11 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai hiasan. Umumnya pengertian hiasan adalah hiasan di halaman rumah, dalam rumah, atau taman taman umum, oleh karena ditanam di rumah atau ditanam di rumah atau taman, otomatis ukuran tanaman tidak terlalu besar dan rimbun. Pada umumnya tanaman hias dapat digolongkan menjadi tanaman hias bunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias bunga merupakan tanaman hias dengan bagian bunga yang menarik. Adapun tanaman hias daun merupakan tanaman dengan daun yang menarik. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa organ daun terdiri dari pelepah, tangkai, dan helaian, oleh karena itu tanaman yang mempunyai pelepah menarik ( Prihmantoro, 1997 : 2 ). Jumlah tanaman hias daun tidak dapat dihitung secara pasti karena makin banyak tumbuhan liar yang kini digolongkan menjadi tanaman hias. Selain tanaman liar, tanaman yang didatangkan dari luar negeri atau impor pun akan menambah kekayaan jenis tanaman hias di suatu daerah. Belum lagi hibrida atau hasil silangan tanaman yang kini banyak dihasilkan berkat campur tangan manusia. Itulah sebabnya jumlah tanaman hias daun akan senantiasa bertambah ( Trubus, 1998 : 4 ). Bagi penggemar tanaman hias di Indonesia, anthurium bukanlah nama yang asing. Sudah cukup lama tanaman dari keluarga Araceae atau talas talasan ini dikenal, terutama sebagai tanaman hias indoor atau dalam ruangan. Membicarakan anthurium biasanya yang langsung terbayang dalam benak adalah
2 tanaman yang berdaun mirip talas dengan bunga berbentuk unik, seperti telapak tangan membuka berwarna merah cerah dan sebentuk lilin batangan di tengahnya atau tanaman dengan bentuk daun seperti jantung hati, berwarna hijau bergaris garis putih membentuk tulang daun. ( Tanjung dan Agus, 2007 : 1 ). Anthurium, nama tanaman hias yang satu ini kini begitu fenomenal di jagad bisnis tanaman hias. Padahal, tanaman dari keluarga Araceae ini tiga tahun lalu tidak terdengar gaungnya. Tanaman berdaun kekar ini masih dianggap kalah bersaing dengan tanaman tanaman hias yang sudah populer sebelumnya, seperti adenium, aglonema, dan euphorbia. Hanya beberapa orang yang tertarik dengan keelokan daunya yang lebar dan tebal ( Junaedhie, 2007 : 4 ). Anthurium adalah satu genus dari keluarga Araceae atau talas talasan. Tanaman ini berkerabat sangat dengan caladium, aglonema, dieffenbachia, monstera, philodendron, scindapsus dan syngonium. Kata anthurium berasal dari bahasa Yunani yang berarti ekor. Hal ini karena bunga anthurium berbentuk seperti ekor, mencuat dari tengah tengah kelopak bunga yang warnanya mencolok. Di negara negara Eropa anthurium disebut juga pigtail plant atau tail olant, alias bunga ekor ( Setiawan dan Agus, 2007 : 9 ). Sebelumnya, anthurium daun termasuk tanaman yang bisa dikatakan langka. Hanya kalangan tertentu yang memilikinya terutama mereka yang rumah dan halamannya luas. Hal ini sangat beralasan karena sosok anthurium bisa meraksasa. Konon jika dipajang di rumah, anthurium dapat menghadirkan kesan eksklusif dan beribawa. Namun, bagi yang rumahnya berhalaman sempit jangan memajangnya di dalam rumah. Ruangan dalam rumah akan habis hanya untuk memajang satu atau dua anthurium ( Lanny, 2007 : 4 ).
3 Daya tarik anthurium daun sebagai tanaman hias sudah tentu kerena bentuk daunnya yang indah, beragam dan ukurannya yang besar. Daun daunnya yang lebar berdaun hijau dan juga tebal. Urat urat daunnya tampak sangat jelas. Daun daun anthurium membentuk roset atau lingkaran yang rapat, bentuk daun anthurium yang sangat indah dan berukuran besar tampak spektakuler ( Arie, 2007 : 4 ). Anthurium dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu anthurium berbunga cantik dan anthurium berdaun indah yang masing masing terdiri atas puluhan bahkan ratusan jenis. Karena ada lima ratusan jenis anthurium spesies alam untuk pengenalannya akan lebih mudah dikelompokan berdasarkan bentuk daunnya yakni anthurium berdaun jantung hati dan anthurium berdaun oval ( Tanjung dan Agus, 2007 : 5 ). Anthurium berdaun jantung hati memiliki daun bulat seperti jantung hati. Ukuran daunnya ada yang hanya selebar telapak tangan orang dewasa hingga bergaris tengah 30 cm. Yang termasuk jenis ini antara lain Anthurium macrophyllum, Anthurium concorde, Anthurium corong dan Anthurium daun sirih. Anthurium berdaun oval memiliki daun berbentuk oval atau bulat telur dengan tepi rata atau bergelombang, misalnya Anthurium hookeri, Anthurium crassinervium, Anthurium jenmanii dan Anthurium Gelombang Cinta ( Tanjung dan Agus, 2007 : 10 ). Anthurium Gelombang Cinta adalah salah satu jenis anthurium. Dalam bahasa botaninya disebut Anthurium polwmanii. Dalam bahasa pasar dipanggil gelombang cinta. Hal ini karena penampilan daunnya yang meliuk liuk seperti gelombang dan mempunyai kesan membentuk imajinasi cinta.
4 Anthurium Gelombang Cinta ini mempunyai inner beauty, suatu kecantikan yang berasal dari dalam. Inner beauty akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengaruh konkretnya membuat tanaman menjadi sehat. Daun Anthurium Gelombang Cinta ini rajin mengeluarkan minyak. Kelenjar minyak ini membuat daun daunnya tampak berkilauan secara alami ( Tim Florihias, 2007 : 2 ). Anthurium Gelombang Cinta ini cukup terkenal karena umurnya tergolong panjang. Anthurium indukan yang memiliki jumlah daun lebih dari 20 daun bisa berumur belasan hingga puluhan tahun. Betapa jauh waktu terbentang sejak tanaman ini berbentuk biji hingga menjadi tanaman indukan ( Junaedhie, 2007 : 56 ). Biji, anakan, Anthurium dewasa dan indukan sama sama mendatangkan pendapatan yang berlimpah pada pemiliknya. Dampak nyata dari naiknya tanaman hias ini adalah lahirnya jutawan jutawan baru dari membudidayakan dan memperdagangkan tanaman hias ini. Kesuksesan budidaya dan bisnis Anthurium Gelombang Cinta tidak terlepas dari keberhasilan perbanyakannya. Sistem dan teknik perbanyakan Anthurium ini menjadi salah satu kunci untuk menghasilkan tanaman anthurium anthurium yang berkualitas dalam usaha tani Anthurium Gelombang Cinta ( Setiawan dan Agus, 2007 ). Sektor pertanian sejak awal masa pembangunan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja yang paling besar. Mungkin hal tersebut lebih disebabkan oleh besarnya penduduk yang tinggal di pedesaan dan beroperasi sebagai petani. Penurunan kemampuan penyerapan tenaga kerja ternyata tidak mengurangi pertambahan tenaga kerja di sektor pertanian melainkan menambah
5 jumlah tenaga kerjanya. Ketersediaan tenaga kerja pertanian sangat besar dan tidak terbatas ( Tim Penulis, 1995 : 76 ). Kebutuhan akan tenaga kerja disesuaikan dengan besar kecilnya usaha itu sendiri. Pengusaha tanaman hias yang tidak begitu besar, membutuhkan tenaga kerja yang sedikit dan dapat dipenuhi oleh anggota keluarga sendiri. Namun untuk pengusaha tanaman hias yang besar dan dilakukan secara intensif, penggunaan tenaga kerja dari luar mutlak diperlukan.( Rahardi, dkk, 1994 : 12 ). Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi yang digunakan terdiri dari sewa tanah, modal, biaya sarana produksi untuk bibit, pupuk dan obat obatan serta sejumlah tenaga kerja. Total pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi. Sedangkan total penerimaan diperoleh dari produk fisik dikalikan dengan harga produksinya ( Soekartawi, 1993 : 58 ). Situasi pasar Anthurium Gelombang Cinta sekarang ini, baik kaum hobiis maupun pebisnis sama sama maju. Para hobiis memburu anthurium ini dengan varian varian barunya dan juga membidik Anthurium Gelombang Cinta, sedangkan pebisnis membuka usaha bisnis Anthurium Gelombang Cinta ini. Ada tiga segmen pasar yang dibidik. Pasar pembenihan, mereka sengaja membeli indukan lalu nantinya menjual biji Anthurium Gelombang Cinta ini. Kemudian pasar pembibitan, dimana mereka sengaja membibitkan Anthurium Gelombang Cinta ini sampai Anthurium Gelombang Cinta ini berdaun 2 3 helai. Terakhir segmen pasar pembesaran, mereka memelihara bibit beberapa waktu dan nantinya dilempar ke pasar ( Tim Florihias, 2007 : 3 ).
6 Pemasaran tercakup semua kegiatan yang berkaitan dengan usaha memasarkan produk, termasuk juga jalur pemasaran/ tata niaganya. Pasar dapat diartikan sebagai suatu organisasi tempat para penjual dan pembeli dapat dengan mudah saling berhubungan. Bagi pengusaha tanaman hias, pasar merupakan tempat melempar hasil produksinya. Dikenal ada beberapa macam pasar dalam usaha tani tanaman hias, seperti pasar khusus yang terdiri dari hotel, restoran, rumah tangga, florist, dan pengsaha rental. Selain itu masih ada saluran distribusi lain, seperti pasar swalayan, koperasi dan eksportir ( Soekartawi, 1993 : 94 ). Sebelum sampai di tangan konsumen, produk dari usaha tani tanaman hias hampir selalu melalui perantara. Jalan yang dilalui oleh produk dari produsen dengan atau tanpa perantara hingga sampai kepada konsumen dikenal dengan istilah jalur pemasaran atau jalur tata niaga. Tanaman hias dalam pot dijual dengan jalur pemasaran yang sederhana, yaitu langsung ke konsumen atau melalui perantara ( Rahardi, 1994 : 38 ). Daerah yang mengusahakan Anthurium Gelombang Cinta ini paling banyak di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang berdasarkan survey yang telah dilakukan. Selain di Desa Bangun Sari masih ada yang mengusahakan Anthurium Gelombang Cinta tetapi menyebar sehingga jumlahnya sedikit. Di Desa Bangun Sari terdapat sepuluh KK yang mengusahakan Anthurium Gelombang Cinta. Usaha tani Anthurium Gelombang Cinta ini sudah berjalan 1,95 tahun di Desa Bangun Sari.
7 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian? 2. Seberapa besar kesempatan kerja yang tercipta dalam usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian? 3. Berapa besar biaya produksi dalam usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian? 4. Berapa besar penerimaan dan pendapatan bersih usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian? 5. Bagaimana saluran pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian? 6. Apakah sistem pemasaran Anthurium Gelombang Cinta sudah efisien di daerah penelitian? 7. Apa saja masalah masalah yang dihadapi dalam usaha tani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian? 8. Apa saja upaya upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah masalah dalam usaha tani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian?
8 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui besarnya kesempatan kerja yang tercipta dalam usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui besarnya biaya produksi dalam usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 4. Untuk mengetahui besarnya penerimaan dan pendapatan bersih usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 5. Untuk mengetahui saluran pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 6. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 7. Untuk mengetahui masalah masalah yang dihadapi dalam usaha tani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 8. Untuk mengetahui upaya upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah masalah dalam usaha tani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian.
9 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian ini. 2. Sebagai bahan informasi bagi bagi petani dalam pengembangan usaha tani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta. 3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.