil dan dikembangkan menurut potensi dan isue strategis serta permasalahan mendesak yang ada saat ini. Dengan memperhatikan situasi dan kondisi Kabupaten Pulau Taliabu serta tantangan yang dihadapi dalam 5 tahun mendatang, maka dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki serta dengan tetap memperhatikan motto Kabupaten Pulau Taliabu yaitu Hamungsia Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun 2016-2020 maka Visi Sanitasi Kabupaten Pulau Taliabu Tahun 2017-2021 adalah : POKJA SANITASI 60

"TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERSIH DAN SEHAT MELALUI PEMBANGUNAN SANITASI YANG BERKELANJUTAN" Sedangkan untuk misi sanitasi Kabupaten Pulau Taliabu atau yang lebih luas disebut sektor air minum dan penyehatan lingkungan merujuk pada misi ke dan ke 4 dari misi Kabupaten dalam RPJMD 2016-2020, misi itu adalah Meningkatkan Pembangunan Prasarana Dan Sarana Daerah dan Memanfaatkan Dan Mengelola Sumber Daya Alam Berbasis Kelestarian Lingkungan Hidup, tentu saja misi tersebut akan bersinergi dengan misi-misi yang lain secara luas sebagai dasar pengembangan sanitasi ke depan. Arah dari misi sanitasi tersebut adalah membawa masyarakat Kabupaten Pulau Taliabu menjadi sehat secara luas dan secara khusus pengembangan sanitasinya memenuhi standar minimal pelayanan yang disyaratkan dan berlangsung terus menerus secara bertahap. Tabel.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Pulau Taliabu Visi Kab/Kota Misi Kab/Kota Visi Sanitasi Kab/Kota Misi Sanitasi Kab/Kota Dokumen RPJMD masih dalam tahap penyusunan (belum pengesahan) Dokumen RPJMD masih dalam tahap penyusunan (belum pengesahan) "TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN PULAU TALIABU YANG BERSIH DAN SEHAT MELALUI PEMBANGUNAN SANITASI YANG BERKELANJUTAN" Misi Air Limbah Domestik: Meningkatkan Pelayanan Pengelolaan Air Limbah rumah tangga baik individual maupun Komunal Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan Misi Persampahan : Mewujudkan pengelolaan Sampah Secara Mandiri Meningkatkan Cakupan Pelayanan persampahan dengan penyediaan sarana dan prasarana Misi Drainase : Mewujudkan pengelolaan sistem drainase melalui dukungan peran serta masyarakat dalam pembangunan, operasi dan pemeliharaan drainase. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Infrastruktur sarana prasarana pengelolaan drainase yang berwawasan lingkungan POKJA SANITASI 61

.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi.2.1 Tahapan Pengembangan Sanitasi a. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Seiring berkembangnya Kabupaten Pulau Taliabu sebagai salah satu Pusat Pertumbuhan baru pada Wilayah Provinsi Maluku Utara, sehingga tidak dapat dihindari adanya pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat yang berakibat pada meningkatnya volume pencemaran khususnya yang berasal dari buangan domestik, baik air limbah cucian dan kamar madi (grey water) dan limbah WC (black water). Sehingga baik dalam jangka pendek atau menengah maupun jangka panjang diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Pulau Taliabu. Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar dalam menetapkan prioritas pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang terhadap sistem pengelolaan dan pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Pulau Taliabu. ZONA I II III KETERANGAN Sistem On Site (Pengelolaan limbah domestik menggunakan sistem setempat individual seperti Tangki Septik SNI dan Pengelolaan Limbah Melalui Sanimas/STBM) Sistem Komunal (Pengelolaan Limbah dengan Membangun Tangki Septik Komunal serta penyediaan MCK++ bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi) Sistem Off Site kepadatan sedang (Pengelolaan Limbah Berdasarkan Kawasan seperti Pembangunan IPAL Kawasan) POKJA SANITASI 62

Peta.1 Peta Tahapan/Zona Pengembangan Air Limbah Domestik POKJA SANITASI 6

Tabel.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik No Sistem Cakupan layanan eksisting* (%) Target cakupan layanan* (%) pendek menengah panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perdesaan A Buang Air Besar Sembarangan (S)** 40% 20% 0% 0% B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite) 1 Cubluk dan sejenisnya***. 45% 0% 10% 0% 2 Tangki septik 5% 20% 40% 50% C Sistem Komunal 1 MCK/MCK++ 10% 15% 20% 20% 2 IPAL komunal 0% 5% 10% 10% Tangki septik komunal 0% 10% 20% 20% D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site) 0% 0% 0% 0% Subtotal 100% 100% 100% 100% Wilayah Perkotaan A Buang Air Besar Sembarangan (S)** 40% 10% 0% 0% B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite) 1 Cubluk dan sejenisnya***. 45% 25% 10% 0% 2 Tangki septik 5% 40% 50% 50% C Sistem Komunal 1 MCK/MCK++ 10% 15% 20% 20% 2 IPAL komunal 0% 5% 10% 15% Tangki septik komunal 0% 5% 5% 5% D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site) 0% 0% 5% 10% Subtotal 100% 100% 100% 100% Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk. **) Buang air besar di kebun, kolam, sawah, sungai dll. ***) Termasuk di dalamnya adalah jamban yang tidak memiliki fasilitas pengolahan (dibuang langsung ke lingkungan). POKJA SANITASI 64

b. Tahapan Pengembangan Persampahan Beberapa kriteria digunakan dalam penentuan Wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan Persampahan, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu Peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan Persampahan untuk perencanaan penanganan. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar dalam menetapkan prioritas pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang terhadap sistem pengelolaan dan penanganan Persampahan di Kabupaten Pulau Taliabu. Tabel. Tahapan Pengembangan Persampahan No Sistem Cakupan layanan eksisting (%) pendek Cakupan layanan (%) menengah panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perkotaan A Prosentase sampah yang terangkut 50% 70% 90% 70% 1 Penanganan langsung (direct) (1) 0% 40% 50% 50% 2 Penanganan tidak langsung (indirect) (2) 20% 0% 40% 20% B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani () 50% 0% 0% 0% C R 0% 0% 10% 0% Wilayah Perdesaan Total Perkotaan (A+B+C) 100% 100% 100% 100% A Prosentase sampah yang terangkut 0% 40% 70% 80% B 1 Penanganan langsung (direct)(1) 0% 20% 40% 50% 2 Penanganan tidak langsung (indirect)(2) 0% 20% 0% 0% Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani() 100% 60% 20% 0% C R 0% 0% 10% 20% Keterangan: Total Perdesaan (A+B+C) 100% 100% 100% 100% 1) Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA. 2) Penanganan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk. ) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan. POKJA SANITASI 65

Peta.2 Peta Tahapan/Zona Pengembangan Persampahan POKJA SANITASI 66

c. Tahapan Pengembangan Drainase Beberapa kriteria digunakan dalam penentuan Wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan Drainase, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), terpengaruh pasang surut dan DAS serta resiko kesehatan lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu Peta yang menggambarkan tahapan pengelolaan drainase. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar dalam menetapkan prioritas pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang terhadap sistem pengelolaan Drainase dan penanganan area genangan di Kabupaten Pulau Taliabu. Tabel.4 Tahapan Pengembangan Drainase No Titik Genangan di Area Permukiman (Desa) Luas genangan eksisting di Area Permukiman (ha) Pengurangan luas genangan (ha) pendek menengah panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 BOBONG 6 2 0 0 2 WAYO 5 2 0 0 WOYO 2.5 1 0 0 4 KAWALO 4 1 0 0 5 BAHU 5 2 0 0 6 BAPENU 6 4 2 0 7 PENCADO 5 5 2 0 8 TABONA 5 5 2 0 9 KABUNU 4 4 4 0 10 KAWADANG 5.5 5.5 0 11 MANTARARA 2.5 2.5 2.5 0 12 BELO.5.5.5 0 1 KAMAYA 2.5 2.5 2.5 0 14 WAIKOKA 2.5 2.5 2.5 0 15 JORJOGA 6 0 0 16 TIKONG 6 0 0 17 LEDE 7.5 4 0 0 18 NGELE 7 4 0 0 Total 85.5 56.5 24 0 POKJA SANITASI 67

Peta.2 Peta Tahapan/Zona Pengembangan Drainase POKJA SANITASI 68

.2.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Perumusan tujuan dan sasaran dalam pembangunan sanitasi dirumuskan berdasarkan visi sanitasi yang ingin dicapai dan melaksanakan misi sanitasi yang telah ditetapkan. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan mengatasi permasalahan mendesak yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang dirumuskan untuk mencapai tujuan. Dalam perumusan sasaran digunakan kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time Bound). Tujuan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Pulau Taliabu tahun 2016 2020 adalah untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi. Selanjutnya, tujuan pembangunan sanitasi memberi arahan serta koridor untuk penetapan sistem dan zona sanitasi termasuk tingkat layanan sanitasi. A. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Derajat kesehatan dapat dilihat dari Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu melahirkan, dan Angka Kesakitan/Kematian karena penyakit tertentu serta status Gizi Masyarakat. Perumahan yang berada di pesisir pantai, dimana kondisi permukaan air tanahnya sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang berdampak terhadap sistem pengelolaan air limbah. Tujuan dan sasaran dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dan permasalahan yang ada. Tabel.5. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan Sasaran Data dasar Meningkatkan kualitas Lingkungan Permukiman Masyarakat yang Bersih, Sehat dan Nyaman melalui Pengelolaan Air Limbah Domestik yang tepat menuju pencapaian target Universal Access. Tersedianya fasilitas pengolahan air limbah domestik yang memadai bagi 22.768 (40%) penduduk di area beresiko pada tahun 2021. Berkurangnya kepemilikan penduduk terhadap Tangki Septic yang tidak aman/mencemari lingkungan menjadi 10% tahun 2021 S: 40% penduduk atau setara dengan 22.768 penduduk masih melakukan praktek buang air besar sembarangan Sarana dan prasarana tidak layak: 45% penduduk, atau setara dengan 25.612 penduduk memiliki akses ke fasilitas pengolahan air limbah yang tidak aman. POKJA SANITASI 69

Tujuan Sasaran Data dasar Terbangunya seluruh infrastruktur dan fasilitas pendukung sistem pengolahan air limbah domestik pada tahun 2021. Meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam menangani permasalahan air limbah domestik. Belum tersedianya infrastruktur pengolahan Air Limbah Domestik (IPLT, Truk Tinja, IPAL Kawasan) Keterbatasan Anggaran Sanitasi, Minimnya Kapasitas SDM, rendahnya aspek komunikasi antar pokja, peraturan pengelolaan air limbah belum tersedia, belum adanya oganisasi/lembaga pengelola air limbah domestik serta belum tersedianya rencana induk air limbah. B. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Secara umum tujuan pengelolaan persampahan adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Kab. Pulau Taliabu melalui pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Uraian dari tujuan umum itu dapat berupa mewujudkan kinerja organisasi pengelola persampahan yang berkualitas, efektif dan efisien termasuk juga pengelolaan TPA dan Fasilitas pendukungnya. Selanjutnya perlu juga melakukan peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dengan mengembangkan kegiatan pemanfaatan sampah di seluruh Desa sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dengan pelaksanaan pengelolaan bidang persampahan yang baik diharapkan juga terjadi peningkatan pemahaman masyarakat tentang Peraturan yang mengatur tentang pengelolaan sampah, kebersihan dan keindahan dan retribusi pelayanan persampahan dan berkembangnya kegiatan pemanfaatan sampah di seluruh Desa sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tujuan dan sasaran pengembangan persampahan dirangkum dalam tabel dibawah ini. Tabel.6. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Tujuan Sasaran Data dasar Meningkatkan kualitas Lingkungan Permukiman Masyarakat yang Bersih, Sehat dan Nyaman melalui Pengelolaan Persampahan secara berkelanjutan menuju pencapaian target Universal Access. Terlayaninya 45.52 penduduk (80%) dengan sistem pengelolaan persampahan secara kontinyu pada tahun 2021 Menurunkan jumlah sampah tidak tertangani menjadi 10 M/hari pada tahun 2021 95% penduduk tidak terlayani pengangkutan sampah. sampah dibakar 60%, sampah dibuang kesungai/lahan kosong/laut 5%. Perkiraan jumlah sampah tidak tertangani sebesar 70,68 M/hari. POKJA SANITASI 70

Tujuan Sasaran Data dasar Tersedianya Sarana Pengolahan sampah (TPA) pada wilayah perkotaan tahun 2018 Belum tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah secara memadai Meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam menangani masalah Persampahan Khususnya pada Wilayah Perkotaan. Keterbatasan Anggaran sanitasi,rendahnya aspek komunikasi antar Pokja,belum adanya oganisasi/uptd pengelola persampahan, belum tersedianya rencana induk persampahan,belum adanya SOP dan SDM yang tidak memadai. C. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Tujuan utama dari pengembangan drainase adalah untuk dapat menghindarkan kawasan permukiman masyarakat dari terjadinya genangan yang berdampak langsung kepada masyarakat, baik banjir maupun kesehatan lingkungan. Disamping tujuan utama tersebut, tujuan khusus dari pengembangan drainase adalah Meningkatkan Kuantitas dan kualitas drainase secara terpadu dan berkelanjutan menuju pencapaian target Universal Access tahun 2019. Tabel.7. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Tujuan Sasaran Data dasar Meningkatkan Kuantitas dan kualitas drainase secara terpadu dan berkelanjutan menuju pencapaian target Universal Access. Menurunkan jumlah rumah tangga yang berada di daerah genangan hingga tahun 2021. Pengurangan luas genangan hingga 0% di tahun 2021. Terdapat 24,6% Rumah Tangga atau setara.521 Rumah Tangga berada di daerah genangan. Luas area genangan sebesar 85 Ha. Melakukan normalisasi saluran drainase yang tidak berfungsi Meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam menangani masalah Drainase Khususnya pada Wilayah Perkotaan. Panjang saluran drainase yang berfungsi baik hanya 24%. Keterbatasan Anggaran sanitasi,rendahnya aspek komunikasi antar Pokja, belum terbentuknya oganisasi/ kelembagaan pengelola drainase, belum tersedianya rencana induk drainase, belum adanya SOP dan SDM yang tidak memadai. POKJA SANITASI 71

.2. Skenario Pencapaian Sasaran Pemerintah Kab. Pulau Taliabu berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan bidang sanitasi dengan menargetkan pada periode SSK Tahun 2017-2021 target Universal Access dapat tercapai khususnya pada wilayah perkotaan, baik untuk sub-sektor air limbah domestik, persampahan dan sub-sektor drainase, dengan berbagai program dan kegiatan. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor air limbah domestic dilaksanakan dengan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor persampahan dilaksanakan dengan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor drainase dilaksanakan dengan Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Skenario pencapaian sasaran pembangunan sanitasi per tahun untuk masing-masing sub-sektor dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel.8 Skenario Pencapaian Sasaran Komponen Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Wilayah Perkotaan 1. Air Limbah Domestik 15% 5% 50% 75% 90% 100% 2. Persampahan 50% 70% 85% 100% 100% 100%. Drainase 0% 50% 75% 100% 100% 100% Wilayah Perdesaan 1. Air Limbah Domestik 15% 0% 45% 65% 85% 100% 2. Persampahan 0% 15% 0% 45% 60% 75%. Drainase 20% 0% 45% 60% 75% 90%. Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah Realisasi penggunaan APBD selama ini tidak menunjukkan grafik yang linear, hal ini sangat wajar mengingat kondisi penganggaran APBD Kab. Pulau Taliabu baru terlaksana tahun terakhir sejak di mekarkan menjadi daerah otonom kabupaten tahun 201. Namun dapat diketahui bahwa proporsi belanja terkait sanitasi tahun terakhir ini realisasi anggarannya menaglami kenaikan meskipun tidak stabil. Belanja sektor sanitasi selama ini sangat kecil dan belum menjadi kebutuhan mendesak sehingga nilainya belum sampai 2 %. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut: POKJA SANITASI 72

Tabel.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab. Pulau Taliabu untuk Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) 2014 2015 2016 Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1. + 1.4 ) 2,475,649,826 7,812,195,72 1,591,74,072 Tidak Valid* 1.1 Air Limbah Domestik 5,664,261 1,58,642,76 2,812,082,911-1.2 Sampah rumah tangga 919,527,078,76,267,524 6,561,526,79-1. Drainase Perkotaan 1,202,458,487 2,717,285,472 4,218,124,67-2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2. ) 0 4,491,806,408 9,496,744,599 Tidak Valid* 2.1 DAK Sanitasi 0 1,218,116,992,645,215,099-2.2 DAK Lingkungan Hidup 0,27,689,416 4,028,921,951-2. DAK Perumahan dan Permukiman 0 0 1,822,607,549 - Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 0 0 0 0 Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-) 2,475,649,826,20,89,24 4,094,989,47 - Total Belanja Langsung 70,72,852,176 9,660,68,979 468,680,485,245 - % APBD murni terhadap Belanja Langsung.50 0.98 0.87 - Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) 2% POKJA SANITASI 7

Tabel.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan Kab. Pulau Taliabu No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total Pendanaan 2017 2018 2019 2020 2021 1 Perkiraan Belanja Langsung 58,982,558,02 609,050,290,576 706,498,7,068 791,278,17,516 902,057,076,769,547,866,99,961 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 8,084,78,70 12,181,005,812 17,662,458,427 2,78,44,125 1,571,997,687 9,28,544,421 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 10,779,651,161 15,226,257,264 21,194,950,112 27,694,74,81 6,082,28,071 110,977,876,421 Tabel.11 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab. Pulau Taliabu untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) 2014 2015 2016 Pertumbuhan rata-rata 1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik 1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 5,66,426 15,864,274 281,208,291 1.2 Sampah rumah tangga 1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 91,952,708 7,626,752 656,152,679 1. Drainase Perkotaan 1..1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 120,245,849 271,728,547 421,812,47 POKJA SANITASI 74

Tabel.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kab. Pulau Taliabu untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun Tahun 2017-2021 No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total Pendanaan 2017 2018 2019 2020 2021 1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik 1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 202,118,459 04,525,145 441,561,461 59,458,60 789,299,942 2,0,96,611 1.2 Sampah rumah tangga 1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 2,89,55 487,240,22 706,498,7 949,5,765 1,262,879,907,729,541,777 1. Drainase Perkotaan 1..1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 282,965,84 426,5,20 618,186,045 80,842,044 1,105,019,919,26,49,055 POKJA SANITASI 75

Tabel.1 Perkiraan Kemampuan APBD Kab. Pulau Taliabu dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No Uraian Pendanaan (Rp.) 2017 2018 2019 2020 2021 Total Pendanaan 1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan 808,47,87 1,218,100,581 1,766,245,84 2,7,84,41,157,199,769 9,2,854,442 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 8,084,78,70 12,181,005,812 17,662,458,427 2,78,44,125 1,571,997,687 9,28,544,421 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 10,779,651,161 15,226,257,264 21,194,950,112 27,694,74,81 6,082,28,071 110,977,876,421 4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) 7,276,264,5 10,962,905,20 15,896,212,584 21,64,509,71 28,414,797,918 8,914,689,979 5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (-1) 9,971,177,24 14,008,156,68 19,428,704,269 25,20,900,401 2,925,08,02 101,654,021,979 POKJA SANITASI 76